✍Allah menggambarkan jalan yang selamat dari ummat ini adalah jalannya para sahabat karena mereka telah mengikuti petunjuk dan jalannya Nabi صلى الله عليه وسلم. Demikian pula keselamatan generasi berikutnya dari ummat ini adalah karena ittiba'nya mereka kepada jalannya para sahabat. Allah berfirman:
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha terhadap mereka dan mereka ridha kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka Surga-Surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” [At-Taubah: 100]
Berkata Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili,
As-Sabiqun adalah orang-orang yang mendahului umat ini kepada iman, hijrah, jihad, dan menegakkan Agama Allah, “di antara orang-orang Muhajirin”, "(Juga) bagi orang fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaan-Nya dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar."(Al-Hasyr:8). “dan orang-orang Anshar”, "Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin).
Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung". (Al-Hasyr:9). “Dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik”, dalam akidah, perkataan, dan perbuatan.
Mereka itulah yang selamat dari celaan, mendapatkan pujian yang tinggi, dan kemuliaan terbaik dari Allah. “Allah ridha kepada mereka.” Dan ridha Allah lebih besar daripada nikmat Surga. “Dan mereka pun ridha kepada Allah dan Allah menyediiakan bagi mereka Surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya,” yang mengalir ke pangkal-pangkal pohon dan kebun yang elok lagi indah dan tanaman yang mempesona. “Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.” Mereka tidak ingin berpindah darinya, dan tidak mencari penggantinya, karena apa pun yang mereka inginkan akan mereka dapatkan dan apa yang mereka harapkan pasti terlaksana. “Itulah kemenangan yang besar,” yang padanya terwujud bagi mereka semua yang disukai oleh jiwa, yang dinikmati oleh ruh, yang diinginkan oleh hati dan yang dihasrati oleh jasmani serta tertolak dari mereka segala yang tidak diinginkan.
(Tafsir Al-Wajiz, Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili)
Ciri pokok para pengikut Sunnah ialah mereka mendahulukan firman Allah dari semua perkataan manusia yang ada. Mendahulukan petunjuk Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari petunjuk semua orang. Maka yang demikian inilah, mereka disebut atau dikatakan Ahlul Qur-an dan Sunnah.
Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Mahamendengar lagi Mahamengetahui.” [Al-Hujuraat: 1]
Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri رحمه الله berkata,
“Demi Dzat Yang tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Dia, menegakkan As-Sunnah itu berada di antara dua kelompok. (Kelompok) yang ghuluw dan (kelompok) yang bersikap meremehkan. Maka bersabarlah kalian di dalam mengamalkan As-Sunnah, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa merahmati kalian. Sesungguhnya pada waktu yang lalu Ahlus Sunnah adalah golongan yang paling sedikit jumlahnya. Maka demikian pula pada waktu yang akan datang, mereka adalah golongan yang paling sedikit jumlahnya. Ahlus Sunnah adalah orang-orang yang tidak mengikuti kemewahan manusia. Tidak pula mengikuti kebid’ahan manusia. Mereka senantiasa bersabar di dalam mengamalkan As-Sunnah sampai bertemu dengan Rabb mereka. Maka hendaknya kalian pun demikian.” (Syarah Ath-Thahawiyyah, 2/326)
Wallahu a'lam
🍃Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar