}
Sunnahpos
Kajian Islam
Koleksi Ceramah Islam MP3
  • Beranda
  • Tauhid
  • Manhaj
  • KIsah Islami
  • Tafsir
  • Download
  • One Hadits

Apakah Orang Kafir Akan Ditanya Di Alam Kubur?

sunnahposJuli 16, 2021 Tidak ada komentar

Ketahui Tata Cara Ziarah Kubur Sesuai Sunnah dalam Islam, Perhatikan Doanya  | merdeka.com 

Terdapat dalil bahwa semua mayit akan mengalami fitnah (ujian) kubur, yaitu mendapatkan pertanyaan dari malaikat di alam kubur. Apakah pertanyaan malaikat ini khusus hanya untuk setiap orang yang beriman atau juga dialami oleh orang kafir? Para ulama berbeda pendapat dalam masalah ini dan terbagi dalam dua pendapat.

Pendapat pertama, orang kafir tidak ditanya di alam kubur. Ini adalah pendapat ‘Ubaid bin ‘Umair (ulama terkemuka dari kalangan tabi’in) dan juga pendapat Ibnu Abdil Barr rahimahumullah.

‘Ubaid bin ‘Umair berkata,”Yang mendapatkan pertanyaan kubur hanya dua orang, yaitu orang mukmin dan orang munafik. Adapun orang kafir, maka mereka tidak ditanya tentang Muhammad dan mereka juga tidak mengenalnya” (Fathul Baari, 3/238).

Ibnu Abdil Barr rahimahullah berkata, “Hadis-hadis dalam masalah ini (fitnah kubur) hanyalah menunjukkan bahwa fitnah kubur tidaklah dialami kecuali hanya bagi orang beriman dan orang munafik yang ketika di dunia menisbatkan (mengaku) dirinya sebagai orang Islam yang terjaga darahnya karena mengucapkan dua kalimat syahadat. Adapun orang kafir yang ingkar, maka tidaklah termasuk orang-orang yang ditanya tentang Rabb-nya, agamanya, dan Nabi-nya. Yang ditanya tentang hal itu hanyalah orang muslim saja” (At-Tamhid, 22/251).

Pendapat ini dapat dibantah dengan mengatakan bahwa justru orang kafir itu lebih layak untuk ditanya daripada selain mereka. Allah Ta’ala memberitakan bahwa orang kafir akan ditanya pada hari kiamat,

فَلَنَسْأَلَنَّ الَّذِينَ أُرْسِلَ إِلَيْهِمْ وَلَنَسْأَلَنَّ الْمُرْسَلِينَ

“Maka sesungguhnya Kami akan menanyai umat-umat yang telah diutus rasul-rasul kepada mereka dan sesungguhnya Kami akan menanyai (pula) rasul-rasul (Kami)” (QS. Al-A’raf [7]: 6).

Jika mereka ditanya di hari kiamat, bagaimana mungkin mereka tidak ditanya di kubur mereka?

Pendapat ke dua, orang kafir akan ditanya di kubur mereka. Pendapat ini dipilih oleh Abu Abdillah Al-Qurthubi (dalam kitab At-Tadzkirah bi Ahwalil Mauta wa Umuuril Akhiroh, 1/415), Ibnul Qayyim (dalam kitab Ar-Ruh, hal. 228), dan Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahumullah (dalam kitab Fathul Baari, 3/238). Mereka berdalil dengan keumuman dalil yang menunjukkan adanya pertanyaan (fitnah) kubur bagi mayit.

Pendapat yang lebih tepat (rajih) adalah pendapat kedua, bahwa orang kafir akan ditanya di alam kubur mereka. Hal ini karena beberapa alasan berikut ini:

Alasan pertama, yaitu keumuman dalil yang menunjukkan bahwa mayit akan ditanya di alam kubur dan tidak dibedakan apakah mayit tersebut muslim atau orang kafir.

Alasan ke dua, yaitu hadits yang terdapat dalam Shahih Bukhari dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ العَبْدَ إِذَا وُضِعَ فِي قَبْرِهِ وَتَوَلَّى عَنْهُ أَصْحَابُهُ، وَإِنَّهُ لَيَسْمَعُ قَرْعَ نِعَالِهِمْ، أَتَاهُ مَلَكَانِ فَيُقْعِدَانِهِ، فَيَقُولاَنِ: مَا كُنْتَ تَقُولُ فِي هَذَا الرَّجُلِ لِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَمَّا المُؤْمِنُ، فَيَقُولُ: أَشْهَدُ أَنَّهُ عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، فَيُقَالُ لَهُ: انْظُرْ إِلَى مَقْعَدِكَ مِنَ النَّارِ قَدْ أَبْدَلَكَ اللَّهُ بِهِ مَقْعَدًا مِنَ الجَنَّةِ، فَيَرَاهُمَا جَمِيعًا، قَالَ: وَأَمَّا المُنَافِقُ وَالكَافِرُ فَيُقَالُ لَهُ: مَا كُنْتَ تَقُولُ فِي هَذَا الرَّجُلِ؟ فَيَقُولُ: لاَ أَدْرِي كُنْتُ أَقُولُ مَا يَقُولُ النَّاسُ، فَيُقَالُ: لاَ دَرَيْتَ وَلاَ تَلَيْتَ، وَيُضْرَبُ بِمَطَارِقَ مِنْ حَدِيدٍ ضَرْبَةً، فَيَصِيحُ صَيْحَةً يَسْمَعُهَا مَنْ يَلِيهِ غَيْرَ الثَّقَلَيْنِ

“Sesungguhnya seorang hamba jika telah dimakamkan di kuburnya, dan sahabat-sahabatnya (yang mengiring jenazahnya) telah pulang, maka sungguh dia akan mendengar suara langkah sandal mereka. Kemudian dua orang malaikat mendatanginya dan mendudukkannya. Dua orang malaikat tersebut berkata kepadanya,

‘Apa yang dulu Engkau katakan tentang orang ini –yaitu Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam-?’

Adapun orang beriman, maka dia akan menjawab, ’Aku bersaksi bahwa dia (Muhammad) adalah hamba dan utusan-Nya.’

Maka dikatakan kepadanya, ‘Lihatlah tempat dudukmu di neraka. Sungguh Allah telah menggantinya dengan tempat duduk di surga.’ Maka dia melihat dua-duanya sekaligus.

Adapun orang munafik dan orang kafir, maka ditanyakan kepada mereka, ‘Apa yang dulu Engkau katakan tentang orang ini –yaitu Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam-?’

Maka mereka berkata,  ‘Aku tidak tahu. Aku dulu mengatakan apa yang dikatakan oleh kebanyakan manusia.’

Malaikat berkata, ‘Engkau tidak tahu dan Engkau tidak mengikuti.’ Malaikat kemudian memukulnya dengan palu dari besi, dia pun berteriak sampai-sampai didengar oleh makhluk yang berada di atasnya, selain jin dan manusia”  (HR. Bukhari no. 1374).

Hadits ini tegas menunjukkan bahwa orang kafir akan ditanya di kubur mereka. Maka jelaslah bahwa pendapat yang benar adalah bahwa orang kafir akan ditanya di alam kuburnya dan orang kafir justru lebih layak ditanya daripada orang beriman. Jika telah pasti bahwa orang kafir akan ditanya pada hari kiamat, maka tidak ada penghalang bagi mereka untuk juga ditanya di alam kuburnya. [1]

Syaikh Dr. Shalih Al-Fauzan hafizahullah berkata, “Para ulama berbeda pendapat apakah pertanyaan di alam kubur bersifat umum, yaitu bagi kaum muslimin, orang munafik, dan orang kafir atau hanya khusus bagi orang muslim dan orang munafik? Ada yang berpendapat, (fitnah kubur) hanya khusus bagi muslim dan munafik dan bukan untuk orang kafir. Ada juga yang berpendapat bahwa fitnah kubur bersifat umum bagi orang kafir dan orang muslim. Pendapat inilah yang ditunjukkan oleh dalil dari Al-Kitab dan As-Sunnah, dan mengecualikan orang kafir dari fitnah kubur adalah (pendapat yang) tidak berdasar.” [2]

Wallahu a’lam.

***

Selesai disusun ba’da isya’ di Masjid Nasuha ISR Rotterdam, 12 Shafar 1436

Yang selalu mengharap ampunan Rabb-nya,

Penulis: dr. M. Saifudin Hakim, MSc.

 

Catatan kaki:

[1] Disarikan dari Al-Imaan bimaa Ba’dal Maut: Masaail wa Dalaail, karya Ahmad bin Muhammad bin Shadiq An-Najar, Daar An-Nashihah, cetakan pertama, tahun 1434, hal. 43-46.

[2] Dikutip dari Al-Irsyad ila Shahihil I’tiqod, karya Syaikh Dr. Shalih Al-Fauzan hafidzahullah, tahqiq: Abu Hafz Al-Atsary, Maktabah Salsabila, cetakan pertama, hal. 220.



Sumber: https://muslim.or.id/24017-apakah-orang-kafir-akan-ditanya-di-alam-kubur.html
Share:
  • WhatsApp
  • Read More

    Pertanyaan Di Alam Kubur Beserta Penjelasannya

    sunnahposJuli 16, 2021 Tidak ada komentar

     Kuburan Akan Bertanya Enam Hal Ini pada Orang yang Baru Meninggal

    Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian, tanpa ada pengecualian. Hanya Allah Yang Maha Hidup tidak akan mati, semua makhluk hidup di alam semesta ini, jika Allah Yang Maha Kuasa menghendaki hilangnya nafas kehidupan mereka, maka tak ada satupun yang bisa berpaling dan berlepas diri.

    Allah Ta’ala berfirman:

    كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

    “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”
    (QS. Ali Imran/3: 185).

    Salah satu rukun iman yang enam adalah beriman tentang adanya hari akhir. Iman kepada hari akhir maknanya adalah beriman terhadap segala peristiwa yang terjadi setelah kematian yang telah dijelaskan secara umum dalam Al Qur’an atau pun yang telah disampaikan secara rinci oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam melalui lisan beliau. Dengan demikian, iman kepada hari akhir mencakup juga iman terhadap berbagai peristiwa yang terjadi di alam kubur, diantaranya adalah pertanyaan dua malaikat, juga iman terhadap nikmat dan siksa kubur. Inilah akidah Ahlus sunnah wal jama’ah.

    1. Kengerian Alam Kubur

    Gelapnya alam kubur, himpitannya yang sangat mengerikan menjadi kengerian tersendiri bagi para penghuni kubur. Dalam sebuah riwayat adalah Hani radhiallahu ‘anhu, bekas budak sahabat mulia ‘Utsman bin ‘Affan radhiallahu ‘anhu pernah berkisah, beliau menceritakan keadaan tuannya pada waktu itu,

    “Kebiasaan ‘Utsman radhiyallahu ‘anhu jika berhenti di sebuah kuburan, beliau menangis sampai membasahi janggutnya. Lalu beliau radhiallahu ‘anhu ditanya, ‘Disebutkan tentang surga dan neraka tetapi engkau tidak menangis. Namun engkau menangis dengan sebab ini melihat kuburan, mengapa demikian?’
    Beliau menjawab, ‘Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda;

    إِنَّ الْقَبْرَ أَوَّلُ مَنَازِلِ الْآخِرَةِ، فَإِنْ نَجَا مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَيْسَرُ مِنْهُ، وَإِنْ لَمْ يَنْجُ مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَشَدُّ مِنْهُ

    “Sesungguhnya kuburan adalah fase pertama alam akhirat. Jika seseorang selamat di fase pertama ini, selanjutnya akan lebih mudah. Tetapi jika gagal di fase pertama ini, fase setelahnya akan semakin berat.”

    Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda;

    مَا رَأَيْتُ مَنْظَرًا قَطُّ إِلَّا وَالْقَبْرُ أَفْظَعُ مِنْهُ

    “Aku tidak melihat suatu pemandangan pun yang lebih menakutkan daripada kubur.”
    (HR. At-Tirmidzi, no. 2308, Ibnu Majah, no. 3461, dan lainnya; dinilai hasan oleh Al hafizh Ibnu Hajar dalam Al futuhat Rabbaniyyah, 4/192)

    2. Fitnah Kubur, Ujian Pertama Di Akhirat

    Kebanyakan manusia tidak mau tahu bahwa kelak di dalam kubur setiap jenazah bakal mengalami fitnah (ujian) berat. Sedemikian beratnya fitnah itu sehingga Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menggambarkannya sebagai fitnah yang menyerupai fitnah Dajjal. Inilah peristiwa besar pertama di alam akhirat yang akan dilalui oleh manusia. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda;

    قَدْ أُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّكُمْ تُفْتَنُونَ فِي الْقُبُورِ قَرِيبًا مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ

    “Sungguh telah diwahyukan kepadaku bahwa kalian akan diuji di kubur kalian setara atau hampir sama dengan fitnah Dajjal”
    (HR. Bukhari, no. 1373 secara ringkas, dan An Nasai, no. 2062).

    3. Apa Itu Fitnah Kubur?

    Fitnah kubur adalah ujian untuk ruh berupa pertanyaan dua orang malaikat, Munkar dan Nakir.
    Syaikh Abdul Aziz Ar-Rajihiy rahimahullah menjelaskan

    ﻭﺍﻟﻔﺘﻨﺔ : ﺍﻻﺧﺘﺒﺎﺭ ﻭﺍﻻﻣﺘﺤﺎﻥ ، ﻓﻴﺄﺗﻲ ﻧﻜﻴﺮ ﻭﻣﻨﻜﺮ ﻳﺒﺘﻠﻴﺎﻧﻪ ﻭﻳﺨﺘﺒﺮﺍﻧﻪ ﺑﺎﻟﺴﺆﺍﻝ : ﻣﻦ ﺭﺑﻚ؟ ﻣﺎ ﺩﻳﻨﻚ؟ ﻭﻣﻦ ﻧﺒﻴﻚ؟ ﺛﻢ ﺗﺄﺗﻲ ﺍﻟﻌﻘﻮﺑﺔ ﺑﻌﺪ ﺫﻟﻚ ، ﻓﻴﻔﺘﻦ ﺑﺎﻟﺴﺆﺍﻝ ﺛﻢ ﻳﻌﺬﺏ ، ﻓﺎﻟﻌﺬﺍﺏ ﺷﻲﺀ ﻭﺍﻟﻔﺘﻨﺔ ﺷﻲﺀ

    Fitnah kubur adalah ujian, di mana malaikat Nakir dan Mungkir menguji dengan memberikan pertanyaan: ‘Siapa Rabb-mu, Apa agama-mu dan siapa Nabi-mu’, lalu memberikan hukuman setelahnya (apabila tidak bisa menjawab). Adzab kubur dan fitnah kubur adalah suatu hal yang berbeda.
    (lihat Syarh Sunnah Al-Barbahary, sumber link: (http://majles.alukah.net/t89962

    Hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam yang menunjukkan adanya fitnah kubur mencapai derajat mutawatir dari segi makna, diriwayatkan dari sejumlah sahabat semisal Al Baraa bin ‘Azib, Anas bin Malik, Abu Hurairah, dan selain mereka radhiallahu ‘anhum ajma’in.

    4. Pertolongan Menjawab Pertanyaan Di Alam Kubur

    Kaum muslimin yang semoga dirahmati Allah Ta’ala, fitnah kubur adalah ujian yang tidak biasa. Sebab, bukan semata lisan dan pengetahuan yang akan menjawabnya. Namun, keimanan seseorang kepada Allah dan Rasul-Nya yang akan menjadi penentunya. Orang yang beriman akan ditolong untuk bisa menjawab pertanyaan dengan “qaulus tsabit”, sedangkan orang kafir dan munafik tidak bisa menjawab dan diadzab. Inilah yang dimaksud dengan firman Allah Ta’ala;

    ﻳُﺜَﺒِّﺖُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺑِﺎﻟْﻘَﻮْﻝِ ﺍﻟﺜَّﺎﺑِﺖِ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺤَﻴَﺎﺓِ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻭَﻓِﻲ ﺍﻵﺧِﺮَﺓِ ﻭَﻳُﻀِﻞُّ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺍﻟﻈَّﺎﻟِﻤِﻴﻦَ ﻭَﻳَﻔْﻌَﻞُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻣَﺎ ﻳَﺸَﺎﺀُ

    “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di Akhirat. Dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki”
    (QS. Ibrahim: 27).

    Jangan pernah menyamakan antara menjawab pertanyaan fitnah kubur dengan menjawab pertanyaan biasa, walaupun kita hapal jawabannya, belum tentu kita mampu menjawab. Karena perkara dunia berbeda dengan perkara di alam akhirat.

    5. Apakah Mayat Yang Tidak Dikubur Juga Ditanya?

    Seseorang yang meninggal karena dimangsa hewan buas, atau tenggelam di lautan dan mayatnya tidak ditemukan, ia akan tetap mendapatkan pertanyaan kubur beserta siksa atau nikmat kubur. Akan tetapi, bagaimana caranya dan dimana dia ditanya, wallaahu a’lam, kita tidak tahu. Beriman terhadap hal ini termasuk beriman terhadap hal yang ghaib sehingga tidak ada ruang bagi akal untuk menerka-nerka.

    BACA JUGA
    • Kuburan Khusus Orang Islam
    • Kuburan yang Tidak Tampak, Apakah Ada Larangan Sholat Disana?
    • Sholat di Masjid yang Ada Kuburan di dalam Pagar, Bolehkah?

    6. Perjalanan Panjang Ruh Di Akhirat

    Dalam sebuah hadits yang panjang dari sahabat Al Baraa bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyampaikan perjalanan pertama ruh di alam barzakh, “Sesungguhnya hamba yang beriman bila bersiap menghadapi alam akhirat dan meninggalkan dunia, malaikat-malaikat akan turun kepadanya seakan-akan wajah mereka seperti matahari. Mereka membawa kain kafan dan wewangian dari surga.

    Kemudian datanglah malaikat maut dan duduk di sisi kepalanya lantas berkata, “Wahai jiwa yang baik, keluarlah menuju ampunan dan ridha Allah!”. Keluarlah ruhnya mengalir (dari jasadnya) seperti mengalirnya air dari wadah.
    Kemudian rombongan malaikat (yang membawa kafan dan wewangian dari surga) langsung mengambil ruh tersebut dan tidak membiarkannya tetap di tangan malaikat maut walau sekejap mata. Kemudian mereka memakaikan ruh tersebut kafan dan wewangian dari surga. Terciumlah bau kasturi yang paling wangi yang pernah ada di atas muka bumi dari ruh tersebut.

    Para malaikat lalu naik membawa ruh tersebut. Tibalah rombongan malaikat tersebut ke langit. Mereka meminta izin supaya pintu langit dibukakan untuk mereka. Kemudian dibukalah pintu langit. Maka seluruh malaikat yang ada di langit itu ikut mengantarkannya menuju langit berikutnya.

    Hingga tibalah para malaikat ke langit yang di atasnya ada Allah. Allah ‘Azza wa Jalla lalu berfirman, “Tulislah nama hamba-Ku ini di ‘illiyyin. Kemudian kembalikanlah ia ke bumi. Karena darinyalah Aku menciptakan mereka, kepadanya Aku mengembalikan mereka, dan darinya pula Aku membangkitkan mereka di kesempatan yang lain” Lalu ruh tersebut pun dikembalikan ke jasadnya.


    ﻓَﻴَﺄْﺗِﻴﻪِ ﻣَﻠَﻜَﺎﻥِ ﻓَﻴُﺠْﻠِﺴَﺎﻧِﻪِ : ﻓَﻴَﻘُﻮﻟَﺎﻥِ ﻟَﻪُ : ﻣَﻦْ ﺭَﺑُّﻚَ ؟ ﻓَﻴَﻘُﻮﻝُ : ﺭَﺑِّﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻓَﻴَﻘُﻮﻟَﺎﻥِ ﻟَﻪُ : ﻣَﺎ ﺩِﻳﻨُﻚَ ؟ ﻓَﻴَﻘُﻮﻝُ : ﺩِﻳﻨِﻲَ ﺍﻟْﺈِﺳْﻠَﺎﻡُ ﻓَﻴَﻘُﻮﻟَﺎﻥِ ﻟَﻪُ : ﻣَﺎ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺑُﻌِﺚَ ﻓِﻴﻜُﻢْ ؟ ﻓَﻴَﻘُﻮﻝُ ﻫُﻮَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﻴَﻘُﻮﻟَﺎﻥِ ﻟَﻪُ : ﻭَﻣَﺎ ﻳُﺪْﺭِﻳْﻚَ ؟ ﻓَﻴَﻘُﻮﻝُ : ﻗَﺮَﺃْﺕُ ﻛِﺘَﺎﺏَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻓَﺂﻣَﻨْﺖُ ﺑِﻪِ ﻭَﺻَﺪَّﻗْﺖُ ﻓَﻴُﻨَﺎﺩِﻱ ﻣُﻨَﺎﺩٍﻓِﻲ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀِ : ﺃَﻥْ ﻗَﺪْ ﺻَﺪَﻕَ ﻋَﺒْﺪِﻳﻔَﺄَﻓْﺮِﺷُﻮﻩُ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ‏( ﻭَﺃَﻟْﺒِﺴُﻮﻩُ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ‏) ﻭَﺍﻓْﺘَﺤُﻮﺍ ﻟَﻪُ ﺑَﺎﺑًﺎ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ , ﻗَﺎﻝَ : ﻓَﻴَﺄْﺗِﻴﻪِ ﻣِﻦْ ﺭَﻭْﺣِﻬَﺎ ﻭَﻃِﻴﺒِﻬَﺎ ﻭَﻳُﻔْﺴَﺢُ ﻟَﻪُ ﻓِﻲ ﻗَﺒْﺮِﻩِ ﻣَﺪَّ ﺑَﺼَﺮِﻩِ ﻗَﺎﻝَ ﻭَﻳَﺄْﺗِﻴﻪِ ﺭَﺟُﻞٌ ﺣَﺴَﻦُ ﺍﻟْﻮَﺟْﻪِ ﺣَﺴَﻦُ ﺍﻟﺜِّﻴَﺎﺏِ ﻃَﻴِّﺐُ ﺍﻟﺮِّﻳﺢِ ﻓَﻴَﻘُﻮﻝُ : ﺃَﺑْﺸِﺮْ ﺑِﺎﻟَّﺬِﻱ ﻳَﺴُﺮُّﻙَ ﻫَﺬَﺍ ﻳَﻮْﻣُﻚَ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻛُﻨْﺖَ ﺗُﻮﻋَﺪُ , ﻓَﻴَﻘُﻮﻝُ ﻟَﻪُ : ﻣَﻦْ ﺃَﻧْﺖَ , ﻓَﻮَﺟْﻬُﻚَ ﺍﻟْﻮَﺟْﻪُ ﻳَﺠِﻲﺀُ ﺑِﺎﻟْﺨَﻴْﺮِ , ﻓَﻴَﻘُﻮﻝُ : ﺃَﻧَﺎ ﻋَﻤَﻠُﻚَ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺢُ , ﻓَﻴَﻘُﻮﻝُ : ﺭَﺏِّ ﺃَﻗِﻢِ ﺍﻟﺴَّﺎﻋَﺔَ ﺣَﺘَّﻰ ﺃَﺭْﺟِﻊَ ﺇِﻟَﻰ ﺃَﻫْﻠِﻲ ﻭَﻣَﺎﻟِﻲ

    Artinya :
    Kemudian dua malaikat mendatanginya dan mendudukannya, lalu keduanya bertanya, “Siapakah Rabbmu?” Dia (si mayyit) menjawab, “Rabbku adalah Allâh”. Kedua malaikat itu bertanya, “Apa agamamu? “Dia menjawab: “Agamaku adalah al-Islam”.
    Kedua malaikat itu bertanya, “Siapakah laki-laki yang telah diutus kepada kamu ini?” Dia menjawab, “Beliau utusan Allâh”.
    Kedua malaikat itu bertanya, “Apakah ilmumu?” Dia menjawab, “Aku membaca kitab Allâh, aku mengimaninya dan membenarkannya”.
    Lalu seorang penyeru dari langit berseru, “HambaKu telah (berkata) benar, berilah dia hamparan dari surga, (dan berilah dia pakaian dari surga), bukakanlah sebuah pintu untuknya ke surga.

    Maka datanglah kepadanya bau dan wangi surga. Dan diluaskan baginya di dalam kuburnya sejauh mata memandang. Dan datanglah seorang laki-laki berwajah tampan kepadanya, berpakaian bagus, beraroma wangi, lalu mengatakan, “Bergembiralah dengan apa yang menyenangkanmu, inilah harimu yang engkau telah dijanjikan (kebaikan)”.
    Maka ruh orang Mukmin itu bertanya kepadanya, “Siapakah engkau, wajahmu adalah wajah yang membawa kebaikan?”
    Dia menjawab, “Aku adalah amalmu yang shalih”.
    Maka ruh itu berkata, “Rabbku, tegakkanlah hari kiamat, sehingga aku akan kembali kepada istriku dan hartaku”.

    Pertanyaan ini juga dilontarkan kepada orang kafir, sebagaimana yang dijelaskan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam (yang artinya):

    “Sesungguhnya hamba yang kafir jika akan berpisah dengan dunia dan menghadapi akhirat, turunlah rombongan malaikat berwajah hitam kepadanya sambil membawa kain wol kasar.

    Datanglah malaikat maut dan duduk di dekat kepalanya, lantas berkata, “Wahai jiwa yang buruk, keluarlah menuju murka dan amarah Allah!”. Maka ruhnya terpencar-pencar di dalam jasadnya. Malaikat maut kemudian mencabut nyawanya seperti orang yang menarik besi beruji yang menempel di kapas basah. Setelah malaikat mau mencabutnya, rombongan malaikat berwajah hitam langsung mengambil ruh tersebut dalam sekejap dan membungkusnya dengan kain wol kasar. Keluarlah bau paling busuk yang pernah tercium di atas muka bumi.

    Lalu ruh tadi di bawa ke langit. Hingga sampailah mereka ke langit dunia, lalu meminta izin agar dibukakan pintu langit, namun tidak diizinkan.

    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian membaca ayat (yang artinya), “Tidak akan dibukakan bagi mereka (orang-orang kafir) pintu-pintu langit dan mereka tidak akan masuk surga sampai unta bisa memasuki lubang jarum” (QS. Al A’raaf: 40)

    Lalu Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Tulislah namanya di Sijjin di bumi paling bawah”. Dicampakkanlah ruh tersebut.

    Lantas Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam membaca ayat (yang artinya), “Barang siapa mempersekutukan Allah (dengan sesuatu), seolah-olah ia jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.” (QS. Al Hajj: 31)

    Baca Juga:  5 Adab Istimewa Terhadap Guru

    ﻭَﻳَﺄْﺗِﻴﻪِ ﻣَﻠَﻜَﺎﻥِ ﻓَﻴُﺠْﻠِﺴَﺎﻧِﻪِ ﻓَﻴَﻘُﻮﻟَﺎﻥِ ﻟَﻪُ : ﻣَﻦْ ﺭَﺑُّﻚَ؟ ﻓَﻴَﻘُﻮﻝُ : ﻫَﺎﻩْ ﻫَﺎﻩْ ﻟَﺎ ﺃَﺩْﺭِﻱ ﻓَﻴَﻘُﻮﻟَﺎﻥِ ﻟَﻪُ : ﻣَﺎ ﺩِﻳﻨُﻚَ ؟ ﻓَﻴَﻘُﻮﻝُ : ﻫَﺎﻩْ ﻫَﺎﻩْ ﻟَﺎ ﺃَﺩْﺭِﻱ ﻓَﻴَﻘُﻮﻟَﺎﻥِ ﻟَﻪُ ﻣَﺎ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺑُﻌِﺚَ ﻓِﻴﻜُﻢْ ؟ ﻓَﻴَﻘُﻮﻝُ : ﻫَﺎﻩْ ﻫَﺎﻩْ ﻟَﺎ ﺃَﺩْﺭِﻱ ﻓَﻴُﻨَﺎﺩِﻱ ﻣُﻨَﺎﺩٍ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀِ ﺃَﻥْ ﻛَﺬَﺏَ ﻓَﺎﻓْﺮِﺷُﻮﺍ ﻟَﻪُ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ﻭَﺍﻓْﺘَﺤُﻮﺍ ﻟَﻪُ ﺑَﺎﺑًﺎ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ﻓَﻴَﺄْﺗِﻴﻪِ ﻣِﻦْ ﺣَﺮِّﻫَﺎ ﻭَﺳَﻤُﻮﻣِﻬَﺎ ﻭَﻳُﻀَﻴَّﻖُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻗَﺒْﺮُﻩُ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﺨْﺘَﻠِﻒَ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺿْﻠَﺎﻋُﻪُ ﻭَﻳَﺄْﺗِﻴﻪِ ﺭَﺟُﻞٌ ﻗَﺒِﻴﺢُ ﺍﻟْﻮَﺟْﻪِ ﻗَﺒِﻴﺢُ ﺍﻟﺜِّﻴَﺎﺏِ ﻣُﻨْﺘِﻦُ ﺍﻟﺮِّﻳﺢِ ﻓَﻴَﻘُﻮﻝُ : ﺃَﺑْﺸِﺮْ ﺑِﺎﻟَّﺬِﻱ ﻳَﺴُﻮﺀُﻙَ ﻫَﺬَﺍ ﻳَﻮْﻣُﻚَ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻛُﻨْﺖَ ﺗُﻮﻋَﺪُ , ﻓَﻴَﻘُﻮﻝُ : ﻣَﻦْ ﺃَﻧْﺖَ ﻓَﻮَﺟْﻬُﻚَ ﺍﻟْﻮَﺟْﻪُ ﻳَﺠِﻲﺀُ ﺑِﺎﻟﺸَّﺮِّ ﻓَﻴَﻘُﻮﻝُ : ﺃَﻧَﺎ ﻋَﻤَﻠُﻚَ ﺍﻟْﺨَﺒِﻴﺚُ ﻓَﻴَﻘُﻮﻝُ ﺭَﺏِّ ﻟَﺎ ﺗُﻘِﻢِ ﺍﻟﺴَّﺎﻋَﺔَ

    Artinya :
    Lalu ruh tadi dikembalikan ke jasadnya. Datanglah dua malaikat dan memerintahkannya untuk duduk. Keduanya bertanya, “Siapa Rabb-mu?”. Dia menjawab, “Hah…hah… Tidak tahu”
    Malaikat bertanya lagi, “Apa agamamu?”. Ia menjawab, “Hah … hah … Tidak tahu”
    Malaikat bertanya lagi, “Siapa orang yang telah diutus kepada kalian?”. Ia kembali menjawab, “Hah…hah… Tidak tahu”

    Kemudian terdengar suara dari langit, “Hamba-ku berdusta. Hamparkanlah neraka untuknya dan bukakanlah pintu menuju neraka”. Maka hawa panas dan bau busuk neraka menghampiri orang tersebut. Kemudian kuburnya disempitkan sampai tulang rusuknya patah dan bersilangan.”

    Dan datanglah seorang laki-laki berwajah buruk kepadanya, berpakaian buruk, beraroma busuk, lalu mengatakan, “Terimalah kabar yang menyusahkanmu ! Inilah harimu yang telah dijanjikan (keburukan) kepadamu”. Maka ruh orang kafir itu bertanya kepadanya, “Siapakah engkau, wajahmu adalah wajah yang membawa keburukan?”
    Dia menjawab, “Aku adalah amalmu yang buruk”. Maka ruh itu berkata, “Rabbku, janganlah Engkau tegakkan hari kiamat”
    (HR. Ahmad, no. 18557, Abu Daud, no. 4753 dan lainnya secara ringkas; dinilai shahih oleh ahli hadits syaikh Albani dalam Shahihul Jami’ no. 1672).

    7. Berlindung Dari Fitnah Kubur

    Diantara cara untuk berlindung dari fitnah kubur adalah dengan mengucapkan doa berikut di penghujung shalat, selepas tasyahhud akhir sebelum salam,

    وعن أَبي هريرة رضي الله عنه : أنَّ رسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم ، قَالَ : إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللهِ مِنْ أرْبَعٍ ، يقول : اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ ، وَمِنْ عَذَابِ القَبْرِ ، وَمِنْ فِتْنَةِ المَحْيَا وَالْمَمَاتِ ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ المَسِيحِ الدَّجَّالِ

    Dari sahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian bertasyahud, hendaklah ia meminta perlindungan kepada Allah dari empat perkara dengan mengucapkan,

    ‘ALLAHUMMA INNI A’UDZU BIKA MIN ‘ADZAABI JAHANNAM, WA MIN ‘ADZABIL QOBRI, WA MIN FITNATIL MAHYAA WAL MAMAAT, WA MIN SYARRI FITNATIL MASIIHID DAJJAAL’
    (Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka Jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari kejahatan fitnah Al-Masih Ad-Dajjal).” (HR. Muslim, no. 588).

    Dan setelah fitnah kubur, seseorang akan mendapatkan nikmat atau adzab kubur sesuai dengan kemampuannya menjawab pertanyaan dua malaikat; Munkar dan Nakir, sembari menunggu keputusan Allah ‘Azza Wa Jalla akan datangnya hari kebangkitan. Semoga Allah Yang Maha Pemurah meneguhkan hati kita semua baik ketika di dunia maupun di akhirat. Wallaahul muwaffiq.

    Wallahu Ta’ala A’lam.

    Disusun oleh:
    Ustadz Fadly Gugul S.Ag. حفظه الله
    Selasa, 11 Rabiul Awal 1442 H / 27 oktober 2020 M



    Read more https://bimbinganislam.com/pertanyaan-di-alam-kubur-beserta-penjelasannya/
    Share:
  • WhatsApp
  • Read More

    SESEORANG DI WAFATKAN DIATAS APA YANG DI CINTAINYA

    sunnahposJuli 12, 2021 Tidak ada komentar

     8 Tanda Hubungan Asmara Akan Berakhir

    Suatu saat aku mengisi kajian di sebuah masjid di kota fulan, datanglah Imam Masjid tersebut dan berkata : Wahai Syaikh ! Di kota ini, tepatnya 2 pekan yang lalu, telah terjadi suatu peristiwa yang sangat menakjubkan, aku balik bertanya : Peristiwa apa yang terjadi ya akhi ? Maka Imam Masjid tersebut mulai bercerita: Kami mendengar ada seorang pemuda yang tertabrak kereta api saat melintas di rel kereta api maka aku langsung pergi ke tempat kejadian tersebut dan aku dapatkan pemuda tersebut dalam keadaan sangat kritis, ususnya berhamburan keluar dari perutnya dan tangan kirinya juga telah putus.

    Maka aku berkata kepadanya : Wahai anakku ! Ucapkan kalimat Laa ilaaha illa Allah. Lalu pemuda itu memandang kepadaku, aku pun mengulang kembali perkataanku, wahai anakku ucapkan kalimat Laa ilaaha illa Allah ! Maka pemuda tersebut berkata : Laa ilaaha illa Allahu kemudian nafasnya terhenti dan meninggal, lalu aku berusaha mencari kartu identitasnya di salah satu kantong di bajunya untuk mengetahui nama dan alamatnya.

    Tiba-tiba aku dikejutkan dengan sebuah salib ditangannya, ternyata pemuda ini seorang nashrani, maka Imam Masjid tadi berkata : Kita akan pergi ke rumah pemuda tersebut untuk menyampaikan kisah ini kepada keluarganya, semoga bisa menjadi pelajaran bagi mereka.

    Maka kami bersama dengan kaum muslimin yang lainnya, sekitar kurang lebih 2000 orang, berangkat menuju rumah keluarga pemuda tersebut untuk berta’ziah dan mengabarkan tentang keadaannya sebelum meninggal, ketika kami sampai di rumahnya, bapak pemuda tersebut berkata : Sungguh anakku senang sekali mendengarkan Al-Qur’an dan berkehendak masuk Islam akan tetapi aku selalu melarangnya, maka kami pun bertakbir dan mengatakan : Sungguh Allah telah memberikan taufiq kepadanya ketika melihat kejujurannya.


    Hikmah dari peristiwa ini adalah :

    Ketika seseorang jujur dengan Allah dan mengikhlaskan niat hanya kepada-Nya maka Allah akan memberikan taufiq sesuai dengan apa yang diinginkan dan dicintainya. Nabi kita yang mulia telah bersabda yang artinya : "Barang siapa mencintai sesuatu maka ia akan diwafatkan diatasnya"

    Wahai saudaraku ! Kembalilah kepada Allah dan bertanyalah kepada dirimu sendiri, amal perbuatan apa yang paling engkau cintai? Apakah amal tersebut mendekatkan dirimu kepada Allah dan menjauhkanmu dari neraka atau malah sebaliknya, menjauhkan dirimu dari Allah dan mendekatkanmu kepada neraka?

    Kita hanya bisa memohon kepada Allah husnul-khotimah, pungkasan yang terbaik bagi kehidupan kita di dunia sebelum di akherat.


    By: Ust. Abu Sa'ad dan jangan lupa untuk diSHARE semoga kisah ini mengharukan teman dan saudara Anda juga...



    (Ummu Adam Zakariya )


    🌐 Sumber Artikel : https://Muslim.or.id


    ☕ Silahkan disebarkan, mudah2an anda mendapatkan bagian dari pahalanya ☕
    Barakallah fikum.  
                                             

    ✒ Ditulis oleh Ustadz Abu Sa'ad Muhammad Nurhuda Rahimahullah.  


    ▪┈┈◈❂◉❖ ❁ ❖◉❂◈┈┈▪

    Share:
  • WhatsApp
  • Read More

    DZIKIR SETELAH SHOLAT WAJIB SESUAI SUNNAH

    sunnahposJuni 22, 2021 Tidak ada komentar

     MAKNA SUNNAH DAN PENGIKUT SUNNAH - MECI ANGI

    Berikut ini adalah bacaan-bacaan dzikir yang shahih setelah shalat fardhu, yang sesuai dengan sunnah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam.
    (dibaca setelah salam).

    1. Membaca :
    أَسْتَغْفِرُ اللهَ.
    أَسْتَغْفِرُ الله.
    أَسْتَغْفِرُ اللهَ.
    اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ
    Astaghfirullaåh.
    Astaghfirullaåh.
    Astaghfirullaåh.
    Allahumma antassalaam, wa mingkassalaam, tabarakta ya dzaljalaali wal ikraam.

    “Saya memohon ampun kepada Allah.(3x)
    Ya Allah Engkau Maha Sejahtera, dan dari-Mu lah kesejahteraan, Maha Suci Engkau wahai Rabb pemilik Keagungan dan Kemuliaan.”

    Keterangan: HR. Muslim no.591 (135), Ahmad (V/275,279), Abu Dawud no.1513, an-Nasa-i III/68, Ibnu Khuzaimah no.737, ad-Darimi I/311 dan Ibnu Majah no.928 dari Sahabat Tsauban radhiyallaahu ‘anhu.

    Perhatian:
    Hendaklah dicukupkan dengan bacaan ini dan jangan ditambah-tambah dengan macam-macam bacaan lainnya yang tidak ada asalnya dari Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
    (Lihat Misykaatul Mashaabiih 1/303)

    2. Membaca :
    لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
    لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ,
    اللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ
    Laa ilaaha illallaåh wahdahu laa syarikalah,
    lahul mulku, walahul hamdu,
    wahuwa ‘ala kulli syay-in qådiir.

    Allahumma laa maani’a limaa a’thayta, wa laa mu’thiya limaa mana’ta, wa laa yamfa’u dzaljaddi min kaljaddu.

    "Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala pujian dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
    Ya Allah tidak ada yang dapat mencegah apa yang Engkau beri, dan tidak ada yang dapat memberi apa yang Engkau cegah. Tidak berguna kekayaan dan kemuliaan itu bagi pemiliknya dari (siksa)-Mu.”

    Keterangan: HR. Al-Bukhari no.844 dan Muslim no.593, Abu Dawud no.1505, Ahmad IV/245, 247, 250, 254, 255, Ibnu Khuzaimah no.742, ad-Darimi I/311, dan An-Nasa-i III/70,71, dari  Al-Mughirah bin Syu’bah.

    3. Membaca :
    لاَإِلَهَإِلاَّاللهُوَحْدَهُلاَشَرِيْكَلَهُ،
    لَهُالْمُلْكُوَلَهُالْحَمْدُوَهُوَعَلَىكُلِّشَيْءٍقَدِيْرٌ،
    لاَحَوْلَوَلاَقُوَّةَإِلاَّبِاللهِ،
    لاَإِلَهَإِلاَّاللهُوَلاَنَعْبُدُإِلاَّإِيَّاهُ
    ،لَهُالنِّعْمَةُوَلَهُالْفَضْلُوَلَهُالثَّنَاءُالْحَسَنُ،
    لاَإِلَهَإِلاَّاللهُمُخْلِصِيْنَلَهُالدِّيْنَوَلَوْكَرِهَالْكَافِرُوْنَ

    Laa ilaaha illallaåh wahdahu laa syarikalah,
    lahul mulku, walahul hamdu,
    wahuwa ‘ala kulli syay-in qådiir.
    Laa hawla wa laa kuwwata illa billaah,
    laa ilaaha illallaah,
    walaa na’budu illaa iyyaahu,
    lahunni’matu walahul fadhlu
    walahuts tsanaaul hasanu,
    laa ilaaha illallaåh mukhlishiyna lahuddiyn walaw karihal kaafiruun.

    "Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah Yang Maha Esa,
    Tidak ada sekutu bagi-Nya.
    Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala pujian dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
    Tidak ada daya dan kekuatan kecuali (dengan pertolongan) Allah.
    Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah. Kami tidak beribadah kecuali kepada-Nya.
    Baginya nikmat, anugerah, dan pujian yang baik.
    Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dengan memurnikan ibadah hanya kepada-Nya,
    meskipun orang-orang kafir tidak menyukainya.”

    Keterangan: HR. Muslim no.594, Ahmad IV/ 4, 5, Abu  Dawud no. 1506, 1507, an- Nasa-i III/70, Ibnu Khuzaimah no.740, 741, Dari ’Abdullah bin az-Zubair Rahimahullah.

    4. Membaca :
    سُبْحَانَ اللهُ
    Subhaanallaah (33x)
    “Maha suci Allah” (33x)
    اَلْحَمْدُ لِلَّهِ
    Alhamdulillah (33x)
    “Segala puji bagi Allah” (33x)
    اَللهُ أَكْبَرُ
    Allahu Akbar (33x)
    “Allah Maha Besar” (33x)

    Kemudian untuk melengkapinya menjadi seratus, ditambah dengan membaca:

    لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

    Laa ilaaha illallaåh wahdahu laa syarikalah, lahul mulku, walahul hamdu, wahuwa ‘ala kulli syay-in qådiir.

    "Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya.
    Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala pujian dan Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

    Keterangan:
    “Barangsiapa membaca kalimat tersebut setiap selesai shalat, akan diampuni kesalahannya, sekalipun seperti buih di lautan.”
    HR. Muslim no.597, Ahmad II/371,483, Ibnu Khuzaimah no.750 dan al-Baihaqi II/187).

    5. Membaca :
    اللَّهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

    Allahumma a-’inniy ’ala dzikrika wa syukrika wa husni ’ibaadatika.

    “Ya Allah, tolonglah aku untuk berdzikir kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu, serta beribadah dengan baik kepada-Mu.”

    Keterangan: HR. Abu Dawud no.1522, an-Nasa-i III/53, Ahmad V/245 dan al-Hakim (I/273 dan III/273) dan dishahihkannya,
    juga disepakati oleh adz-Dzahabi, yang mana kedudukan hadits itu seperti yang dikatakan oleh keduanya,
    bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam pernah memberikan wasiat kepada Mu’adz agar dia mengucapkannya di setiap akhir shalat.

    6. Kemudian membaca (Surat al-Ikhlash) : 
    بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
    قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ>>للَّهُ الصَّمَدُ>> لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ>> وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَد

    Qul huwallaahu ahad. Allaahusshamad. Lam yalid walam yuulad. .Walam yakullahu kufuwan ahad.

    Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".

    7. Kemudian membaca (Surat al-Falaq) : 

    بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
    قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ>> مِن شَرِّ مَا خَلَقَ>> وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ>> وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ>>  وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ

    Qul a'uudzu birabbil falaq.
    Min syarri maa khalaq.
    Wamin syarri ghaasiqin idzaa waqaba.
    Wamin syarrin naffaatsaati fii al'uqadi. Wamin syarri haasidin idzaa hasada.

    Katakanlah: "Aku berlindung kepada Robb Yang Menguasai waktu subuh, dari kejahatan apa-apa (mahluk) yang diciptakan-Nya. Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan orang-orang yang dengki apabila ia dengki"

    8. Kemudian membaca (Surat an-Naas) :

    بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
    قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ>> مَلِكِ النَّاسِ>> إِلَهِ النَّاسِ>> مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ>> الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ>> مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ>>

    Qul a'uudzu birabbin naas.
    Malikin naas. Ilaahin naas.
    Min syarril waswaasil khannaas.
    Alladzii yuwaswisu fii shuduurin naas. Minal jinnati wannaas.

    Katakanlah: "Aku berlindung kepada Robb (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.

    Keterangan: HR Abu Dawud no.1523, an-Nasa-i III/68, Ibnu Khuzaimah no.755 dan Hakim I/253.
    Lihat pula Shahiih at-Tirmidzi III/8 no.2324. Ketiga surat tersebut dinamakan al-Mu’awwidzaat.

    9. Selanjutnya, membaca Ayat Kursi:

    اللَّهُلاَإِلَهَإِلاَّهُوَالْحَيُّالْقَيُّومُ،
    لاَتَأْخُذُهُسِنَةٌوَلاَنَوْمٌ،
    لَهُمَافِيالسَّمَاوَاتِوَمَافِيالْأَرْضِ،
    مَنْذَاالَّذِييَشْفَعُعِنْدَهُإِلاَّبِإِذْنِهِ،
    يَعْلَمُمَابَيْنَأَيْدِيهِمْوَمَاخَلْفَهُمْ،
    وَلَايُحِيطُونَبِشَيْءٍمِنْعِلْمِهِإِلاَّبِمَاشَاءَ،
    وَسِعَكُرْسِيُّهُالسَّمَاوَاتِوَالْأَرْضَ،
    وَلَايَئُودُهُحِفْظُهُمَا،
    وَهُوَالْعَلِيُّالْعَظِيمُ

    Allaahu laa ilaaha illaa huu, al hayyul qoyyum,
    la ta’khudzuhuu sinatuw walaa naum. Lahuu maa fissamaawaati wa maa fil ardh.
    Man djalladjii yasyfa’u ’indahuu illa bi idjnih.
    Ya’lamu maa bayna aydiihim wa maa kholfahum.
    Wa laa yuhiithuuna bi syay-im min ’ilmihii illa bi maa syaa-a.
    Wasi’a kursiiyyuhussamaawaati wal ardh. Walaa ya-uuduhuu hifzhuhumaa.
    Wa huwal’aliiyul ’azhiim.

    ”Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk. Allah tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) melainkan Dia.
    Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya.
    Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya.
    Dan Kursi Allah meliputi langit dan bumi, dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”
    (Al-Baqarah: 255)

    Keterangan:
    “Barangsiapa yang membacanya setiap selesai shalat, tidak ada yang menghalanginya masuk Surga selain kematian.”
    HR. An-Nasa-i dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah’ no.100 dan Ibnus Sunni no.124 dari Abu Umamah rahimahullah, dinyatakan shahih oleh Syaikh al-Albani.

    10. Membaca : (ini dibaca 10x setiap selesai shalat maghrib dan shubuh).

    لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

    Laa ilaaha illallaåh wahdahu laa syarikalah, lahul mulku, walahul hamdu, yuhyiy wa yumiytu wahuwa ‘ala kulli syay-in qådiir.
    "Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya.
    Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala pujian.
    Dialah yang menghidupkan (orang yang sudah mati atau memberi ruh janin yang akan dilahirkan) dan yang mematikan. Dan Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.

    Keterangan:
    Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
    “Barangsiapa setelah shalat Maghrib dan Shubuh membaca
    ‘Laa ilaaha illallaåh wahdahu laa syarikalah,
    lahul mulku, walahul hamdu, yuhyiy wa yumiytu wahuwa ‘ala kulli syay-in qådiir,’  sebanyak 10x Allah akan tulis setiap satu kali 10 kebaikan,
    dihapus 10 kejelekan, diangkat 10 derajat, Allah lindungi dari setiap kejelekan, dan Allah lindungi dari godaan syetan yang terkutuk.”
    (HR. Ahmad IV/227, at-Tirmidzi no.3474). At-Tirmidzi berkata: Hadits ini hasan gharih shahih.”

    11. Khusus setelah selesai shalat Shubuh, disunnahkan membaca:

    اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

    Allahumma inniy as-aluka ‘ilman naafi’an, wa rizqon toyyiban, wa’amalan mutaqobbalan.
    "Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik, dan amalan yang diterima."

    Demikian bacaan dzikir yang shahih setelah shalat fardhu sesuai dengan sunnah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam.
    Mudah-mudahan dapat memberi kebaikan dan manfaat bagi kita semua.

    Barakallahu fiikum.


     

     Wallahu A'lam 

    Semoga bermanfaat






    Share:
  • WhatsApp
  • Read More
    ← Postingan Lebih Baru Postingan Lama → Beranda

    Printfriendly

    Situs Islam

    • Live Streaming Rodja TV
    • Radio online
    • Tafsir Online
    • Tafsir Ibnu Katsir
    • almanhaj
    • Kajian Net
    • Muslim
    • Islam Download
    • Radiorodja
    • Radiosunnah
    • Rumaysho

    Recent Posts

    Arsip Blog

    • September 2025 (1)
    • Agustus 2025 (2)
    • Juli 2025 (3)
    • Juni 2025 (4)
    • Mei 2025 (3)
    • Maret 2025 (5)
    • Februari 2025 (6)
    • Januari 2025 (2)
    • September 2024 (1)
    • Agustus 2024 (6)
    • Juli 2024 (1)
    • Mei 2024 (6)
    • Januari 2024 (2)
    • Desember 2023 (3)
    • November 2023 (5)
    • Oktober 2023 (2)
    • September 2023 (3)
    • Agustus 2023 (8)
    • Juli 2023 (10)
    • Februari 2023 (3)
    • Januari 2023 (1)
    • Desember 2022 (5)
    • Oktober 2022 (3)
    • Juni 2022 (8)
    • April 2022 (4)
    • Maret 2022 (13)
    • Februari 2022 (10)
    • Januari 2022 (3)
    • Oktober 2021 (12)
    • September 2021 (11)
    • Agustus 2021 (1)
    • Juli 2021 (3)
    • Juni 2021 (33)
    • Mei 2021 (3)
    • April 2021 (2)
    • Februari 2021 (29)
    • Januari 2021 (2)
    • Desember 2020 (4)
    • Agustus 2020 (14)
    • April 2020 (6)
    • Maret 2020 (40)
    • November 2019 (2)
    • Oktober 2019 (9)
    • Agustus 2019 (1)
    • Mei 2019 (1)
    • April 2019 (3)
    • Maret 2019 (2)
    • Februari 2019 (6)
    • Januari 2019 (15)
    • Desember 2018 (9)
    • November 2018 (4)
    • Oktober 2018 (16)
    • September 2018 (37)
    • Agustus 2018 (12)
    • Juli 2018 (65)
    • Juni 2018 (7)
    • Mei 2018 (55)
    • April 2018 (116)
    • Maret 2018 (112)
    • Februari 2018 (27)

    Printfriendly

    Social Profiles

    TwitterFacebookGoogle PlusInstagramRSS FeedEmail

    CLICK TV DAN RADIO DAKWAH

    Murottal Al-Qur'an

    Listen to Quran

    Jadwal Sholat

    jadwal-sholat

    Translate

    • Popular
    • Tags
    • Blog Archives

    INSAN TV

    POPULAR

    • JIKA TAHU PAHALA SHALAT BERJAMAAH DI MASJID, PASTI MENDATANGINYA WALAUPUN MERANGKAK
      Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat memperhatikan dan menjaga shalat secara berjamaah di masjid, walaupun beliau sakit tetap belia...
    • Mereka yang Terhalang Minum dari Telaga Al Kautsar
      Telaga dan sungai Al-Kautsar begitu nikmatnya, itulah salah satu kenikmatan di akhirat. Bagaimana kita selaku seorang muslim bisa menikmat...
    • Buku Referensi Belajar Islam dari Dasar
      Di antara kiat mendalami agama adalah belajar ilmu secara bertahap. Dalam postingan kali ini, Rumaysho.Com akan menyebutkan beberapa buku ...

    Arsip Blog

    • ▼  2025 (26)
      • ▼  September (1)
        • KISAH WANITA YANG KEMATIANNYA DISAMBUT BERIBU-RIBU...
      • ►  Agustus (2)
      • ►  Juli (3)
      • ►  Juni (4)
      • ►  Mei (3)
      • ►  Maret (5)
      • ►  Februari (6)
      • ►  Januari (2)
    • ►  2024 (16)
      • ►  September (1)
      • ►  Agustus (6)
      • ►  Juli (1)
      • ►  Mei (6)
      • ►  Januari (2)
    • ►  2023 (35)
      • ►  Desember (3)
      • ►  November (5)
      • ►  Oktober (2)
      • ►  September (3)
      • ►  Agustus (8)
      • ►  Juli (10)
      • ►  Februari (3)
      • ►  Januari (1)
    • ►  2022 (46)
      • ►  Desember (5)
      • ►  Oktober (3)
      • ►  Juni (8)
      • ►  April (4)
      • ►  Maret (13)
      • ►  Februari (10)
      • ►  Januari (3)
    • ►  2021 (96)
      • ►  Oktober (12)
      • ►  September (11)
      • ►  Agustus (1)
      • ►  Juli (3)
      • ►  Juni (33)
      • ►  Mei (3)
      • ►  April (2)
      • ►  Februari (29)
      • ►  Januari (2)
    • ►  2020 (64)
      • ►  Desember (4)
      • ►  Agustus (14)
      • ►  April (6)
      • ►  Maret (40)
    • ►  2019 (39)
      • ►  November (2)
      • ►  Oktober (9)
      • ►  Agustus (1)
      • ►  Mei (1)
      • ►  April (3)
      • ►  Maret (2)
      • ►  Februari (6)
      • ►  Januari (15)
    • ►  2018 (460)
      • ►  Desember (9)
      • ►  November (4)
      • ►  Oktober (16)
      • ►  September (37)
      • ►  Agustus (12)
      • ►  Juli (65)
      • ►  Juni (7)
      • ►  Mei (55)
      • ►  April (116)
      • ►  Maret (112)
      • ►  Februari (27)

    Cari

    • Follower

    • Contact Us

      Nama

      Email *

      Pesan *

    • Berlangganan

      Sign Up for Email Updates

      • Facebook
      • Twitter
      • Google+
      • Pinterest
      • RSS
      Follow @[Twitter Username]
    • ORDER VIA WHATSAPP
    Copyright © Sunnahpos | Powered by Blogger
    Design by FlexiThemes | Blogger Theme by PBT | Distributed By Blogger Templates20 | Disposal Bins Brampton | Disposal Bins Mississauga