يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ . إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
"Pada hari (kiamat) saat harta dan anak-anak tidak bermanfaat. Kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati yang selamat." (Q.S asy-Syu'araa' ayat 88-89)
Pada hari itu, seseorang tidak bisa menghindar dari adzab Allah. Dia tidak bisa membayar dengan hartanya sebagai ganti agar ia terhindar dari adzab Allah.
Seandainya ia memiliki harta berupa emas sepenuh bumi, hal itu tidak bisa dijadikan tebusan dirinya agar terhindar dari adzab Allah. Hartanya tidak bisa memberi manfaat sedikitpun. Demikian juga anaknya.
✅ Apakah yang dimaksud dengan hati yang selamat?
🔸 Syaikh Abdurrahman as-Sa'di rahimahullah menyatakan: "Hati yang selamat artinya adalah selamat dari kesyirikan, keraguan, kecintaan terhadap keburukan, terus menerus dalam kebid'ahan dan dosa. Justru sebaliknya hati itu berisi ikhlas, ilmu, keyakinan, cinta pada kebaikan, menghiasinya dalam hatinya. Kehendak dan cintanya mengikuti kecintaan Allah. Hawa nafsunya (ditundukkan) untuk mengikuti (ajaran) yang datang dari Allah."
✍🏼 Abu Utsman Kharisman - WA al I'tishom
Tidak ada komentar:
Posting Komentar