✍Keimanan merupakan anugerah Allah yang paling agung kepada hambanya. Keimanan menjadi penentu keselamatan, kesuksesan dan kebahagiaan dalam kehidupan setiap manusia baik didunia maupun di akhirat.
Tanpa iman, manusia tentu akan hidup tanpa arah. Dengan keimanan seseorang akan mengontrol apa saja yang dilakukan sehinga dapat terhindar dari perbuatan buruk.
Namun keimanan seseorang akan selalu diuji setiap waktu. Akan ada masanya keimanan seseorang meningkat namun ada pula saat keimanan tersebut menurun.
Oleh karena itu setiap muslim harus memohon agar dirinya senantiasa selalu diberikan kekuatan iman oleh Allah.
Imam Ibnu Qayyim رحمه الله mengatakan bahwa antara ilmu dan iman adalah dua perkara yang menyebabkan seorang hamba mendapatkan kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat. Pernyataan tersebut senada dengan firman Allah,
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
[Al-Mujadilah : 11]
Ayat tersebut memotivasi banyak manusia untuk terus belajar dan mempertahankan keteguhan imannya. Karena dengan hal tersebut ia akan mencapai ketenangan dan kebahagiaan dalam hidupnya. Tidak mudah memang, namun selalu ada cara bagi setiap orang yang mau berusaha.
(Al-Fawaid, Ibnul Qayyim)
Keimanan adalah kenikmatan terbesar dan anugerah ilahi yang paling utama yang harus dijaga dan dirawat. Allah berfirman,
وَلَكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُولَئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ.
فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَنِعْمَةً وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ.
“Tetapi Allah menjadikan kamu “cinta” kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus, sebagai karunia dan nikmat dari Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” [Al-Hujurat: 7-8].
Dan firman-Nya,
يَمُنُّونَ عَلَيْكَ أَنْ أَسْلَمُوا قُلْ لَا تَمُنُّوا عَلَيَّ إِسْلَامَكُمْ بَلِ اللَّهُ يَمُنُّ عَلَيْكُمْ أَنْ هَدَاكُمْ لِلْإِيمَانِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِين
“Mereka merasa telah memberi nikmat kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah: “Janganlah kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan keislamanmu, sebenarnya Allah, Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu kepada keimanan jika kamu adalah orang-orang yang benar”.” [Al-Hujurat: 17].
Keimanan itu agung dan mulia. Ia adalah tujuan tertinggi dan puncak cita-cita. Keimanan merupakan tujuan Allah menciptakan hamba-hamba-Nya. Mengadakan mereka setelah sebelumnya tidak ada. Tujuannya adalah merealisasikan keimanan.
Berkata Syaikh Ibnu Utsaimin رحمه الله,
《 والإنسان ما دامت روحه في جسده فهو معرّض للفتنة،
ولهذا أوصي نفسي وإياكم أن نسأل الله دائماً الثبات على الإيمان ، وأن تخافوا ؛ لأن تحت أرجلكم مزالق ، فإذا لم يثبتكم الله -عز وجل- وقعتم في الهلاك،
واسمعوا قول الله سبحانه وتعالى لرسوله -ﷺ- أثبت الخلق ، وأقواهم إيماناً : ﴿ وَلَوْلاَ أَنْ ثَبَّتْنَاكَ لَقَدْ كِدَّتَ تَرْكَنُ إِلَيْهِمْ شَيْئاً قَلِيلاً ﴾،
فإذا كان هذا للرسول -ﷺ- فما بالنا نحن؛ ضعفاء الإيمان واليقين ، وتعترينا الشبهات والشهوات.
فنحن على خطر عظيم ، فعلينا أن نسأل الله تعالى الثبات على الحق ، وألا يُزيغ قلوبنا ، وهذا هو دعاء أولي الألباب ﴿ رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوبُنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا ﴾ . 》
“الشرح الممتع” ٣٨٨/٥
"Selagi hayat masih dikandung badan, maka manusia tidak bisa lepas dari fitnah, oleh sebab itu saya senantiasa berpesan agar kita selalu memohon kepada Allah keteguhan iman, dan hendaknya senantiasa takut karena jalan yang kita lalui amat licin, bila Allah tidak meneguhkanmu pasti kalian binasa, dengarkan firman Allah kepada utusanNya, hamba yang amat kokoh dan kuat keimanannya,
“Dan kalau Kami tidak memperkuat (hati) mu, niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka” (Al-Isra 74).
Bila hal itu bisa terjadi pada Rasulullah apalagi dengan kita, yang lemah iman dan keyakinan, yang amat mudah terserang syubhat dan syahwat maka kita senantiasa dalam bahaya besar sehingga harus terus memohon kepada Allah bisa teguh di atas kebenaran agar tidak tergelincir maka doa yang paling pantas dipanjatkan orang cerdik adalah;
Ya Allah janganlah Engkau palingkan hati kami setelah Engkau berikan petunjuk.
(Syeh Al-Mumti', 5/388; Terj. Ust. Zaenal Abidin, Lc)
Dan doa yang paling sering dibaca oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم sebagaimana diriwayatkan oleh Ummul Mukminin Ummu Salamah رضي الله عنها ialah,
يَا مُقَلِّبَ القُلُوْبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِيْنِكَ.
Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.’” (HR. Tirmidzi, 3522 dihasankan Al-Albany)
Wallahu a'lam.
🍃Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc
✏📚✒.🌹..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar