}

CARA SUJUD YG BENAR SESUAI DENGAN SUNNAH

 Sifat Shalat Nabi (37): Posisi Kaki Saat Sujud, Dirapatkan atau  Direnggangkan? - Rumaysho.Com

Secara umum, tata cara sujud yang benar telah disebutkan dalam hadis berikut:

Nabi ï·º bersabda,
“Aku diperintahkan untuk bersujud dengan bertumpu pada tujuh anggota badan: Dahi dan beliau berisyarat dengan menyentuhkan tangan ke hidung beliau, dua telapak tangan, dua lutut, dan ujung-ujung dua kaki.”
(HR. Al Bukhari dan Muslim)

Berdasarkan hadits, tujuh anggota sujud dapat kita rinci:
a. Dahi dan mencakup hidung
b. Dua telapak tangan
c. Dua lutut
d. Dua ujung-ujung kaki.

Adapun bentuk sujud yang sempurna secara rinci dijelaskan sebagai berikut:
1. Menempelkan Dahi dan Hidung di Lantai
“Nabi ï·º menempelkan dahi dan hidungnya ke lantai…”.
(HR. Abu Daud, Turmudzi)

Nabi ï·º bersabda,
“Tidak ada shalat bagi orang yang tidak menempelkan hidungnya ke tanah, sebagaimana dia menempelkan dahinya ke tanah.”
(HR. Ad Daruqutni dan At Thabrani)

Hadis ini menunjukkan, menempelkan hidung ketika sujud hukumnya wajib.

2. Meletakkan Kedua Tangan di Lantai dan Sejajar dengan Pundak atau Telinga
“Nabi ï·º meletakkan kedua tangannya (ketika sujud) sejajar dengan pundaknya.”
(HR. Abu Daud, Turmudzi)

Dan terkadang “Beliau  meletakkan tangannya sejajar dengan telinga.”
(HR. Abu Daud dan An Nasa’i dengan sanad shahih)

3. Merapatkan Jari-jari Tangan dan Menghadapkannya ke Arah Kiblat
“Nabi ï·º merapatkan jari-jari tangan ketika sujud.”
(HR. Ibn Khuzaimah dan Al Baihaqi)

“Beliau menghadapkan jari-jarinya ke arah kiblat.”
(HR. Al Baihaqi dengan sanad shahih)

Ibn Umar رَضِÙŠَ اللّٰÙ‡ُ عَÙ†ْÙ‡ُ mengatakan,
“Nabi ï·º suka menghadapkan anggota tubuhnya ke arah kiblat ketika shalat. Sampai beliau menghadapkan jari jempolnya ke arah kiblat.”
(HR. Ibn Sa’d)

4. Mengangkat Kedua Lengan dan Membentangkan Keduanya Sehingga Jauh dari Lambung.
“Beliau tidak meletakkan lengannya di lantai.”
(HR. Al Bukhari dan Abu Daud)

“Beliau mengangkat kedua lengannya dan melebarkannya sehingga jauh dari lambungnya, sampai kelihatan ketiak beliau yang putih dari belakang.”
(HR. Al Bukhari dan Muslim)

“Beliau melebarkan lengannya, sehingga anak kambing bisa lewat di bawah lengan beliau.”
(HR. Muslim dan Abu ‘Awanah)

Nabi ï·º sangat bersungguh-sungguh dalam merenggangkan kedua lengannya ketika sujud, sampai ada sebagian sahabat yang mengatakan, “Sungguh kami merasa kasihan dengan Nabi ï·º karena beliau sangat keras ketika membentangkan kedua lengannya pada saat sujud.”
(HR. Abu Daud dan Ibn Majah, hasan)

Catatan:
Membentangkan kedua lengan ketika sujud dianjurkan jika tidak mengganggu orang lain yang berada di sampingnya. Jika mengganggu orang lain, misalnya ketika shalat berjamaah, maka tidak boleh membentangkan tangan, namun tetap harus mengangkat siku agar tidak menempel dengan lantai. Karena menempelkan siku ketika sujud termasuk tata cara sujud yang dilarang.

5. Menempelkan Kedua Lutut di Lantai.
Nabi ï·º bersabda,
“Kami diperintahkan untuk bersujud dengan bertumpu pada tujuh anggota badan: salah satunya bertumpu pada kedua lutut.”
(HR. Al Bukhari dan Muslim)

Catatan:
Kedua lutut dirapatkan ataukah direnggangkan?

Tidak terdapat keterangan tentang masalah ini. Oleh karena itu, posisi lutut ketika sujud sebaiknya di sesuaikan dengan kondisi yang paling nyaman menurut orang yang shalat. Jika dia merasa nyaman dengan merenggangkan lutut, maka sebaiknya direnggangkan dan sebaliknya, jika dia merasa nyaman dengan kondisi dirapatkan kedua lututnya, maka sebaiknya dirapatkan.

Syaikh Ibn Al Utsaimin mengatakan,
“Hukum asal (gerakan shalat) adalah meletakkan anggota badan sesuai dengan kondisi asli tubuh sampai ada dalil yang menyelisihinya.”
(Asy Syarhul Mumthi’, 1:574)

6. Bersikap I’tidal Ketika Sujud
Syaikh Muhammad bin Shaleh Al Utsaimin menjelaskan bahwa yang dimaksud
“i’tidal ketika sujud” adalah merenggangkan antara betis dengan paha, dan meregangkan antara perut dengan paha, masing-masing kurang lebih 90 derajat. Namun tidak boleh berlebihan ketika meregangkan betis dengan paha, sehingga lebih dari 90 derajat.
(Asy Syarhul Mumthi’, 1:579)

Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, Nabi ï·º  bersabda,
“Bersikaplah I’tidal ketika sujud.”
(HR. Al Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Humaid رَضِÙŠَ اللّٰÙ‡ُ عَÙ†ْÙ‡ُ beliau menceritakan tata cara shalatnya Nabi ï·º:
"…Ketika beliau sujud, beliau renggangkan kedua pahanya, tanpa sedikit pun menyentuhkan paha dengan perut beliau."
(HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh As Syaukani dalam Nailul Authar)

As Syaukani mengatakan: Hadis ini dalil dianjurkannya meregangkan kedua paha ketika sujud dan mengangkat perut sehingga tidak menyentuh paha. Dan tidak ada perselisihan ulama tentang anjuran ini.
(Nailul Authar, 2:286)

7. Meletakkan Ujung-ujung Kaki dan Ditekuk Sehingga Ujung-ujungnya Menghadap Kiblat
“Nabi ï·º meletakkan dua lututnya dan ujung kedua kakinya di tanah.”
(HR. Al Baihaqi dengan sanad shahih, dinyatakan shahih oleh Al Hakim)

“Beliau menegakkan kedua telapak kakinya.”
(HR. Al Baihaqi dengan sanad shahih) Dan “Beliau memerintahkan (umatnya) untuk melakukannya.”
(HR. At Turmudzi, Al Hakim)

“Beliau menghadapkan punggung kakinya dan ujung-ujung jari kaki ke arah kiblat.”
(HR. Al Bukhari dan Abu Daud)

8. Merapatkan Tumit
“Beliau merapatkan kedua tumitnya (ketika sujud).”
(HR. At-Thahawi dan Ibn Khuzaimah)

Melaksanakan Gerakan Sujud Sebagaimana di Atas dengan Sungguh-sungguh
Karena demikianlah sunnah yang diajarkan Nabi ï·º. Agar shalat kita bisa sempurna maka sunnah yang mulia ini harus kita jaga.

Semoga bermanfaat.
Ø¥ِÙ†ْ Ø´َاءَ اللّٰÙ‡ُ

#UstadzAmmiNurBaits
@konsultasisyariah

Share:

Tidak ada komentar:

CLICK TV DAN RADIO DAKWAH

Murottal Al-Qur'an

Listen to Quran

Jadwal Sholat

jadwal-sholat

Translate

INSAN TV

POPULAR

Cari