﷽
Imam al-Qurthubi berkata, “Barangsiapa yang terus-menerus meninggalkan sunnah-sunnah (rasulullah ﷺ) maka ini (menunjukkan) kekurangan (kelemahan/celaan) dalam agamnya” Apalagi kalau dia meninggalkan sunnah-sunnah tersebut karena meremehkan dan tidak menyukainya, maka ini kefasikan (rusaknya iman) Sudah menjadi suatu hal yang biasa terjadi di masyarakat ketika mereka mendengar kata “sunnah” maka yang terlintas dalam benak mereka adalah “Sesuatu yang baik kalau dikerjakan dan tidak mengapa ditinggalkan serta orang yang meninggalkannya tidak boleh dicela dan diingkari.” . Bahkan sebagian mereka lebih parah lagi dengan mengatakan kepada orang yang mengerjakan sunnah: “Kenapa dikerjakan, kan sunnah, tidak apa-apa ditinggalkan!”, Sungguh suatu ucapan yang harusnya ditujukan kepada sesuatu yang makruh Karena orang-orang muslim zaman sekarang hanya mau mengikuti sunnah dan petunjuk Rasulullah ﷺ dalam hal-hal yang wajib saja Adapun anjuran dan adab-adab Beliau ﷺ lainnya, maka mereka sama sekali tidak semangat meneladani Rasulullahﷺ Bahkan sebagian dari mereka, jika dihimbau untuk melaksanakan satu sunnah Rasulullah ﷺ, bukannya berusaha segera mengamalkannya, tapi malah berkelit dengan melontarkan pertanyaan yang menunjukkan keengganannya: “Lihat dulu, apakan sunnah tersebut hukumnya wajib atau hanya sekedar anjuran? Kalau hanya anjuran kan tidak berdosa jika ditinggalkan…” . Sikap seperti ini jelas sangat bertentangan dengan sikap para ulama Ahlus sunnah dalam masalah ini, karena mereka begitu semangat mengejar keutamaan dan meraih pahala dari Allah Ta’ala Para ulama Ahlus sunnah tidak membeda-bedakan antara amalan yang wajib dengan amalan yang bersifat sunnah Dan mereka berusaha untuk mengerjakan yang wajib maupun semua amalan sunnah untuk mendapatkan cinta Allah Ta’ala Allah Ta’ala berfirman: “Katakanlah (wahai Muhammad kepada umatmu): Jika kalian benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa kalian“. (QS. Alu Imron: 31) 📃Bersemangatlah Dalam Mengamalkan Sunnah! Mengagungkan sunnah-sunnah Rasulullah ﷺ merupakan perkara penting yang diperintahkan Allah sebagai wujud mentaati serta mencintai Rasulullah ﷺ Keberkahan, keselamatan dan kebahagiaan akan dirasakan seorang mukmin ketika ia bersemangat mengamalkan sunnah-sunnah mulia yang di zaman ini mulai ditinggalkan kaum muslimin Allah berfirman, “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (balasan kebaikan pada) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (QS al-Ahzaab:21) Syaikh Abdurrahman as-Sa’di ketika menjelaskan makna ayat di atas, beliau berkata, “Teladan yang baik (pada diri Rasulullah ﷺ) ini, yang akan mendapatkan taufik (dari Allah Ta’ala) untuk mengikutinya hanyalah orang-orang yang mengharapkan (rahmat) Allah dan (balasan kebaikan) di hari akhir Karena (kesempurnaan) iman, ketakutan pada Allah, serta pengharapan balasan kebaikan dan ketakutan akan siksaan Allah, inilah yang memotivasi seseorang untuk meneladani (sunnah) Rasulullah ﷺ“ Syaikh Muhammad bih Shaleh al-‘Utsaimin –rahimahullah– berkata, “Sesungguhnya sunnah Rasulullahﷺ jika semakin dilupakan, maka (keutamaan) mengamalkannya pun semakin kuat (besar), karena (orang yang mengamalkannya) akan mendapatkan keutamaan mengamalkan (sunnah itu sendiri) dan (keutamaan) menyebarkan (menghidupkan) sunnah di kalangan manusia” Semoga bermanfaat
|
Home »
» “Ah itu Cuma Sunnah”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar