Jalan-jalan kesesatan jumlahnya sangat banyak dan bentuknya pun bermacam-macam. Demikian banyaknya sampai masyarakat sulit membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Salah satunya adalah "ILMU FILSAFAT".
Orang-orang yang berbicara tentang agama dengan berlandaskan ilmu kalam (filsafat) telah terjerumus dalam dua kesalahan besar :
Pertama : Menjadikan akal lebih didahulukan dari pada nash-nash Wahyu....!!!.
Kedua : Menjadikan akalnya para tokoh Yunani sebagai barometer kebenaran....!!!.
Saudaraku, betapa besar kerusakan yang ditimbulkan filsafat terhadap pemahaman kaum muslimin terhadap agamanya, maka para Ulama' Ahlus Sunnah wal Jama'ah dulu dan sekarang tiada henti-hentinya memperingatkan umat Islam dari bahaya filsafat. Kerasnya cela'an para Ulama' terhadap ilmu filsafat tidak lain karena akibat yang sangat buruk dari mempelajari ilmu tersebut. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnul Jauzi rahimahullah. Beliau mengatakan; "Adapun sumber intervensi pemikiran dalam ilmu dan aqidah adalah berasal dari filsafat. Ada sejumlah orang dari kalangan Ulama' kita belum merasa puas dengan apa yang telah dipegangi oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, yaitu merasa cukup dengan al-Qur'an dan Sunnah. Mereka pun sibuk dengan mempelajari pemikiran-pemikiran kaum filsafat. Dan selanjutnya menyelami ilmu Kalam yang menyeret mereka kepada pemikiran yang buruk yang pada gilirannya merusak aqidah".
(Shaidul Khathir hlm. 226).
Ketika orang sudah memasuki dimensi filsafat, tidak ada kebaikan sedikit pun yang dapat ia raih. Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan: "Jarang sekali orang mempelajarinya (ilmu Kalam dan filsafat) kecuali akan terkena bahaya dari mereka (kaum filosof)".
(Fadh 'Ilmis Salaf 'ala 'Ilmil Khalaf hlm. 105).
Bahkan sikap imam Asy Syafi'i terhadap ilmu Kalam/filsafat sangat jelas dan tegas. Beliau berkata kepada ar Rabi' bin Sulaiman rahimahullah:
لا تشتغل بالكلام فإني اطلعتُ من أهل الكلام على التعطيل
"Janganlah engkau menyibukkan diri dengan ilmu Kalam, karena aku telah mengamati Ahlul Kalam, dan mereka cenderung melakukan ta'thil (menolak sifat-sifat Allah)".
(Siyar A'lamin Nubala, 10/28).
Karena itu, tidak heran bila Ibnu Shalah rahimahullah memvonis ilmu filsafat sebagai biang ketololan, rusaknya aqidah, kesesatan, sumber kebingungan, kesesatan dan membangkitkan penyimpangan dan zandaqah (kekufuran).
(Fatawa wa Rasail Ibni ash Shalah 1/209-212. Nukilan dari Asbabul Khatha' fit Tafsir 1/266).
Saudaraku, memahami agama melalui teori atau kaidah filsafat jika kebetulan sesuai dengan kebenaran, maka tidak akan menyampaikan kepada kemantapan dalam beraqidah, karena akan selalu tergoyahkan dengan teori lainnya yang menurut orang lain atau menurut dia sendiri di waktu lain lebih kuat. Sampai-sampai salah seorang dari mereka mengatakan: "Aku berbaring di atas tempat tidurku dan aku tutupkan selimut di atas wajahku lalu aku adu antara dalil-dalil mereka (ahli filsafat), sampai terbit fajar dan aku tidak mendapatkan mana yang lebih kuat".
(Syarah Al-'Aqidah Ath-Thahawiyah hal. 209).
Sekali lagi,... para Ulama' Ahlus-Sunnah dari dulu sampai sekarang sangat keras melarang ilmu ini (filsafat) dan mewaspadai orang-orangnya. Sampai-sampai, hampir tidak satu kitab pun dari kitab-kitab Ahlus-Sunnah yang membahas aqidah kecuali mencela filsafat. Bahkan tidak sedikit mereka yang menulis buku secara khusus mengingatkan umat tentang bahayanya filsafat.
Orang-orang yang mengaku muslim tapi terpengaruh paham-paham sosialis, sekularis, materialis atau sejenisnya. Atau orang-orang kafir orientalis misalnya. Semua itu mesti kita hindari, dan hal ini sebetulnya jelas. Namun kita sebutkan karena adanya sebagian muslimin yang lengah dalam masalah ini atau menyepelekannya sehingga belajar ilmu agama Islam dari mereka. Bahkan yang sangat disayangkan ada pula yang berbangga dengan guru-guru yang semacam itu. Padahal dalam pepatah Arab disebutkan, "orang yang tidak punya tidak bisa memberi".
Akibat buruk yang nyata dari perbuatan ini adalah munculnya orang-orang yang phobi terhadap Islam seperti gerakan JIL (Jaringan Islam Liberal) misalnya. Mereka sesungguhnya tidak menyebarkan Islam tapi justru meruntuhkan Islam dan membikin keraguan terhadap agama Islam dan ajaran-ajarannya.
Semoga Allah Ta'ala memusnahkan atau mempersedikit orang-orang semacam ini, dan sebaliknya memperbanyak ahlul haq dan melindungi kaum muslimin dari fitnah-fitnah yang menyesatkan.
Wallahu a'lam.
Semoga yang sedikit ini mudah dipahami dan bermanfa'at untuk kita semua. Dan hanya kepada Allah Ta'ala kita mohon taufik dan hidayah-Nya.
Barakallahu fiikum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar