}

QIILLA WA QAAL" (Mendengar Setiap Pembicaraan Lalu Menceritakannya)


 Pernah seseorang datang menemui Khalid bin Walid dia berkata kepadanya :

"Bahwasanya si Fulan telah mengata ngataimu !

Maka Khalid bin Walid menjawab :

"Itukan lembaran amalnya, biarkan saja dia mengisinya sesukanya".

Seseorang berkata kepada Wahab bin Munabbih :

"Bahwasanya si Fulan telah memaki makimu.!

Maka dijawab oleh Wahab bin Munabbih :

"Lho..apakah setan tidak mendapat utusan selain kamu?!

Seseorang datang kepada Ali bin al-Husain lalu berkata kepadnya :

"Bahwasanya si Fulan telah menyakitimu dan mencelamu"!

Beliau menyahut :

"Seandainya apa yang dia katakan tentang aku itu benar adanya, maka semoga Allah mengampuniku. Namun jika yg dia katakan itu bathil/tidak benar, maka semoga Allah mengampuninya".

Seorang berkata kepada  seseorang :

"Si Fulan mengata ngataimu"..

Maka dijawab olehnya :

"Dia telah memanahku namun tidak mengenaiku. Tapi mengapa engkau membawa anak panah itu dan menancapkannya di lubuk hatiku?

Seseorang datang kepada salah seorang yang shaleh dengan tujuan mengadu domba. Maka spontan dia menjawab :

"Engkau datang kepadaku dengan membawa 3 kejahatan

1.Engkau telah menjauhkan antara aku dengan saudara.

2. Engkau telah menyibukkan hatiku yang tadinya bersih.

3. Engkau telah merusak posisi dirimu dalam diriku".

Seseorang datang kepada Imam Asy Syafi' dan berkata kepadanya :

Si Fulan menyebut  nyebut keburukanmu.

Maka beliau menjawab :

"Jika yang kamu katakan itu  benar.  maka kamu adalah seorang pengadu domba. dan jika yg kamu katakan itu dusta maka kamu adalah seorang yg fasiq"

Maka dengan tersipu maluia pun pergi".

● Al Imam An Nawawi rahimahullah berkata:

“Qiila Wa Qaal” adalah masuk campur dalam kabar berita orang lain dan menghikayatkan sesuatu yang tidak penting dari keadaan keadaan dan perbuatan mereka.

(Syarah Shahih Muslim, pada hadits no. 3236) .

Beliau juga berkata :

Makna “qiila wa qaal” adalah; menceritakan semua yang ia dengarkan, ia berkata: “katanya begini”, “kata si fulan begitu” dari perkara yang ia (sendiri) tidak mengetahui keabsahannya, tidak pula menyangkanya (demikian). Cukuplah seseorang itu dikatakan berdusta, (tatkala) ia menceritakan semua yang ia dengarkan.

(Syarah Riyadhus Shaalihin, Bab no. 41).

Asy Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah : “Qiila Wa Qaal” maksudnya mengutip ucapan dan kebanyakan apa yang diucapkan oleh manusia dan ia banyak berkomentar dengannya. Dan tidak ada tujuannya melainkan membicarakan orang lain, “mereka bilang begini dan katanya begitu”. Apalagi jika perkara ini terkait kehormatan Ahli Ilmu(ulama) dan kehormatan penguasa, maka akan sangat dan sangat dibenci di sisi Allah

(Syarah Riyadhus Shalihiin).

Berkata guru kami Asy Syaikh Rabi’ hafidzahullah :

“Qiila Wa Qaal” adalah masuk campur dalam kebathilan dan pada perkara yang tidak penting.

(Mudzakkiroh Fii Al-Hadits An-Nabawiy, hal. 18).

Semoga Allah menjaga kita dari "QILLA WA QAAL

Waallahu a'lam 


Share:

Tidak ada komentar:

CLICK TV DAN RADIO DAKWAH

Murottal Al-Qur'an

Listen to Quran

Jadwal Sholat

jadwal-sholat

Translate

INSAN TV

POPULAR

Cari