}

Empat Saksi Manusia di Hari Akhir

Hasil gambar untuk bumi sebagai saksiJudul tulisan di atas merupakan coretan penulis dari ringkasan ceramah Syaikh Mansur bin Muhammad al Muqrin yang beliau sampaikan di Islamic Center Al Islam pada kajian rutin Sabtu malam Ahad (1 Agustus 2015). Dalam ceramahnya beiau menjelaskan tentang empat saksi yang akan menjadi saksi manusia di hari akhir nanti. Ringkasan ceramah beliau sangat perlu untuk disampaikan agar setiap muslim bisa merenungkan dan kemudian mengambil langkah yang baik dengan kembali kepada Allah swt.

Sebagai ilustrasi, ada tiga klasifikasi manusia dalam menggunakan pandangannya. Tipe yang pertama adalah kalangan yang matanya jelalatan lirik sana lirik sini, dan ketika ada yang diharamkan dia akan memandangnya. Tipe yang kedua adalah kalangan yang matanya liar namun tatkala target pandangannya tidak ditemukan, maka dia menurunkan pandangannya. Adapun yang ketiga adalah kalangan yang berpenampilan secara dzahir adalah sosok shalih dan shalihah. Kalangan ini barang kali pandangannya tidak liar, namun tatkala di tempat yang sepi pandangannya menjadi liar, melihat yang diharamkan Allah swt.

Pertanyaannya adalah, apakah ketiga kelompok manusia tersebut akan melakukan perbuatan tersebut tatkala dalam dirinya dipasang CCTV? Jawabannya tentu tidak akan melakukan. Lantas bagaimana kalau yang memantau dan memonitor adalah yang jauh lebih valid dan lebih akurat dari pada CCTV?

Pertama, bumi yang kita pijak
Dalam Surat al Zalzalah ayat 4, Allah berfirman: “Pada hari itu bumi akan menceritakan semua beritanya”. Ibn Katsir menyatakan, “Menceritakan seluruh yang dilakukan manusia ketika berada di punggung bumi”. Dalam hadits yang bersumber dari Abu Hurairah, Tatkala Rasulullah saw selesai membaca ayat tersebut beliau bertanya: “Tahukah apa yang diberitakan bumi? Para sahabat berkata, “Hanya Allah dan Rasul-Nya yang paling tahu”. Beliau bersabda: “Sesungguhnya yang diberitakannya adalah seluruh yang dilakukan hamba tatkala masih berada di atas bumi. Bumi menyatakan, “Dia mengerjakan ini dan itu, pada hari ini dan itu. Itulah yang dimkasud dengan berita-beritanya”. (HR. Tirmidzi).

Kedua, malaikat pencatat amal
Dalam Surat al Infithar ayat 9-11, Allah berfirman: “Padahal Sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu). Yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu). Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan”. Ayat ini menjelaskan bahwa seluruh perbuatan manusia baik yang besar maupun yang kecil akan dicatat oleh malaikat. Hal ini diperkuat dengan firman Allah dalam Surat Qaf ayat 18: “Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat)”.

Tatkala Imam Ahmad merintih merasakan sakit yang luar biasa dahsyatnya, kemudian disampaikan kepada beliau pernyataan Thawus bahwa Malaikat mencatat semua perkataan hingga suara rintihan orang yang sakit. Maka sejak saat itu Imam Ahmad tidak pernah merintih lagi hingga ajal menjemput (Masail Imam Ahmad).

Ketiga, anggota tubuh kita. 
Anggota tubuh manusia akan menjadi saksi tatkala di hari akhir, hal ini sebagaimana firman Allah dalam Surat Fushilat ayat 20-21: “Pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan. Dan mereka berkata kepada kulit mereka: Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?” Kulit mereka menjawab: “Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai (pula) berkata”.

Dalam menjelaskan ayat tersebut, Anas r.a menyebutkan bahwa pada suatu hari Rasulullah saw tertawa dan tersenyum, lalu bertanya: “Tidak kah kalian bertanya kenapa aku tertawa?” Para sahabat bertanya, “Ada apa gerangan tertawa? Beliau bersabda: “Aku kaget dengan seorang hamba yang mendebat Rabbnya pada hari kiamat. Dia berkata, “Ya Rabb, bukankah Engkau telah berjanji kepadaku bahwa Engkau tidak akan menzalimiku? Allah berfriman: “Benar”. Hamba, “Dengan demikian aku tidak akan menerima satupun saksi kecuali diriku sendiri. Allah tabaaraka wa ta’ala berfirman: “Apakah tidak cukup dengan Aku dan para malaikat pencatat amal yang mulia sebagai saksi? Kata-kata ini diulang terus. Kemudian orang tersebut ditutup mulutnya, maka yang berbicara adalah anggota tubuhnya dengan menceritakan apa saja yang pernah dilakukannya. (Abu Ya’la dalam Musnadnya dan Hakim dalam Mustadraknya).

Keempat, Allah
Allah adalah sebaik-baik saksi, Dzat yang Maha Mendengar dan Mengetahui, Dia mengetahui seluruh gerak gerik hamba demikian juga dengan tatapan mata hamba. Dalam Surat Ghafir ayat 19, Allah berfirman:  “Dia mengetahui pandangan mata yang khianat dan (mengetahui) apa yang disembunyikan dalam dada”.

Dalam mengomentari ayat tersebut Ibn Katsir menyatakan, “Allah mengabarkan tentang ilmu-Nya yang sempurna yang meliputi segala sesuatu; baik yang besar maupun yang kecil, yang mulia maupun hina. Hal ini agar manusia hati-hati bahwa Allah mengetahui mereka, agar mereka senantiasa benar-benar merasa malu kepada Allah, senantiasa bertaqwa dengan sebenar-benar taqwa dan senantiasa merasa dimonitor oleh Allah”.

Dengan demikian, keempat saksi tersebut akan mengerem tindak tanduk seorang hamba yang kemudian akan menjadikan hamba senantiasa ingat Allah dan tatkala melakukan kemaksiatan akan kembali dan bertaubat kepada Allah yang maha luas ampunan-Nya.

sumber : kiblat.net
*Ditulis oleh al faqir ila ‘afwi Rabbih, Anung Al Hamat (Kandidat Doktor Pendidikan UIKA Bogor dan Anggota Ikatan Dai dan Ulama Se-Asean)
Share:

Tidak ada komentar:

CLICK TV DAN RADIO DAKWAH

Murottal Al-Qur'an

Listen to Quran

Jadwal Sholat

jadwal-sholat

Translate

INSAN TV

POPULAR

Arsip Blog

Cari