Syaikh Salim bin Ied
al-Hilali
عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ
الْيَمَان رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ : كَانَ النَّاسُ يَسْأَلُوْنَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْخَيْرِ وَ كُنْتُ
أَسْأَلُهُ عَنِ الشَّرِّ مَخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِي فَقُلْتُ يَا رَسُوْلُ اللهِ
أِنَّا كُنَّا فِي جَاهِلِيَّةٍ وَشَرِّ فَجَاءَنَااللَّهُ بِهَذَا الْخَيْرِ
فَهَلْ بَعْدَ هَذَا الْخَيْرِ شَرِّ قَالَ نَعَمْ فَقُلْتُ هَلْ بَعْدَ ذَلِكَ
الشَّرِّ مِنْ خَيْرِ قَالَ نَعَمْ وَفِيْهِ دَخَنٌ قَلْتُ وَمَادَخَنُهُ قَالَ
قَوْمٌ يَسْتَنُّوْنَ بِغَيْرِ سُنَّتِي وَيَهْدُوْنَ بِغَيْرِ هَدْيِي تَعْرِفُ
مِنْهُمْ وَتُنْكِرُ فَقُلْتُ هَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الْخَيْرِ مِنْ شَرِّ قَالَ
نَعَمْ دُعَاةٌ عَلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا قَذَفُوْهُ
فِيْهَا فَقُلْتُ يَا رَسُوْلُ اللهِ صِفْهُمْ لَنَا قَالَ نَعَمْ قَوْمٌ مِنْ
جِلْدَتِنَا وَيَتَكَلَمُوْنَ بِأَلْسِنَتِنَا قثلْتُ يَا رَسُوْلُ اللهِ
فَمَاتَرَى إِنْ أَدْرَكَنِي ذَلِكَ قَالَ تَلْزَمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِيْنَ
وَإِمَامَهُمْ فَقُلْتُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُمْ جَمَاعَةٌ وَلاَ إِمَامٌ قَالَ
فَاعْتَزِلُ تِلكَ الْفِرَقَ كُلَّهَا وَلَوْ أَنْ تَعَضَّ عَلَى أَصْلِ شَجَرَةٍ
حَتَّى يُدْرِكَكَ الْمَوْتُ وَأَنْتَ عَلَى ذَلِكَ
Dari Hudzaifah bin
Al-Yaman Radhiyalahu ‘anhu beliau berkata : “Dahulu manusia bertanya kepada
Rasulullah tentang hal-hal yang baik tapi aku bertanya kepada beliau tentang
hal-hal yang buruk agar jangan sampai menimpaku”
Aku bertanya : “Wahai
Rasulullah, dahulu kami berada dalam keadaan jahiliyah dan kejelekan lalu Allah
mendatangkan kebaikan (Islam,-pent) ini, apakah setelah kebaikan ini akan
datang kejelekan ?”
Beliau berkata : “Ya”
Aku bertanya : “Dan apakah
setelah kejelekan ini akan datang kebaikan?”
Beliau menjawab : “Ya,
tetapi didalamnya ada asap”.
Aku bertanya : “Apa
asapnya itu ?”
Beliau menjawab : “Suatu
kaum yang membuat ajaran bukan dari ajaranku, dan menunjukkan (manusia) kepada
selain petunjukku. Engkau akan mengenal mereka dan engkau akan memungkirinya”
Aku bertanya : “Apakah
setelah kebaikan ini akan datang kejelekan lagi ?”
Beliau menjawab :”Ya,
(akan muncul) para dai-dai yang menyeru ke neraka jahannam. Barangsiapa yang
menerima seruan mereka, maka merekapun akan menjerumuskan ke dalam neraka”
Aku bertanya : “Ya
Rasulullah, sebutkan cirri-ciri mereka kepada kami ?”
Beliau menjawab : “Mereka
dari kulit-kulit/golongan kita, dan berbicara dengan bahasa kita”
Aku bertanya : “Apa yang
anda perintahkan kepadaku jika aku temui keadaan seperti ini”
Beliau menjawab : “Pegang
erat-erat jama’ah kaum muslimin dan imam mereka”
Aku bertanya : “Bagaimana
jika tidak imam dan jama’ah kaum muslimin?”
Beliau menjawab
:”Tinggalkan semua kelompok-kelompok sempalan itu, walaupun kau menggigit akar
pohon hingga ajal mendatangimu”
TAKHRIJ HADITS
Hadits ini memiliki banyak
jalan, diantaranya :
1. Dari jalan Walid bin
Muslim (dia berkata) : Menceritakan kepada kami Ibnu Jabir (dia berkata) :
Menceritakan kepada kami Bisr bin Ubeidillah Al-Hadromy hanya dia pernah
mendengar Abu Idris Al-Khaoulani dari Hudzaifah bin Yaman Radhiyallahu ‘anhu
…….[HR Bukhari 6/615-616 dan 13/35 beserta Fathul Baari. Muslim 12/235-236
beserta Syarh Nawawi. Baghowi dalam Syarhus Sunnah 14/14. Dan Ibnu Majah 2979]
2. Dari jalan Waki’ dari
Sufyan dari ‘Atho’ bin Saib dari Abi Al-Bukhari dia berkata : Hudzaifah
Radhiyallahu ‘anhu berkata ….. [HR Ahmad dalam musnad 5/399]
3. Dari jalan Abi Mughiroh
(dia berkata) menceritakan kepada kami Assafar bin Nusair Al-Azdi dan selainnya
dari Hudzaifah bin Al-Yaman, beliau berkata : “Wahai Rasulullah sesungguhnya
kami dahulu dalam keburukan lalu Allah menghilangkannya dan mendatangkan
kebaikan melalui anda. Apakah setelah kebaikan ini akan datang kejelekan?”.
Beliau berkata : “Ya”. Hudzaifah bertanya lagi : “Apa kejelekan tersebut?”
Beliau menjawab : “Akan muncul banyak fitnah seperti malam yang gelap gulita,
sebagaimana mengikuti yang lainnya dan akan datang kepada kalian hal-hal yang
samar-samar seperti wajah-wajah sapi yang kalian tak mengetahuinya” [HR Ahmad
5/391]
SYARH HADITS
1. Mengenal Jalan
Orang-Orang Yang Tersesat Merupakan Kewajiban Dalam Syariat.
Ketahuilah -semoga Allah
memberkahi anda- sesungguhnya metode Ar-Rabbani (Islam) yang tertuang dalam
Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika menampilkan
generasi pertama yaitu shabat dan para tabi’in (sesungguhnya bertujuan) untuk mejelaskan
jalan kebenaran dan agar diikuti.
Allah Azza wa Jalla
berfirman.
وَمَنْ يُشَاقِقِ
الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ
الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ ۖ وَسَاءَتْ
مَصِيرًا
“Barangsiapa yang
menyelisihi Rasul setelah jelas baginya petunjuk dan dia mengikuti jalan selain
orang-orang yang beriman maka kami palingkan dia kemana dia berpaling dan kami
akan memasukkannya kedalam neraka jahannam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali”
[an-Nisa/4 : 116]
Akan tetapi (metode Islam
ini) tidak cukup hanya mejelaskan jalan kebenaran saja bahkan menyingkap
kebatilan dan mengungkap kepalsuannya agar jelas dan terang jalan orang-orang
yang tersesat (lalu dijauhi dan ditinggalkan,-pent).
Allah Azza wa Jalla
berfirman.
وَكَذَٰلِكَ نُفَصِّلُ
الْآيَاتِ وَلِتَسْتَبِينَ سَبِيلُ الْمُجْرِمِينَ
“Dan demikianlah kami
terangkan ayat-ayat Al-Qur’an, supaya jelas jalan orang-orang yang benar dan
supaya jelas (pula) jalan orang-orang yang tersesat” [al-An’am/6 : 55]
Seorang penyair berkata.
عَرَفْتُ الشَّرِّ لاَ
لِلشَّرِّ وَلَكِنْ لِتَوْقِيْهِ
وَمَنْ لَمْ يَعْرِفِ
الْخَيْرَ مِنَ الشَّرِّ يَقَعُ فِيْهِ
“Aku mengenal keburukan
bukan untuk keburukan akan tetapi untuk menjauhinya”
“Dan barangsiapa yang
tidak mengenal kebaikan dari keburukan dia akan terjerumus kedalam keburukan
itu”.
2. Islam Terancam Dari
Dalam
Sesungguhnya musuh-musuh
Allah terus mengintai Islam hingga ketika mereka telah melihat penyakit whan
(cinta dunia dan takut mati) telah menjalar dalam tubuh kaum muslimin dan
penyakit-penyakit yang lain sudah menyebar mereka langsung menyerang dan menyumbat
nafas kaum muslimin.
Sesungguhnya racun-racun
berbisa yang membinasakan dan menghancurkan kekuatan kaum muslimin serta
melemahkan gerak mereka bukanlah pedang-pedang orang-orang kafir yang berkumpul
untuk membuat makar terhadap Islam. Akan tetapi kuman-kuman yang busuk yang menyelinap
didalam tubuh kaum muslimin yang lambat tapi pasti (itulah yang menyebabkan
kebinasaan). Itulah asap yang dikatakan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
dalam hadits Hudzaifah diatas : “suatu kaum yang membuat ajaran bukan dari
ajaranku dan memberikan petunjuk bukan dari petunjukku …..” Didalam ucapan
beliau ini ada hal-hal penting diantaranya.
• Sesungguhnya asap itu
merupakan penyimpangan yang selalu membuat kabur ajaran Islam (Sunnah Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam) yang terang benderang malamnya bagaikan
siangnya.
• Yang nampak pada saat
terjadinya hal ini adalah kebaikan akan tetapi dalamnya terdapat hal-hal yang
membinasakan. Bukanlah dalam riwayat Muslim Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda : “Akan muncul manusia-manusia yang berhati setan”.
• Asap ini terus tumbuh
dan menguasai hingga kejelekan itu merajalela serta merupakan awal munculnya
dai-dai penyesat dan kelompok-kelompok sempalan.
• Sesungguhnya yang meniup
asap tersebut adalah para dai-dai penyesat. Dan ini menunjukkan bahwa rencana
busuk untuk menghancurkan Islam dan kaum muslimin telah mengakar kuat dalam
sejarah Islam.
• Sesungguhnya
gembong-gembong kesesatan selain giat dalam menyesatkan. Akan tetapi (sebagian)
pemegang kebenaran lalai dan tertidur hingga asap tersebut menguasai dan
merajalela serta menutupi kebenaran. Dari sini kita ketahui bahwa asap yang
menyelimuti kebenaran dan mengkotori kejernihannya adalah bid’ah-bid’ah yang
ditebarkan oleh Mu’tazilah, Sufiyah, Jahmiyah, Khowarij, Asy’ariyah, Murji’ah
dan Syi’ah Rofidhoh sejak berabad-abd lamanya.
Oleh karena inilah umat
Islam mejadi terbelakang dan menjadi santapan bagi setiap musuh serta
menyebarnya kebatilan. Dan dengan sebab inilah setiap munafik berbicara dengan
mengatas namakan Islam. Dari sini kita mengetahui bahwa bahaya bid’ah lebih
besar daripada musuh-musuh yang lainnya (orang-orang kafir), karena bid’ah
merusak hati dan badan tapi musuh-musuh tersebut hanya merusak badan. Para
salaf telah bersepakat akan kewajiban memerangi ahli bid’ah dan menghajr
(memboikot) mereka. Imam Dzahabi mengatakan : “Para salaf sering mentahdzir
ahli bid’ah, mereka mengatakan : Sesungguhnya hati-hati ini lemah sedangkan
syubhat (dari ahli bid’ah itu) cepat mencengkram”.
3. Hati-Hati Antek-Antek
Yahudi !!!
Sesungguhnya para
gembong-gembong kekafiran telah memproduksi antek-anteknya dalam negeri kaum
muslimin dua cara.
• Pengiriman para pelajar
ke negeri kafir (seperti di Cihicago Univerity,-pent) yang disanalah para
pelajar kaum muslimin di cuci otak-otak mereka lalu jika mereka pulang mereka
sebarkan racun-racun itu kepada kaum muslimin.
• Dengan menyelinapnya
para orientalis dibawah simbol-simbol penelitian ilmiah. Sesunggunya para
orientalis-orientalis itu merupakan antek-antek/tangan-tangan Yahudi dan
Nashrani.
Di dalam hadits Hudzaifah
ini Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan ciri mereka, beliau
bersabda :
دُعَاةٌ عَلَى أَبْوَابِ
جَهَنَّمَ مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا قَذَفُوْهُ فِيْهَا فَقُلْتُ يَا رَسُوْلُ
اللهِ صِفْهُمْ لَنَا قَالَ نَعَمْ قَوْمٌ مِنْ جِلْدَتِنَا وَيَتَكَلَمُوْنَ
بِأَلْسِنَتِنَا
“Akan muncul dai-dai yang
menyeru ke neraka jahannam, barangsiapa yang menerima seruan mereka maka mereka
akan menjerumuskannya ke dalam jahannam”. Hudzaifah bertanya : “Wahai Rasululah
sebutkan cirri mereka ?” Rasulullah menjawab : “Mereka dari golongan kita dan
berbicara dengan lisan-lisan kita”.
Al-Hafizh Ibnu Hajar
rahimahullah berkata dalam Fathul Baari 13/36 : “Yaitu dari kaum kita dan yang
berbicara dengan bahasa kita serta dari agama kita. Didalamnya ada isyarat
bahwa mereka itu dari Arab”.
Ad-Dawudi berkata :
“Mereka itu dari keturunan Adam”.
Al-Qoobisy berkata :
Maknanya, secara dhohir mereka itu dari agama kita tapi secara batin mereka
menyelisihi (agama kita)”.
Mereka menampakkan
kesungguhan dalam memberi solusi, dan maslahat bagi umat. Tapi mereka menipu
umat dengan gaya bahasa mereka, dan hati-hati mereka menginginkan untuk
menjalankan misi-misi tuan-tuan mereka dari kalangan Kristen dan Yahudi. Allah
berfirman.
وَلَنْ تَرْضَىٰ عَنْكَ
الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ
Tidak akan ridho
orang-orang Yahudi dan Narani hingga kalian mengikuti agama mereka”
[al-Baqarah/2 : 120]
Diantara mereka adalah
Thoha Husein (dari Mesir, pent) yang dijuluki oleh tuan-tuannya sebagai
pujangga Arab. Orang ini mengatakan bahwa syair orang-orang jahiliyah itu lebih
baik kesasteraannya daripada Al-Qur’an. Inilah pemikiran Marjilius seorang orientalis
Yahudi yang diadopsi oleh Thoha Husein dan dipropagandakannya. Contoh-contoh
seperti ini banyak sekali, mereka turun temurun dari waktu ke waktu di setiap
tempat.
4. Siapa Jama’ah Kaum
Muslimin ?
Setelah melihat kenyataan
yang pahit dan getir ini, mulailah sebagian kaum muslimin bangkit, setiap
kelompok dari kaum muslimin melihat realita ini dari kaca mata tersendiri,
kelompok yang lain juga demikian. Oleh karena itulah bisa dikatakan bahwa kelompok-kelompok
yang ada sekarang ini yang katanya berjuang atau berdakwah, mereka itu saling
berselisih dalam metode dan cara berdakwah. Dan perselisihan yang paling parah
yang menghalangi persatuan mereka adalah dua hal :
• Peselisihan mereka dalam
pengambilan sumber ilmu dan pemahaman terhadap Al-Qur’an dan Sunnah.
• Ketidakmengertian mereka
tentang diri mereka sendiri, sehingga pada saat ini kita sering menyaksikan
bahwa hizbiyyah dan fanatik golongan ini masih menyumbat akal pikiran para
dai-dai yang turun di medan dakwah. Mereka membanggakan diri mereka sendiri dan
meremehkan yang lainnya. Sebagiannya menganggap bahwa kelompoknya itulah yang
dinamakan jama’ah kaum muslimin dan pendirinya adalah imam kaum muslimin yang
wajib di bai’at atau disumpah setia. Dan sebagiannya lagi mengkafirkan kaum
muslimin. Sebenarnya mereka hanya jama’ah atau kelompok-kleompok kaum muslimin,
karena kaum muslimin sekarang tidak memiliki jama’ah ataupun imam/pemimpin.
Ketahuilah wahai
saudaraku, bahwa jama’ah kaum muslimin adalah (Negara Islam) yang bersatu atau
berkumpul didalamnya seluruh kaum muslimin. Mereka hanya punya satu
imam/pemimpin yang menerapkan hukum-hukum Allah dan wajib untuk di taati serta
diba’iat.
5. Tinggalkan
Kelompok-Kelompok Sempalan Itu
Hadits Hudzaifah diatas
memerintahkan kepada kita untuk meninggalkan semua kelompok-kelompok sesat
ketika terjadi fitnah dan kejelekan serta disaat tidak ada jama’ah kaum
musilimin dan imam mereka.
Kelompok-kelompok sempalan
ini yang menyeru manusia kepada kesesatan, bersatu diatas kemungkaran dan
diatas hawa nafsu atau berkumpul diatas pemikiran-pemikiran kufur seperti
sosialisme, komunisme, kapitalisme, demokrasi atau bersatu berdasarkan fanatik golongan
dan lain sebagainya.
Inilah kelompok-kelompok
sesat yang diperintahkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam
hadits Hudziafah untuk ditinggalkan dan dijauhi karena menjerumuskan manusia ke
dalam neraka jahanam dengan sebab ajaran mereka yang bukan dari Islam.
Adapun kelompok yang
menyeru kepada Islam (yang benar), memerintahkan kepada yang baik dan melarang
dari yang mungkar maka inilah yang diperintahkan oleh Allah untuk diikuti dan
ditolong. Allah ta’ala berfirman.
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ
أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ
عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Hendaklah ada diantara
kalian sekelompok orang yang menyeru kepada kebaikan dan menyeru kepada yang
baik dan melarang dari yang mungkar. Dan merekalah orang-orang yang beruntung”
[Ali-Imran/3 : 104]
6. Jalan Keluar Dari
Problematika Umat
Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam memerintahkan Hudzaifah untuk meninggalkan semua kelompok sempalan
yang menyeru ke neraka jahannam meskipun sampai menggigit akar pohon hingga
ajal menjemput. Adapun penjelasannya, maka sebagai berikut :
• Ini adalah perintah
untuk berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah serta pemahaman salafush
shalih. Sebagaimana hal ini dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam dalam hadits Al-Irbadh bin Sariyah Radhiyallahu ‘anhu.
فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ
مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلاَفاً كًثِيْراً. فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ
الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ
“…. Dan barangsiapa yang
hidup diantara kalian maka dia akan melihat perselisihan yang banyak sekali,
maka berhati-hatilah kalian dari perkara-perkara yang baru dalam agama karena
itu kesesatan. Dan barangsiapa diantara kalian yang mendapatkan hal ini maka
wajib bagi kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para khulafa
‘ar-rasyidin, gigitlah erat-erat dengan gigi geraham kalian….”. [HR Abu Dawud
(4607). Tirmidzi (2676) dan Ibnu Majah (440) dan selain mereka]
Didalam hadits Hudzaifah,
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk menggigit akar pohon
ketika terjadi perpecahan sambil menjauhi semua kelompok sesat. Dan didalam
hadits Al-Irbadh beliau memerintahkan untuk berpegang teguh dengan Sunnah sesuai
dengan pemahaman salafus shalih radhiyallahu anhum, ketika munculnya
kelompok-kelomok sesat dan ketika tidak adanya jama’ah kaum muslimin serta imam
mereka.
• Sesungguhnya perintah
untuk menggigit akar pohon dalam hadits Hudzaifah maknanya adalah istiqomah
atau tetap dalam sabar dalam memegang kebenaran dan dalam meninggalkan semua
kelompok sesat yang menyelisihi kebenaran. Atau maknanya bahwa pohon Islam akan
diguncang dengan angin kencang hingga merontokkan semua ranting dan cabangnya,
tidak ada yang tersisa melainkan akarnya yang masih tegar. Karena itulah wajib
bagi setiap muslim untuk memegang erat akar tersebut dan mengorbankan semua
yang berharga dalam dirinya karena akar tersebut akan tumbuh dan tegar kembali.
• Ketika itu juga wajib
bagi setiap muslim untuk menolong dan membantu kelompok (yang berpegang teguh
dengan sunnah tersebut, -pent) dari setiap fitnah yang mengancam. Karena
kelompok ini yang selalu tampak diatas kebenaran hingga akhirnya mereka membunuh
Dajjal.
(Ringkasan dari kitab
Al-Qaulul Mubin Fii Jama’atil Muslimin)
[Disalin dari majalah
Adz-Dzkhiirah Al-Islamiyah Edisi 13 Th. III Shafar 1426H/ April 2005M, hal.
22-26. Penerbit Ma’had Ali Al-Irsyad. Jl. Sultan Iskandar Muda No. 45 Surabaya]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar