ﺑِﺴْـــــــــــــــــﻢِ ﺍﻟﻠّﻪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢ
السلآم عليكم ورحمة الله وبركاته
Semua kelompok, aliran, sekte, dan lain sebagainya bahkan semua orang yang mengaku dirinya Islam, pasti juga mengaku mengikuti Qur'an dan Sunnah..
Tak akan ada yang mengatakan: "Kami tidak ikut Qur'an dan Sunnah.."
Gak ada, dan gak akan pernah ada..
Tak akan ada yang mengatakan: "Kami tidak ikut Qur'an dan Sunnah.."
Gak ada, dan gak akan pernah ada..
Bahkan yang nyata² sesat sekalipun semisal Syi'ah, Khawarij dsb juga mengaku ikut Qur'an dan Sunnah
.Lantas.. Kalo memang semua mengikuti Qur'an dan Sunnah :
Kenapa terjadi perbedaan?
Kenapa ada perbedaan akidah?
Kenapa bisa terjadi beda amalan?
Dan kenapa terjadi penyimpangan?
Bahkan tak jarang sampai berpecah belah?
Jawabnya hanya satu:
Karena berbeda cara memahami agama ini.
Boleh jadi semua orang memang benar² dan sama² mengikuti dan berpegang dengan Al-Quran dan Hadist..
Namun masalahnya...
Dengan PEMAHAMAN siapa kita MEMAHAMI Al-Quran dan Sunnah? ..
Ikut siapakah kita dalam memahami agama ini?...
Ada yang memahami Al-Qur'an dan Sunnah menurut apa kata ustadznya, kyainya, habibnya, gurunya, alirannya, madzhabnya, imamnya, dst.. Mereka berprinsip Pokoknya "Apa kata Kyai saya pasti benar.."
Ada juga yang memahami agama berdasar hati dan perasaan.. Pokoknya: Yang ia anggap dan ia rasa baik maka itulah yang benar.
Bahkan ada yang berusaha (baca; memaksa) memahami Al-Qur'an dan Sunnah dengan akalnya sendiri.. Dengan mengandalkan (misalnya) nahwu, sorof, balaghah, dst... Ahirnya merekapun berusaha mengeja-eja sendiri, mengkaji, memahami, dst.
Pokoknya: Yang ia anggap benar menurut apa yang ia baca dan ia teliti sendiri maka itulah kebenaran.
Nah kalo semua itu salah, trus yang benar gimana ?? Bagaimana seharusnya kita memahami agama ini ???
Sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wa sallam:
خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ
“Sebaik-baik manusia adalah generasiku (para sahabat) kemudian generasi berikutnya (tabi’in) kemudian generasi berikutnya (tabi'ut tabi’in)” (Hadits Bukhari & Muslim)
Para Sahabat, Tabi’in, Tabi’ut tabi’in terbaik?
Terbaik dalam hal apa?
Apakah dalam hal Teknologi ??
Tentu saja bukan...
Mereka -Radhiallahu’an hum- adalah generasi terbaik dalam hal :
- Memahami Agama
- Memahami Firman Allah
- Memahami Sabda Rasulullah
- Memahami seluruh perkara-perkara Ibadah atau Syariat lainnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِى فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِى وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
“Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, tetap mendengar dan ta’at kepada pemimpin walaupun yang memimpin kalian adalah seorang budak dari Habasyah. Karena barangsiapa di antara kalian yang hidup sepeninggalku nanti, dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib bagi kalian untuk berpegang pada sunnah-ku dan sunnah Khulafa’ur Rasyidin yang mereka itu telah diberi petunjuk. Berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah ia dengan gigi geraham kalian. Jauhilah dengan perkara (agama) yang diada-adakan karena setiap perkara (agama) yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah kesesatan” (HR. At Tirmidzi no. 2676. ia berkata: “hadits ini hasan shahih”)
Jadi.. Pahamilah agama sebagaimana para sahabat memahaminya.
Karena: Merekalah -Radhiallahu’anhum- yang paling paham tentang agama ini.
Mungkin ada yang protes :
Memang gak boleh ya memahami agama sesuai pemahaman guru saya, kyai saya, habib saya, madzhab saya, dst?!
Kita katakan: BOLEH, siapa bilang gak boleh?
Tapi... Harus disesuaikan dulu dengan pemahaman Generasi Terbaik.. Manakala cocok, ya itulah yang bener, Manakala gak cocok, Maka kita harus berbesar dan berlapang hati untuk mengikuti pemahaman yang paaling benar, yakni pemahaman Generasi Terbaik.
Islam itu mudah.
Dalam ibadah:
+++ Manakala ada contoh dan tuntunan dari Nabi dan para sahabat, Maka amalkan sesuai tuntunan semampunya.
+++ Manakala gak ada contoh dan tuntunan dari Nabi dan para sahabat, Maka gak perlu diamalkan. Apalagi sampai bikin² tatacara ibadah yang baru.
Lha yang sudah saja, yang jelas² disunnahkan saja, yang jelas² ada tuntunan dari Rasul dan para shahabat saja, masih belum bisa diamalkan semuanya... Kok ya malah repot² memahami agama dengan caranya sendiri², bahkan sampai bikin amalan dan keyakinan yang baru
Kotamobagu Cinta Sunnah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar