Sebagian orang, menasehati orang lain selalu ingin diterima nasehatnya. Jika demikian keadaannya, maka mereka orang yang zalim, bukan pemberi nasehat.
Seorang pemberi nasehat, jika diterima nasehatnya, ya alhamdulillah, jika tidak diterima, ya tidak masalah. Karena pemberi nasehat, tugasnya hanya menyampaikan nasehat, bukan memaksa. Berbeda dengan pemimpin yang memerintah rakyatnya dan bukan pula seorang tuan yang memerintahkan budaknya.
Berkata Ibnu Hazm rahimahullah,
ولا تنصح على شرط القبول منك، فإن تعديت هذه الوجوه، فأنت ظالم لا ناصح، وطالب طاعة وملك، لا مؤدي حق أمانة وأخوة، وليس هذا حكم العقل، ولا حكم الصداقة، لكن حكم الأمير مع رعيته، والسيد مع عبده. الأخلاق والسير: (ص44)
Janganlah kamu memberi nasehat dengan mensyaratkan nasehatmu harus diterima. Jika kamu melanggar batasan ini, maka kamu adalah seorang yang ZALIM, bukan seorang pemberi nasehat,
Dan engkau adalah orang yang menuntut untuk ditaati dan memaksakan, bukan orang yang menunaikan hak amanah dan ukhuwah.
Dan perkara ini tidak masuk akal dan tidak menunaikan hak pertemanan.
Akan tetapi ini adalah Haknya PEMIMPIN terhadap RAKYATNYA, dan TUAN terhadap BUDAKNYA ( Al Akhak Wa Siyar. Hal 44 )"
Allah Ta'ala berfirman,
.. وَّإِن تَوَلَّوۡاْ فَإِنَّمَا عَلَيۡكَ ٱلۡبَلَٰغُۗ وَٱللَّهُ بَصِيرُۢ بِٱلۡعِبَادِ
.. Dan jika mereka berpaling, maka kewajibanmu hanyalah menyampaikan. Dan Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya. (Surat Ali 'Imran, Ayat 20).
Disebutkan dalam tafsir al Muyassar mengenai ayat ini,
وإن توليتم فحسابكم على الله، وليس عليَّ إلا البلاغ، وقد أبلغتكم وأقمت عليكم الحجة. والله بصير بالعباد، لا يخفى عليه من أمرهم شيء.
Dan jika kalian berpaling maka perhitungan amal perbuatan kalian terserah kepada Allah, aku tidak berkewajiban selain menyampaikan saja sedangkan aku telah menjelaskan kepada kalian dan sudah aku tegakkan hujah-hujah kepada kalian, dan Allah mengetahui hamba-hamba Nya, tidak ada satupun dari keadaan mereka yang samar bagi Nya. (Tafsir Al-Muyassar).
Disebutkan dalam Tafsir Al Mukhtashor,
"فإن جادلوك -أيها الرسول- في الحق الذي نزل عليك، فقل مجيبًا إياهم: أسلمت أنا ومن تبعني من المؤمنين لله تعالى، وقل -أيها الرسول- لأهل الكتاب والمشركين: أأسلمتم لله تعالى مخلصين له متبعين لما جِئتُ به؛ فإن أسلموا لله واتبعوا شريعتك فقد سلكوا سبيل الهدى، وإن أعرضوا عن الإسلام فليس عليك إلا أن تبلغهم ما أرسلت به، وأمرهم إلى الله، فهو تعالى بصير بعباده، وسيجازي كل عامل بما عمل."
"Apabila mereka mendebatmu -wahai Rasul- tentang kebenaran yang diturunkan kepadamu, maka jawablah mereka dengan mengatakan, “Aku dan orang-orang mukmin yang mengikutiku berserah diri kepada Allah -Ta'ālā-.” Dan katakanlah wahai Rasul kepada orang-orang ahli kitab dan orang-orang musyrik, “Apakah kalian mau berserah diri kepada Allah secara ikhlas dan mau mengikuti agama yang kubawa?” Jika mereka mau berserah diri kepada Allah dan mengikuti syariatmu, berarti mereka telah mengikuti jalan yang benar. Tetapi jika MEREKA BERPALING dari Islam, tugasmu HANYALAH MENYAMPAIKAN RISALAH yang engkau bawa, dan urusan mereka dikembalikan kepada Allah. Dia Maha Melihat kondisi hamba-hamba-Nya dan akan memberikan balasan kepada setiap orang menurut perbuatannya masing-masing. (Tafsir Al-Mukhtashor).
Maka sungguh sangat mengherankan, ada sebagian dai memberi nasehat kepada orang lain, bahkan kepada penguasa, bak pemimpin kepada rakyatnya atau seorang tuan kepada budaknya, memaksa agar menerima nasehatnya. Maka ini dai yang menyelisihi sunnah Rasulullah shallallahu alaihi Wa sallam.
AFM
Copas dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar