﷽
Allah berfirman,
“Demi umurmu (Muhammad), sesungguhnya mereka terombang-ambing di dalam kemabukan (kesesatan)”
(QS.Al-Hijr: 72)
Mereka
sibuk mengurusi kenyamanan dan kebahagian fisik mereka di dunia yang
fana dan mereka mengabaikan kebahagiaan dan kenyamanan di akhirat yang
kekal selamanya
Betapa semangatnya mereka mengejar harta.
Betapa seriusnya mereka dalam bekerja.
Dan betapa telatennya mereka memperhatikan kesehatan tubuhnya
Akan
tetapi, mempelajari urusan agama, memahami, mengamalkan, dan berpedoman
padanya adalah perkara yang paling akhir yang dipikirkannya
Kesadaran mereka akan dosa telah mati dan kesadaran mereka akan segala kekurangan pun telah tiada
Sampai-sampai
mereka mengira sedang berada di atas kebaikan, bahkan tidak terlintas
sedikitpun di benaknya betapa minimnya dia menunaikan kewajiban
Hanya semata-mata menjaga pokok agama dan shalat, mereka “merasa” telah berada dalam kebaikan yg besar, padahal tidak!
Sungguh
mereka akan sangat menyesal dengan sebenar-benarnya penyesalan apabila
terus menerus dalam kelaian, tenggelam dalam permainan dan senda
gauraunya ini
Mereka tidak akan sanggup untuk bangun dari kelalaian itu dan tidak akan bertaubat kepada Rabbnya Yang Mahatinggi.
Allah berfirman tentang mereka itu,
“Biarkanlah
mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh
angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat
perbuatan mereka)”
(QS.Al-Hijr: 3)
Yakni biarkan mereka hidup seperti binatang yang tidak memikirkan apa-apa kecuali makan, minum, pakaian, dan mencari pasangan
Belum tibakah saatnya bagi setiap muslim untuk mengetahui hakikat hidup dan untuk tujuan apa dia diciptakan?
Sampai-sampai keadaan mereka seperti yang dikatakan oleh seorang penyair,
“Siangmu kau habiskan dalam kelalaian wahai orang yang tertipu
Dan malammu kau habiskan untuk tidur di dalam selimutmu
Engkau sibuk dengan hal-hal yang tidak akan akan engkau sukai akibatnya
Dan di dunia, engkau hidup tak ubahnya seperti binatang.”
•
•
Waspada dan Jangan Meremehkan Sifat Lalai
Lalai
termasuk penyakit hati yang ganas, karena lalai dapat memalingkan
manusia dari berbagai bentuk ketaatan kepada Allah Ta’ala
Allah
Ta’ala mencela sifat lalai dan memperingatkan Nabi-Nya dan
hamba-hamba-Nya untuk tidak menjadi orang-orang yang lalai dan berteman
dengan orang yang lalai karena akan membuat rugi di akhirat nanti.
Allah Ta’ala pun memperingatkan tentang kelalaian dengan peringatan yang keras, sebagaimana firmanNya,
“Dan
sungguh, akan Kami isi Neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan
manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk
memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka
mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan
(ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi.
Mereka itulah orang-orang yang lengah.”
(QS. Al-A’raf : Ayat 179)
Saudaraku, saat ini fenomena lalai sudah terlihat di antara kita sebagai muslim
Misalnya,
lalai dari dari mempelajari agama, lalai dari mempelajari kitabullah,
membacanya dan mengajarkannya, lalai dari dzikrullah, lalai dari
mengikhlaskan niat, lalai dari amalan-amalan sunnah.
(Al-Ghoflah, Syaikh Sholih al Munajjid; 24-36).
Tanda-tandanya,
yakni banyak orang malas melakukan ketaatan, meremehkan dosa-dosa,
senang dengan kemaksiatan, dan menyia-nyiakan waktu tanpa faedah.
Karena
itu, lalai dikategorikan sebagai penyakit berbahaya bila seseorang
telah terjangkit dan penyakit tersebut bercongkol pada dirinya
Maka
ia tidak akan menyibukkan diri dengan ketaatan kepada Allah, berzikir
mengingat-Nya, dan beribadah kepada-Nya, akan tetapi menyibukkan diri
dengan berbagai perkara harta dunia yang sia-sia dan jauh dari zikir
mengingat Allah Ta’ala.
Sedangkan orang-orang yang beriman
memiliki sifat, diantara sifat tersebut adalah bahwasannya mereka tidak
lalai dari Allah Ta’ala dengan sebab segala urusan dunia.
Allah Ta’ala berfirman,
“(Cahaya
itu) di rumah-rumah (masjid) yang di sana telah diperintahkan Allah
untuk memuliakan dan menyebut nama-Nya, di sana bertasbih (menyucikan)
nama-Nya pada waktu pagi dan petang,”
(QS. An-Nur : Ayat 36)
“Orang
yang tidak dilalaikan oleh perdagangan dan jual-beli dari mengingat
Allah, melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Mereka takut kepada
hari ketika hati dan penglihatan menjadi guncang (hari Kiamat),” (QS.
An-Nur : Ayat 37)
Sumber :Widaningsih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar