}

BUAH IMAN KEPADA TAKDIR

 Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan,

من ثمرات الإيمان بالقدر الطمأنينة والراحة النفسية بما يجري عليه من أقدار الله تعالى فلا يقلق بفوات محبوب أو حصول مكروه لأن ذلك بقدر الله

"Di antara buah iman kepada takdir adalah ketenangan dan ketentraman jiwa terhadap berbagai ketetapan Allah Ta'ala.
Sehingga dia tidak galau dengan hilangnya sesuatu yang dicintai atau ketika tertimpa sesuatu yang dibenci karena semua itu terjadi dengan takdir Allah Ta'ala."

✍️ Syarh Tsalatsatul Ushul 115

📷 @al.nasiha x @thesunnah_path

Share:

JALAN MENUJU QANAAH

 Qana’ah (rela dan menerima pemberian Allah subhanahu wata’alaapa adanya) adalah sesuatu yang sangat berat untuk dilakukan, kecuali bagi siapa yang diberikan taufik dan petunjuk serta dijaga oleh Allah dari keburukan jiwa, kebakhilan dan ketamakannya. Karena manusia diciptakan dalam keadan memiliki rasa cinta terhadap kepemilikan harta.

Namun meskipun demikian kita dituntut untuk memerangi hawa nafsu supaya bisa menekan sifat tamak dan membimbingnya menuju sikap zuhud dan qana’ah. Berikut ini beberapa kiat menuju qana’ah yang jika kita laksanakan maka dengan izin Allah seseorang akan dapat merealisasikan nya. Di antaranya yaitu:

1. Memperkuat Keimanan kepada Allah subhanahu wata’ala.

Juga membiasakan hati untuk menerima apa adanya dan merasa cukup terhadap pemberian Allah subhanahu wata’ala, karena hakikat kaya itu ada di dalam hati. Barangsiapa yang kaya hati maka dia mendapatkan nikmat kebahagiaan dan kerelaan meskipun dia tidak mendapatkan makan di hari itu.

Sebaliknya siapa yang hatinya fakir maka meskipun dia memilki dunia seisinya kecuali hanya satu dirham saja, maka dia memandang bahwa kekayaannya masih kurang sedirham, dan dia masih terus merasa miskin sebelum mendapatkan dirham itu.

2. Yaqin bahwa Rizki Telah Tertulis.

Seorang muslim yakin bahwa rizkinya sudah tertulis sejak dirinya berada di dalam kandungan ibunya. Sebagaimana di dalam hadits dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, disebutkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di antaranya, “Kemudian Allah mengutus kepadanya (janin) seorang malaikat lalu diperintahkan menulis empat kalimat (ketetapan), maka ditulislah rizkinya, ajalnya, amalnya, celaka dan bahagianya.” (HR. al-Bukhari, Muslim dan Ahmad).

Seorang hamba hanya diperintah kan untuk berusaha dan bekerja dengan keyakinan bahwa Allah subhanahu wata’ala yang memberinya rizki dan bahwa rizkinya telah tertulis.

3. Memikirkan Ayat-ayat al-Qur’an yang Agung.

Terutama sekali ayat-ayat yang berkenaan dengan masalah rizki dan bekerja (usaha). ‘Amir bin Abdi Qais pernah berkata, “Empat ayat di dalam Kitabullah apabila aku membacanya di sore hari maka aku tidak peduli atas apa yang terjadi padaku di sore itu, dan apabila aku membacanya di pagi hari maka aku tidak peduli dengan apa aku akan berpagi-pagi, (yaitu):

“Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat,maka tidak ada seorang pun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak ada seorangpun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Fathiir:2).

“Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya.” (QS.Yunus:107).

“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Huud:6).

“Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” (QS. ath-Thalaq:7).

4. Ketahui Hikmah Perbedaan Rizki

Di antara hikmah Allah subhanahu wata’ala menentu kan perbedaan rizki dan tingkatan seorang hamba dengan yang lainnya adalah supaya terjadi dinamika kehidupan manusia di muka bumi, saling tukar manfaat, tumbuh aktivitas perekonomian, serta agar antara satu dengan yang lainnya saling memberi kan pelayanan dan jasa.

Allah subhanahu wata’ala berfirman,

“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Rabbmu? Kami telah menentu kan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebahagian mereka dapat mempergunakan sebahagian yang lain. Dan rahmat Rabbmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. az-Zukhruf:32).

“Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu.” (QS.Al an’am 165).

5. Banyak Memohon Qana’ah kepada Allah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah manusia yang paling qana’ah, ridha dengan apa yang ada dan paling banyak zuhudnya. Beliau juga seorang yang paling kuat iman dan keyakinannya, namun demikian beliau masih meminta kepada Allah subhanahu wata’ala agar diberikan qana’ah, beliau bedoa,
“Ya Allah berikan aku sikap qana’ah terhadap apa yang Engkau rizkikan kepadaku, berkahilah pemberian itu dan gantilah segala yang luput (hilang) dariku dengan yang lebih baik.” (HR al-Hakim, beliau menshahihkannya, dan disetujui oleh adz-Dzahabi).

Dan karena saking qana’ahnya, beliau tidak meminta kepada Allah subhanahu wata’ala kecuali sekedar cukup untuk kehidu pan saja, dan meminta disedikitkan dalam dunia (harta) sebagaimana sabda beliau, “Ya Allah jadikan rizki keluarga Muhammad hanyalah kebutuhan pokok saja.” (HR. Al-Bukhari, Muslim dan at-Tirmidzi).

6. Menyadari bahwa Rizki Tidak Diukur dengan Kepandaian

Kita harus menyadari bahwa rizki seseorang itu tidak tergantung kepada kecerdasan akal semata, kepada banyaknya aktivitas, keluasan ilmu, meskipun dalam sebagiannya itu merupakan sebab rizki, namun bukan ukuran secara pasti.

Kesadaran tentang hal ini akan menjadikan seseorang bersikap qana’ah, terutama ketika melihat orang yang lebih bodoh, pendidikannya lebih rendah dan tidak berpengalaman mendapatkan rizki lebih banyak daripada dirinya, sehingga tidak memunculkan sikap dengki dan iri.

7. Melihat ke Bawah dalam Hal Dunia

Dalam urusan dunia hendaklah kita melihat kepada orang yang lebih rendah, jangan melihat kepada yang lebih tinggi, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,

“Lihatlah kepada orang yang lebih rendah dari kamu dan janganlah melihat kepada orang yang lebih tinggi darimu. Yang demikian lebih layak agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah.”(HR.al-Bukhari dan Muslim).

Jika saat ini anda sedang sakit maka yakinlah bahwa selain anda masih ada lagi lebih parah sakitnya. Jika anda merasa fakir maka tentu di sana masih ada orang lain yang lebih fakir lagi, dan seterusnya. Jika anda melihat ada orang lain yang mendapatkan harta dan kedudukannya lebih dari anda, padahal dia tidak lebih pintar dan tidak lebih berilmu dibanding anda, maka mengapa anda tidak ingat bahwa anda telah mendapatkan sesuatu yang tidak dia dapatkan?

8. Membaca Kehidupan Salaf

Yakni melihat bagaimana keadaan mereka dalam menyikapi dunia, bagaimana kezuhudan mereka, qana’ah mereka terhadap yang mereka peroleh meskipun hanya sedikit. Di antara mereka ada yang memperolah harta yang melimpah, namun mereka justru memberikannya kepada yang lain dan yang lebih membutuhkan.

9. Menyadari Beratnya Tanggung Jawab Harta

Bahwa harta akan mengakibatkan keburukan dan bencana bagi pemilik nya jika dia tidak mendapatkan nya dengan cara yang baik serta tidak membelanjakannya dalam hal yang baik pula.

Ketika seorang hamba ditanya tantang umur, badan, dan ilmunya maka hanya ditanya dengan satu pertanyaan yakni untuk apa, namun tentang harta maka dia dihisab dua kali, yakni dari mana memperoleh dan ke mana membelanjakannya. Hal ini menunjukkan beratnya hisab orang yang diberi amanat harta yang banyak sehingga dia harus dihisab lebih lama dibanding orang yang lebih sedikit hartanya.

10. Melihat Realita bahwa Orang Fakir dan Orang Kaya Tidak Jauh Berbeda.

Karena seorang yang kaya tidak mungkin memanfaatkan seluruh kekayaannya dalam satu waktu sekaligus. Kita perhatikan orang yang paling kaya di dunia ini, dia tidak makan kecuali sebanyak yang dimakan orang fakir, bahkan mungkin lebih banyak yang dimakan orang fakir. Tidak mungkin dia makan lima puluh piring sekaligus, meskipun dia mampu untuk membeli dengan hartanya. Andaikan dia memiliki seratus potong baju maka dia hanya memakai sepotong saja, sama dengan yang dipakai orang fakir, dan harta selebihnya yang tidak dia manfaatkan maka itu relatif (nisbi).

Sungguh indah apa yang diucapkan Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu, “Para pemilik harta makan dan kami juga makan, mereka minum dan kami juga minum, mereka berpakaian kami juga berpakaian, mereka naik kendaraan dan kami pun naik kendaraan. Mereka memiliki kelebihan harta yang mereka lihat dan dilihat juga oleh selain mereka, lalu mereka menemui hisab atas harta itu sedang kita terbebas darinya.”

Sumber: “Al-Qana’ah, mafhumuha, manafi’uha, ath-thariq ilaiha,” hal 24-30, Ibrahim bin Muhammad al-Haqiil (Alsofwah).

sumber: https://pengusahamuslim.com/349-jalan-menuju-qanaah-rela-dan-menerima-pemberian-allah-apa-adanya.html

Via HijrahApp

Share:

PERSAHABATAN SEHIDUP SESURGA

 Sahabat yang membawa ke Syurga - YouTube

Termaktublah dalam Al-Qur’an, akan kisah penyesalan penghuni neraka, kala mengetahui miskin nya mereka dari kawan yang shalih yang dapat menyelamatkan diri mereka dari api neraka..

فَمَا لَنَا مِنْ شَافِعِينَ * وَلا صَدِيقٍ حَمِيمٍ

“Maka kami tidak memiliki pemberi syafaat, pula tak memiliki sahabat yang menolong…” (Asy-Syu’aro 101).

Itulah kalimat penyesalan yang terlontar dari lisan orang kafir, akan tertutupnya kesempatan mereka, akan keputusasaan mereka terhadap pedih siksaNya.

Tiada anggota keluarga yang menebus mereka dari neraka, tiada saudara yang membela mereka di peradilan RabbNya, pun tiada kawan yang mengangkat mereka dari dalam dan gelap nerakaNya.

Ialah keputus asaan di atas putus asa, kesendirian di atas kesendirian, ketika tak didapati seorangpun penolong datang menghampiri.

Ialah kerugian di atas kerugian, ketika sejamak kawan dan sahabat di dunia, meninggalkan begitu saja, membiarkan diri ini sendiri, menghadapi balasan keburukan, atas apa yang dulu ia lakukan.

Maka Ialah Kawan yang buruk, sahabat yang jahat.

Sepahit penyesalan di akhirat sana,ialah ketika kau dapati, teman-mu yang dulu bersama tertawa, sahabatmu dalam foya kehidupan dunia, yang membersamaimu dalam candu-candu nafsu, kau dapati di akhirat sana, tak memberi manfaat kepadamu, tak membantumu atau menyelamatkanmu dari kegelapan hari pembalasan.

Atau bahkan pertemanan menjadi permusuhan, ikatan sahabat menjadi serapah laknat, untuk mereka yang bersahabat dalam lembah maksiat. Untuk mereka yang berteman dalam keharaman,

Berfirman Allah ta’alaa

الأخلاء يومئذ بعضهم لبعض عدو إلا المتقين

“Persahabatan pada hari itu sebagian menjadi musuh yang lain, kecuali orang-orang yang bertaqwa” (Az-Zukhruf 67).

Kecuali orang yang bertaqwa.

Dengan pertemanan yang berikatkan iman, dalam persabatan yang berbalutkan ketaqwaan.

Dalam kecintaan mereka kepada saudaranya, saling menasihatkan dan berwasiat dalam tiap sua jumpa,

Dalam kerinduan terhadap kebaikan tuk saudaranya, saling mendoakan dalam tiap khusyu’ munajat kepada RabbNya,

Dalam kesadaran akan hinanya diri, ia tahu, membersamai orang-orang shalih, akan menjadi “ghanimah”, permata temuan terindah sepanjang “hayah”, kan menjadi pelipur suka duka kehidupan dunia,

Dalam kesadaran diri,
meski diri tidak se shalih teman sepersahabatan,
meski diri berlumpurkan dosa bermandikan hina,
ia berusaha dan mendamba, agar rajutan persaudaraan iman di dunia, agar kisah cinta terhadap saudara di atas jalanNya,
kan menjadi penolong di kehidupan akhiratnya
kan jadi sebab keselamatan diri, dari api neraka…

Berkata Hasan Al Bashri:
Jika telah masuk penghuni surga ke dalam surga, dan telah masuk penghuni neraka ke dalam neraka, penghuni surga berkata

” Wahai Rabbku, Dimanakah si fulan kawanku, di manakah si fulan sahabatku? tak kulihat ia bersama kami di surga…

maka dikatakan padanya “temanmu berada di neraka”

Penghuni surga itupun menyeru kepada Allah:

“Wahai Rabbku, wahai Rabbku, tidaklah sempurna kelezatan surga ini kecuali fulan bersamaku….”

Maka Allah pun memerintahkan agar si fulan dikeluarkan dari neraka dari sebab kawannya yang shalih..
_

Maka bersamailah kawan-kawan shalih-mu,
bersabarlah dalam pergaulan dengan para sahabat shalihmu,
meski tak sejurus nafsu menginginkan,
meski tertatih langkahmu berulang terjatuh dalam kemaksiatan,
bagaimanapun keadaanmu,
seberat apapun permasalahanmu,
bersamailah sahabat-sahabat shalihmu,

Dengan begitu, semoga…

Esok di hari peradilanNya,
Kala berat diri mempertanggungjawabkan di hadapanNya,
dalam kesendirian,

Semoga,
terluncur permintaan dari kawan shalihmu di dunia menyebut nama kita,
“Wahai Rabb kami, hambaMu fulan, dulu dia pernah mengingatkan kami untuk mengingat Engkau.”

hingga kemudian Allah selamatkan kita,
dengan sebab sahabat-sahabat shalihmu…

sekisah Ibnul Jauzi ketika ia berkata kepada kawan-kawannya,

”Jika kalian tidak menjumpaiku di surga, tanyakanlah tentang aku kepada Allah. Katakanlah: ’Wahai Rabb kami, hambaMu fulan, dulu dia pernah mengingatkan kami untuk mengingat Engkau.”

Kemudian beliau menangis.

___
Maka bersamailah kawan-kawan shalihmu,
pegang erat mereka, hingga kau berjumpa dengan RabbMu…

__
Untuk kawan-kawan ku yang senantiasa mengingatkan dalam kebaikan….

Jazaakumullah khayraan….

Semoga berlanjutlah pertemanan ini,
dalam senikmat-nikmat tempat kembali
bersama lezatnya kenikmatan abadi,
di surga ilaahi Rabbi…
.
.

👤 Ditulis di Yogyakarta tercinta, oleh Tim Penulis Majeedr (Semoga Allah ampuni dan berkahi beliau dan keluarganya)

sumber: https://majeedr.com/sahabat-sejati-1924

Via HijrahApp

Share:

Putra Abu Jahal jadi mujahid handal?

 Siapapun kamu yang pernah belajar Sirah Nabawiyah pasti tidak asing dengan nama Abu Jahal. Dia, adalah "Fir'aun umat ini", dalang kejahatan kaum musyrikin dan panglima musuh di Perang Badar. Tapi, tahukah kamu bahwa putranya adalah seorang mujahid hebat?

Namanya adalah Ikrimah bin Abi Jahal
Ketika Rasulullah ﷺ bersama 10 ribu sahabatnya membebaskan Kota Makkah tahun 8 Hijriah, nama Ikrimah menjadi "most wanted" karena kejahatannya begitu besar, sehingga ia masuk ke daftar orang-orang yang boleh dibunuh.

Mengetahui hal itu, Ikrimah kabur ke Yaman dan ia memutuskan untuk pergi jauh menaiki kapal. Namun qadarullah, di tengah samudera, kapal yang ia naiki diserbu badai ganas. Nahkoda berkata, "tak ada yang bisa kita lakukan lagi. Berhala-berhala kalian tak mampu memberi manfaat sedikitpun!"

Di saat-saat mencekam itu, di ujung detik menuju kematian Ikrimah berkata pada dirinya sendiri,
.
لئن أنجاني الله من هذا لأرجعَنَّ إلى محمد ولأضعنَّ يدي في يده"
.
"Jika Allah ﷻ menyelamatkan aku dari (badai) ini, sungguh aku akan kembali pada Muhammad, dan akan ku letakkan tanganku pada tangan beliau (membaiat Rasul)"
(Sumber : Tafsir Al Baghawi Surat Luqman ayat 32)

Dengan izin Allah, badai reda. Ikrimah selamat dan berusaha menepati janjinya sendiri. Dan subhanallah, usaha Ikrimah ini ternyata makin sempurna dengan masuk Islamnya istri beliau, Ummu Hakim. Sang istri menjadi penjamin Ikrimah agar selamat sampai di hadapan Rasulullah ﷺ. Sesampainya di hadapan Nabi, Ikrimah mengucapkan kalimat syahadatain.

Di hari bersejarah itu, Ikrimah berikrar tegas pada dirinya. Ia mengucapkan sebuah kalimat indah yang diucapkannya pada Baginda Rasulullah ﷺ :

يا رسول الله، والله لا أترك مقامًا قمتُهُ لأصدَّ به عن سبيل الله إلا قمتُ مثله في سبيله، ولا أترك نفقةً أنفقتها لأصد بها عن سبيل الله إلا أنفقت مثلها في سبيل الله

"Wahai Rasulullah, Demi Allah aku tidak akan meninggalkan tempatku dimana aku menghalangi manusia dari jalan Allah sampai aku menggantinya dengan perjuangan di jalan-Nya. Dan aku tidak akan melupakan semua biaya yang kuhabiskan untuk menghalangi manusia dari jalan Allah sampai aku mengeluarkan biaya yang besar pula untuk berjuang di jalan Allah."
(HR Al Hakim 3/270)

Menjadi Pejuang Hebat yang Melawan Kemurtadan

Khalifah Abu Bakar menugaskan Ikrimah memerangi kaum murtad di Oman
Abu Bakar juga mempercayakan Ikrimah menumpas kaum murtad di Yaman, kemudian beliau berangkat menuju Syam untuk menghadapi Kekaisaran Romawi Timur
Beliau menjadi tentara penunggang kuda hebat di Perang Yarmuk, di situlah beliau syahid.

"Biarkan Aku Membersihkan Masa Laluku!"

Detik-detik menjelang syahidnya Ikrimah adalah sebuah momen yang penting kita tadabburi. Di hari terik melawan Romawi itu, Ikrimah sangat bersemangat dan ia memutuskan untuk rela mati demi bisa merobek barisan musuh. Khalid bin Walid berkata pada Ikrimah, "Jangan lakukan itu wahai Ikrimah! Kematianmu akan jadi duka bagi Kaum Muslimin!"

Apa jawaban Ikrimah?

‏“إليك عني يا خالد فلقد كان لك مع رسول الله سابقة أما أنا وأبي فقد كنا من أشد الناس على رسول الله فدعني أكفر عما سلف مني”

"Tak usah kau menahanku wahai Khalid! Sungguh kau telah mendahuluiku dalam membela Rasulullah ﷺ, sedangkan aku dan ayahku menjadi manusia paling keras permusuhannya pada beliau. Biarkan aku membersihkan masa laluku!"
(Al Kamil fi At Tarikh, Ibnul Atsir).

Semoga bermanfaat

Share:

Hubungan Intim Setelah Bercerai

 ⁣𝗣𝗲𝗿𝘁𝗮𝗻𝘆𝗮𝗮𝗻 :
Ustadz, jika ada suami-istri, keduanya dari keluarga baik-baik. Setelah menikah beberapa tahun, istrinya minta cerai, hingga diurus di pengadilan, akhirnya suaminya menceraikannya. Kurang lebih 2 bulan, mereka bertemu kembali, dan pergi bersama jauh dari keluarga.

Sampai akhirnya terjadi hubungan intim dan hamil. Si istri sangat bingung dengan status anak ini. Apakh itu hubungan yang sah atau zina? Hingga keluarganya memisahkannya, karena belum ada kejelasan. Semua pada bingung. Mohon pencerahannya jika ada kejadian seperti ini, apa yang harus dilakukan?

Trim’s
⁣⁣_____

𝗝𝗮𝘄𝗮𝗯 :
⁣⁣
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,

Ibnul Qoyim dalam bukunya Miftah Dar As-Sa’adah, 1:129 menyebutkan lebih dari 30 perbandingan keutamaan antara ilmu dan harta. Salah satunya, beliau menyatakan,

العلم يحرس صاحبه وصاحب المال يحرس ماله

Ilmu akan melindungi pemiliknya, sementara pemilik harta, dia sendiri yang melindungi hartanya.

Dan demikianlah realitanya, seorang yang berilmu, dalam setiap gerakan hidupnya akan dipandu dengan aturan yang dia pahami. Dia bisa bergerak sesuai dengan apa yang Allah ridhai. Dengan demikian, dia bisa menjalankan segala aktivitasnya dengan tenang, tanpa diiringi kegalauan.

Berbeda dengan orang yang tidak berilmu, tidak memiliki banyak pengetahuan tentang aturan Allah, hidupnya akan diliputi kebimbangan. Cemas, jangan-jangan saya melanggar, jangan-jangan ibadah saya batal, jangan-jangan tidak sah. Belum lagi ketika ada masalah, seperti ini apa yang harus saya lakukan? Kemana saya harus mencari jawaban? dst.  Kita tidak bisa membayangkan, betapa resahnya dan bimbangnya keluarga di atas. Mereka akan dibayangi kebingungan, antara zina dan bukan zina.

Karena itulah, Allah tegaskan bahwa orang yang berilmu akan mendapatkan ketenangan,

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ingatlah, hanya dengan dzikrullah hati ini menjadi tenteram.”
(📖QS. Ar-Ra’du: 28)

Tentang makna dzikrullah ada 2 keterangan ahli tafsir,👇

▪a. Makna yang umum kita dengar, dzikrullah artinya mengingat Allah dengan memujinya dan mengucapkan lafal-lafal dzikir lainnya.

▪b. Dzikrullah: peringatan dari Allah, Alquran dan sunah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Artinya, semua aturan Allah. Karena orang yang memahami, akan bisa bersikap dengan tenang, tidak ragu, karena dipandu aturan Allah.

(📚simak Zadul Masir, 2:494).

Setidaknya, keterangan ini bisa memberi motivasi kita untuk menghiasi seluruh hidup kita dengan ilmu agama. Berusaha mendekati dan memahami aturan syariat. Setidaknya dalam rangka menghilangkan kebodohan dalam diri kita. Karena semua manusia dilahirkan dari rahim ibunya, tidak tahu apapun sama sekali.

Insya Allah, kita akan bisa merasakan betapa tenangnya hidup dengan aturan syariat. Beribadah tenang, shalat tenang, bahkan ketika lupa di tengah-tengah shalat pun Anda tenang, karena Anda paham teori sujud sahwi. Beda dengan yang tidak tahu teorinya, ketika lupa dalam shalat, dia akan kebingungan, apa yang harus dia lakukan. Kebanyakan, solusi yang dilakukan adalah membatalkan shalatnya.

Selanjutnya, kita fokuskan pada pembahasan untuk kasus di atas.

Ada beberapa pengantar yang bisa dicatat terkait kasus di atas:👇

➡Pertama, talak, dilihat dari kemungkinan rujuk dan tidaknya, ada 2:👇

▪a. Talak raj’i: talak yang masih memungkinkan untuk rujuk, selama istri masih menjalani masa iddah. Talak yang masih memungkinkan untuk rujuk hanya untuk talak pertama dan kedua. Allah berfirman,

الطَّلَاقُ مَرَّتَانِ

“Talak itu dua kali…”
(📖QS. Al-Baqarah: 229)

Kata para ahli tafsir, talak itu dua kali, maksudnya adalah talak yang masih memungkinkan untuk rujuk.
(📚Tafsir Jalalain, hlm. 235).

▪b. Talak ba’in: talak yang tidak ada lagi kesempatan untuk rujuk. Talak ba’in ada 2:👇

· Ba’in sughra: ini terjadi ketika seorang suami mentalak istrinya, pertama atau kedua, dan sampai masa iddah selesai, dia tidak merujuk istrinya.

· Ba’in kubro: talak untuk yang ketiga kalinya.

➡Kedua, selama menjalani masa iddah untuk talak pertama dan kedua, status mereka masih suami istri. Karena itu, suami boleh melihat aurat istri dan sebaliknya, demikian pula, suami tetap wajib memberi nafkah istrinya yang sedang menjalani masa iddah.

Allah berfirman,

وَبُعُولَتُهُنَّ أَحَقُّ بِرَدِّهِنَّ فِي ذَلِكَ إِنْ أَرَادُوا إِصْلَاحًا

“Suaminya itu lebih berhak untuk rujuk dengan istrinya selama masa iddah itu, jika mereka menginginkan kebaikan.”
(📖QS. Al-Baqarah: 228)

Syaikh Mustofa al-Adawi mengatakan, “Allah Ta’ala menyebut suami yang menceraikan istrinya yang sedang menjalani masa iddah dengan “suaminya” (suami bagi istrinya).” (📚Jami’ Ahkam an-Nisa, 511)

➡Ketiga, selama menjalani masa iddah talak pertama dan kedua, bolehkah mereka melakukan hubungan badan?

Sebagian ulama menegaskan, jika seorang suami menceraikan istrinya, talak satu atau talak dua, kemudian dia melakukan hubungan badan, maka itu tidak dianggap zina, artinya statusnya hubungan yang halal, dan hubungan badan yang dia lakukan sekaligus mewakili rujuknya.

Sayyid Sabiq dalam karyanya, Fiqh Sunnah mengatakan:

وتصح المراجعة بالقول. مثل أن يقول: راجعتك، وبالفعل، مثل الجماع، ودواعيه، مثل القبلة، والمباشرة بشهوة.

“Rujuk bisa dilakukan dengan ucapan, seperti, seorang suami mengatakan kepada istrinya: ‘Saya rujuk kepadamu.’ Bisa juga dengan perbuatan, misalnya dengan hubungan badan, atau pengantar hubungan badan, seperti mencium atau mencumbu dengan syahwat.” (📚Fiqh Sunnah, 2:275).

Inilah yang menjadi pendapat madzhab hambali. Dalam Mausu’ah Fiqhiyah dinyatakan:

تَصِحُّ الرَّجْعَةُ عِنْدَهُمْ بِالْوَطْءِ مُطْلَقًا سَوَاءٌ نَوَى الزَّوْجُ الرَّجْعَةَ أَوْ لَمْ يَنْوِهَا وَإِنْ لَمْ يُشْهِدْ عَلَى ذَلِكَ

Rujuk sah menurut mereka (hambali) dengan hubungan badan secara mutlak. Baik suami berniat untuk rujuk atau tidak niat, meskipun tidak ada saksi dalam hal ini
(📚Mausu’ah Fiqhiyah Kuwaitiyah, 22:111).

Alasan madzhab hambali:👇

Sesungguhnya masa iddah merupakan penantian untuk berpisah dengan istri yang ditalak, dimana ketika masa iddah selesai, maka terhalang kebolehan untuk rujuk. Karena itu, jika iddah belum selesai dan suami menggauli istrinya di masa ini, maka istri berarti kembali kepadanya. Status hukum ini sama dengan hukum ila’ (suami bersumpah untuk tidak menggauli istri). Jika seorang suami melakukan ila’ terhadap istrinya, kemudian dia menyetubuhi istrinya maka hilang status hukum ila’. Demikian pula untuk talak yang masih ada kesempatan untuk rujuk, jika suami berhubungan dengan istrinya di masa iddah maka istrinya telah kembali kepadanya
(📚Mausu’ah Fiqhiyah Kuwaitiyah, 22:112).

Dengan memahami pengantar di atas, kita bisa mengambil kesimpulan hukum untuk kasus yang ditanyakan. Bahwa jika cerai yang dijatuhkan sang suami baru cerai pertama, atau kedua, dan istri masih menjalani masa iddah (selama 3 kali haid), maka hubungan badan yang terjadi bukan zina, dan anak yang dikandung berhak dinasabkan kepada ayahnya. Dan dengan kejadian ini, mereka dianggap rujuk dan kembali menjadi suami istri.

Sebaliknya, jika cerai yang terjadi adalah cerai ba’in, cerai ketiga atau telah selesai masa iddah maka hubungan yang dilakukan adalah hubungan di luar nikah, dan sang anak statusnya anak hasil zina, yang hanya bisa dinasabkan ke ibunya, karena dia tidak memiliki ayah.

Allahu a’lam

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits

Semoga bermanfaat

Share:

SYARAT MASUK SURGA HARUSLAH BERTAUHID

Pengertian Tauhid, Urgensi dan Keutamaannya

Dari ‘Ubadah bin Ash-Shamit radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ شَهِدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ ، وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ وَكَلِمَتُهُ ، أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ ، وَرُوحٌ مِنْهُ ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ ، أَدْخَلَهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ عَلَى مَا كَانَ مِنَ الْعَمَلِ

“Barangsiapa bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, juga bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya; begitu juga bersaksi bahwa ‘Isa adalah hamba Allah dan Rasul-Nya, serta kalimat-Nya (yaitu Allah menciptakan Isa dengan kalimat ‘kun’, -pen) yang disampaikan kepada Maryam dan ruh dari-Nya; juga bersaksi bahwa surga dan neraka benar adanya; maka Allah akan memasukkan-Nya ke dalam surga apa pun amalnya.” (HR. Bukhari, no. 3435 dan Muslim, no. 28)

Dalam lafazh Muslim disebutkan,

أَدْخَلَهُ اللَّهُ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةِ شَاءَ

“Allah akan memasukkannya ke pintu surga mana saja dari delapan pintu yang ia suka.”

Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,

مَنْ مَاتَ لاَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ مَاتَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ النَّارَ

“Barangsiapa yang mati dalam keadaan tidak berbuat syirik kepada Allah dengan sesuatu apa pun, maka ia akan masuk surga. Barangsiapa yang mati dalam keadaan berbuat syirik kepada Allah, maka ia akan masuk neraka.” (HR. Muslim, no. 93)

Join telegram:
t.me/motivasiulamasalaf

Semoga Bermanfaat
Tambah ilmu klit bit.ly/abuaish
[08.04, 20/5/2022] B. Purwantara (Abu Aish): SUNGGUH IRONIS

Yang tidak membolehkan menyebut orang non muslim dg sebutan k4f1r itu umat islam sendiri.

#مؤلم
 نحن في زمن نحاول أن نقنع المسلم بأن الكا/فر لا يدخل الجنة.

Menyedihkan...Kita sedang hidup di zaman, sulit meyakinkan sebagian orang "muslim" bahwa orang k4fir tak masuk surga.

 Aisyah pernah bertanya kepada nabi, ya Rasulullah, dahulu  ibn Jud'an (orang k4fir) selalu menyambung tali rahim,  suka memberi makan orang fakir miskin, apakah hal itu bermanfaat baginya di akherat? Nabi menjawab: "tidak bermanfaat baginya (amalnya), dia tidak pernah berkata: ya Allah amapunilah dosaku di hari kiamat nnti.

Abdullah bin Abbas pernah bertanya kepada nabi, ya rasulullah sesungguhnya pamanmu Abu Thalib dahulu melindungimu, membelamu, menolongmu, marah demi dirimu, apakah hal itu semua bermanfaat baginya? Dia berada di Dhohdhoh neraka, kalau lah bukan karena alu niscaya dia berada di kerak neraka.
(HR. Muslim)

Allah berfirman: " jika engkau melakukan kesyirikan maka terhapuslah amalanmu.." (az-Zumar: 65).

 Semoga kita tegar di atas ilmu

***

Share:

BAYI TERTUKAR, AL-QUR'AN MEMBERIKAN SOLUSI TERILMIAH

Dua orang ibu di Amerika sama-sama melahirkan di waktu yang sama, yang satu melahirkan anak laki laki dan yang lain melahirkan anak perempuan.

Disebabkan kesalahan para perawat, mereka tidak tahu siapa yang melahirkan bayi laki laki, dan siapa yang melahirkan bayi perempuan.

Maka dilakukanlah cek darah untuk menentukan DNA, ternyata hasilnya begitu mirip (antara kedua ibu tadi). Hal ini membuat para dokter semakin bingung, sedang kedua ibu tadi terus ngotot masing-masing mengaku dialah yang melahirkan bayi laki laki, yang jelas para dokter memberi tahukan hal ini ke pihak yang bertanggung jawab di rumah sakit itu.

Sesampainya kabar itu pada pihak yang bertanggung jawab di RS itu, mereka langsung mengatakan: "Tidak ada yang bisa memecahkan masalah ini kecuali hanya orang-orang Islam", akhirnya mereka menghubungi salah satu ikhwah (saudara muslim) di Saudi yang mereka kenal dalam sebuah seminar, maka terjadilah dialog seperti ini:

Orang Amerika  "Bukankah Anda mengatakan bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya (di dalam Al-Qur'an)?"
Dokter Muslim : "Benar"

Maka dikisahkanlah kepada dokter Muslim tersebut tentang apa yang terjadi. Kemudian Dokter Muslim tadi berkata, "Jalan keluarnya sangat mudah...."

Ada yang tahu apa kira-kira solusi dari Al-Qur'an untuk masalah seperti ini???

Muslim : "Jalan keluarnya mudah, ambilah beberapa tetes air susu dari masing-masing ibu tersebut. Maka susu yang paling banyak mengandung nutrisi, itulah ibu yang melahirkan bayi laki-laki. Sedang susu yang mengandung lebih sedikit nutrisi, maka dialah ibu yg melahirkan bayi perempuan"

Maka para dokter pun mengambil sampel susu dari kedua ibu tersebut, mereka pun melakukan pengecekan. Dan benarlah ternyata mereka dapatkan perbedaan, dan akhirnya tahulah mereka siapakah ibu yang melahirkan bayi laki-laki, dan yang melahirkan bayi perempuan.

Hal ini sesuai dengan firman Allah:
"....Bagi seorang anak laki-laki sama dengan bagian dua orang anak perempuan...." (QS An-Nisaa: 11).

Masya Allah
Peristiwa ini juga memastikan bahwa sejak dlm kandungan laki2 dan perempuan itu berbeda dlm substansi nutrisinya, karena jumlahnya didalam air susu ibu saja jumlahnya 1 banding 2. Inilah bukti kebenaran Al-Qur'an. Selama ini pengertian dan pengetahuan kita hanya soal Warisan, ternyata lebih dari sekedar warisan. Maha benar Allah dengan segala FirmanNya.


Semoga bermanfaat.
Tambah ilmu klik bit.ly/abuaish

Share:

AMAL RAHASIA DAPAT MEMBANTU MENGARUNGI DUNIA & NEGERI AKHIRAT

Pentingnya Memiliki Amal Ibadah Rahasia

SEORANG lelaki di Saudi memiliki tetangga yang tak pernah sholat dan berpuasa. Suatu hari, dia bermimpi kedatangan lelaki.

Dalam mimpinya itu, lelaki tadi memintanya agar mengajak tetangganya yang tak pernah shalat untuk umrah.
Ia dikejutkan oleh mimpinya namun ia tak hiraukan. Anehnya mimpi yang sama terulang. Akhirnya ia mendatangi seorang syaikh untuk bertanya tentang mimpi tsb. Syaikh berujar bhw jika mimpi terulang lagi, ia mesti merealisasikan mimpinya itu.

Dan benar saja, ia bermimpi lagi. Lantas ia mengunjungi tetangganya untuk menawarkannya umrah bersama.

“Ayo umrah bersama kami.”
“Bagaimana aku akan umrah sementara aku tak pernah sholat.”
“Tenang saja. Aku akan mengajarkanmu sholat.”
Ia pun mengajarkannya kemudian lelaki itu mengerjakan sholat.
“Baik, aku sudah siap. Mari berangkat. Tapi, bagaimana aku umrah sementara aku tak tahu caranya.”
“Nanti di mobil kuajari.”
Keduanya dgn senang hati berangkat untuk umrah dengan menggunakan mobil. Setelah tiba, mereka melakukan tuntunan yang disyariatkan.
Selesailah prosesi. Keduanya akan kembali pulang.
“Sebelum balik, adakah engkau ingin melakukan sebuah amal yang engkau anggap penting?” Tanyanya kepada tetangganya.
“Iya. Aku ingin shalat dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim.”

Sang tetangga pun sholat dan terjadilah hal yang menakjubkan. Ia meninggal dalam keadaan bersujud.
Lelaki yang membawanya kaget dan tersentak. Bagaimana mungkin lelaki yang hadir dalam mimpinya dan diajak umrah meninggal seolah-olah dia adalah wasilah kematiannya.

Akhirnya, jenazah dibawa pulang ke rumah istrinya. Ia bertanya dalam hati, bagaimana mungkin lelaki yang tak pernah shalat dan puasa meninggal saat umrah dalam keadaan sujud husnul khatimah? Ia berpikir pastilah ada amal spesial dan rahasia yang dilakukannya.

Kepada istri lelaki tadi, ia bertanya tentang ini.
“Kami memiliki tetangga seorang wanita tua renta. Suamiku begitu menyayanginya. Suamiku selalu membuat sendiri sarapan, makan siang dan makan malam lalu mengantarkannya kepada wanita tua itu.

Wanita itu kerapkali mendoakan husnul khatimah untuk suamiku,” ujar sang istri.

Kisah di atas kami terjemahkan dari akun seorang ikhwah (Mesir).
Kami teringat nasihat syaikh Rajihi di kelas:
“Usahakan ya ikhwan,” kata syaikh, “kalian mesti memiliki amal rahasia yang hanya Allah dan engkau saja yang tahu. Ini akan membantu kalian mengarungi dunia dan negeri akherat.”

Pemuda dalam kisah di atas memiliki amal rahasia yaitu memberi makan wanita tua yang merupakan tetangganya. Ia pun berteman dengan orang shalih yang merupakan wasilah menuju husnul khatimahnya.
“Sungguh,” tutur syaikh Sami di hadapan kami, “banyaklah berteman dengan orang-orang sholeh, penghafal Alquran, dan lainnya.”

📚📚📚
Kisahislam.net

Semoga bermanfaat
#Tambah ilmu klik bit.ly/abuaish

Share:

CLICK TV DAN RADIO DAKWAH

Murottal Al-Qur'an

Listen to Quran

Jadwal Sholat

jadwal-sholat

Translate

INSAN TV

POPULAR

Cari