✍Manusia diciptakan oleh Allâh dikaruniai dengan fitrah. Fitrah tersebut adalah menjadi hamba Allâh, maka fitrah yang dimaksud adalah agama Allâh. Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allâh :
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚ فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ
"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama (Allâh); (tetaplah atas) fitrah Allâh yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allâh". [Ar-Rûm: 30]
Rasûlullâh صلى الله عليه وسلم dalam bersabda :
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ، أَوْ يُنَصِّرَانِهِ، أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
"Setiap anak dilahirkan diatas fitrah, maka bapaknya yang menjadikan agamanya yahudi atau nasrani atau majusi [HR. Al-Bukhâri, 1319]
Allah berfirman :
Hai orang-orang yang beriman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَأَنَّهُ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan (Al-Anfal : 24)
Allah berfirman :
وَنُقَلِّبُ أَفْئِدَتَهُمْ وَأَبْصَارَهُمْ كَمَا لَمْ يُؤْمِنُوا بِهِ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَنَذَرُهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ
"Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al Quran) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat." (Al-An’am : 110)
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda :
إن قلوب بني آدم كلها بين إصبعين من أصابع الرحمن ، كقلب واحد يصرفه كما يشاء ، ثم قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : اللهم مصرف القلوب صرف قلوبنا على طاعتك
“Sesungguhnya hati-hati bani Adam seluruhnya berada diantara dua jemari Ar Rohman laksana satu hati Ia bolak-balikkan hati tersebut sekehandaknya.” Kemudian Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam berdoa : “Ya Allah Dzat yang membolak-balikkan hati palingkanlah hatiku untuk mentaati-Mu”
Diantara sebab hati disesatkan Allah:
▶Syaitan atau Iblis.
Dengan mengikuti langkah-langkahnya, bani adam menjadi tersesat.
Ajakan dan godaan Syaitan merupakan sebab pertama dan pokok dalam penyimpangan fitrah manusia.
Nabi berkata, Allâh berfirman:
وَإِنِّي خَلَقْتُ عِبَادِي حُنَفَاءَ كُلَّهُمْ، وَإِنَّهُمْ أَتَتْهُمُ الشَّيَاطِينُ فَاجْتَالَتْهُمْ عَنْ دِينِهِمْ، وَحَرَّمَتْ عَلَيْهِمْ مَا أَحْلَلْتُ لَهُمْ، وَأَمَرَتْهُمْ أَنْ يُشْرِكُوا بِي مَا لَمْ أُنْزِلْ بِهِ سُلْطَانًا
Sesungguhnya Aku telah ciptakan para hamba-Ku dalam keadaan hanîf (lurus dan cenderung pada kebenaran) dan sungguhnya mereka didatangi syaitan lalu menyeret mereka dari agamanya dan mengharamkan atas mereka yang Aku halalkan buat mereka dan memerintahkan mereka untuk menyekutukan-Ku dengan sesuatu yang tidak ada dasarnya dari-Ku. [HR. Muslim, no.2865]
▶Pengaruh Lingkungan Dan Kedua Orang Tuanya.
Tidak bisa pungkiri bahwa lingkungan memiliki pengaruh yang sangat besar pada diri seseorang, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat.
Rasûlullâh bersabda:
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ، أَوْ يُنَصِّرَانِهِ، أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
Setiap anak dilahirkan diatas fitrah, maka bapaknya yang menjadikan agamanya yahudi atau nasrani atau majusi [HR. Al-Bukhâri, 1319]
Lingkungan bisa memperngaruhi seseorang sehingga menjadi semakin shalih atau sebaliknya, membuatnya terjerumus dalam kesalahan. Saat seseorang sudah terbiasa dengan kesalahan aapalagi menyukainya, berarti dia telah menyimpang dari fitrahnya.
▶Lalai dan Sibuk Mengikuti Syahwat.
Lalai dengan sebab gemerlap dunia dan sibuk menikmati perhiasannya sering kali melalaikan manusia dari Rabbnya dan memalingkannya dari fitrah.
Allâh berfirman:
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَا ۛ أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَافِلِينَ ﴿١٧٢﴾ أَوْ تَقُولُوا إِنَّمَا أَشْرَكَ آبَاؤُنَا مِنْ قَبْلُ وَكُنَّا ذُرِّيَّةً مِنْ بَعْدِهِمْ ۖ أَفَتُهْلِكُنَا بِمَا فَعَلَ الْمُبْطِلُونَ
"Dan (ingatlah), ketika Rabbmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allâh mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Rabbmu”. Mereka menjawab, “Betul (Engkau Rabb kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Rabb)”. atau agar kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Ilah sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang yang sesat dahulu”. [Al-A’râf:172-173]
▶Hasad.
Hasad termasuk sebab penyimpangan fitrah manusia dan penghilang agama.
Rasûlullâh صلى الله عليه وسلم bersabda :
دَبَّ إِلَيْكُمْ دَاءُ الْأُمَمِ قَبْلَكُمُ الْحَسَدُ وَالْبَغْضَاءُ، وَ هِيَ الْحَالِقَةُ لَا أَقُولُ تَحْلِقُ الشَّعْرَ وَلَكِنَّهَا تَحْلِقُ الدِّينَ
Menjalar kepada kalian penyakit umat sebelum kalian hasad dan kebencian. Penyakit ini adalah pemotong, tidak saya katakan pemotong rambut tapi pemotong agama [HR. At-Tirmidzi, 2510, dihasankan Al-Albany]
▶Meninggalkan sunnah Nabi.
Allah berfirman:
ﻓﻠﻤﺎ ﺯﺍﻏﻮﺍ ﺃﺯﺍﻍ ﺍﻟﻠﻪ ﻗﻠﻮﺑﻬﻢ
"Ketika mereka menyimpang, Allah palingkan hatinya (dari kebenaran)." (Ash Shaff:5)
Abu Bakar Ash Shiddiq berkata, "Aku tak ingin meninggalkan apa yang Nabi amalkan. Karena aku khawatir jika aku meninggalkan sedikit saja perintahnya menjadi tersesat."(HR Bukhari dan Muslim)
Wallahu a'lam
Oleh :🍃Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚ فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ
"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama (Allâh); (tetaplah atas) fitrah Allâh yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allâh". [Ar-Rûm: 30]
Rasûlullâh صلى الله عليه وسلم dalam bersabda :
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ، أَوْ يُنَصِّرَانِهِ، أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
"Setiap anak dilahirkan diatas fitrah, maka bapaknya yang menjadikan agamanya yahudi atau nasrani atau majusi [HR. Al-Bukhâri, 1319]
Allah berfirman :
Hai orang-orang yang beriman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَأَنَّهُ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan (Al-Anfal : 24)
Allah berfirman :
وَنُقَلِّبُ أَفْئِدَتَهُمْ وَأَبْصَارَهُمْ كَمَا لَمْ يُؤْمِنُوا بِهِ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَنَذَرُهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ
"Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al Quran) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat." (Al-An’am : 110)
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda :
إن قلوب بني آدم كلها بين إصبعين من أصابع الرحمن ، كقلب واحد يصرفه كما يشاء ، ثم قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : اللهم مصرف القلوب صرف قلوبنا على طاعتك
“Sesungguhnya hati-hati bani Adam seluruhnya berada diantara dua jemari Ar Rohman laksana satu hati Ia bolak-balikkan hati tersebut sekehandaknya.” Kemudian Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam berdoa : “Ya Allah Dzat yang membolak-balikkan hati palingkanlah hatiku untuk mentaati-Mu”
Diantara sebab hati disesatkan Allah:
▶Syaitan atau Iblis.
Dengan mengikuti langkah-langkahnya, bani adam menjadi tersesat.
Ajakan dan godaan Syaitan merupakan sebab pertama dan pokok dalam penyimpangan fitrah manusia.
Nabi berkata, Allâh berfirman:
وَإِنِّي خَلَقْتُ عِبَادِي حُنَفَاءَ كُلَّهُمْ، وَإِنَّهُمْ أَتَتْهُمُ الشَّيَاطِينُ فَاجْتَالَتْهُمْ عَنْ دِينِهِمْ، وَحَرَّمَتْ عَلَيْهِمْ مَا أَحْلَلْتُ لَهُمْ، وَأَمَرَتْهُمْ أَنْ يُشْرِكُوا بِي مَا لَمْ أُنْزِلْ بِهِ سُلْطَانًا
Sesungguhnya Aku telah ciptakan para hamba-Ku dalam keadaan hanîf (lurus dan cenderung pada kebenaran) dan sungguhnya mereka didatangi syaitan lalu menyeret mereka dari agamanya dan mengharamkan atas mereka yang Aku halalkan buat mereka dan memerintahkan mereka untuk menyekutukan-Ku dengan sesuatu yang tidak ada dasarnya dari-Ku. [HR. Muslim, no.2865]
▶Pengaruh Lingkungan Dan Kedua Orang Tuanya.
Tidak bisa pungkiri bahwa lingkungan memiliki pengaruh yang sangat besar pada diri seseorang, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat.
Rasûlullâh bersabda:
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ، أَوْ يُنَصِّرَانِهِ، أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
Setiap anak dilahirkan diatas fitrah, maka bapaknya yang menjadikan agamanya yahudi atau nasrani atau majusi [HR. Al-Bukhâri, 1319]
Lingkungan bisa memperngaruhi seseorang sehingga menjadi semakin shalih atau sebaliknya, membuatnya terjerumus dalam kesalahan. Saat seseorang sudah terbiasa dengan kesalahan aapalagi menyukainya, berarti dia telah menyimpang dari fitrahnya.
▶Lalai dan Sibuk Mengikuti Syahwat.
Lalai dengan sebab gemerlap dunia dan sibuk menikmati perhiasannya sering kali melalaikan manusia dari Rabbnya dan memalingkannya dari fitrah.
Allâh berfirman:
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَا ۛ أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَافِلِينَ ﴿١٧٢﴾ أَوْ تَقُولُوا إِنَّمَا أَشْرَكَ آبَاؤُنَا مِنْ قَبْلُ وَكُنَّا ذُرِّيَّةً مِنْ بَعْدِهِمْ ۖ أَفَتُهْلِكُنَا بِمَا فَعَلَ الْمُبْطِلُونَ
"Dan (ingatlah), ketika Rabbmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allâh mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Rabbmu”. Mereka menjawab, “Betul (Engkau Rabb kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Rabb)”. atau agar kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Ilah sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang yang sesat dahulu”. [Al-A’râf:172-173]
▶Hasad.
Hasad termasuk sebab penyimpangan fitrah manusia dan penghilang agama.
Rasûlullâh صلى الله عليه وسلم bersabda :
دَبَّ إِلَيْكُمْ دَاءُ الْأُمَمِ قَبْلَكُمُ الْحَسَدُ وَالْبَغْضَاءُ، وَ هِيَ الْحَالِقَةُ لَا أَقُولُ تَحْلِقُ الشَّعْرَ وَلَكِنَّهَا تَحْلِقُ الدِّينَ
Menjalar kepada kalian penyakit umat sebelum kalian hasad dan kebencian. Penyakit ini adalah pemotong, tidak saya katakan pemotong rambut tapi pemotong agama [HR. At-Tirmidzi, 2510, dihasankan Al-Albany]
▶Meninggalkan sunnah Nabi.
Allah berfirman:
ﻓﻠﻤﺎ ﺯﺍﻏﻮﺍ ﺃﺯﺍﻍ ﺍﻟﻠﻪ ﻗﻠﻮﺑﻬﻢ
"Ketika mereka menyimpang, Allah palingkan hatinya (dari kebenaran)." (Ash Shaff:5)
Abu Bakar Ash Shiddiq berkata, "Aku tak ingin meninggalkan apa yang Nabi amalkan. Karena aku khawatir jika aku meninggalkan sedikit saja perintahnya menjadi tersesat."(HR Bukhari dan Muslim)
Wallahu a'lam
Oleh :🍃Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar