}

HUKUM MEMAJANG GAMBAR / FOTO / PATUNG ORANG YANG SUDAH MENINGGAL

Terdampar di Padang Pasir, Perempuan Australia Terpaksa Minum Urinenya -  Jawa Pos

Awal mula munculnya fitnah ini,terjadi pada kaum Nabi Nuh Alaihissallam,sebagaimana disebutkan oleh Allâh Azza wa Jalla :

قَالَ نُوحٌ رَبِّ إِنَّهُمْ عَصَوْنِي وَاتَّبَعُوا مَنْ لَمْ يَزِدْهُ مَالُهُ وَوَلَدُهُ إِلَّا خَسَارًا ﴿٢١﴾ وَمَكَرُوا مَكْرًا كُبَّارًا ﴿٢٢﴾ وَقَالُوا لَا تَذَرُنَّ آلِهَتَكُمْ وَلَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَلَا سُوَاعًا وَلَا يَغُوثَ وَيَعُوقَ وَنَسْرًا ﴿٢٣﴾ وَقَدْ أَضَلُّوا كَثِيرًا ۖ وَلَا تَزِدِ الظَّالِمِينَ إِلَّا ضَلَالًا

“Nuh berkata, “Wahai Rabbku, sesungguhnya mereka telah mendurhakaiku dan telah mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya tidak menambah kepadanya melainkan kerugian belaka.

Dan mereka telah melakukan tipu daya yang amat besar”.

Mereka berkata, “Jangan sekali-kali kamu meninggalkan penyembahan tuhan-tuhan kalian dan jangan pula sekali-kali kalian meninggalkan penyembahan Wadd, dan jangan pula Suwa’, Yaghuts, Ya’uq dan Nasr. Sungguh mereka telah menyesatkan banyak manusia. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang zhalim (yakni orang-orang musyrik) itu melainkan kesesatan,”
[Nûh/71:21-24]

Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhu dalam riwayat Imam al-Bukhâri mengatakan, “Nama-nama sesembahan tersebut adalah nama-nama orang shalih dari kaum Nabi Nuh Alaihissallam .

Ketika orang-orang shalih itu mati, muncullah setan membisikkan kepada manusia, “Buatlah patung-patung mereka di majelis-majelis kalian dan namakanlah dengan nama-nama mereka!” Manusia pun melakukan hal tersebut namun masih belum disembah,

sampai tatkala mereka meninggal dan ilmu semakin dilupakan, pada akhirnya patung-patung itupun disembah.”

al-Bukhâri dan Muslim di dalam kitab shahîh keduanya meriwayatkan dari Ummul Mukminin ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma, bahwa Ummu Salamah Radhiyallahu anhuma menceritakan kepada Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam apa yang ia lihat di gereja Maria di negeri Habasyah (Ethopia) yang di dalamnya terdapat gambar-gambar atau patung-patung.

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Mereka (Yahudi dan Nashara), bila ada seorang shalih diantara mereka meninggal, maka mereka membangun masjid di atas kuburannya dan membuat patung-patung (monumen-monumen) ataupun gambar-gambar orang shalih tersebut di dalamnya. Mereka itulah seburuk-buruk makhluk di sisi Allâh.”[10]

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus pada saat bangsa Arab terfitnah dengan penyembahan patung orang-orang shalih yang dibangun di atas kuburan mereka atau disekitar Ka’bah.

Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

أَفَرَأَيْتُمُ اللَّاتَ وَالْعُزَّىٰ ﴿١٩﴾ وَمَنَاةَ الثَّالِثَةَ الْأُخْرَىٰ ﴿٢٠﴾ أَلَكُمُ الذَّكَرُ وَلَهُ الْأُنْثَىٰ ﴿٢١﴾ تِلْكَ إِذًا قِسْمَةٌ ضِيزَىٰ

Apakah patut kamu (wahai orang-orang musyrik) menganggap al-Lata, al-’Uzza dan Manat yang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak perempuan Allâh Azza wa Jalla ).

Apakah patut untuk kamu (anak) laki-laki dan untuk Allâh anak perempuan. Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil.
[an-Najm/53:19-22]

al-Hâfizh Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, al-Bukhâri mengatakan,
“Telah diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbâs Radhiyallahu anhu tentang firman Allâh Azza wa Jalla “al-Latta dan al-’Uzza.”.

al-Latta adalah seorang lelaki yang suka membuat adonan roti dari gandum untuk para jamaah haji.[11]

Referensi: https://almanhaj.or.id/4061-pengagungan-kubur-dalam-pandangan-kaum-sufi.html

FITNAH MEMAJANG FOTO ORANG YG DIANGGAP SHALIH YANG TELAH MENINGGAL TERUS BERLANJUT DARI ZAMAN KEZAMAN

Dahulu orang tua dari Pariaman (salah satu Kabupaten di Sumatera Barat) ini,  adalah seorang tokoh agama yg cukup dikenal dan disegani

Selanjutnya setelah beliau wafat,beliau di kebumikan di daerah sungai sariak,Pariaman,dan hingga kini tidak sedikit kaum muslimin yg mendatangi kubur beliau dengan berbagai maksud dan alasan termasuk beribadah dan mencari berkah

Hingga saat ini,foto beliau dapat anda temukan dipajang pd sebagian rumah makan padang, dan sebagian orang yang memajang foto beliau meyakini dengan memajang foto dapat mendatangkan berkah, melariskan dagangan,melariskan Rumah Makan

Perhatikan Allah berfirman ;
“Katakanlah: “Aku (Muhammad) tidak berkuasa menarik kemanfa’atan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman”.”
(QS Al-Araf [7]: 188)

Di dalam ayat ini,Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diperintahkan oleh Allah untuk mengatakan bahwa beliau tidak bisa mendatangkan manfaat dan tidak dapat menolak mudharat kecuali apa yang telah dikehendaki oleh Allah.

Padahal kita ketahui bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan manusia yang paling tinggi derajatnya,yang paling mulia di sisi Allah. Namun, beliau diperintahkan untuk mengatakan hal tersebut.

Hal itu karena, memberikan manfaat dan menolak mudharat hanya Allah saja yang bisa melakukannya. Tidak ada seorang makhluk pun yang bisa melakukannya. Dan semua itu terjadi atas kehendak dariNya.

Kisah orang tua dari Pariaman ini, berawal dari ghuluw (berlebihan thdp orang yg dianggap sholeh), dan bila diyakini dapat memberi manfaat dan menolak mudhrat akan berakhir dengan kesyirikan
Dan kisah/fitnah seperti ini ada banyak,telah ada pada orang orang terdahulu,dan selalu berulang hingga akhir zaman

Kita berlindung pd Allah,agar terhindar dari segala bentuk kesyirikan, dengan tidak meninggalkan/menyebarkan sebuah foto pun,sebelum wafat,agar tidak menjadi fitnah kesyirikan bagi kaum muslimin kelak

Wallahu'alam

Share:

Tidak ada komentar:

CLICK TV DAN RADIO DAKWAH

Murottal Al-Qur'an

Listen to Quran

Jadwal Sholat

jadwal-sholat

Translate

INSAN TV

POPULAR

Cari