}

KESALAHAN BERDALIL DALAM BERAGAMA

 KESALAHAN DALAM BERDALIL DENGAN DALIL YANG BENAR – Khidmatussunnah

1. Berdalil dgn mayoritas
Prinsip jahiliyah ialah mereka percaya bahwa standar kebenaran jika banyak yg menganutnya. Itulah yg jadi dalil pembenaran. Sedangkan sesatnya sesuatu dilihat dari keterasingan & pengikutnya yg sedikit. Padahal prinsip semacam ini bertolak belakang dgn ajaran yg disebutkan dlm Al-Quran. (Syarh Masail Jahiliyah)

2. Berdalil dgn mimpi
Mimpi dan firasat dari selain para nabi & rasul tidak boleh dianggap sebagai dalil pensyariatan & tidak wajib membenarkannya. Sebab sesungguhny mimpi & firasat banyak mencampuradukkan antara yg benar & dusta. Maka tidak boleh bersandar kepadanya. (Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah)

3. Berdalil dgn nenek moyang
Berdalil dgn nenek moyang sudah dilakukan sejak zaman dahulu oleh kaum musyrikin. Lalu nenek moyang tidaklah maksum sehingga berdalil kepadanya ialah keliru kecuali bila pendapatnya selaras dgn dalil shahih. Sementara di bagian dunia yang lain, tiap suku, negara, memiliki neneknya moyangnya masing-masing. Lalu siapa yg pantas untuk diikuti?.

4. Berdalil dgn akal
Sesungguhnya mereka yg dalam beragama masih menuhankan akal dan mencampakkan dalil, maka paradigma dlm diri mereka akan terus berubah-ubah & tidak pula ada pijakan kokoh di dlm keyakinannya. Sebagaimana jahmiyah, mu'tazilah, & asyairah, merekalah yg menjadikan akal sebagai barometer kebenaran akhirnya berselisih.

5. Berdalil dgn hadits dhaif/maudhu'
Hadits maudhu berdasarkan kesepakatan para ulama tidak boleh disebut-sebut & disebarluaskan di tengah manusia. Hadits maudhu’ tidak boleh digunakan baik dlm masalah at-targhib (untuk memotivasi atau untuk menakut-nakuti) dan hal lainnya. Adapun hadits dhoif masih diperselisihkan oleh para ulama, ada yg membolehkan, tetapi dgn persyaratan yg sangat sempit. (Syarh Al ‘Aqidah Al Wasithiyyah)

6. Berdalil dgn fulan yg dianggap wali
Sebagian masyarakat menyangka semua hal yang dikerjakan oleh para wali tidak mungkin salah. Hal tersebut adalah kekeliruan. Sebab wali bukanlah orang yg maksum. Wali bisa benar bisa pula salah. Sebagaimana perkataan Imam Malik yaitu "setiap orang boleh ditolak atau diambil perkataannya, kecuali Nabi Muhammad." (kitab Al-Jami')

-Disadur dari berbagai sumber.
Semoga bermanfaat

Share:

Tidak ada komentar:

CLICK TV DAN RADIO DAKWAH

Murottal Al-Qur'an

Listen to Quran

Jadwal Sholat

jadwal-sholat

Translate

INSAN TV

POPULAR

Arsip Blog

Cari