✍ Mutiara nasehat para Ulama Salaf.
Allah
mengaitkan antara kejayaan umat Islam, bahkan menjadi karakteristik
utama Umat ini sebagai Umat terbaik, dengan tugas amar ma’ruf dan nahi
mungkar ini. Allah menyebutkan dalam firman-nya:
كُنتُمۡ خَیۡرَ
أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ
عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِۗ وَلَوۡ ءَامَنَ أَهۡلُ
ٱلۡكِتَـٰبِ لَكَانَ خَیۡرࣰا لَّهُمۚ مِّنۡهُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ
وَأَكۡثَرُهُمُ ٱلۡفَـٰسِقُونَ.
"Kamu adalah umat yang terbaik yang
dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari
yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman,
tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman,
dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik."
[Surat Ali 'Imran 110]
Berkata
yang benar walau itu pahit merupakan prinsip amar Ma'ruf dan nahi
Munkar yang harus dipikul dipundak setiap muslim Kebenaran tetap
diterapkan walau ada celaan dan ada yang tidak suka. Inilah prinsip yang
diajarkan dalam Islam oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Saat ini tidak sedikit mereka yang membisu untuk menyatakan
kebenaran, sehingga fungsi Al Qur’an sebagai Al Furqon (pembeda) mana
yang haq dan mana yang bathil (Al Baqarah,2:185) kini sudah sangat kabur
karena bisunya orang-orang yang berilmu untuk menyatakan kebenaran.
Allah berfirman,
وَلَا تَلۡبِسُوا۟ ٱلۡحَقَّ بِٱلۡبَـٰطِلِ وَتَكۡتُمُوا۟ ٱلۡحَقَّ وَأَنتُمۡ تَعۡلَمُونَ.
"Dan
janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah
kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui."
[Surat Al-Baqarah 42]
Dan kebenaran itu mutlak milik Allah.
Allah berfirman,
"Dan
jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini,
niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain
hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah
berdusta (terhadap Allah)."[Al-Anam: 116].
Syaikh Ibnu Utsaimin رحمه الله berkata:
"Kebenaran itu berdasarkan dalil dan bukanlah kebenaran itu berdasarkan apa yang dilakukan manusia." (Majmu al-Fatawa 7/367)
Jangan
berharap akan hilangnya kebatilan jika para pembela kebenaran itu
terdiam dan tidak bergerak untuk menyampaikan. Jika kebenaran
disampaikan, maka kebatilan pasti akan binasa.
وَقُلۡ جَاۤءَ ٱلۡحَقُّ وَزَهَقَ ٱلۡبَـٰطِلُۚ إِنَّ ٱلۡبَـٰطِلَ كَانَ زَهُوقࣰا..
"Dan
katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap".
Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap."
[Surat Al-Isra' 81]
Kebenaran
itu akan menang walaupun sedikit pengikutnya. Dan kebatilan itu akan
kalah (terhinakan) walaupun banyak pengikutnya." (Syarah al-Kafiyah asy-
Syafiyah 1/178, Syaikh Ibnu Utsaimin).
Kebenaran harus
disampaikan, dan harus ada yang berani menyampaikan. Kebatilan juga
haruslah dijelaskan, dan harus ada yang berani menhelaskan, karena jika
semua diam, maka orang jahil tidak akan pernah tahu antara yang hak dan
yang batil.
Orang yang berdiam diri dari menyampaikan kebenaran
(padahal ia mampu menyampaikannya) adalah seperti Syaithon Akhros (Setan
yang Bisu).”
(Majmu’ Fatawa, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah).
Ada
ungkapan yang sangat bagus untuk menjadi renungan, jika semua terdiam
dari kebatilan yang merajalela sebagaimana yang disampaikan oleh Imam
Ahmad رحمه الله.
قال أحمد بن حنبل رحمه الله:
إذا سكتَّ أنتَ، وسكتُّ أنا، فمتى يعرف الجاهلُ الصّحيحَ من السقيم.
العلل لأحمد بن حنبل : ج.١، ص. ٢٢
(mqaall.com)
Berkata Imam Ahmad bin Hambal رحمه الله,
Bila kamu diam, aku juga diam, maka kapan orang yang jahil akan bisa mengetahui antara yang benar dari yang batil.
Al-'ilal okeh Imam Ahmad bin Hambal: j. 1, h. 22.
(mqaall.com)
Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc
...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar