}
Sunnahpos
Kajian Islam
Koleksi Ceramah Islam MP3
  • Beranda
  • Tauhid
  • Manhaj
  • KIsah Islami
  • Tafsir
  • Download
  • One Hadits

GIGITLAH DENGAN GIGI GERAHAM

sunnahposSeptember 03, 2021 Tidak ada komentar

HADITH | GIGITLAH SUNNAH DENGAN GIGI GERAHAM | AKHIR ZAMAN - YouTube

Dalam hadits Al ‘Irbadh bin Sariyah radhiyallahu ‘anhu, seolah-olah inilah nasehat terakhir Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menasehati para sahabat radhiyallahu ‘anhum,

فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِى وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ

“Berpegang teguhlah dengan sunnahku dan sunnah khulafa’ur rosyidin yang mendapatkan petunjuk (dalam ilmu dan amal). Pegang teguhlah sunnah tersebut dengan gigi geraham kalian.”

Salah seorang khulafa’ur rosyidin dan manusia terbaik setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar Ash Shiddiq radhiyallahu ‘anhu mengatakan,

لَسْتُ تَارِكًا شَيْئًا كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَعْمَلُ بِهِ إِلَّا عَمِلْتُ بِهِ إِنِّي أَخْشَى إِنْ تَرَكْتُ شَيْئًا مِنْ أَمْرِهِ أَنْ أَزِيْغَ

“Aku tidaklah biarkan satupun yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam amalkan kecuali aku mengamalkannya karena aku takut jika meninggalkannya sedikit saja, aku akan menyimpang."

Ibnu Baththoh dalam Al Ibanah (1/246) tatkala mengomentari perkataan Abu Bakar di atas, beliau rahimahullah mengatakan, “Inilah, wahai saudaraku! Orang yang paling shiddiq (paling jujur) seperti ini saja masih merasa takut dirinya akan menyimpang jika dia menyelisihi sedikit saja dari perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bagaimana lagi dengan orang yang mengejek Nabi dan ajarannya, membanggakan diri dengan menyelisihinya, dan mencemooh petunjuknya (ajarannya)?

Imam Asy Syafi’i rahimahullah mengatakan,

أَجْمَعَ المُسْلِمُوْنَ عَلَى أَنَّ مَنِ اسْتَبَانَتْ لَهُ سُنَّةُ رَسُوْلِ اللهِ : لَمْ يَحِلَّ لَهُ أَنْ يَدَعَهَا لِقَوْلِ أَحَدٍ

“Kaum muslimin telah sepakat bahwa siapa saja yang telah jelas baginya sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak halal baginya untuk meninggalkannya karena perkataan yang lainnya.”

Imam Ahmad rahimahullah mengatakan,

مَنْ رَدَّ حَدِيْثَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَهُوَ عَلَى شَفَا هَلَكَةٍ

“Barang siapa menolak hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka dia telah berada dalam jurang kebinasaan.”

Al Barbahari rahimahullah berkata,

وَإِذَا سَمِعْتَ الرَّجُلَ يَطْعَنُ عَلَى الآثَارِ أَوْ يَرُدُّ الآثَارَ أَوْ يُرِيْدُ غَيْرَ الآثَارَ فَاتَّهِمْهُ عَلَى الإِسْلاَمِ وَلاَ تَشُكُّ أَنَّهُ صَاحِبُ هَوَى مُبْتَدِعٌ

“Jika engkau mendengar seseorang mencerca hadits atau menolak hadits atau menginginkan selain hadits, maka keislamannya patut diragukan dan janganlah ragukan lagi jika ia adalah pengikut hawa nafsu (mubtadi’).”

Semoga dapat menjadi pelajaran untuk berittiba kepada rosulullah dan sahabatnya.


Wa allahu a'lam 






Share:
  • WhatsApp
  • Read More

    HATI HATI MEMUJI ORANG DIHADAPANNYA

    sunnahposSeptember 03, 2021 Tidak ada komentar

     
    Belajar Agama Tanpa Guru, Apakah Dibenarkan dalam Islam? Ini Pendapat Para  Ulama | Pecihitam.org

    Abu Bakrah, ia menceritakan bahwa ada seorang pria yang disebutkan di hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu seorang hadirin memuji orang tersebut. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu bersabda,

    ويحك قطعت عنق صاحبك، (يقوله مراراً)، إن كان أحدكم مادحاً لا محالة، فليقل: أحسِبَ كذا وكذا- إن كان يرى أنه كذلك – وحسيبه الله، ولا يزكي على الله أحداً

    “Celaka engkau, engkau telah memotong leher temanmu (berulang kali beliau mengucapkan perkataan itu). Jika salah seorang di antara kalian terpaksa/harus memuji, maka ucapkanlah,  *” ’Saya kira si fulan demikian kondisinya.”*  -Jika dia menganggapnya demikian-. Adapun yang mengetahui kondisi sebenarnya adalah Allah dan  janganlah mensucikan seorang di hadapan Allah.”(Shahih): [Bukhari: 52-Kitab Asy Syahadat, 16-Bab Idza Dzakaro Rojulun Rojulan]

    Abu Musa berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendengar seorang pria berlebih-lebihan dalam memuji seorang. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu bersabda,

    أهْلَكْتُم- أو قطعتم ظهرَ – الرجل

    ”Kalian telah membinasakan atau mematahkan punggung orang itu.”(Shahih): [Bukhari: 78-Kitab Al Adab, 54-Bab Maa Yukrohu Minat Tamaduh. Muslim: 53-Kitab Az Zuhd, hal. 67]

    Dari Ibrahim At Taimiy dari ayahnya, ia berkata, “Kami duduk bersama Umar [ibnul Khaththab radliallahu ‘anhu]. Lalu ada seorang pria memuji orang lain yang berada di hadapannya. Umar lalu berkata,

    عقرت الرجل، عقرك الله

    “Engkau telah menyembelih orang itu, semoga Allah menyembelihmu.”(Hasan secara sanad).

    Wallahu A'lam

    Share:
  • WhatsApp
  • Read More

    PENTINGNYA DZIKIR PAGI DAN PETANG

    sunnahposSeptember 03, 2021 Tidak ada komentar

     Siapa yang Belajar Agama dengan Otodidak, Maka Gurunya Adalah Setan |  Muslim Obsession
    .
    👉 Gabung Grup WA bit.ly/ITTIBAID
    .

    Perlu diketahui bahwa di antara dzikir dan doa yang disyariatkan bagi seorang muslim dalam sehari semalam adalah dzikir pagi dan petang, bahkan dzikir jenis ini merupakan dzikir yang terikat dengan waktu yang paling banyak disebutkan dalam dalil-dalil


    Dari Anas bin Malik رضي الله عنه ia berkata: “Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda: ‘Aku duduk bersama orang-orang yang berdzikir kepada Allah dari mulai shalat Shubuh sampai terbit matahari lebih aku sukai dari memerdekakan empat orang budak dari anak Isma’il. Dan aku duduk bersama orang-orang yang berdzikir kepada Allah dari mulai shalat ‘Ashar sampai terbenam matahari lebih aku cintai dari memerdekakan empat orang budak.’” [HR. Abu Dawud no. 3667, lihat Shahiih Abi Dawud 11/698 no. 3114 – Misykaatul Mashaabiih no. 970, hasan]


    Imam Ibnu Qayyim رحمه الله berkata: “Waktunya antara Shubuh hingga terbit matahari, dan antara ‘Ashar hingga terbenam matahari.”


    Dalil dari al-Qur-an tentang Dzikir Pagi dan Petang.


    يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْراً كَثِيراً. وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلاً


    “Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut Nama) Allah dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” [Al-Ahzab/33: 41-42].

    .

    فَاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ بِالْعَشِيِّ وَالْإِبْكَارِ


    Maka bersabarlah kamu, karena sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi (QS. Ghafir: 55).

    .

    📷 @ittiba.id

    .

    .

    #dzikir #pagidanpetang #dzikirpagidanpetang #doa #shalat #wudhu #hijrah #dakwah #muslim #muslimah 


    Share:
  • WhatsApp
  • Read More

    WAJIB BELAJAR ILMU AGAMA SAMAPI MATI

    sunnahposSeptember 03, 2021 Tidak ada komentar

     Belajar Agama Lewat Internet, Pentingkan Otak dari Hati

    بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم

    Ilmu Syar’i adalah cahaya penerang bagi kehidupan seorang hamba di dunia menuju ke alam akhirat.
    Maka, barangsiapa menuntut ilmu syar’i dengan niat ikhlas karena Allah dan dengan tujuan agar meraih keridhoan-Nya semata, niscaya ia tidak akan berhenti dan merasa bosan dari menuntut ilmu syar’i sebelum kematian menjemputnya.

    » Allah Ta’ala berfirman:

    وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ اليَقِينُ

    Artinya: “Beribadahlah engkau kepada Allah hingga datang kepadamu kematian.
    ” (QS. Al-Hijr ayat 99)

    » Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah selalu membawa Pena dan Tinta (untuk mencatat hadits dan faedah ilmiyah, pent) meskipun beliau telah lanjut usia. Maka ada seseorang yang bertanya kepadanya: “Sampai kapankah engkau berbuat demikian?” Beliau jawab: “Hingga aku masuk ke liang kubur.” (Lihat Manaaqibu Ahmad, karya Ibnul Jauzi hal.31, dan Talbiisu Ibliis, karya Ibnul Jauzi hal.400).

    » Beliau juga pernah berkata:
    "Aku akan terus-menerus menuntut ilmu agama sampai aku masuk ke liang kubur.” (Lihat Syarofu Ashhaabi Al-Hadiits, karya Al-Khothib Al-Baghdadi hal.136).

    » Abu Ja’far Ath-Thobari rahimahullah menjelang wafatnya berkata: “Sepantasnya bagi seorang hamba agar tidak meninggalkan (kewajiban) menuntut ilmu agama sampai ia mati.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Asakir di dlm Tarikh Dimasyqo juz.52 hal.199. Lihat pula Al-Jaliisu Ash-Shoolih karya Al-Mu’afi bin Zakariya III/222).

    » Ada seseorang bertanya kepada Abdullah bin Al-Mubarok (ulama tabi’in) rahimahullah: “Sampai kapan engkau menulis (mempelajari) hadits?”
    Beliau jawab: “Selagi masih ada kalimat bermanfaat yang belum aku catat.” (Lihat Al-Jaami’ Li Akhlaaqi Ar-Roowi, karya Al-Khothib Al-Baghdadi IV/419).


    ✍ Ustadz Muhammad Wasitho, Lc., MA حفظه الله

    Share:
  • WhatsApp
  • Read More

    AGUNGNYA KEDUDUKAN AMALAN HATI

    sunnahposSeptember 03, 2021 Tidak ada komentar

     12 Amalan Hati Pada Manusia, Lengkap Penjelasan - MARKIJAR.Com

    Hati diibaratkan raja, sedang aggota badan adalah prajuritnya. Bila rajanya baik, maka akan baik pula urusan para prajuritnya. Bila buruk, maka demikian pula urusan para prajuritnya. Oleh sebab itu, dalam Islam amalan hati memiliki kedudukan yang agung. Bisa dikatakan, pahala dari amalan hati lebih besar daripada amalan badan. Sebagaimana dosa hati lebih besar daripada dosa badan. Oleh karena itu kita dapati; dosa kufur dan kemunafikan lebih besar daripada dosa zina, riba, minum khamr, judi dst.

    Hati adalah standar kebaikan amalan badan. Ia ibarat pemimpin bagi badan. Baiknya hati akan berpengaruh pada baiknya amalan badan. Dan buruknya hati akan berpengaruh pada buruknya amalan badan. Rasulullah shallahu’alaihi wasallam bersabda:

    أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ

    “Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging. Jika ia baik, seluruh tubuh baik. Jika ia rusak, seluruh tubuh juga rusak. Ketahuilah (segumpal daging) itu ialah hati..” (HR. Muslim).

    Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menegaskan:

    الأعمال الظاهرة لاتكون صالحة مقبولة إلا بواسط أعمال القلب، فإن القلب ملك واﻷعضاء جنوده، فإذا خبث الملك خبثت جنوده

    “Amalan badan tidak akan diterima tanpa perantara amalan hati. Karena hati adalah raja, sedangkan anggota badan ibarat prajuritnya. Bila Sang Raja buruk, maka akan buruk pula seluruh prajuritnya. ” (Majmu’ Al Fatawa, 11/208).

    Begitu pula kita mengenal bahwa agama ini memiliki tiga tingkatan: Islam, kemudian di atasnya ada Iman, kemudian di atasnya lagi ihsan. Sebagaimana dijelaskan dalam hadis Jibril berikut:

    Dari Umar bin Khotob radhiyallahu’anhu. Beliau berkata,

    بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً قَالَ : صَدَقْتَ، فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ. قَالَ صَدَقْتَ، قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ…

    “Suatu hari ketika kami duduk di dekat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba datang seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam (bersih). Tidak ada bekas-bekas perjalanan jauh (orang asing. pent), dan tak seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Kemudian dia duduk di hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu menempelkan kedua lututnya kepada lutut Beliau dan meletakkan kedua telapak tangannya di paha Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, sambil berkata, “Wahai Muhammad, beritahukanlah kepadaku tentang Islam?”

    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Islam adalah kamu bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, kamu mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika kamu mampu,“ kemudian dia berkata, “Engkau benar.“

    Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi, “Beritahukanlah kepadaku tentang Iman?“

    Beliau bersabda, “Kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir, dan kamu beriman kepada qadar yang baik maupun yang buruk.”

    Dia berkata, “Engkau benar.”

    Kemudian dia berkata lagi, “Beritahukanlah kepadaku tentang ihsan.”

    Beliau menjawab, “Ihsan adalah kamu beribadah kepada Allah seakan-akan kamu melihat-Nya. Jika kamu tidak merasa begitu, (ketahuilah) bahwa Dia melihatmu…” (HR. Muslim)

    Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad –hafizhohullah– (ahli hadits dari kota Madinah) menerangkan saat membahas hadis di atas,

    فالدرجات ثلاث: أولها: درجة الإسلام، ثم تليها درجة الإيمان، ثم تليها درجة الإحسان.وكل درجة أكمل من الدرجة التي قبلها، وكل درجة داخلة في التي قبلها، فكل مؤمن مسلم، وكل محسن مؤمن ومسلم؛ لأن درجة الإحسان هي درجة كمال، وأقل منها درجة الإيمان، وأقل منهما درجة الإسلام

    ” Tingkatan agama ini ada tiga: pertama Islam, kemudian kedua iman, lalu ihsan. Setiap tingkatan lebih sempurna dari tingkatan sebelumnya. Dan setiap tingkatan masuk dalam cakupan tingkatan sebelumnya. Maka setiap mukmin adalah muslim. Setiap muhsin adalah mukmin dan juga muslim. Karena tingkatan ihsan adalah tingkatan paling sempurna. Kemudian di bawah nya ada iman, di bawahnya lagi ada islam.” (http://audio.islamweb.net/audio/Fulltxt.php?audioid=170547).

    Dua tingkatan diantaranya; yaitu iman dan ihsan, adalah berkaitan dengan amalan hati. Yang mana dua hal ini berada di atas derajat Islam yang pengertiannya adalah amalan badan. Karena Islam bila disebutkan bersamaan dengan Iman, maka masing-masing memiliki pengertian berbeda. Yaitu Islam adalah amalan badan, sedang Iman adalah amalan hati.

    Kemudian bukti selanjutnya bahwa amalan hati lebih besar nilainya daripada amalan badan adalah, pokok-pokok atau pondasi agama ini ada pada amalan hati. Seperti cinta kepada Allah dan RasulNya, tawakkal, rojaa‘ (rasa harap), khosyah (rasa takut disertai ilmu), ikhlas, sabar, syukur. (Lihat: Majmu’ Al Fatawa: 5/10)

    Dalam hadits Qudsi disebutkan, dimana Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam meriwayatkan dari Robb-nya, Allah ta’ala berfirman,

    أنا أغني الشركاء عن الشرك, فمن عمل عملا أشرك فيه معي غيري تركته و شركه

    “Aku paling tidak butuh pada sekutu. Barangsiapa mengerjakan suatu amalan dalam keadaan menyekutukan-Ku dengan selain-Ku, maka Aku tinggalkan dia bersam dengan sekutunya.” (HR Bukhari dan Muslim)

    Hadis di atas sebagai dalil bahwa amalan hati lebih besar kedudukannya daripada amalan badan. Karena amalan badan tidak akan berguna bila seorang berlaku syirik, sebanyak apapun amalannya. Baik syirik kecil apalagi syirik besar.

    Seperti seorang sedekah karena riya’ (dan riya ini letaknya di hati), maka akan sia-sialah pahala. Sebesar apapun nominal sedekah yang ia keluarkan. Atau membaca Al Qur’an supaya dipuji suaranya oleh orang-orang (sum’ah). Ini juga akan sia-sia pahalanya. Meski sebagus apapun lantunan suaranya.

    Para ulama juga menjelaskan, bahwa besar kecilnya pahala, berkaitan erat dengan keadaan niat dalam hati seseorang. Ini juga bukti bahwa amalan hati memiliki kedudukan yang tinggi. Bisa jadi amalan kecil menjadi besar nilai pahalanya disebabkan oleh niat. Bisa jadi pula amalan besar menjdi kecil pahalanya disebabkan oleh niat. Sebagaimana dijelaskan oleh Abdullah bin Mubaarak:

    رب عمل صغير تعظمه النية، ورب عمل كبير تصغره النية

    “Boleh jadi amalan kecil, namun pahalanya menjadi besar karena faktor niat (keikhlasan). Dan bisa jadi amalan besar menjadi kecil nilai pahalanya disebabkan oleh niat.”

    Demikian pula dosa. Dosa kecil akan menjadi besar, bila dilakukan disertai rasa menyepelekan. Dan dosa besar akan lenyap bila pelakunya merasa bersalah, menyesal, beristighfar dan bertaubat kepada Allah. Semua ini kaitannya dengan hati. Oleh karena itu para ulama mengatakan:

    لاصغيرة مع الاستمرار ولا كبيرة مع الاستغفار

    “Tidak ada dosa kecil bila dilakukan secara terus-menerus. Dan tidak ada dosa besar bila ditutupi dengan istighfar. ”

    ◼ *Amalan Badan Masuk dalam Cakupan Iman*

    Meski sudah kami paparkan, bahwa amalan hati memiliki kedudukan lebih tinggi dari amalan badan, namun bukan berarti kemudian kita anggap remeh pengaruh daripada amalan badan. Karena baiknya amalan badan seseorang adalah bukti bersihnya hati dan sempurnanya iman.

    Dalam akidah Ahlussunah wal Jama’ah, amalan badan masuk dalam cakupan iman. Karena pengertian iman menurut akidah Ahlussunah wal Jama’ah, iman adalah keyakinan dalam hati, yang diikrarkan melalui lisan, lalu diamalkan oleh anggota badan. Iman betambah dan berkurang, bertambah karena amal ketaatan, berkurang karena perbuatan-perbuatan maksiat.

    Banyak dalil yang menunjukkan bahwa amalan badan masuk dalam cakupan iman. Diantaranya firman Allah ta’ala,

    إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

    “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal” (QS. Al Anfal: 2).

    Lalu Allah ‘azza wa jalla menjelaskan dalam ayat selanjutnya, melanjutkan tentang siapa orang-orang yang beriman itu,

    الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ

    “(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.” (QS. Al Anfal: 3).

    أُولَٰئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا ۚ لَهُمْ دَرَجَاتٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ

    “Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia” (QS. Al- Anfal: 4).

    Dalam ayat yang lain Allah ‘azza wa jalla berfirman,

    وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُضِيعَ إِيمَانَكُمْ

    “Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. ” (QS. Al- Baqarah: 143).

    Dalam sebuah hadis, yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dijelaskan bahwa ayat ini turun berkenaan beberapa orang sahabat Nabi, yang terbunuh sebelum terjadi perpindahan kiblat (dari Baitul Maqdis ke Ka’bah), bagaimanakah nasib sholat mereka? Apakah diterima? Lalu Allah mewahyukan ayat ini kepada RasulNya.

    Jadi pengertian Iman dalam ayat di atas adalah sholat. Dimana sholat adalah bagian dari amalan badan. Namun dalam ayat ini, Allah menyebutnya pula sebagai Iman. Ini menunjukkan bahwa amalan badan juga masuk dalam cakupan iman. Imam Bukhori dalam kitab shohihnya menuliskan sebuah bab:

    باب: الصلاة من الإيمان

    “Bab: Sholat bagian dari Iman”

    Lalu Al-Hulaimi rahimahullah menerangkan,

    أجمع المفسرون على أنه أراد صلاتكم إلى بيت المقدس، فثبت أن الصلاة إيمان، وإذا ثبت ذلك، فكل طاعة إيمان إذ لم أعلم فارقاً في هذه التسمية بين الصلاة وسائر العبادات

    “Para ahli tafsir sepakat (tentang makna ayat di atas) bahwa yang dimaksudkan oleh Allah ” Sholat kalian” pada ayat di atas adalah sholat kalian saat menghadap Baitul Maqdis. Maka terbuktilah bahwa sholat itu termasuk dalam iman. Bila demikian keadaannya, demikian pula dengan seluruh amalan ketaatan; seluruhnya masuk dalam pengertian iman. Karena tidak diketahui adanya perbedaan antara sholat dengan amalan ibadah lainnya.” (Al-jami’ Li Syu’abil Iman 1/121, dikutip dari dorar.net)

    Demikian yang bisa kami sampaikan. Semoga tulisan sederhana ini bermanfaat untuk penulis dan pembaca sekalian. Alahu a’lam bis showab.

    ***

    Penulis: Ahmad Anshori

    Artikel: Muslim.or.id

    Share:
  • WhatsApp
  • Read More

    HIDAYAH ITU DIJEMPUT BUKAN DI TUNGGU

    sunnahposSeptember 03, 2021 Tidak ada komentar

      Pantasan Aku Tersesat, Tersesat dalam Pikiran Kamu, Jatuh Cinta atau  Terjebak dalam Hutan Lindung? - Pos Kupang

    Hidayah itu mahal dan berharga
    Sangat beruntung orang yang mendapat hidayah
    Dia merasakan kebahagiaan dunia-akhirat
    Kebahagiaan hati, ketentraman jiwa dan ketenangan yang sejati

    Hidayah itu bukan ditunggu
    Menunggu waktu tua dahulu
    Menunggu sukses dunia dahulu
    Menunggu anak dewasa dan mandiri dahulu

    Hidayah itu dijemput dengan segera
    Karena taubat tidak menunggu ajalmu
    Bukan lambat asal selamat
    Tapi cepat agar selamat di akhirat

    Hanya orang yang bersungguh-sungguh lah yang mendapatkan hidayah

    Allah berfirman,

    وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا

    “Orang-orang yang bersungguh-sungguh (berjuang) di jalan Kami, sungguh akan Kami berikan petunjuk (hidayah) kepada mereka untuk istiqamah di jalan Kami. (QS. Al-Ankabut: 69).

    Ibnul Qayyim menjelaskan ayat di atas, beliau berkata:

    “Allah menggantungkan/mengkaitkan hidayah dengan perjuangan/jihad. Manusia yang paling sempurna hidayahnya adalah yang paling besar jihadnya. Jihad yang paling utama yaitu jihad mendidik jiwa, jihad melawan hawa nafsu, jihad melawan setan dan jihad melawan fitnah dunia.” [Al-Fawaid, hlm. 59]

    #Bersungguh-sungguh lah
    melawan nafsu dunia dan syahwat yang menipu#
    #Melawan gengsi dunia dan sombong
    Melawan kerasnya hati#

    Waallahu a'lam

    Share:
  • WhatsApp
  • Read More

    MENINGGALKAN SATU SUNNAH SAJA, KHAWATIR AKAN TERSESAT

    sunnahposSeptember 03, 2021 Tidak ada komentar


    Agar Bisnis Sosial Tak Tersesat – Social Investment Indonesia

    Abu Bakar ash-Siddiq Radhiyallahu, seorang Shahabat yang dijamin oleh Allah masuk Surga, ia mengatakan,

    لست تاركا شيئا كان رسول الله صل الله عليه وسلم يعمل به إلا عملت به، فإني أخشى إن تركت شيئا من أمره أن أزيغ.

    “Aku tidak meninggalkan sedikit pun amalan-amalan yang Rasulullah ﷺ lakukan kecuali aku pun mengerjakannya, karena aku khawatir apabila aku tinggalkan sati saja perintah beliau maka aku akan tersesat.”

    Imam ‘Abu Abdillah bin ‘Ubaidillah bin Muhammad bin Baththah rahimahullah (wafat th. 387H) di dalam kitabnya al-Ibaanah berkata, “Wahai saudara-saudaraku, Abu Bakar ash-Shiddiq, ash-shiddiqul akbar, ia takut apabila kesesatan menimpa dirinya jika ia menyalahi perintah Nabi Muhammad ﷺ. Lantas bagaimana halnya akan ada di suatu zaman nanti dimana orang-orang di zaman tersebut, mereka justru memperolok-olok Nabi mereka, mereka memperolok-olok perinta Rasulullah ﷺ, dan mereka berbangga dengan menyalahi Sunnah Rasulullah ﷺ? Sungguh kita memohon kepada Allah perlindungan dari ketergelinciran dan kita mohon keselamatan dari amal yang jelek.” [al-Ibaanah (I/246), tahqiq Ridha Na’san Mu’thi]

    Sekarang kita berada pada abad ke-15 Hijriyyah. Imam Ibnu Baththah rahimahullah yang hidup pada abad ke-4 Hijriyyah, telah mengingatkan bahwa nanti akan ada di tengah ummat Islam yang mencela Sunnah Rasulullah ﷺ, dan hal ini telah terbukti pada zama sekarang ini. Dan orang-orang yang membenci serta mencela Sunnah Rasulullah ﷺ bukan saja dari golongan orang-orang yang awwam, tetapi juga para ustadz, da’i, dan kyai.

    Seharusnya mereka sebagai kaum Muslimin tidak boleh mencela Sunnah-Sunnah Rasulullah ﷺ. Bahkan wajib bagi mereka membela Sunnah-Sunnah Rasulullah ﷺ.

    📚 Dinukil dari kitab Al Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas حفظه الله , Konsekuensi Cinta Kepada Nabi Muhammad ﷺ.
    ➖➖➖➖➖➖➖➖

    Share:
  • WhatsApp
  • Read More

    RINGANKAN ORANG YANG SAKIT 💊🩸🩺

    sunnahposSeptember 03, 2021 Tidak ada komentar

     ﷽

    MENOLONG - Gideon Yusdianto

    Ringankan orang yang sakit dengan mengatakan,

    “Tidak apa apa. thohur (pensuci dosa) in-sya Allah..”

    Karena diantara perkara yang menyebabkan sakit semakin parah adalah hati yang ketakutan dan pikiran yang tidak tidak. Sehingga semakin menurunkan imunnya.

    Dari ibnu ‘Abbas ia berkata, “Suatu ketika Nabi shollallahi ‘alaihi wa sallam menjenguk orang yang sakit. Lalu Nabi mengucapkan,

    لا بأس طهور إن شاء الله

    “Tidak apa apa, thohur in-sya Allah..”

    Lalu orang itu berkata,  “Thohur..? tidak..!! ini demam yang panas, yang menimpa orang tua renta yang akan mengantarkannya ke kuburan..”

    Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,  “Iya kalau begitu..” (Hadits Shohih diriwayatkan oleh Bukhari dalam kitab Adabul Mufrad).

    Keesokan harinya orang itu meninggal.

    Lihatlah..
    orang itu berpikiran yang tidak baik.. Sehingga menyebabkan penyakitnya semakin berat.

    Maka dari itu, kekuatan hati dan pikiran amat berpengaruh terhadap orang sakit dengan izin Allah.

    📝 Ditulis oleh,
    Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

    Allahu a'lam

    Share:
  • WhatsApp
  • Read More

    TELADAN DARI IMAN ASY SYAFI'I

    sunnahposSeptember 03, 2021 Tidak ada komentar

     ۞ ﷽ ۞

    Kisah Keluarga Teladan dalam Al Quran | YDSF - LAZNAS Yayasan Dana Sosial  Al Falah

    Berkata 👤Imam Asy-Syafi'i :
    " Jika terdapat Hadits yang Shohih, maka Lemparkan (buang) pendapat-ku ke dinding .. "  
    __
    👤Ar Rabie, salah seorang murid Imam Asy Syafi'i rahimahumullah bercerita ; dahulu ada seseorang yang bertanya kepada imam Syafi'i tentang sebuah Hadits. Namun setelah pertanyaannya dijawab, orang itu pun kemudian bertanya lagi ;
    " Lalu bagaimana dengan pendapatmu -(terkait hadits itu) ? "

    maka Gemetar dan marahlah imam Syafi'i, seraya beliau berkata pada orang itu :

    أَيُّ سَمَاءٍ تُظِلُّنِي وَأَيُّ أَرْضٍ تُقِلُّنِي إِذَا رَوَيْتُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ  وَقُلْتُ بِغَيْرِهِ

    “Langit mana yang akan menaungiku, dan bumi mana yang akan kupijak kalau sampai kuriwayatkan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian aku berpendapat lain…!?!”
    -(kitab Hilyatul Auliya’, 9: 107)

    Ini tentunya adalah sikap mulia beliau rahimahullah yang tidak ingin dan tidak berani menentang hadits Nabi ﷺ‎.

    Sebagaimana ucapan beliau (imam Asy Syafi’i) rahimahullah :

    إذَا صَحَّ الْحَدِيثُ فَاضْرِبُوا بِقَوْلِي الْحَائِطَ وَإِذَا رَأَيْت الْحُجَّةَ مَوْضُوعَةً عَلَى الطَّرِيقِ فَهِيَ قَوْلِي

    “Jika terdapat hadits yang shohih, maka lemparlah pendapatku ke dinding. Jika engkau melihat hujjah diletakkan di-atas jalan, maka itulah pendapatku.”
    -(kitab Majmu’ Al Fatawa, 20: 211)

    Ketika suatu pendapat manusia berseberangan dengan sabda Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka yang harus kita dahulukan adalah pendapat Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tidak seperti sebagian orang ketika sudah disampaikan hadits shahih melarang ini dan itu atau memerintahkan pada sesuatu, eh dia malah mengatakan,
    “Tapi Pak Kyai saya bilang begini , atau " Pak ustadz saya pendapatnya lain dari itu .."

    Maka sikap tersebut ini sangat beda dengan imam Mazhab yang biasa jadi rujukan kaum muslimin di negeri kita. Ketika ada hadits shahih yang menyelisihi perkataannya, beliau (Imam Syafi'i) justru memerintahkan untuk tetap mengikuti hadits tadi dan acuhkan (abaikan) pendapat pribadi beliau rahimahullah.

    Imam Syafi’i juga berkata,

    إِذَا وَجَدْتُمْ فِي كِتَابِي خِلاَفَ سُنَّةِ رَسُولِ اللهِ  فَقُولُوا بِسُنَّةِ رَسُولِ اللهِ  وَدَعُوا مَا قُلْتُ -وفي رواية- فَاتَّبِعُوهَا وَلاَ تَلْتَفِتُوا إِلىَ قَوْلِ أَحَدٍ

    “ ..Jika kalian temukan dalam kitabku ada sesuatu yang bertentangan dengan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka sampaikanlah sunnah tadi, dan tinggalkanlah pendapatku ...'

    –dan dalam riwayat lain Imam Syafi’i mengatakan– maka ikutilah sunnah tadi dan jangan pedulikan ucapan orang.”
    -(kitab Al Majmu’ Syarh Al Muhadzdzab, 1: 63)

    كُلُّ حَدِيثٍ عَنِ النَّبِيِّ  فَهُوَ قَوْلِي وَإِنْ لَمْ تَسْمَعُوهُ مِنيِّ

    “Setiap hadits yang diucapkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka itulah pendapatku meski kalian tak mendengarnya dariku.”
    -(Siyar A’laamin Nubala’, 10: 35)

    كُلُّ مَسْأَلَةٍ صَحَّ فِيْهَا الْخَبَرُ عَنْ رَسُولِ اللهِ عِنْدَ أَهْلِ النَّقْلِ بِخِلاَفِ مَا  قُلْتُ فَأَناَ رَاجِعٌ عَنْهَا فِي حَيَاتِي وَبَعْدَ مَوْتِي

    “Setiap masalah yang di sana ada hadits shahihnya menurut para ahli hadits, lalu hadits tersebut bertentangan dengan pendapatku, maka aku menyatakan rujuk (meralat) dari pendapatku tadi baik semasa hidupku maupun sesudah matiku.”
    -(Hilyatul Auliya’, 9: 107)

    إِذَا صَحَّ الْحَدِيثُ فَهُوَ مَذْهَبِي وَإِذَا صَحَّ الْحَدِيْثُ فَاضْرِبُوا بِقَوْلِي الْحَائِطَ

    “Kalau ada hadits shahih, maka itulah mazhabku, dan kalau ada hadits shahih maka campakkan (buang)-lah pendapatku ke (balik) tembok.”
    -(Siyar A’laamin Nubala’, 10: 35)

    أَجْمَعَ الْمُسْلِمُونَ عَلىَ أَنَّ مَنِ اسْتَبَانَ لَهُ سُنَّةٌ عَنْ رَسُولِ اللهِ لَمْ يَحِلَّ لَهُ أَنْ يَدَعَهَا لِقَوْلِ أَحَدٍ

    “Kaum muslimin sepakat bahwa siapa saja yang telah jelas baginya sebuah sunnah (ajaran) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka tak halal baginya untuk meninggalkan sunnah itu karena mengikuti pendapat siapa pun.”
    -(I’lamul Muwaqi’in, 2: 282)

    Perkataan Imam Syafi’i di atas memiliki dasar dari dalil-dalil berikut ini di mana kita diperintahkan mengikuti Al Qur’an dan hadits dibanding perkataan lainnya.

    Allah Ta’ala berfirman,

    وَاتَّبِعُوا أَحْسَنَ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ بَغْتَةً وَأَنْتُمْ لَا تَشْعُرُونَ

    *“Dan ikutilah sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Rabbmu sebelum datang azab kepadamu dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya”*
    -(QS. Az Zumar: 55).

    Sebaik-baik yang diturunkan kepada kita adalah Al Qur’an, dan As Sunnah adalah penjelas dari Al Qur’an.

    الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ أُولَئِكَ الَّذِينَ هَدَاهُمُ اللَّهُ وَأُولَئِكَ هُمْ أُولُو الْأَلْبَابِ

    *“Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal”*
    -(QS. Az Zumar: 18).

    Kita sepakati bersama bahwa Al Qur’an dan As Sunnah adalah sebaik-baik perkataan dibanding perkataan si fulan.

    وَمَا آَتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

    *“Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.”*
    -(QS. Al Hasyr: 7).

    Dalam hadits Al ‘Irbadh bin Sariyah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menasehati para sahabat radhiyallahu ‘anhum,

    فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِى وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ

    “Berpegang teguhlah dengan sunnahku dan sunnah khulafa’ur rosyidin yang mendapatkan petunjuk (dalam ilmu dan amal). Pegang teguhlah sunnah tersebut dengan gigi geraham kalian.”
    -(HR. Abu Daud no. 4607 dan Tirmidzi no. 2676. Syaikh Al Albani menyatakan hadits ini shahih)

    Semoga kata-kata Imam Syafi’i  di atas menjadi teladan bagi kita dalam berilmu dan beramal.

    Hingga tidak membuat kita jadi fanatik dan taklid buta pada suatu madzhab. Boleh saja kita menjadikan madhzab Syafi’i sebagai jalan mudah dalam memahami hukum Islam. Namun ingat, ketika pendapat madzhab bertentangan dengan dalil, maka dahulukanlah dalil (Qur'an & Sunnah)

    Wallahu waliyyut taufiq.
    __
    @ Ummul Hamam, Riyadh, KSA, 5 Rajab 1433 H

    penulis : Ust. Muhammad Abduh Tuasikal, MSc ✍🏻

    Link https://rumaysho.com/2472-kata-imam-syafii-tinggalkan-pendapatku-jika-menyelisihi-hadits.html
    __

    Share:
  • WhatsApp
  • Read More

    ARTI SAHABAT

    sunnahposSeptember 03, 2021 Tidak ada komentar


    Sahabat Sejati Akan Bertahan Selamanya, 5 Tanda Ini Hanya Dimiliki Sahabat  Sejati!

    🔴 Ibnu jauzi, berkata kepada sahabatnya sambil menangis,
    "Jika Kamu tidak menemui aku di surga bersama kamu, maka tolonglah tanya kepada Allah tentang aku,
    Wahai Rabb kami,
    si fulan sewaktu di dunia selalu menguatkan kami tentang Engkau, maka masukanlah dia bersama kami di surga."

    🔴 Ibnu Jauzi rahimahullah berpesan bersandar kepada sebuah hadits
    "Apabila penghuni surga telah masuk dalam surga lalu mereka tidak menemukan sahabat-sahabat mereka yang selalu bersama mereka dahulu di dunia, maka mereka pun bertanya kepada Allah, "Ya Rabb... Kami tidak melihat sahabat-sahabat kami yang sewaktu di dunia sholat bersama kami." Maka Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, "Pergilah ke neraka, lalu keluarkanlah sahabat-sahabatmu yang di hatinya ada iman, walau hanya sebesar zarrah.
    📚 (HR. Ibnu Mubarak dalam kitab Az-Zuhd)

    📌 MAKA WAHAI SAHABAT-SAHABATKU...
    ⏩ Didalam bersahabat, pilih lah mereka yang bisa membantu kita tak sekedar ikatan didunia, tetapi hingga akhirat.

    ⏩ Carilah sahabat-sahabat yang senantiasa berbuat amal sholeh, yang suka sholat berjama'ah, berpuasa dan senantiasa berpesan agar meningkatkan ke imanan, serta berjuang untuk menegakkan agama Islam.

    ⏩ Carilah teman yang suka mengajak ke majelis ilmu, mengajak berbuat kebaikan, bersama untuk kerja pada kebaikan, serta selalu berpesan dengan kebenaran.

    ⏩ Teman yang di cari karena urusan bisnis, pekerjaan, teman memancing, teman shopping, teman Fb / instagram untuk bercerita tentang politik, teman whatshapp untuk menceritakan hal dunia, akan berpisah pada garis mati dan masing-masing hanya akan membawa amal diri sendiri.

    ⏩ Tetapi teman yang bertakwa, akan mencari kita untuk bersama ke surga.

    ⏩ Simaklah diri, apakah ada teman yang seperti ini di dalam kehidupan kita… atau yang ada mungkin lebih buruk dari kita.

    Ayo ❗ mulai dari sekarang, kurangi teman yang hanya condong pada dunia, Carilah teman yang membawa kita bersama ke surga.

    🌻Barokallahu fiikum

    Share:
  • WhatsApp
  • Read More

    MANUSIA YANG PALING DZALIM DI MUKA BUMI

    sunnahposSeptember 03, 2021 Tidak ada komentar

     Wajib Tahu! 5 Fakta Sains Mengenai Pergerakan Bumi di Tata Surya

    Banyak umat Islam beranggapan bahwa manusia yang paling zalim di muka bumi ini adalah perampok yang memperkosa pemilik rumah, lalu membunuhnya kemudian membakar rumahnya, karena telah melakukan 4 perbuat maksiat sekaligus.

    Padahal di sisi Allah, yang paling zalim adalah orang-orang yang gemar mengada-adakan perkara dalam agama,sebagaimana hadits ;

    Seburuk-buruk perkara adalah perkara yang diada-adakan. Setiap perkara yang diada-adakan adalah bid'ah  dan setiap bid'ah adalah sesat" (HR.Muslim No.867 ).

    Sesungguhnya yang berkuasa mengadakan syariat agama hanyalah Allah. Tugas Rasulullah hanyalah memyampaikan syariat Allah kepada kepada umat sekaligus mencontohkannya kepada umat.

    Sedangkan tugas umat amat sederhana,yaitu *melaksanakan syariat Allah sesuai dengan contoh/tuntunan Rasulullah.* Maka sebelum wafatnya Rasulullah,Allah telah menyatakan bahwa Islam telah sempurna (QS.Al Maaidah:3), begitupun Rasulullah telah menyatakam bahwa segala kebaikan yang akan mendekatkan diri kepada surga dan menjauhkan dari neraka telah diajarkan semua tanpa ada yang tersisa.
          
    Tidak ada satu pun syariat Islam buatan Rasulullah, karena Allah telah mengancam akan Rasulullah membuat-buat perkara agama lalu mengatas namakan agama Alah, tanpa wahyu dari Allah akan memotong urat nadi Rasulullah (QS. Al Haqqah:44-47).

    Di muka bumi ini banyak bermunculan orang-orang yang merasa paling beragama, paling bersih dari maksiat, tetapi tidak sadar telah melakukan dosa yang lebih besar dari maksiat,yaitu membuat-membuat amalan batu tanpa tuntunan rosulullah.

    Membuat perkara baru dalam ibadah dikatakan kezaliman yang besar karena:

    1. Telah mendustakan ayat-ayat Allah yang menyatakan bahwa Islam telah sempurna.

    2. Telah melecehkan syariat Allah yang dianggap belum lengkap sehingga perlu dilengkapi dengan amalan buatannya.

    3. Memposisikan dirinya sebagai Tuhan yang berhak membuat dan merubah syariat Berhak merubah hukum Allah dari yang diwajibkan menjadi sunnah, dari yang diharamkam menjadi boleh atau sunnah, membuat amalan baru lalu diberinya sendiri keutamaan amalam buatannya itu.

    4. Selain dirinya sesat, telah aktif menyesarkan orang lain,sampai membuat orang lain mempertuhankan dirinya.
          
    Oleh karena itu, lihatlah agama itu pada sumbernya,yaitu Al Quran dan As Sunnah. Apa yang harus kita lakukan atau amalan yang bermanfaat dalam beragama telah ada dalam Al Quran dan As Sunnah. Maka lakukan kalau ada dalil yang mensyariatkan dan tinggalkan kalau tidak ada dalil yang mensyariatkan.

    Amalan tanpa tuntunan rosul nanti di akherat dijelaskan seperti dalam surat at taubah ayat 23 di sebut bagaikan debu berterbangan sedangkan menurut surat al kahfi ayat 104 mereka yg sia sia perbuatannya sedangkan menyangka berbuat sebaik baiknya.

    Waallahu a'lam
    Semoga bermanfaat

    Share:
  • WhatsApp
  • Read More
    ← Postingan Lebih Baru Postingan Lama → Beranda

    Printfriendly

    Situs Islam

    • Live Streaming Rodja TV
    • Radio online
    • Tafsir Online
    • Tafsir Ibnu Katsir
    • almanhaj
    • Kajian Net
    • Muslim
    • Islam Download
    • Radiorodja
    • Radiosunnah
    • Rumaysho

    Recent Posts

    Arsip Blog

    • Juli 2025 (3)
    • Juni 2025 (4)
    • Mei 2025 (3)
    • Maret 2025 (5)
    • Februari 2025 (6)
    • Januari 2025 (2)
    • September 2024 (1)
    • Agustus 2024 (6)
    • Juli 2024 (1)
    • Mei 2024 (6)
    • Januari 2024 (2)
    • Desember 2023 (3)
    • November 2023 (5)
    • Oktober 2023 (2)
    • September 2023 (3)
    • Agustus 2023 (8)
    • Juli 2023 (10)
    • Februari 2023 (3)
    • Januari 2023 (1)
    • Desember 2022 (5)
    • Oktober 2022 (3)
    • Juni 2022 (8)
    • April 2022 (4)
    • Maret 2022 (13)
    • Februari 2022 (10)
    • Januari 2022 (3)
    • Oktober 2021 (12)
    • September 2021 (11)
    • Agustus 2021 (1)
    • Juli 2021 (3)
    • Juni 2021 (33)
    • Mei 2021 (3)
    • April 2021 (2)
    • Februari 2021 (29)
    • Januari 2021 (2)
    • Desember 2020 (4)
    • Agustus 2020 (14)
    • April 2020 (6)
    • Maret 2020 (40)
    • November 2019 (2)
    • Oktober 2019 (9)
    • Agustus 2019 (1)
    • Mei 2019 (1)
    • April 2019 (3)
    • Maret 2019 (2)
    • Februari 2019 (6)
    • Januari 2019 (15)
    • Desember 2018 (9)
    • November 2018 (4)
    • Oktober 2018 (16)
    • September 2018 (37)
    • Agustus 2018 (12)
    • Juli 2018 (65)
    • Juni 2018 (7)
    • Mei 2018 (55)
    • April 2018 (116)
    • Maret 2018 (112)
    • Februari 2018 (27)

    Printfriendly

    Social Profiles

    TwitterFacebookGoogle PlusInstagramRSS FeedEmail

    CLICK TV DAN RADIO DAKWAH

    Murottal Al-Qur'an

    Listen to Quran

    Jadwal Sholat

    jadwal-sholat

    Translate

    • Popular
    • Tags
    • Blog Archives

    INSAN TV

    POPULAR

    • JIKA TAHU PAHALA SHALAT BERJAMAAH DI MASJID, PASTI MENDATANGINYA WALAUPUN MERANGKAK
      Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat memperhatikan dan menjaga shalat secara berjamaah di masjid, walaupun beliau sakit tetap belia...
    • Mereka yang Terhalang Minum dari Telaga Al Kautsar
      Telaga dan sungai Al-Kautsar begitu nikmatnya, itulah salah satu kenikmatan di akhirat. Bagaimana kita selaku seorang muslim bisa menikmat...
    • Buku Referensi Belajar Islam dari Dasar
      Di antara kiat mendalami agama adalah belajar ilmu secara bertahap. Dalam postingan kali ini, Rumaysho.Com akan menyebutkan beberapa buku ...

    Arsip Blog

    • ►  2025 (23)
      • ►  Juli (3)
      • ►  Juni (4)
      • ►  Mei (3)
      • ►  Maret (5)
      • ►  Februari (6)
      • ►  Januari (2)
    • ►  2024 (16)
      • ►  September (1)
      • ►  Agustus (6)
      • ►  Juli (1)
      • ►  Mei (6)
      • ►  Januari (2)
    • ►  2023 (35)
      • ►  Desember (3)
      • ►  November (5)
      • ►  Oktober (2)
      • ►  September (3)
      • ►  Agustus (8)
      • ►  Juli (10)
      • ►  Februari (3)
      • ►  Januari (1)
    • ►  2022 (46)
      • ►  Desember (5)
      • ►  Oktober (3)
      • ►  Juni (8)
      • ►  April (4)
      • ►  Maret (13)
      • ►  Februari (10)
      • ►  Januari (3)
    • ▼  2021 (96)
      • ►  Oktober (12)
      • ▼  September (11)
        • GIGITLAH DENGAN GIGI GERAHAM
        • HATI HATI MEMUJI ORANG DIHADAPANNYA
        • PENTINGNYA DZIKIR PAGI DAN PETANG
        • WAJIB BELAJAR ILMU AGAMA SAMAPI MATI
        • AGUNGNYA KEDUDUKAN AMALAN HATI
        • HIDAYAH ITU DIJEMPUT BUKAN DI TUNGGU
        • MENINGGALKAN SATU SUNNAH SAJA, KHAWATIR AKAN TERSESAT
        • RINGANKAN ORANG YANG SAKIT 💊🩸🩺
        • TELADAN DARI IMAN ASY SYAFI'I
        • ARTI SAHABAT
        • MANUSIA YANG PALING DZALIM DI MUKA BUMI
      • ►  Agustus (1)
      • ►  Juli (3)
      • ►  Juni (33)
      • ►  Mei (3)
      • ►  April (2)
      • ►  Februari (29)
      • ►  Januari (2)
    • ►  2020 (64)
      • ►  Desember (4)
      • ►  Agustus (14)
      • ►  April (6)
      • ►  Maret (40)
    • ►  2019 (39)
      • ►  November (2)
      • ►  Oktober (9)
      • ►  Agustus (1)
      • ►  Mei (1)
      • ►  April (3)
      • ►  Maret (2)
      • ►  Februari (6)
      • ►  Januari (15)
    • ►  2018 (460)
      • ►  Desember (9)
      • ►  November (4)
      • ►  Oktober (16)
      • ►  September (37)
      • ►  Agustus (12)
      • ►  Juli (65)
      • ►  Juni (7)
      • ►  Mei (55)
      • ►  April (116)
      • ►  Maret (112)
      • ►  Februari (27)

    Cari

    • Follower

    • Contact Us

      Nama

      Email *

      Pesan *

    • Berlangganan

      Sign Up for Email Updates

      • Facebook
      • Twitter
      • Google+
      • Pinterest
      • RSS
      Follow @[Twitter Username]
    • ORDER VIA WHATSAPP
    Copyright © Sunnahpos | Powered by Blogger
    Design by FlexiThemes | Blogger Theme by PBT | Distributed By Blogger Templates20 | Disposal Bins Brampton | Disposal Bins Mississauga