بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم
Ilmu Syar’i adalah cahaya penerang bagi kehidupan seorang hamba di dunia menuju ke alam akhirat.
Maka,
barangsiapa menuntut ilmu syar’i dengan niat ikhlas karena Allah dan
dengan tujuan agar meraih keridhoan-Nya semata, niscaya ia tidak akan
berhenti dan merasa bosan dari menuntut ilmu syar’i sebelum kematian
menjemputnya.
» Allah Ta’ala berfirman:
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ اليَقِينُ
Artinya: “Beribadahlah engkau kepada Allah hingga datang kepadamu kematian.
” (QS. Al-Hijr ayat 99)
»
Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah selalu membawa Pena dan Tinta (untuk
mencatat hadits dan faedah ilmiyah, pent) meskipun beliau telah lanjut
usia. Maka ada seseorang yang bertanya kepadanya: “Sampai kapankah
engkau berbuat demikian?” Beliau jawab: “Hingga aku masuk ke liang
kubur.” (Lihat Manaaqibu Ahmad, karya Ibnul Jauzi hal.31, dan Talbiisu
Ibliis, karya Ibnul Jauzi hal.400).
» Beliau juga pernah berkata:
"Aku
akan terus-menerus menuntut ilmu agama sampai aku masuk ke liang
kubur.” (Lihat Syarofu Ashhaabi Al-Hadiits, karya Al-Khothib Al-Baghdadi
hal.136).
» Abu Ja’far Ath-Thobari rahimahullah menjelang
wafatnya berkata: “Sepantasnya bagi seorang hamba agar tidak
meninggalkan (kewajiban) menuntut ilmu agama sampai ia mati.”
(Diriwayatkan oleh Ibnu Asakir di dlm Tarikh Dimasyqo juz.52 hal.199.
Lihat pula Al-Jaliisu Ash-Shoolih karya Al-Mu’afi bin Zakariya III/222).
»
Ada seseorang bertanya kepada Abdullah bin Al-Mubarok (ulama tabi’in)
rahimahullah: “Sampai kapan engkau menulis (mempelajari) hadits?”
Beliau
jawab: “Selagi masih ada kalimat bermanfaat yang belum aku catat.”
(Lihat Al-Jaami’ Li Akhlaaqi Ar-Roowi, karya Al-Khothib Al-Baghdadi
IV/419).
Ustadz Muhammad Wasitho, Lc., MA حفظه الله
Tidak ada komentar:
Posting Komentar