}

MEMBAKAR BENDERA TAUHID 🇸🇦

Hasil gambar untuk bendera Tauhid❅ https://t.me/MuliaDenganSunnah

Bagaimana hukumnya membakar bendera yang disitu bertuliskan kalimat tauhid? Apakah hukuman bagi pelaku pembakaran sesuai syariat Islam?

Jawab:

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Allahumma yassir wa a’in

Kami memohon kepada Allah agar diberi petunjuk untuk bersikap yang benar…

Ada beberapa catatan yang kami pahami menyikapi kejadian seperti yang ditanyakan di atas.

Pertama, perlu kita bedakan antara kalimat tauhid dengan bendera kalimat tauhid. Menolak kalimat tauhid adalah kekufuran. Allah berfirman menceritakan kelakuan penduduk neraka,

إِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ يَسْتَكْبِرُونَ

Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: “Laa ilaaha illallah” (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri. (QS. as-Shaffat: 35)

Mereka menyombongkan diri dalam arti tidak mau menerimanya.

Kedua, ada kalimat tauhid dan ada bendera bertuliskan tauhid

Bendera itu adalah simbol bagi pemiliknya. Bendera merah putih, simbol bagi bangsa Indonesia. Sehingga melecehkan bendera, adalah melecehkan pemiliknya.

Kalaupun yang dilakukan Banser bukan melecehkan laa ilaaha illallah… lantas bolehkah Banser melecehkan bendera yang bertuliskan laa ilaaha illallah?

Kami memahami, ada 2 keadaan dalam hal ini:

[Pertama] Membenci setiap bendera bertuliskan laa ilaaha illallaah..

Kebencian semacam ini jelas kesalahan besar. Apa salahnya orang cinta kepada laa ilaaha illallah kemudian dia tuliskan dalam sebuah kain untuk dia muliakan?

Membenci setiap bendera yang bertuliskan laa ilaaha illallah, apa alasannya?

Allah menceritakan dalam al-Quran, orang kafir memusuhi setiap orang yang mengagungkan tauhid,

Allah berfirman,

وَقَالَ رَجُلٌ مُؤْمِنٌ مِنْ آلِ فِرْعَوْنَ يَكْتُمُ إِيمَانَهُ أَتَقْتُلُونَ رَجُلًا أَنْ يَقُولَ رَبِّيَ اللَّهُ وَقَدْ جَاءَكُمْ بِالْبَيِّنَاتِ مِنْ رَبِّكُمْ

Dan seorang laki-laki yang beriman di antara pengikut-pengikut Fir’aun yang menyembunyikan imannya berkata: “Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena dia menyatakan: “Tuhanku ialah Allah padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Tuhanmu. (QS. Ghafir: 28).

[Kedua] Membenci bendera HTI yg bertuliskan laa ilaaha illallaah

Terlepas dari hubungan antara NU dengan HTI, kami memahami membenci suatu kaum yang menyebabkan madharat yang lebih besar, jelas bermasalah.

Allah melarang para sahabat menghina berhala yang disembah orang kafir karena orang kafir bisa membalas dengan menghina Allah.

Allah berfirman,

وَلَا تَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ فَيَسُبُّوا اللَّهَ عَدْوًا بِغَيْرِ عِلْمٍ

“Janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan.” (QS. al-An’am: 108).

Apa yang dilakukan banser dengan membakar bendera itu, jelas memicu kemarahan kaum muslimin dan menimbulkan ketegangan di antara bangsa Indonesia. Terlebih yang dia bakar ada nama Allah. Kebencian pada sekelompok masyarakat, jangan sampai melanggar aturan syariat.

Terlebih, bendera yang dibakar itu bukan bendera HTI.. Tidak mungkin ada HTI yang datang ke acara mereka. Lebih tepatnya, bendera itu dibawa sendiri oleh Banser dan dipersiapkan oleh mereka untuk dibakar.

Ketiga, antara alasan dan perbuatan

GP anshar memberikan alasan bahwa membakar bendera yang bertuliskan kalimat tauhid itu dalam rangka untuk memuliakan kalimat tauhid.

Kita mengakui bahwa menurut Syafiiyah dan Malikiyah, salah satu diantra cara untuk mengamankan nama Allah yang tercecer adalah dengan membakarnya, kemudian abunya dikubur di tempat yang aman.

Tindakan ini meniru yang dilakukan oleh Khalifah Utsman radhiyallahu ‘anhu, setelah beliau menerbitkan mushaf induk ‘Al-Imam’, beliau memerintahkan untuk membakar semua catatan mushaf yang dimiliki semua sahabat. Semua ini dilakukan Utsman untuk menghindari perpecahan di kalangan umat islam yang tidak memahami perbedaan cara bacaan Alquran.

Salah satu saksi sejarah, Mus’ab bin Sa’d mengatakan,

أدركت الناس متوافرين حين حرق عثمان المصاحف ، فأعجبهم ذلك ، لم ينكر ذلك منهم أحد

“Ketika Utsman membakar mushaf, saya menjumpai banyak sahabat dan sikap Utsman membuat mereka heran. Namun tidak ada seorangpun yang mengingkarinya.” (HR. Abu Bakr bin Abi Daud, dalam al-Mashahif, hlm. 41).

Diantara tujuan membakar Alquran yang sudah usang adalah untuk mengamankan firman Allah dan nama Dzat Yang Maha Agung dari sikap yang tidak selayaknya dilakukan, seperti diinjak, dibuang di tempat sampah atau yang lainnya.

وفى أمر عثمان بتحريق الصحف والمصاحف حين جمع القرآن جواز تحريق الكتب التي فيها أسماء الله تعالى ، وأن ذلك إكرام لها ، وصيانة من الوطء بالأقدام ، وطرحها في ضياع من الأرض

Perintah Utsman untuk membakar kertas mushaf ketika beliau mengumpulkan Alquran, menunjukkan bolehnya membakar kitab yang disitu tertulis nama-nama Allah ta’ala. Dan itu sebagai bentuk memuliakan nama Allah dan menjaganya agar tidak terinjak kaki atau terbuang sia-sia di tanah (Syarh Shahih Bukhari, 10/226)

As-Suyuti menjelaskan,

وإن أحرقها بالنار فلا بأس ، أحرق عثمان مصاحف كان فيها آيات وقراءات منسوخة ولم ينكر عليه

“…jika dibakar dengan api, hukumnya boleh. Utsman membakar mushaf yang ada tulisan ayat Alquran dan ayat yang telah dinasakh (dihapus), dan tidak ada yang mengingkari beliau (al-Itqan fi Ulum Alquran, 2:459).

Namun semua masyarakat bisa menilai, beda alasan dengan perbuatan.

Siapapun yang melihat rekaman video kejadian itu bisa menilai, yang dilakukan Banser itu lebih dekat kepada memuliakan ataukah melecehkan? Mereka membakar sambil bernyanyi dan menari riang…

Orang bisa saja beralasan, tapi tidak semua yang keluar dari lisannya bisa diterima.

Dulu orang munafik dinasehati, jangan maksiat, karena itu perbuatan yang merusak muka bumi. Jawaban mereka, kami ini memperbaiki, bukan merusak.

Allah berfirman,

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ

Dan bila dikatakan kepada mereka: “Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi”. Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.” (QS. al-Baqarah: 11)

Kami memohon kepada Allah agar dilindungi dari sifat kekufuran, baik yang dilakukan secara diam-diam maupun terang-terangan.

Allahu a’lam.

Tim Redaksi KonsultasiSyariah.com

🗂 https://konsultasisyariah.com/33484-membakar-bendera-tauhid.html

✒ Editor : Admin Asy-Syamil.com

♻ Raih amal shalih dengan menyebarkan kiriman ini , semoga bermanfaat.
Jazakumullahu khoiron.

•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•
📮CHANNEL MULIA DENGAN SUNNAH
🌐 https://t.me/MuliaDenganSunnah
🔄 https://t.me/RisalahSunnah
🌍 Website : http://asy-syamil.com
🗳 bit.ly/Asy-SyamilcomDonasi
👥 https://bit.ly/JoinGrupKami
💠️ FB : https://goo.gl/tJdKZY
📱Admin : 081381173870
Share:

Perjalanan Menuju Surga

Hasil gambar untuk alam akhirat(Ringkasan Fawaid Kajian Ust. Dr. Firanda Andirja, MA. -hafizhahullaah-, 22 Muharram 1440 | 01 Okt. 2018, Masjid Jaami' Ponpes Abu Hurairah Mataram)
-----

🍒 Kehidupan kita di dunia sangat-sangat singkat, dibandingkan dengan kehidupan setelah kematian yang begitu lama.

🍒 Satu hari di padang mahsyar sama dengan 50 ribu tahun hitungan waktu di dunia.

فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ

_"...dalam sehari (di akhirat) yang setara dengan lima puluh ribu tahun."_ -Sura Al-Ma'arij: 4.

🍒 Kehidupan di akhirat dimulai dengan kematian. Tak ada tempat lari dari kematian.

أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكْكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ ۗ وَإِنْ تُصِبْهُمْ حَسَنَةٌ يَقُولُوا هَٰذِهِ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ ۖ وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَقُولُوا هَٰذِهِ مِنْ عِنْدِكَ ۚ قُلْ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ ۖ فَمَالِ هَٰؤُلَاءِ الْقَوْمِ لَا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ حَدِيثًا

_"Di manapun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kukuh....”_ -Sura An-Nisa', Ayat 78

🍒 Alam Barzakh adalah alam antara (dunia dan akhirat). Namun ia termasuk alam akhirat.

🍒 Sekalipun mayat tidak dikubur, ia tetap masuk ke alam Barzakh. Maka ruh gentayangan di alam dunia itu tidak ada. Jika sudah mati, langsung masuk ke alam Barzakh.

🍒 Orang yang mati syahid tidak ditanya malaikat di alam kubur. Karena mereka telah diuji di bawah kilatan pedang. Adapun orang mukmin yang lain, tetap ditanya dan diuji oleh malaikat Munkar dan Nakir.

🍒 Orang kafir dan munafik tidak akan mampu menjawab pertanyaan Munkar dan Nakir. Sekalipun mereka hafal jawabannya. Sebab jawabannya hanya bisa dengan keimanan (Tauhid).

🍒 Alam kematian adalah perkara ghaib. Jangankan alam kematian, alam tidur saja tidak bisa dijelaskan.

🍒 Azab di alam Barzakh itu hak. Ada orang yang diazab di alam kuburnya sampai hari kiamat tiba.

🍒 Alam Barzakh adalah alam tersendiri. Tidak bisa diqiyaskan dengan alam dunia. Maka tidak boleh menolak kejadian-kejadian luar biasa di alam Barzakh hanya karena tidak masuk akal jika ditimbang secara akal dengan hukum di dunia.

🍒 Latihlah diri untuk biasa berkhalwat bersendiri dengan Allah dalam ketaatan. Seperti; shalat malam, baca Qur'an ketika sendiri, i'tikaf, dll. Karena di alam Barzakh kita akan hidup sendiri. Inilah hikmah Allah mensyariatkan ibadah i'tikaf. Faidah ini disampaikan oleh Ibnu Rajab dalam kitabnya _Lathooiful Ma'aarif_

🍒 Tiupan sangkakala pertama (an-Nafkhotul Uulaa), menjadikan segenap makhluk di bumi terhentak. Dan alam ini dihancurkan oleh Allah.

🍒 Tiupan sangkakala kedua (an-Nafkhotuts Tsaniyah). Allah menghidupkan makhluk dan membangkitkan mereka dari kubur.

🍒 Kemudian manusia dikumpulkan di Padang Mahsyar. Menurut pendapat yg lebih kuat; Padang Mahsyar adalah bumi yang telah dirubah dan didatarkan oleh Allah. Ketika itu bumi akan bersaksi atas amalan manusia yang dilakukan di atasnya, yang shalih maupun yang buruk.

🍒 Di akhirat, orang-orang yang beramal shalih akan dibanggakan dan disohorkan oleh Allah. Orang yang berpuasa nafasnya harum semerbak, muaddzin lehernya terlihat paling tinggi, orang yang saling mencintai karena Allah juga akan dipanggil oleh Allah, mereka semua akan dimuliakan dan dibanggakan oleh Allah di hadapan semua makhluk.

🍒 Termasuk juga pelaku maksiat, akan dipermalukan oleh Allah; yang suka minta-minta akan bangkit hanya dengan tengkorak tanpa daging di mukanya. Yang poligami tapi tidak adil, akan berjalan miring, dll.

🍒 Kelak akan ada 7 golongan yang akan dinaungi oleh Allah;

1. imam yang adil,
2. pemuda yang hidupnya untuk beribadah kepada Allah,
3. seorang  yang hatinya senantiasa terpaut dengan masjid,
4. dua orang yang saling mencintai karena Allah, keduanya berkumpul karena Allah dan berpisah karena Allah,
5. seorang laki-laki yang diajak wanita yang kaya dan cantik  untuk berzina, maka laki-laki itu      berkata : aku takut kepada Allah,
6. seorang yang bersodaqoh dengan sembunyi-sembunyi sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang dilakukan tangan kanannya,
7. seorang yang berdzikir kepada Allah sendirian sehingga matanya meneteskan air mata._ [al-Bukhari - Muslim]

🍒 Jumhur ulama mengatakan; Haudh (Telaga) Nabi letaknya di Padang Mahsyar. Imam al-Bukhari lebih condong pada pendapat bahwa Haudh Nabi terletak setelah ash-Shirooth.

🍒 Manusia sangat kepanasan di Padang Mahsyar. Maka mereka mendatangi para Nabi untuk meminta syafaat agar Allah segera memulai persidangan.

🍒 Adam 'alaihissalaam mengatakan kepada mereka yang minta syafaat; _nafsy...nafsy..._, maknanya adalah; "saya juga butuh syafaat".

🍒 Semua Nabi yang dimintai syafaat tidak PD meminta syafaat, karena pernah berbuat kesalahan. Padahal kesalahan mereka sudah dimaafkan oleh Allah.

🍒 Pada saat itulah syafaat yang agung diberikan kepada Nabi. Lantas Allah datang disambut oleh para malaikat ber-shaf-shaf untuk memulai persidangan.

🍒 Hewan-hewan juga akan dibangkitkan dan dikumpulkan untuk menjalani qisos. Setelah di-qisos, Allah jadikan mereka tanah semuanya; _"kuuny turooban"_ perintah Allah kepada mereka.

🍒 Allah tegakkan qisos pada hewan untuk menunjukkan kepada manusia; "kalau binatang saja di-qisos oleh Allah dengan seadil-adilnya, maka apalagi manusia...??"

🍒 Kemudian Allah tegakkan hisab. Amal kita akan diaudit. Hisab ada dua; hisaaban yasiiro, dan hisaab ma'al munaaqosyah.

🍒 Hisaab yasiir adalah hisab yang ringan, Allah banyak menutupi aib dan memaafkan catatan dosa hamba.

🍒 Hisaab ma'al munaaqosyah; adalah pengecekan amal secara detail, aib diungkap, dan hamba yang berdosa dipermalukan, lalu pad akhirnya dimasukkan ke neraka.

🍒 Kemudian manusia akan menerima kitab atau Rapor catatan amalnya masing-masing.

🍒 Kemudian tibalah saat penimbangan amal (Miizaan). Yang ditimbang adalah amal shalih. Ada juga hadits yang menyebutkan bahwa yang ditimbang adalah badan manusia itu sendiri.

🍒 Miizaan punya 2 sifat; adil, dan detail. Miizaan tersebut akan menimbang semua amal sekecil apapun itu, dan akan ditimbang dengan adil, sekecil apapun kebaikan, tidak akan ada yang sia-sia.

🍒 Berikutnya, manusia dikelompokkam; Yahudi dengan Yahudi, Nasrani dengan Nasrani, orang zalim dengan orang-orang zalim, dst.

🍒 Kemudian datang az-Zhulmah (kegelapan). Allah jadikan suasana sangat gelap.

🍒 Lalu manusia diperintahkan untuk jalan di atas Shirooth dalam kondisi gelap tersebut. Orang-orang sangat butuh cahaya untuk lewat di atas Shirooth. Sebab Shirooth tersebut ada kail yang mencabik-cabik dan menyeret manusia jatuh ke Jahannam.

🍒 Semua kelompok manusia selain orang-orang mukmin  dan maunafik akan langsung jatuh ke neraka Jahannam. Karena mereka tidak punya cahaya.

🍒 Hanya orang-orang beriman dan munafik yang akan melewati Shirooth tersebut. Keduanya dapat cahaya dari Allah.

🍒 Orang munafik senang dapat cahaya juga. Tapi tiba-tiba Allah cabut cahaya tersebut. Demikian Allah membalas makar dan tipu daya mereka dalam mempermainkan Allah ketika di dunia.

يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ

_"Mereka menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanyalah menipu diri sendiri tanpa mereka sadari."_ -Sura Al-Baqarah, Ayah 9

Lantas orang-orang munafik itu memelas-melas pada orang mukmin agar bisa nebeng untuk mendapat cahaya. Namun mereka terhalangi dari cahaya tersebut.

يَوْمَ يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ لِلَّذِينَ آمَنُوا انْظُرُونَا نَقْتَبِسْ مِنْ نُورِكُمْ قِيلَ ارْجِعُوا وَرَاءَكُمْ فَالْتَمِسُوا نُورًا فَضُرِبَ بَيْنَهُمْ بِسُورٍ لَهُ بَابٌ بَاطِنُهُ فِيهِ الرَّحْمَةُ وَظَاهِرُهُ مِنْ قِبَلِهِ الْعَذَابُ

_"Pada hari orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman, “Tunggulah kami! Kami ingin mengambil cahayamu.” (Kepada mereka) dikatakan, ”Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu).” Lalu di antara mereka dipasang dinding (pemisah) yang berpintu. Di sebelah dalam ada rahmat dan di luarnya hanya ada azab."_ -Sura Al-Hadid, Ayah 13

🍒 Orang-orang mukmin yang selamat dari Shirooth akan ditempatkan di Qonthoroh, di sana segala kebencian dan kecemburuan di hati akan dicab

ut oleh Allah. Baru kemudian mereka dimasukkan ke dalam surga.

🍒 Ada sekumpulan orang yang Allah tempatkan di sebuah tempat bernama A'raaf. Sebuah tempat antara surga dan neraka. Mereka adalah orang-orang yang kebaikannya berimbang dengan keburukannya. Mereka bisa menyaksikan orang-orang mukmin yang telah masuk surga, dan mereka juga bisa melihat orang-orang yang disiksa di neraka.

وَبَيْنَهُمَا حِجَابٌ ۚ وَعَلَى الْأَعْرَافِ رِجَالٌ يَعْرِفُونَ كُلًّا بِسِيمَاهُمْ ۚ وَنَادَوْا أَصْحَابَ الْجَنَّةِ أَنْ سَلَامٌ عَلَيْكُمْ ۚ لَمْ يَدْخُلُوهَا وَهُمْ يَطْمَعُونَ

_Dan di antara keduanya (penghuni surga dan neraka) ada tabir dan di atas A‘raf (tempat yang tertinggi) ada orang-orang yang saling mengenal, masing-masing dengan tanda-tandanya. Mereka menyeru penghuni surga, “Salamun ‘alaikum” (salam sejahtera bagimu). Mereka belum dapat masuk, tetapi mereka ingin segera (masuk)._ -Sura Al-A'raf, Ayah 46

وَإِذَا صُرِفَتْ أَبْصَارُهُمْ تِلْقَاءَ أَصْحَابِ النَّارِ قَالُوا رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا مَعَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ

_Dan apabila pandangan mereka dialihkan ke arah penghuni neraka, mereka berkata, “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau tempatkan kami bersama-sama orang-orang zhalim itu.”_ -Sura Al-A'raf, Ayah 47

_____
✍️ Abu Ziyan Johan Saputra Halim

Sumber Web: alhujjah.com

Di broadcast ulang : BerbagiKebaikan

https://t.me/Berbagi_Kebaikan
Share:

RITUAL SYIRIK SEDEKAH LAUT

Oleh  : Uray Sriwahyuni
Hasil gambar untuk sedekah laut 
Bismillah...

Negeri kita memang masih banyak hal-hal yang berbau kesyirikan dilakukan masyarakat yang pemahaman agamanya tentang tauhid masih kurang.
Contohnya saja RITUAL ADAT SEDEKAH LAUT. Ritual sedekah laut yang akan diadakan disuatu wilayah ditanah air ini sangat memprihatinkan bagi siapa saja yang sudah faham bahwa ritual tersebut adalah termasuk RITUAL KESYIRIKAN.

Dimana mereka berpendapat bahwa tradisi adat Sedekah laut yang sudah dilaksanakan turun temurun oleh nenek moyang adalah ungkapan wujud rasa syukur atas segala kemudahan rezeki dan keselamatan yang diberikan oleh Allah, dengan dilaksanakannya sedekah laut para nelayan berharap tidak ada rintangan dalam mencari rezeki di laut dan terhindar dari segala marabahaya. Rasa syukur itu disimbolkan dengan mempersembahkan berbagai macam sesaji yang dilarung ke laut.

Padahal islam tidak pernah mengajarkan AJARAN PERSEMBAHAN KE LAUT seperti itu. Walaupun niatnya untuk ditujukan atas bentuk rasa syukur kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Tidak ada tuntunan dari Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bentuk rasa syukur seperti itu.
Itu adalah AJARAN SESAJEN.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :
Katakanlah (Muhammad): ”Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam, tidak ada sekutu bagi-Nya; dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri (muslim).”
(QS. Al-An‘am :162–163)

Ritual sesajen dilaut tersebut jelas mereka maksudkan agar alam tidak marah dengan tidak mendatangkan musibahnya atau marabahaya bagi nelayan yang mencari rezeki dilaut tersebut. Subhanallah. Sesungguhnya ini adalah suatu kesyirikan. Tidakkah kita takut akan murka Allah subhanahu wa ta'ala atas ritual adat sedekah laut ini ?
Dia lah Allah subhanahu wa ta'ala satu-satunya Dzat yang menguasai langit dan bumi, kehidupan dan kematian serta keselamatan dan kebinasaan.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.”
(QS. An Nisaa’ : 48)
Janganlah kita mengundang murka Allah dengan didatangkannya gempa dan tsunami yang akan memporak-porandakan daerah kita.
Mari kita perbaiki tauhid kita agar kita terhindar dari perbuatan syirik. Agar terhindar dari murka Allah subhanahu wa ta'ala.


Wallahu ta'ala a'lam bish shawab
Share:

Rukun Laa ilaaha illallah

Hasil gambar untuk kalimat tauhidUlama Ahlus Sunnah wal Jama’ah menjelaskan bahwa kalimat Laa ilaaha illallah mencakup dua rukun, yaitu:

✅Pertama :An-Nafyu (penafian/penolakan/peniadaan) yang terkandung dalam kalimat Laa Ilaaha. Yaitu menafikan, menolak dan meniadakan seluruh sembahan yang berhak untuk disembah bagaimanapun jenis dan bentuknya dari kalangan makhluk, baik yang hidup apalagi yang mati, baik malaikat yang terdekat dengan Allah maupun Rasul yang terutus terlebih lagi makhluk yang derajatnya di bawah keduanya.

✅Kedua :Al-Itsbat (penetapan) yang terkandung dalam kalimat Illallah. Yaitu menetapkan seluruh ibadah baik yang lahir seperti sholat, zakat, haji, menyembelih dan lain-lain maupun yang batin seperti tawakkal, harapan, ketakutan, kecintaan dan lain-lain. Baik dari ucapan seperti dzikir, membaca Al-Qur’an berdoa dan sebagainya maupun perbuatan seperti ruku dan sujud sewaktu sholat, tawaf dan sa`i ketika haji dan lain-lain hanya untuk Allah saja.
.

✅Seorang hamba belum dianggap sebagai muslim sebelum dia mengamalkan dua rukun ini. Andaikan ada seorang hamba yang beribadah kepada Allah ta’ala; melakukan sholat, puasa, zakat dan ibadah-ibadah lainnya, namun dia tidak meyakini bahwa Allah ta’ala sebagai satu-satunya sesembahan yang benar dan selain-Nya adalah salah maka dia bukan muslim atau menjadi murtad karena tidak mengamalkan kalimat Laa ilaaha illallah yang merupakan pintu untuk masuk ke dalam Islam.

✅Kedua rukun ini terdapat dalam banyak ayat, diantaranya firman Allah ta’ala,

فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى
 
“Maka barangsiapa mengingkari thoghut (sesembahan selain Allah) dan hanya beriman kepada Allah, maka sesungguhnya dia telah berpegang teguh dengan ikatan yang amat kokoh (yakni kalimat Laa ilaaha illallah).”
(Al-Baqarah: 256)

✅Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: “Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu sembah, tetapi (aku menyembah)
Tuhan Yang menjadikanku ;
karena sesungguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaku”. (QS. Az-Zukhruf : 26-27)

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
 
✅“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun”. (QS. An-Nis a` : 36):

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
 
✅“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”. (QS. Adz-Dz ariy at : 56)

✅Lihat : Fathul Majid hal. 52-54 dan Kifayatul Mustazid bisyarhi Kitabit Tauhid Bab. Tafsirut Tauhid karya Syaikh Sholih Alu Asy-Syaikh

Dirangkum oleh Humaira Medina
Share:

🎀DAMPAK BURUK BID'AH

Hasil gambar untuk bidahRasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak.”
(HR. Bukhari no. 20 dan Muslim no. 1718)

🎀amalannya merugi. Allah Ta’ala berfirman,
قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا
“Katakanlah: Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?” Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.”
(QS. Al Kahfi (18) : 103-104)

pelaku bid’ah terhalangi untuk bertaubat selama dia terus menerus dalam bid’ahnya. Oleh karena itu, ditakutkan dia akan mengalami su’ul khotimah

🎀Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَ اللهَ حَجَبَ التَّوْبَةَ عَنْ كُلِّ صَاحِبِ بِدْعَةٍ حَتَّى يَدَعْ بِدْعَتَهُ
“Allah betul-betul akan menghalangi setiap pelaku bid’ah untuk bertaubat sampai dia meninggalkan bid’ahnya.” (HR. Thabrani. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih At Targib wa At Tarhib no. 54)

🎀, pelaku bid'ah terhalangi untuk bertaubat selama dia terus menerus dalam bid'ahnya. Oleh karena itu, ditakutkan dia akan mengalami su'ul khotimah)
Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَ اللهَ حَجَبَ التَّوْبَةَ عَنْ كُلِّ صَاحِبِ بِدْعَةٍ حَتَّى يَدَعْ بِدْعَتَهُ
“Allah betul-betul akan menghalangi setiap pelaku bid’ah untuk bertaubat sampai dia meninggalkan bid’ahnya.
” (HR. Thabrani. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih At Targib wa At Tarhib no. 54)

🎀 tidak akan minum dari telaga Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan tidak akan mendapatkan syafa'at beliau shallallahu 'alaihi wa sallam]
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَنَا فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ ، لَيُرْفَعَنَّ إِلَىَّ رِجَالٌ مِنْكُمْ حَتَّى إِذَا أَهْوَيْتُ لأُنَاوِلَهُمُ اخْتُلِجُوا دُونِى فَأَقُولُ أَىْ رَبِّ أَصْحَابِى . يَقُولُ لاَ تَدْرِى مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ
“Aku akan mendahului kalian di al haudh (telaga). Dinampakkan di hadapanku beberapa orang di antara kalian. Ketika aku akan mengambilkan (minuman) untuk mereka dari al haudh, mereka dijauhkan dariku. Aku lantas berkata, ‘Wahai Rabbku, ini adalah umatku.’ Lalu Allah berfirman, ‘Engkau sebenarnya tidak mengetahui bid’ah yang mereka buat sesudahmu.’ “ (HR. Bukhari no. 7049)

🎀Dalam riwayat lain dikatakan,
إِنَّهُمْ مِنِّى . فَيُقَالُ إِنَّكَ لاَ تَدْرِى مَا بَدَّلُوا بَعْدَكَ فَأَقُولُ سُحْقًا سُحْقًا لِمَنْ بَدَّلَ بَعْدِى
“(Wahai Rabbku), mereka betul-betul pengikutku. Lalu Allah berfirman, ‘Sebenarnya engkau tidak mengetahui bahwa mereka telah mengganti ajaranmu setelahmu.” Kemudian aku (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) mengatakan, “Celaka, celaka bagi orang yang telah mengganti ajaranku sesudahku.”
(HR. Bukhari no. 7051)

🎀pelaku bid'ah akan mendapatkan dosa jika amalan bid'ahnya diikuti orang lain
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ سَنَّ فِى الإِسْلاَمِ سُنَّةً حَسَنَةً فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ كُتِبَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا وَلاَ يَنْقُصُ مِنْ أُجُورِهِمْ شَىْءٌ وَمَنْ سَنَّ فِى الإِسْلاَمِ سُنَّةً سَيِّئَةً فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ كُتِبَ عَلَيْهِ مِثْلُ وِزْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا وَلاَ يَنْقُصُ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَىْءٌ
“Barangsiapa melakukan suatu amalan kebaikan lalu diamalkan oleh orang sesudahnya, maka akan dicatat baginya ganjaran semisal ganjaran orang yang mengikutinya dan sedikitpun tidak akan mengurangi ganjaran yang mereka peroleh. Sebaliknya, barangsiapa melakukan suatu amalan kejelekan lalu diamalkan oleh orang sesudahnya, maka akan dicatat baginya dosa semisal dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosanya sedikitpun.”
(HR. Muslim no. 1017)

🎀Pelaku bid’ah dianggap telah mematikan Sunnah.
Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata :
“Tidaklah datang (suatu masa) kepada manusia, melainkan mereka akan membuat bid’ah di dalamnya dan akan mematikan Sunnah, sehingga maraklah perbuatan bid’ah dan matilah Sunnah”
(Al-I’tisham I/87 oleh Imam asy-Syathibi).

Pelaku bid’ah secara tidak langsung menuduh Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم tidak amanah dan menganggapnya tidak menyampaikan seluruh ajaran agama Islam kepada umat.

Imam Malik rahimahullah berkata :

من ابتدع في الإسلام بدعة يراها حسنة ، فقد زعم أن محمدا – صلى الله عليه وسلم- خان الرسالة ، لأن الله يقول :{اليوم أكملت لكم دينكم}، فما لم يكن يومئذ دينا فلا يكون اليوم دينا
“Barangsiapa yang melakukan bid’ah di dalam Islam yang dianggapnya baik (hasanah), maka sungguh dia telah menganggap (Nabi) Muhammad telah mengkhianati risalah (kenabian), karena Allah Ta’ala berfirman : “Pada hari ini Aku telah menyempurnakan agama kalian untuk kalian” (QS Al-Maidah: 3)

🎀Maka perkara apa saja yang pada masa itu (saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hidup) tidak dianggap
(sebagai bagian dari)
agama, maka pada hari ini pun tidak dianggap sebagai (bagian dari) agama”
(Al-I’tisham oleh asy-Syathibi 1/49)

Oleh : humaira medina
Share:

Bertebaran Hadis Palsu di MedSos

Hasil gambar untuk hadits palsuBismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Satu tombol bisa memiliki sejuta fungsi… bisa menjadi sumber kebaikan, dan sekaligus menjadi sumber kejahatan. Itulah media sosial. Betapa mudahnya orang menyebarkan informasi. Dan jika kita perhatikan, hampir setiap even masyarakat yang berbau agama, dikaitkan dengan satu hadis. Sehingga setiap ada even, terbit hadis baru.

Diantaranya yang pernah mampir dalam broadcast di WA beberapa hadis berikut,

Rasullullah Bersabda “Barang Siapa Yang Memberitahukan Berita 1 Safar Kepada Yang Lain, Maka Haram Api Neraka Baginya”.

Rasullullah Bersabda “Barang Siapa Yang Memberitahukan Berita Arafah kepada Yang Lain, maka Haram Api Neraka Baginya”

Rasullullah Bersabda “Barang Siapa Yang Memberitahukan Berita 1 zulhijjah Kepada Yang Lain, Maka Haram Api Neraka Baginya”

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Barang siapa yang memberitahukan berita Sya’ban kepada yang lain, maka haram api neraka baginya.”

Rasullullah bersabda “Barangsiapa yang memberitahukan berita 1 Rajab kepada yang lain, maka haram api neraka baginya”.

Nampaknya yang membuat hadis ini sudah kehilangan rasa malu… redaksi sama, dan hanya menggunakan metode copas. Namun ini bukan sesuatu yang mengherankan, seperti yang diriwayatkan oleh al-Uqaily dari Hammad bin Zaid, bahwa orang-orang zindiq (munafiq) yang pernah membuat hadis palsu sebanyak 14.000 hadis! Dan tiga orang yang terkenal sebagai pemalsu hadis pernah membuat hadis palsu lebih dari 4000 hadis!. (Tadrib Rawi, as-Suyuthi, 1/335)
Bahaya Dusta atas nama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ

“Barang siapa berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaknya dia bersiap-siap mengambil tempat di Neraka.” (Muttafaq ‘alaih)

Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani menjelaskan,

“Para ulama sepakat bahwa sengaja berdusta atas nama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam termasuk dosa besar, bahkan Abu Muhammad al-Juwaini sangat keras sehingga mengkafirkan orang yang sengaja dusta atas nama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan mereka bersepakat haramnya meriwayatkan hadis maudhu‘ (palsu) kecuali disertai keterangannya (yang menjelaskan kepalsuannya), berdasarkan hadis Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam,

مَنْ حَدَّثَ عَنِّيْ بِحَدِيْثٍ يَرَيْ أَنَّهُ كَذِبٌ فَهُوَ أَحَدُ الْكَاذِبَيْنِ

“Barang siapa menceritakan dariku suatu hadis yang dia ketahui kedustaannya, maka dia termasuk di antara dua pendusta.” (HR. Muslim dalam al-Muqadimah, Ibnu Majah 41, dan yang lainnya).”
Jika Dapat Broadcast Hadis

Jika anda mendapatkan broadcast hadis yang tidak jelas, penulisnya juga bukan orang yang terkenal hati-hati dalam hadis, sebaiknya tidak anda sebarkan. Meskipun dalam tulisan itu menyebutkan janji pahala besar bagi orang yang menyebarkannya.

Lebih baik diam tidak menyebarkannya, dari pada salah dalam menyebarkan. Meskipun anda bukan orang yang membuat hadis palsu itu, tapi anda juga dilarang untuk ikut menyebarkannya.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ حَدَّثَ عَنِّيْ بِحَدِيْثٍ يَرَيْ أَنَّهُ كَذِبٌ فَهُوَ أَحَدُ الْكَاذِبَيْنِ

“Barang siapa menceritakan dariku suatu hadis yang dia ketahui kedustaannya, maka dia termasuk di antara dua pendusta.” (HR. Muslim dalam al-Muqadimah, Ibnu Majah 41, dan yang lainnya).

Imam an-Nawawi menjelaskan hadis ini,

يحرم رواية الحديث الموضوع على من عرف كونه موضوعا أو غلب على ظنه وضعه فمن روى حديثا علم أو ظن وضعه ولم يبين حال روايته وضعه فهو داخل في هذا الوعيد

“Haram hukumnya meriwayatkan hadis maudhu‘ bagi orang yang mengetahui atau menurut dugaan kuatnya bahwa derajat hadis tersebut adalah maudhu‘. Sebab itu, barang siapa meriwayatkan suatu hadis yang dia yakin atau ada sangkaan kuat bahwa derajatnya adalah maudhu’ (palsu), namun dia tidak menjelaskan derajatnya, maka dia termasuk dalam ancaman hadis ini.” (Syarh Sahih Muslim, 1/71)

Ibnu Hajar al-Haitami pernah ditanya tentang para khatib yang biasa menyampaikan hadis-hadis lemah dan palsu dalam khutbahnya, beliau menjawab,

“Tidak halal berpedoman dalam menyampaikan hadis pada suatu kitab atau khutbah yang penulisnya bukan ahli hadis. Barang siapa yang melakukan hal itu maka dia layak untuk dihukum dengan hukuman yang berat. Inilah keadaan para khatib zaman sekarang, tatkala melihat ada khutbah yang berisi hadis-hadis, mereka langsung menghafalnya dan berkhutbah dengannya tanpa menyeleksi terlebih dahulu apakah hadis tersebut ada asalnya ataukah tidak. Maka merupakan kewajiban bagi pemimpin negeri tersebut untuk melarang para khatib dari perbuatan tersebut dan menegur dari khatib yang telah melakukan perbuatan tersebut.” (al-Fatawa al-Haditsiyah, hlm. 63)

Semoga Allah menyelamatkan kita dari kesalahan ketika bermedsos..

Demikian, Allahu a’lam.

Ditulis oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)

Read more https://konsultasisyariah.com/30979-darurat-hadis-palsu-di-medsos.html

Share:

CLICK TV DAN RADIO DAKWAH

Murottal Al-Qur'an

Listen to Quran

Jadwal Sholat

jadwal-sholat

Translate

INSAN TV

POPULAR

Arsip Blog

Cari