}

Macam macan Hati

 Hati Yang Bersih

 Dalam pandangan salaf, hati yang mati adalah hati yang tidak lagi merasakan cahaya iman dan kebaikan. Para ulama salaf menggolongkan hati manusia ke dalam tiga jenis:

1. Qalbun Salim (Hati yang Sehat) – Hati yang penuh keimanan, bersih dari syirik, dan selalu tunduk kepada Allah.

2. Qalbun Maridh (Hati yang Sakit) – Hati yang masih memiliki iman tetapi juga dipenuhi oleh penyakit seperti keraguan, kemunafikan, atau kecintaan berlebihan kepada dunia.

3. Qalbun Mayyit (Hati yang Mati) – Hati yang telah kehilangan keimanan, tidak lagi mengenal Allah, tidak peduli dengan kebaikan, dan terbenam dalam kemaksiatan.

Ciri-Ciri Hati yang Mati Menurut Salaf:

Tidak merasa bersalah saat melakukan dosa.

Tidak memiliki rasa takut kepada Allah dan azab-Nya.

Tidak terpengaruh oleh nasihat agama.

Lebih mencintai dunia daripada akhirat.

Menghindari majelis ilmu dan dzikir.

Tidak merasakan nikmatnya ibadah.

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan:
"Hati yang mati adalah hati yang tidak mengenal Tuhannya, tidak beribadah kepada-Nya dengan perintah dan yang diridai-Nya. Ia selalu mengikuti hawa nafsunya, meskipun itu membuat Allah murka." (Al-Fawaid, hlm. 143)

Agar hati yang mati bisa hidup kembali, para ulama menganjurkan untuk memperbanyak taubat, dzikir, membaca Al-Qur’an, dan bergaul dengan orang-orang saleh.

***

Share:

Shalat tarawih adalah jihad di malam hari

Hadis Shahih - 🛡🛡 DUA JENIS JIHAD DI ... 

Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah menjelaskan, “Ketahuilah bahwa seorang mukmin melakukan dua jihad pada bulan Ramadhan. Jihad pertama adalah jihad pada diri sendiri di siang hari dengan berpuasa. Sedangkan jihad kedua adalah jihad di malam hari dengan shalat malam.
Siapa yang melakukan dua jihad dan menunaikan hak-hak berkaitan dengan keduanya, lalu terus bersabar melakukannya, maka ia akan diberi ganjaran di sisi Allah dengan pahala tanpa batas (tak terhingga).” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 306).

Hukum shalat tarawih
Dalam Matan Abu Syuja diterangkan bahwa shalat sunnah muakkad (selain rawatib yang mengiringi shalat wajib) ada tiga, yakni shalat malam, shalat Dhuha, dan shalat tarawih. Lihat Hasyiyah ‘ala Al-Qaul Al-Mukhtar fii Syarh Ghayah Al-Ikhtishar, 1:112.
Kesimpulan, shalat tarawih berarti shalat sunnah muakkad (yang ditekankan).
 
Shalat tarawih itu bisa berjamaah, bisa sendirian
Imam Nawawi Asy-Syafii dalam Al-Majmu’ (3:363) menyatakan, “Shalat tarawih itu dihukumi sunnah berdasarkan kesepakatan para ulama. Shalat tarawih itu dua puluh rakaat dalam madzhab kami. Shalat tersebut bisa dilakukan sendirian (munfarid) atau berjamaah.”

Menurut madzhab Syafii, shalat tarawih itu lebih afdal berjamaah. Inilah pendapat yang sahih (ash-shahih). Sedangkan pendapat lainnya mengatakan bahwa shalat tarawih itu lebih afdal seorang diri (munfarid). Lihat Al-Majmu’ (3:363).

Semoga bermanfaat

Share:

YANG PALING BESAR PAHALA PUASANYA ADALAH YANG PALING BANYAK DZIKIRNYA

Doa Nabi Yunus, Manfaat, Keutamaan dan ... 

Imam Ahmad meriwayatkan dari Mu’adz bin Anas

Ada seseorang bertanya, “Siapakah mujahid yang paling besar pahalanya wahai Rosulullah..?” Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat Allah padanya..”

Ia berkata, “Siapakah orang berpuasa yang paling besar pahalanya..?” Beliau bersabda, “Yaitu yang paling banyak mengingat Allah padanya..”

Lalu ia menyebut sholat, zakat, hajji dan sedekah. Semua itu dijawab oleh Rosulullah Shollallaahu ‘alaihi Wasallam, “Yang paling banyak mengingat Allah padanya..”

Abu Bakar berkata kepada ‘Umar, “Orang yang banyak berdzikir telah pergi membawa segala kebaikan..” Maka Rosulullah Shollallaahu ‘alaihi Wasallam bersabda, “Benar..”

Ibnul Qoyyim rohimahullah berkata :

(( أن أفضل أهل كلِّ عملٍ أكثرهم فيه ذكراً لله عز وجل ؛ فأفضلُ الصوَّام أكثرهم ذكراً لله عز وجل في صومهم ، وأفضل المتصدقين أكثرهم ذكراً لله عز وجل ، وأفضل الحجاج أكثرهم ذكراً لله عز وجل، وهكذا سائر الأعمال))

“Sesungguhnya :
● orang yang paling utama dari orang yang beramal adalah yang paling banyak mengingat Allah ‘Azza wajalla padanya..
● orang yang berpuasa yang paling utama adalah yang paling banyak mengingat Allah ‘Azza wajalla saat puasanya..
● orang yang bersedekah yang paling utama adalah yang paling banyak mengingat Allah ‘Azza wajalla..
● demikian pula orang yang berhajji dan semua amal sholeh..”

(Al Wabil Ash Shoyyib)

Diterjemahkan oleh,
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

Share:

Niat Adalah Syarat Sahnya Amal

 Sebuah Pembahasan tentang Niat – Ikmal ...

Mayoritas ulama salaf berpendapat bahwa hadits tentang niat ini sepertiga Islam.

Segala sesuatu yang tidak diniatkan mencari keridhaan Allah ‘Azza wa Jalla, maka akan sia-sia.

Niat secara istilah adalah keinginan seseorang untuk mengerjakan sesuatu, tempatnya di hati bukan di lisan.

Niat tempatnya di hati, melafazkannya adalah hal yang bid’ah.

Niat adalah perkara hati yang urusannya sangat penting, seseorang bisa naik ke derajat shiddiqin dan bisa jatuh ke derajat yang paling bawah disebabkan karena niatnya.

Niat adalah tolok ukur suatu amalan; diterima atau tidaknya tergantung niat dan banyaknya pahala yang didapat atau sedikit pun tergantung niat.

Tidak dibenarkan melafazkan niat, seperti ketika hendak shalat, hendak wudhu, hendak mandi, dsb.

Menurut Imam Ahmad adalah, karena ilmu itu berdiri di atas tiga kaidah, di mana semua masalah kembali kepadanya, yaitu:

⏩ Pertama, hadits “innamal a’malu binniyat” (Sesungguhnya amal itu tergantung dengan niat).

⏩ Kedua, hadits “Man ‘amila ‘amalan laisa ‘alaihi amrunaa fahuwa radd” (Barang siapa yang mengerjakan suatu amal yang tidak kami perintahkan, maka amal itu tertolak).

⏩ Ketiga, hadits “Al Halaalu bayyin wal haraamu bayyin” (Yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas).”

💗 Seseorang wajib berhati-hati terhadap pembatal amalan seperti riya’, sum’ah, beramal karena tujuan duniawi, dan ’ujub (bangga diri).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengatakan,

أَنَّ الْفَضْلَ بِنَفْسِ الْعَمَلِ وَجَوْدَتِهِ لَا بِقَدْرِهِ وَكَثْرَتِهِ

“Sesungguhnya keutamaan suatu amalan terletak pada kualitas amalan itu sendiri, bukan hanya kadar dan jumlahnya (banyaknya).” (Majmu’ al-Fatawa 4/378).

❇️ ️Syarat Diterimanya Amal Seorang Muslim:

Ikhlas dan Mutaba’ah (Mencocoki Tuntunan Rasulullah).

🔹️Syarat Pertama: Ikhlas

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

فَٱدۡعُواْ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ وَلَوۡ كَرِهَ ٱلۡكَٰفِرُونَ

“Sembahlah Allah dengan mengikhlaskan peribadahan dalam beragama hanya kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukainya.” (QS. Ghafir : 14)

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اللهَ لاَ يَقْبَلُ مِنَ الْعَمَلِ إِلاَّ مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا وَاْبتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ

“Sesungguhnya Allah tidak akan menerima suatu amalan, kecuali (amalan) yang ikhlas dan mengharapkan wajah Allah semata.” (HR. an-Nasai no. 3140 dari sahabat Abu Umamah al-Bahili radhiyallahu anhu. Hadits ini dinilai hasan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih Sunan an-Nasai no. 3140).

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلۡمَوۡتَ وَٱلۡحَيَوٰةَ لِيَبۡلُوَكُمۡ أَيُّكُمۡ أَحۡسَنُ عَمَلًاۚ وَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡغَفُورُ

“Dialah Allah yang menciptakan kematian dan kehidupan, agar Dia menguji kalian, siapa di antara kalian yang terbaik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. al-Mulk : 2).

Al-Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah menjelaskan makna ayat di atas,

أَيْ: أَخْلَصُهُ وَأَصْوَبُهُ

“Yang dimaksud ‘siapa di antara kalian yang terbaik amalnya (ahsanu ‘amalan)’ adalah amalan yang paling ikhlas dan paling benar.

Yusuf bin al-Husain rahimahullah mengatakan,

أَعَزُّ شَيْءٍ فِي الدُّنْيَا الْإِخْلَاصُ، وَكَمْ أَجْتَهِدُ فِي إِسْقَاطِ الرِّيَاءِ عَنْ قَلْبِي وَكَأَنَّهُ يَنْبُتُ فِيهِ عَلَى لَوْنٍ آخَرَ

“Perkara yang paling berat di dunia adalah ikhlas. Sungguh, betapa sering aku bersusah payah mengobati riya yang ada di dalam kalbuku, tiba-tiba riya itu muncul lagi dalam bentuk yang lain.” (Diriwayatkan oleh Abdul Karim al-Qusyairiy dalam ar-Risalah al-Qusyairiyyah hlm. 362).

🔹️ Syarat Kedua: Mutaba’ah (Mencocoki Sunnah dan Tuntunan Rasulullah).

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

قُلۡ إِن كُنتُمۡ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِي يُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۚ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Katakanlah (wahai Muhammad), “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (yakni Nabi Muhammad); niscaya Allah mencintai dan mengampuni dosa-dosa kalian.’ Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran : 31).

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ

“Barang siapa mengada-ngada sesuatu yang baru dalam urusan (agama) kami, padahal kami tidak memerintahkannya, maka hal itu tertolak.” (HR. al-Bukhari no. 2697 dan Muslim no. 1718 dari sahabiyah ‘Aisyah radhiallahu anha. Lafaz hadits di atas adalah lafaz Imam Muslim).

Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah mengatakan,
أَمْرُ النِّيَّةِ شَدِيدٌ

“Perkara niat ini sungguhlah berat.” (Disebutkan oleh Ibnu Muflih dalam al-Furu’ 2/339).

Imam Sufyan ats-Tsauri rahimahullah mengatakan,

مَا عَالَجْتُ شَيْئًا أَشَدَّ عَلَيَّ مِنْ نِيَّتِي، لِأَنَّهَا تَتَقَلَّبُ عَلَيَّ

“Tidaklah aku mengobati sesuatu pun yang lebih berat kurasakan daripada mengobati niatku. Sebab, niat itu berbolak-balik atasku.” (Diriwayatkan oleh al-Khathib al-Baghdadi dalam al-Jami’ Li Akhlaq ar-Rawi wa Adab as-Sami’ no. 697).

Wallahu a’lam bisshawab.
Barakallahu fiikum.

Share:

ADZAB YANG KERAS BAGI MEREKA YANG TIDAK BERPUASA TANPA UDZUR

 Siksa Neraka yang Paling Ringan ...

Dari Abu umamah Al-Bahili radhiyallahu anhu, aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda :

"Ketika saya sedang tidur, dalam mimpi ada dua orang yang  mendatangiku. Lalu keduanya mengambil lenganku, keduanya membawaku ke sebuah gunung yang terjal.
Keduanya berkata : "Naiklah !"
Aku katakan : "Saya tidak mampu."
Keduanya mengatakan : "Kami akan memudahkan kamu."

Maka aku pun naik. Sampai saya berada di tengah gunung, tiba-tiba saya mendengar suara yang sangat keras.
Saya berkata: "Suara apa ini?"
Mereka menjawab : "Ini teriakannya penduduk neraka."

Kemudian saya dibawa lagi, tiba-tiba saya melihat suatu kaum yang digantung dengan urat-urat kakinya, sudut mulut-mulut mereka sobek dan darah mengalir dari sudut mulutnya.

Kemudian aku berkata, "Siapa mereka ini?"

Berkata : "Mereka adalah orang yang berbuka sebelum waktunya untuk berbuka."

HR. Nasa'i dishahihkan Al-Albani dalam As-Silsilah Ash-Shahihah 3951

#berbuka #sebelumwaktu


🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Share:

CLICK TV DAN RADIO DAKWAH

Murottal Al-Qur'an

Listen to Quran

Jadwal Sholat

jadwal-sholat

Translate

INSAN TV

POPULAR

Cari