Jangan sampai sibuk mengorek aib orang lain tapi lupa dengan aib sendiri,
🌴 Allah Ta'ala berfirman :
وَلَا تَجَسَّسُوا
"dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain"
(QS. Al-Hujurat: 12)
✔ Imam adz-Dzahabi rahimahullah berkata:
"Para ahli tafsir mengatakan, tajassus adalah mencari-cari keburukan dan cacat kaum Muslimin. Maka makna ayat di atas adalah janganlah salah seorang diantara kamu mencari-cari keburukan saudaranya untuk diketahuinya, padahal Allah Azza wa Jalla menutupinya."
📖 (Al-Kabair, hlm.159)
🍃 Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara."
📖 (HR. Al-Bukhari, no.6064, Muslim, no.2563)
🍃 Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Barangsiapa menguping omongan orang lain, sedangkan mereka tidak suka (kalau didengarkan selain mereka), maka pada telinganya akan dituangkan cairan tembaga pada hari kiamat."
📖 (HR. Bukhari, no.7042)
🍃 Aun bin Abdullah rahimahullah berkata:
"Saya menganggap orang yang selalu sibuk mengorek aib orang lain adalah orang yang lalai terhadap aibnya sendiri."
📖 (Shifatush Shafwah, III/101)
🍃 Sufyan Ats-Tsaury rahimahullah berkata:
"Kurangilah rasa ingin tahumu tentang urusan manusia niscaya akan berkurang perbuatan ghibahmu."
📖 (Siyarul A'lam An-Nubala, 5/62)
🍃 Imam Ibnu Hibban rahimahullah berkata:
"Wajib bagi orang yang berakal mencari keselamatan untuk dirinya dengan meninggalkan perbuatan tajassus (mencari-cari kesalahan orang lain), hendaklah ia senantiasa sibuk memperbaiki aibnya sendiri.
Karena sesungguhnya orang yang sibuk memikirkan aibnya sendiri dan melupakan aib orang lain, maka hatinya akan tenteram, dan tidak akan merasa lelah. Maka setiap kali dia melihat aib yang ada pada dirinya, maka dia akan merasa hina tatkala melihat aib yang serupa ada pada saudaranya. Sementara orang yang senantiasa sibuk dengan mencari aib orang lain dan melupakan aibnya sendiri, maka hatinya akan buta, badannya akan merasa letih, dan akan sulit baginya meninggalkan kejelekan dirinya."
📖 (Raudhatul 'Uqala wa Nuzhatul Fudhala', hlm.131)
➖️➖️➖️ Wallahu A'lam ➖️➖️➖️PENGIKUT SUNNAH SELALU SEDIKIT
(1). Imam Hasan al-Bashri رحمه الله berkata :
“Sesungguhnya "AHLUSSUNNAH" adalah yg paling sedikit dari manusia pada zamannya yang telah lewat, dan mereka paling sedikit dari manusia pada zamannya yang tersisa. Mereka adalah orang2 yang tidak ikut2-an dengan orang2 yang bermewah-mewahan, dan tidak juga ikut dengan ahli bid’ah dalam kebid’ahan mereka. Dan mereka sabar di dalam menjalankan "SUNNAH" (ajaran Nabi ﷺ yang murni) hingga mereka bertemu Rabb mereka” (Sunan ad-Darimi 1/83)
(2). Imam Sufyan ats-Tsauri رحمه الله brkata :
إِذَا بَلَغَكَ عَنْ رَجُلٍ بِالْمَشْرِقِ صَاحِبِ سُنَّةٍ وَآخَرَ بِالْمَغْرِبِ، فَابْعَثْ إِلَيْهِمَا بِالسَّلَامِ وَادْعُ لَهُمَا، مَا أَقَلَّ أَهْلَ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ
"Apabila sampai kepadamu (kabar) tentang seorang pengikut sunnah, yang satu berada di daerah timur dan yang lain di barat, maka kirimkanlah salam kepada mereka berdua, & doakan kebaikan untuk mereka. "SUNGGUH BETAPA SEDIKITNYA AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH" (lihat Syarhu Ushuli I’tiqadi Ahlis Sunnah Wal Jama’ah oleh Al-Lalika'i I/64 no.50, dan juga Hilyatul Auliyaa' VII/347)
(3). Imam al-Bukhari رحمه الله berkata :
أفضلُ المُسلِمِينَ رجلٌ أحْيَا سُنَّةً مِن سُنَنِ الرَّسُولِ ﷺ قَد أُمِيتَت، فاصْبِرُوا يَا أصحابَ السُّنَنِ رَحِمَكُمُ اللهُ فإِنَّكُم أقلُّ النَّاسِ
"Kaum muslimin yang paling utama adalah seseorang yang menghidupkan "SUNNAH" Nabi ﷺ yang telah mati. Oleh sebab itu, bersabarlah wahai "Para Pengikut Sunnah" Nabi ﷺ, semoga Allah merahmati kalian. Sebab sesungguhnya kalian adalah golongan minoritas" (Al-Jaami' Li Akhlaq Ar-Raawi Wa Aadab As-Saami' 1/112)
(4). Imam al-Auza’i berkata tentang sabda Rasulullah صلى الله عليه و سلم : "Islam datang dalam keadaan asing dan akan kembali juga dalam keadaan asing". Adapun Islam tidak akan pergi, akan tetapi Ahlus Sunnah itu yang akan pergi sehingga tidak tersisa pada sebuah negeri melainkan satu orang. Dengan makna inilah didapati ucapan salaf yang memuji "SUNNAH", dan mensifatinya dengan asing, serta mensifati pengikutnya dengan kata "SEDIKIT" (Ahlul Hadiits Hum at-Thaa-ifah al-Manshuurah hal 103-104)
✍ Ustadz Najmi Umar Bakkar
Home »
» TAJASSUS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar