Ketika ada seseorang menyampaikan ini yang haq ini yang batil. Ini haram ini halal. Ini jalan ke surga ini jalan ke neraka. Ini sunnah ini bid'ah, ini kelompok sesat dan menyimpang, banyak orang membantahnya dengan mengatakan, "Jangan Merasa Paling Benar, Kebenaran yang Tahu Hanya Allah"
Kata-kata itu benar adanya. Memang kebenaran itu dari Allah Ta'ala dan hanya Allah yang tahu kebenaran. Untuk itulah Allah Ta'ala turunkan wahyuNya dan mengutus para Nabi untuk menerangkan dan menjelaskan tentang kebenaran itu. Untuk menyampaikan mana yang haq dan mana yang batil. Mana yang halal dan mana yang haram. Mana jalan ke surga mana jalan ke neraka.
Apa itu kebenaran?
Kebenaran itu berdasarkan dalil alquran dan as sunnah dengan pemahaman yang benar, pemahaman para salaf, pemahaman tiga generasi terbaik dalam islam, pemahaman sahabat, tabiin, tabiut tabiin.
Berkata Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin -rahimahullah :
الحق ما قام عليه الدليل و ليس الحق فيما عمله الناس
Kebenaran itu berdasarkan dalil dan bukanlah kebenaran itu berdasarkan apa yang dilakukan manusia. (Majmu al-Fatawa 7/367)
Berkata Al-'Allamah Shaleh al-Fauzan hafizhahullah :
الحق هو ما وافق الكتاب والسنة بفهم السلف". الأجوبة المفيدة - س113
Kebenaran itu adalah apa-apa yang mencocoki al-Qur'an dan as Sunnah sesuai dengan pemahaman salaf. Al-Ajwibah al-Mufidah -pertanyaan ke 113.
Kaum muslimin agar berada di jalan kebenaran, di jalan yang lurus, jalan yang terang benderang, jalan yang menyampaikannya ke surga adalah berpegang teguh dengan wahyu Allah Ta'ala berupa alquran dan sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang shahih.
Dengan berpegang teguh kepada keduanya, tidak akan sesat selama-lamanya.
Dari Anas Bin Malik radhiyallahu anhu, dia berkata, bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ (رواه الموطأ مالك).
Aku tinggalkan dua perkara, kalian tidak akan sesat selama-lamanya selama kalian berpegang teguh dengan keduanya, yakni kitab Allah (alquran) dan sunnah NabiNya (al hadits). (HR. Imam Malik - Al Muwaththo).
Berkata As Syaikh Rabie hafidzahullah :
"دليلنا هو القرآن والسنة فمن فقدهما في أي ميدان من الميادين ضل" مرحباً يا طالب العلم ٢٤٥
"Dalil kami adalah Al Qur'an dan Sunnah, maka barangsiapa yang mengilangkan keduanya di salah satu bidang dari semua bidang (agama) maka dia sesat " ( kitab marhaban yaa thalibin ilmi: halaman 245).
Lantas siapa yang paling paham kebenaran dan yang paling pertama kali mengamalkan kebenaran, ketika kebenaran ini pertama kali disampaikan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam? Tentu jawabannya adalah para sahabat.
Dengan dasar inilah, kita dalam berislam dan beramal ibadah mengikuti bagaimana mereka dalam berislam dan beramal ibadah. Kalau kita mengikuti mereka dengan baik, maka ridha Allah dan surganya Allah pasti didapatkan.
Allah Ta'ala berfirman :
{وَالسَّابِقُونَ الأوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ.
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dari Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik Allah rida kepada mereka dan menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya mereka kekal di dalammnya selama-lamanya, itulah kemenangan yang besar. (QS. At Taubah : 100).
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah:
Allah Ta'ala menceritakan tentang rida-Nya kepada orang-orang yang terdahulu masuk Islam dari kalangan kaum Muhajirin, Ansar, dan orang-orang yang mengikuti jejak mereka dengan baik. Allah rida kepada mereka, untuk itu Dia menyediakan bagi mereka surga-surga yang penuh dengan kenikmatan dan kenikmatan yang kekal lagi abadi. (Tafsir Ibnu Katsir).
Berpegang teguh dengan alquran dan as sunnah dengan pemahaman salaf, memang banyak ditentang orang banyak. Begitulah kebenaran, setiap zaman pasti ada penentangnya.
Berkata Asy-Sya'bi rahimahullah :
عَلَيْكَ بِآثَارِ السَّلَفِ وَإِنْ رَفَضَكَ النَّاسُ وَإِيَّاكَ وَآرَاءَ الرِّجَالِ وَإِنْ زَخْرَفُوْهَا لَكَ بِالْقَوْرِ (إعلام الموقعين 1/152)
"Berpeganglah kepada peninggalan para salaf walaupun karenanya kamu ditolak oleh orang banyak, jauhilah pendapat para tokoh, walaupun mereka menghiasi perkataan mereka." (I'lamul Muwaqi'in, Ibnu Qoyim Al-Jauziyah 1/152).
Mengikuti para sahabat dengan baik, itulah jamaah, itulah golongan yang selamat. Karena sahabat merupakan orang-orang yang terbaik setelah Nabi shallallahu alaihi wa sallam.
Berkata Imam asy-Syathbi rahimahullah :
إِنَّ الْجَمَاعَةَ مَا كَانَ عَلَيْهِ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم وَأَصْحَابُهُ وَالتَّابِعُوْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ
"Sesungguhnya jama'ah adalah apa yang (ditempuh) oleh Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam para sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik." (Kitab Ushulil Iman, Beberapa ulama, halm. 276)
Berkata Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu anhu :
مَنْ كَانَ مَُأَسِّيًا فَلْيَتَأَسَّ بِأَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ n فَإِنَّهُمْ أَبَرُّ قُلُوْبًا وَأَعْمَقُهَا عِلْمًا وَأَقَلُّهَا تَكَلُّفًا وَأَقْوَمُهَا هَدْيًا وَأَحْسَنُهَا حَالاً، قَوْمٌ اِخْتَارَهُمُ الله ُلِصُحْبَةِ نَبِيِّهِ وَإِقَامَةِ دِيْنِهِ، فَاعْرِفُوْا لَهُمْ فَضْلَهُمْ وَاتَّبِعُوْا آثاَرَهُمْ فَإِنَّهُمْ كَانُوْا عَلَى اْلهُدَى اْلمُسْتَقِيْمِ (إعلام الموقعين 4/139)
"Barangsiapa yang mengikuti seseorang hendaklah ia mengikuti para sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam karena sesungguhnya hati mereka adalah sebaik-baik hati manusia. Ilmu mereka adalah sedalam-dalam ilmu manusia. Mereka paling sedikit bebannya (tidak mengadakan urusan-urusan yang memberatkan diri), paling lurus jalan (hidup)nya dan paling baik keadaan akhlaknya. Suatu kaum yang dipilih oleh Allah untuk menjadi sahabat Nabi-Nya dan menegakkan agama-Nya, maka ketahuilah keutamaan mereka dan ikutilah atsar-atsarnya (jejak langkahnya) karena sesungguhnya mereka berada di atas jalan yang lurus." (I'lamul Muwaqi'in 4/139)
Siapa yang tidak menempuh jalannya sahabat, dia berjalan di atas bid'ah yang sesat.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah juga berkata:
من ظن أنه يأخذ من الكتاب والسنة بدون أن يقتدي بالصحابة ويتبع غير سبيلهم، فهو من أهل البدع.
“Siapa yang menyangka bahwa dia cukup mengambil al-Qur’an dan as-Sunnah tanpa perlu meneladani para Shahabat dan dia mengikuti selain jalan yang mereka tempuh, maka dia termasuk ahli bid’ah.” (Mukhtashar al-Fatawa al-Mishriyyah, hlm. 556)
Betulkah Salafy Yang Paling Benar Dan Dijamin Masuk Surga?
Perkataan ini juga sering kita dengar, bahwa salafy merasa paling benar sendiri, merasa golongan yang selamat dan golongan yang ada jaminan masuk surga dan lain sebagainya.
Hal tersebut benar adanya. Salafy memang manhaj yang benar dan ada jaminan surga kalau memang betul-betul mengikuti cara berislamnya para sahabat radhiyallahu anhum dengan baik, kalau hanya pengakuan, ya tidak ada jaminan keselamatan dan tidak ada jaminan surga.
Berkata Syeikhul islam ibnu Taimiyyah rahimahullah :
لا عيب على من أظهر مذهب السلف وانتسب إليه واعتزى إليه بل يجب قبول ذلك منه بالإتفاق فإن مذهب السلف لا يكون ألا حقا
"Bukan suatu aib bagi seseorang untuk menampakkan madzhab salaf, menisbatkan diri dan bersandar kepadanya bahkan wajib menerimanya dengan menurut kesepakatan para ulama' karena sesungguhnya madzhab salafus shalih itu tiada lain hanyalah kebenaran." (Al-Fatawa, IV: 149).
Berkata Asy Syeikh Sholih Al Fauzan hafidzahullah:
منهج السلف علم نافع وعمل صالح وأخوة في دين الله وتعاون على البر والتقوى هذا منهج السلف الصالح الذي من تمسك به نجا من الفتن والشرور وانحاز إلى رضى الله سبحانه وتعالى (رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأَنْهَارُ)، كل يريد الجنات التي تجري تحتها الأنهار، كل لا يريد النار ولا يريد العذاب، لكن الكلام على اتخاذ الأسباب التي توصل إلى الجنة وتنجي من النار، ما فيه أسباب إلا التزام منهج السلف الصالح، قال الإمام مالك رحمه الله: (لا يصلح آخر هذه الأمة إلا ما أصلح أولها)
Manhaj salaf adalah ilmu yang bermanfaat amalan sholih. Ukhuwwah (persaudaraan) didalam agama Allah. Ta'awun diatas kebaikan dan ketakwaan. inilah manhaj salafus sholih yang barang siapa berpegang dengannya akan selamat dari fitnah, kejelekan, dan dia akan meraih keridhoan Allah Subahanahu Wa Ta'ala.
{رضي الله عنهم و رضوا عنه و أعد لهم جنات تجري تحتها الأنهار}
"Allah ridho atas mereka, dan mereka ridho kepada Allah, dan Allah sediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai" Semua menginginkan surga-surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, semua tidak menginginkan neraka, semua tidak menginginkan adzab, tetapi permasalahannya bagaimana mengambil sebab untuk bisa sampai kedalam jannah dan menyelamatkan dari neraka. Tidak ada sebab lain kecuali berpegang dengan manhaj salafush sholeh. http://www.alfawzan.af.org.sa/node/14381
Syaikh Abdul Aziz bin Baz ditanya tentang Firqah Najiyah (golongan yang selamat) beliau menjawab:
"هم السلفيون وكل من مشى على طريقة السلف الصالح"
“Mereka adalah Salafiyyun, dan seluruh orang yang berjalan di atas jalan As Salafush Shalih.” Majmu’ Rasail Li Islahil Fardi wal Mujtami’, hal.162).
Allah Ta'ala berfirman:
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. QS. At Taubah 100.
Apakah Salafy Maksum?
Tidak ada di dunia ini yang maksum. Tidak ada di alam semesta ini yang terhindar dari dosa dan kesalahan kecuali Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Namun salafy adalah pemikul sunnah, pemikul kebenaran dan sebaik-baik makhluk dalam segala hal.
Berkata Al Imam Rabi' Bin Hadiy Al Madkholi hafidzahullah:
"إن السلفيين ليسوا بالمعصومين ولكنهم هم أهل الحق وأهل السنة وهم خير الناس عقيدةً ومنهجاً وديناً وأخلاقاً وأدباً وعلماً". المجموع - (115
Sesungguhnya salafi itu bukanlah orang-orang yang maksum, akan tetapi mereka adalah para pemikul kebenaran dan pemikul sunnah. Mereka adalah manusia terbaik dalam akidah, manhaj, agama, akhlak, adab, dan ilmu. al-Majmu-10/115
Siapa Salafy?
Semua orang, semua golongan, semua jamaah dan siapa saja bisa mengklaim dirinya atau kelompoknya adalah salafy.
Boleh-boleh saja dan sah-sah saja menyatakan dirinya atau kelompoknya salafy, karena yang dilihat adalah amal nyatanya. Bukti dalam praktek kesehariannya, baik akidah, ibadah, akhlak, muamalah dan lain sebagainya. Betulkah dalam beragama mereka berpedoman pada al quran dan as sunnah dengan pemahaman salaf. Benarkah mengikuti dengan baik para sahabat radhiyallahu anhum, kalau tidak, ya hanya pengakuan saja, hanya lipstik penghias bibir belaka.
Berkata Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah :
"كل مَن كان على منهاج الصحابة والتابعين وتابعيهم بإحسان ؛ فهو سَلَفي ، وإنْ كان في عصرنا هذا" . نور على الدرب (٣٥/١)
"Setiap orang yang di atas (mengikuti) manhaj para sahabat dan para tabi'in dan mengikuti mereka dengan baik ; Maka dia adalah SALAFY , walaupun dia berada di zaman kita ini " Fatawa nurur a'la darb (1/35) .
Berkata Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah:
" فأهل السنة و الجماعة هم السلف معتقداً ، حتى المتأخر إلى يوم القيامة إذا كان على طريقة النبي صلى الله عليه و سلم و أصحابه فإنه سلفي "
“Ahlus sunnah wal jama’ah mereka adalah (kaum) salaf dalam aqidah sampai yang datang belakangan (setelah mereka) sampai hari kiamat, jika berada di atas jalannya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya maka ia adalah Salafiy.” (Syarah Al Aqidah Al Washithiyyah: 1/54).
Berkata Al-'Allamah Shaleh al-Fauzan hafizhahullah :
"السلفية طائفة على مذهب السلف، وعلى ما كان عليه الرسول صلى الله عليه وسلم وأصحابه.". الأجوبة المفيدة - س ١١١
As-Salafiyah adalah golongan yang berada di atas madzhab salaf dan apa yang Rasulullah shallallahu 'alaihi was salam dan para shahabatnya berada di atasnya. al-Ajwibah al-Mufidah - pertanyaan 111.
Berkata Asy syaih Ahmad bin Yahya An Najmy rohimahullohu Ta'ala :
والسلف هم أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم والتابعون لهم بإحسان من أهل القرون الثلاثة المفضلة فمن بعدهم . هذه هي السلفية ، والانتماء إليها معناه هو الانتماء إلى ما كان عليه أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم وإلى طريقة أهل الحديث ،
Dan As salaf mereka adalah para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik baik dari tiga kurun yang utama maupun yang setelahnya, maka ini adalah salafiyah. Adapun menyandarkan diri kepada mereka maknanya adalah menyandarkan diri kepada apa-apa yang ada padanya para sahabat Rosulullohi shalollohu 'alaihi wasalam dan kepada jalannya ahlul hadits.
Al Fataawaa al jaliyah.
Bolehkah Kita Mengatakan Saya Salafy?
Menyatakan diri saya salafy, itu tidak masalah. Sama halnya dengan mengatakan saya muslim, walaupun keislamannya tidak sesuai dengan islam itu sendiri. Banyak ajaran islam yang belum dia amalkan. Masih banyak praktek bid'ah dia kerjakan. Masih banyak perkara haram yang dia langgar.
Begitu pula orang yang mengatakan saya salafy, mungkin praktek amal nyata dilapangan jauh dari amalnya para salaf. Yang tidak boleh adalah untuk pensucian diri, merasa diri suci dan terlepas dari kesalahan. Penyematan kata salaf adalah memberikan dorongan dan motivasi agar benar-benar mengikuti salaf dengan baik.
Allah Ta'ala berfirman:
فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ ۖ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَىٰ
Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa. QS. An Najm 32.
Syaikh ‘Allamah bin Baz rahimahullah pernah ditanya:
" ما تقول فيمن تسمى بالسلفيِّ و الأثريِّ هَل هِيَ تزكية "
“Apa pendapat anda tentang orang yang menamakan dirinya dengan Salafiy dan Atsariy, apakah hal tersebut merupakan Tazkiyah?”
Beliau menjawab:
" إذا كان صادقاً أنه أثري أو أنه سلفي لا بأس، مثل ما كان السلف يقول: فلان سلفي، فلان أثري، تزكية لا بد منها، تزكية واجبة "
“Apabila benar ia adalah Atsariy atau Salafiy maka tidak mengapa, seperti dulu kaum salaf berkata: ‘Fulan seorang salafi atau fulan seorang atsari, ini sebuah tazkiyah yang harus, merupakan tazkiyah yang Wajib.” Al Arba’una Haditsan An Nabawiyah Fi Minhajid Da’watis Salafiyah: 23).
Berkata Al ‘Allamah As Syaikh Shalih Fauzan hafidzahullah:
"التسمِّي بالسلفية إذا كان حقيقة : فلا بأس به ، أما إذا كان دعوى : فلا يجوز له أن يتسمَّى بالسلفية وهو على غير منهج السلف"
“Menamakan diri dengan Salafiyah apabila benar maka tidak mengapa, adapun apabila hanya sekedar klaim, maka tidak boleh baginya menamakan dirinya dengan Salafiyah padahal ia tidak berada di atas manhaj Salaf.” (Al Ajwibah Al Mufidah ‘Alal As’ilatil Manahijil Jadidah :13).
Mengapa Harus Mengatakan Salafy, Apa Tidak Cukup Dengan Mengatakan Saya Muslim Mengikuti AlQuran dan AsSunnah
Mengatakan saya muslim, dizaman Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya itu sudah cukup. Karena di zaman itu hanya ada orang kafir dan munafik. Namun ketika banyaknya bermunculan kelompok-kelompok sesat, tumbuh suburnya jamaah menyimpang yang mengatas namakan islam, maka para pendahulu kita memunculkan nama salafy ahlussunnah waljamaah untuk membedakan dengan aliran-aliran dan kelompok-kelompok sesat yang ada.
Syeikh Muhammad Nashiruddin Al Albani ditanya: Mengapa label Salafiyyah? Apakah ini dakwah partisan atau doktrinal? Atau
sebuah sekte baru dalam Islam?
Beliau rahimahullah menjawab:
الجواب . قال : إن كلمة السلف معروفة في لغة العرب وفي لغة الشرع ؛ وما يهمنا هنا هو بحثها من الناحية الشرعية :
فقد صح عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال في مرض موته للسيدة فاطمة رضي الله عنها : "فاتقي الله واصبري ، ونعم السلف أنا لك " .
ويكثر استعمال العلماء لكلمة السلف ، وهذا أكثر من أن يعد ويحصى ، وحسبنا مثالاً واحداً وهو ما يحتجون به في محاربة البدع :
وكل خير في اتباع من سلف وكل شر في ابتداع من خلف
ولكن هناك من مدعي العلم من ينكر هذه النسبة زاعماً أن لا أصل لها! فيقول : (لايجوز للمسلم أن يقول : أنا سلفي ) وكأنه يقول : (لا يجوز أن يقول مسلم : أنا متبع للسلف الصالح فيما كانوا عليه من عقيدة وعبادة وسلوك) .
لا شك أن مثل هذا الإنكار ـ لو كان يعنيه ـ يلزم منه التبرؤ من الإسلام الصحيح الذي كان عليه سلفنا الصالح ، وعلى رأسهم النبي صلى الله عليه وسلم كما يشير الحديث المتواتر الذي في الصحيحين وغيرهما عنه صلى الله عليه وسلم : "خير الناس قرني ، ثم الذين يلونهم ، ثم الذين يلونهم " .
فلا يجوز لمسلم أن يتبرأ من الانتساب إلى السلف الصالح ، بينما لو تبرأ من أية نسبة أخرى لم يمكن لأحد من أهل العلم أن ينسبه إلى كفر أو فسوق .
والذي ينكر هذه التسمية نفسه ، ترى ألا ينتسب إلى مذهب من المذاهب ؟! سواء أكان هذا المذهب متعلقاً بالعقيدة أو بالفقه ؟
فهو إما أن يكون أشعرياً أو ماتريدياً ، وإما أن يكون من أهل الحديث أو حنفياً أو شافعياً أو مالكياً أو حنبلياً ؛ مما يدخل في مسمى أهل السنة والجماعة ، مع أن الذي ينتسب إلى المذهب الأشعري أو المذاهب الأربعة ، فهو ينتسب إلى أشخاص غير معصومين بلا شك ، وإن كان منهم العلماء الذين يصيبون ، فليت شعري هلا أنكر مثل هذه الانتسابات إلى الأفراد غير المعصومين ؟
وأما الذي ينتسب إلى السلف الصالح ، فإنه ينتسب إلى العصمة ـ على وجه العموم ـ وقد ذكر النبي صلى الله عليه وسلم من علامات الفرقة الناجية أنها تتمسك بما كان عليه رسول الله صلى الله عليه وسلم وما كان عليه أصحابه .
فمن تمسك به كان يقيناً على هدى من ربه . . . ولا شك أن التسمية الواضحة الجلية المميزة البينة هي أن نقول : أنا مسلم على الكتاب والسنة وعلى منهج سلفنا الصالح ، وهي أن تقول باختصار : (أنا سلفي) " .[مجلة الأصالة العدد التاسع ص 86 ـ90 ] (التحفة المهدية ص 34) .:
Sesungguhnya kata “as salaf” telah dikenal didalam bahasa arab dan juga didalam
bahasa istilah syariat. Adapun pembahasan kita sekarang adalah dari sisi syariat.
Maka telah shahih dari nabi shallallahu 'alaihi wasalam bahwa beliau berkata ketika sakit sebelum meninggal kepada sayidah fathimah radhiyallahu 'anha :”bertaqwalah engkau kepada Allah dan bersabarlah, dan sesungguhnya sebaik-baik salaf (pendahulu) bagi engkau adalah aku.”
Dan sangat banyak dari para ulama yang menggunakan kata assalaf, dan tidak mampu untuk dihitung banyaknya, dan cukup satu contoh disini yang mana para ulama biasa menyebutkannya untuk menghadapi kebid’ahan: Dan setiap kebaikan dengan mengikuti salaf. Dan setiap kejelekan dari kebid’ahan orang belakangan.
Maka tidak boleh untuk seorang muslim menolak untuk dikatakan sebagai pengikut salafus sholeh….
Adapun orang yang menyandarkan diri kepada salafus sholeh, maka sesungguhnya dia menyandarkan dirinya kepada sesuatu yang tidak akan salah (ma’shum) –secara umum-. Dan Nabi shalollohu 'alaihi wasalam telah menyebutkan diantara tanda-tanda kelompok yang selamat (firqoh an najiyah) adalah berpegangnya dia dengan apa-apa yang ada padanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam dan para sahabatnya. Barang siapa yang berpegang dengannya maka sudah pasti akan diatas petunjuk dari
Rabbnya (Alloh Ta’ala).
Dan dia adalah penyandaran yang menjadi mulia orang yang mau bersandar dengannya, dan akan mudah bagi dia untuk menempuh jalannya kelompok yang selamat, dan tidaklah yang demikian ini didapatkan oleh orang-orang yang bersandar kepada yang lainnya.
Karena (kelompok-kelompok yang bersandar kepada selain salafus sholeh) tidak akan lepas dari dua perkara, yang pertama : mungkin bersandar kepada seseorang yang bukan ma’shum (terlindungi dari kesalahan), atau mungkin bersandar kepada orang-orang yang mengikuti metode/manhaj orang yang tidak ma’shum.
Dan hendaknya untuk menisbahkan (menyandarkan diri) kepada sesuatu yang membedakan dengan yang lain di zaman ini, maka tidaklah cukup untuk mengatakan “saya muslim” saja, atau “madzhabku islam”. Setiap kelompok mengatakan yang demikian juga, seperti rofidhoh, ibadhiyah, qodiyaniy, dan selainnya dari kelompok-kelompok. Maka apa yang bisa membedakan engkau dengan mereka?
Kalau sekiranya engkau mengatakan “saya muslim diatas kitab dan sunnah”, maka yang demikian tidak cukup juga, karena kelompok-kelompok seperti asyaa’iroh, maturidiyah dan hizbiyin/ golongan-golongan, mereka semua mengaku juga sebagai pengikut dua landasan yang asli ini juga.
Dan tidak ada keraguan bahwa penamaan yang jelas yang mampu membedakan dengan gamblang adalah dengan kita mengatakan : “saya muslim berpedoman dengan kitab dan sunnah diatas manhaj/metode salaf kami yang sholeh”, yang mana cukup untuk kita mengatakan dengan ringkas :” saya salafy”. (Majalah al-asholah 86-90).
Asy-Syaikh Muhammad bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah ditanya:
هذا يقول نُشهِد اللهَ على حبِّكم – أقول: أحبَّك الله الذي أحببتنا فيه -يقول: هل إذا قال الإنسان أنا سلفي يُعتبر هذا زكَّى نفسه؟
Penanya mengatakan bahwa Allah menjadi saksi bahwa kami mencintai anda wahai Syaikh ; maka aku katakan : Semoga Allah mencintai anda sebagaimana anda mencintai kami karena-Nya.
Jika seseorang mengatakan: Saya adalah seorang salafy ; apakah hal itu dikategorikan sebagai tazkiyah terhadap dirinya sendiri?
Beliau hafidzahullah menjawab:
وإنما هو إخبار عن نفسه بأنه على عقيدة السَّلف والحمد لله قد أفتاهُ في هذا من هو أعلم منَّا وخيرٌ منَّا وأفضلُ منَّا وأتقى لله فيما نحسبه عند الله منَّا ألا وهو شيخُ الإسلام ابن تيمية – رحمه الله – حيثُ قال :
“لا عيبَ على من أظهر مذهب السلف وانتسبَ إليه أو اعتزى إليهِ بل يجبُ قبولُ ذلك منه بالاتفاق، فإنَّ مذهب السلف لا يكون إلا حقًّا”
وإنما يريد بهذا الإخبار أنّه على العقيدة الصحيحة التي هي ليست بعقائد أهل الكلام ولا عقائد أهل الزيغ والبِدَع.
Yang demikian tidaklah dinamakan tazkiyah kepada dirinya, itu adalah sebuah pengabaran bahwa dirinya berada di atas aqidah salaf.
Alhamdulillah permasalahan ini telah difatwakan oleh seorang yang lebih berilmu dan lebih utama serta lebih bertakwa kepada Allah yang kita ketahui yaitu Syaikhul Islam Ibnu Taymiyah Rahimahullah, ketika beliau mengatakan:
“Tidak ada celaan bagi orang yang menampakkan madzhab salaf, menisbahkan diri kepadanya ataupun berafiliasi kepada madzhab (salaf). Yang demikian karena tidaklah madzhab yang dipegang oleh para salaf melainkan adalah kebenaran.
Sebenarnya hal itu adalah penjelasan tentang dirinya bahwa ia berada di atas akidah yang benar dan akidah itu bukanlah akidah ahli kalam, bukanpula akidah orang-orang yang sesat dan menyimpang”. http://ar.miraath.net/fatwah/4701.
Yang Mencela dan Memusuhi Salaf Adalah Ahlul Bid'ah Dan Kelompok Menyimpang.
Setiap pembawa panji kebenaran, pasti memilki musuh yang sangat membenci dan memusuhi. Begitu pula salafy, kelompok-kelompok menyimpang dari kalangan ahlul bid'ah, ahlul hawa, ahlul syirik dan lain-lain sangat memusuhi dan membencinya. Karena hanya dengan manhaj salaf, terungkap dan tersingkap kesesatan-kesesatan dan penyimpangan kelompok-kelompok tersebut.
Sehingga para tokoh jamaah menyimpang tersebut berusaha keras untuk memperingatkan jamaahnya, agar hati-hati dengan manhaj salaf dan orang salaf, jangan sekali-sekali mendengar dan mengikuti kajian salaf..
Kenapa mereka berbuat demikian, karena mereka takut kalau jamaahnya berbondong-bondong pada keluar, pada murtad dari jamaahnya, ini nyata dan sudah terbukti, betapa banyaknya yang sekarang aktif mengaji salaf atau yang sudah menjadi ustadz salaf adalah mantan-mantan jamaah-jamaah tersebut.
Berkata asy Syaikh Shalih bin Fauzan al Fauzan hafidzahullah :
"من علامة الفرقة المنحرفة : أنها تبغض السلف وتبغض منهج السلف وتحذر منه.". الأجوبة المفيدة ١٣٦
Diantara ciri kelompok yang menyimpang, bahwasanya mereka: Membenci salaf,membenci manhaj salaf dan memperingatkan darinya. al Ajwibah al Mufidah (136)
Berkata Imam Muslim rahimahullah:
“دعوا حديث عمرو بن ثايت فإنه كان يسبّ السلف”
“Tinggalkanlah haditsnya ‘Amr bin Tsabit karena ia mencela SALAF” (Muqoddimah Shahih Muslim Hal 16).
Bersyukurlah bagi orang yang sekarang menempuh manhaj salaf dan terus berdoa untuk tetap ditetapkan dalam islam yang berpegang teguh dengan al quran dan as sunnah dengan pemahaman salaf, karena tidak sedikit yang tadinya salafy menjadi hizby, yang tadinya salafy menjadi haroky, yang tadinya salafy menjadi shufy dan yang tadinya salafy menjadi mubtady.
Siapa Salafy Sejati?
Salafy sejati adalah yang mengikuti dan menteladani cara beragamanya sahabat dengan totalitas, tidak sebagian-sebagian. Bukan yang mengikuti sebagian yang disukai dan mencampakkan sebagian yang tidak disukai.
Berkata syaikh Muhammad Bin Umar Bazmul hafidzahullah :
المنهج السلفي يستوجب ويستلزم اتباع ما كان عليه الصحابة -رضوان الله عليهم– والاقتداء بهم أي تجعلهم قدوة لك ومرجعا لك في أمور دينك وفي منهجك وفي كل ذلك، لا أن تتبعهم فيما تُحب ويوافق هواك وتخالفهم فيما لا يوافق هواك، ↫بيّن البربهاري -رحمه الله تعالى- وهذا ما عليه أهل العلم:"أن السلفي والسني لا يسمى بذلك حتى تجتمع فيه خصال السنة"، أما أن يأتي في باب يوافق فيه المنهج السلفي، ويخالفهم في باب أو أبواب أخرى، فهذا ليس بسلفي فلو مثلا وافق السلفيين في الرد على بعض أهل البدع فإنه بهذا لا يعني أنه سلفي حتى ننظر في بقية الأبواب، هل هو يسير على منهج السلف في ذلك أم لا؟ فكم من شخصٍ متصدر في الدعوة إلى الله -عز وجل- ينتسب إلى المنهج السلفي بل ويقول أنا سلفي، لكن تأتي وتنظر إلى حاله فتجد أنه في وادٍ والسلفية في واد.
Manhaj salaf mengharuskan seseorang yang menisbahkan diri kepadanya untuk mengikuti apa yang dipegangi oleh para shahabat dan meneladani mereka yakni engkau menjadikan mereka sebagai teladan dan rujukan bagimu pada perkara-perkara agamamu, manhajmu dan pada semua itu, bukan dengan mengikuti mereka pada apa yang engkau sukai dan sesuai dengan hawa nafsumu dan engkau meyelisihi mereka pada perkara-perkara yang tidak sesuai degan hawa nafsumu.
Al Barbahary menjelaskan bahwa seorang salafy dan sunny tidaklahlah disebut dengan sebutan tersebut sampai terkumpul padanya prinsip-prinsip sunnah dan ini adalah kaedah yang dipegangi oleh para ulama.
Adapun seseorang yang menyepakati manhaj salaf pada satu bab dan menyelisihi mereka pada bab atau bab-bab yang lain maka ia bukan salafy.
Misalnya apabila ia menyepakati Salafiyyin pada bab bantahan terhadap sebagian ahlul bida'h maka ini tidak menunjukkan ia seorang salafy hingga kita melihat sikapnya pada bab-bab yang lain, apakah ia berjalan di atas manhaj salaf dalam bab-bab tersebut ataukah tidak ?
Maka betapa banyak seseorang yang tampil dalam dakwah kepada Allah Azza Wa Jalla atau menisbatkan dirinya kepada manhaj salaf bahkan ia mengatakan "saya salafy" namun tatkala engkau melihat keadaannya maka engkau dapati ia berada di suatu lembah dan dakwah salafiyyah berada di lembah yang lain. http://miraath.net/articles.php?cat=11&id=1475
Semoga bermanfaat.
Abu Fadhel Aljatiwangi
Kata-kata itu benar adanya. Memang kebenaran itu dari Allah Ta'ala dan hanya Allah yang tahu kebenaran. Untuk itulah Allah Ta'ala turunkan wahyuNya dan mengutus para Nabi untuk menerangkan dan menjelaskan tentang kebenaran itu. Untuk menyampaikan mana yang haq dan mana yang batil. Mana yang halal dan mana yang haram. Mana jalan ke surga mana jalan ke neraka.
Apa itu kebenaran?
Kebenaran itu berdasarkan dalil alquran dan as sunnah dengan pemahaman yang benar, pemahaman para salaf, pemahaman tiga generasi terbaik dalam islam, pemahaman sahabat, tabiin, tabiut tabiin.
Berkata Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin -rahimahullah :
الحق ما قام عليه الدليل و ليس الحق فيما عمله الناس
Kebenaran itu berdasarkan dalil dan bukanlah kebenaran itu berdasarkan apa yang dilakukan manusia. (Majmu al-Fatawa 7/367)
Berkata Al-'Allamah Shaleh al-Fauzan hafizhahullah :
الحق هو ما وافق الكتاب والسنة بفهم السلف". الأجوبة المفيدة - س113
Kebenaran itu adalah apa-apa yang mencocoki al-Qur'an dan as Sunnah sesuai dengan pemahaman salaf. Al-Ajwibah al-Mufidah -pertanyaan ke 113.
Kaum muslimin agar berada di jalan kebenaran, di jalan yang lurus, jalan yang terang benderang, jalan yang menyampaikannya ke surga adalah berpegang teguh dengan wahyu Allah Ta'ala berupa alquran dan sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang shahih.
Dengan berpegang teguh kepada keduanya, tidak akan sesat selama-lamanya.
Dari Anas Bin Malik radhiyallahu anhu, dia berkata, bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ (رواه الموطأ مالك).
Aku tinggalkan dua perkara, kalian tidak akan sesat selama-lamanya selama kalian berpegang teguh dengan keduanya, yakni kitab Allah (alquran) dan sunnah NabiNya (al hadits). (HR. Imam Malik - Al Muwaththo).
Berkata As Syaikh Rabie hafidzahullah :
"دليلنا هو القرآن والسنة فمن فقدهما في أي ميدان من الميادين ضل" مرحباً يا طالب العلم ٢٤٥
"Dalil kami adalah Al Qur'an dan Sunnah, maka barangsiapa yang mengilangkan keduanya di salah satu bidang dari semua bidang (agama) maka dia sesat " ( kitab marhaban yaa thalibin ilmi: halaman 245).
Lantas siapa yang paling paham kebenaran dan yang paling pertama kali mengamalkan kebenaran, ketika kebenaran ini pertama kali disampaikan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam? Tentu jawabannya adalah para sahabat.
Dengan dasar inilah, kita dalam berislam dan beramal ibadah mengikuti bagaimana mereka dalam berislam dan beramal ibadah. Kalau kita mengikuti mereka dengan baik, maka ridha Allah dan surganya Allah pasti didapatkan.
Allah Ta'ala berfirman :
{وَالسَّابِقُونَ الأوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ.
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dari Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik Allah rida kepada mereka dan menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya mereka kekal di dalammnya selama-lamanya, itulah kemenangan yang besar. (QS. At Taubah : 100).
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah:
Allah Ta'ala menceritakan tentang rida-Nya kepada orang-orang yang terdahulu masuk Islam dari kalangan kaum Muhajirin, Ansar, dan orang-orang yang mengikuti jejak mereka dengan baik. Allah rida kepada mereka, untuk itu Dia menyediakan bagi mereka surga-surga yang penuh dengan kenikmatan dan kenikmatan yang kekal lagi abadi. (Tafsir Ibnu Katsir).
Berpegang teguh dengan alquran dan as sunnah dengan pemahaman salaf, memang banyak ditentang orang banyak. Begitulah kebenaran, setiap zaman pasti ada penentangnya.
Berkata Asy-Sya'bi rahimahullah :
عَلَيْكَ بِآثَارِ السَّلَفِ وَإِنْ رَفَضَكَ النَّاسُ وَإِيَّاكَ وَآرَاءَ الرِّجَالِ وَإِنْ زَخْرَفُوْهَا لَكَ بِالْقَوْرِ (إعلام الموقعين 1/152)
"Berpeganglah kepada peninggalan para salaf walaupun karenanya kamu ditolak oleh orang banyak, jauhilah pendapat para tokoh, walaupun mereka menghiasi perkataan mereka." (I'lamul Muwaqi'in, Ibnu Qoyim Al-Jauziyah 1/152).
Mengikuti para sahabat dengan baik, itulah jamaah, itulah golongan yang selamat. Karena sahabat merupakan orang-orang yang terbaik setelah Nabi shallallahu alaihi wa sallam.
Berkata Imam asy-Syathbi rahimahullah :
إِنَّ الْجَمَاعَةَ مَا كَانَ عَلَيْهِ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم وَأَصْحَابُهُ وَالتَّابِعُوْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ
"Sesungguhnya jama'ah adalah apa yang (ditempuh) oleh Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam para sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik." (Kitab Ushulil Iman, Beberapa ulama, halm. 276)
Berkata Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu anhu :
مَنْ كَانَ مَُأَسِّيًا فَلْيَتَأَسَّ بِأَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ n فَإِنَّهُمْ أَبَرُّ قُلُوْبًا وَأَعْمَقُهَا عِلْمًا وَأَقَلُّهَا تَكَلُّفًا وَأَقْوَمُهَا هَدْيًا وَأَحْسَنُهَا حَالاً، قَوْمٌ اِخْتَارَهُمُ الله ُلِصُحْبَةِ نَبِيِّهِ وَإِقَامَةِ دِيْنِهِ، فَاعْرِفُوْا لَهُمْ فَضْلَهُمْ وَاتَّبِعُوْا آثاَرَهُمْ فَإِنَّهُمْ كَانُوْا عَلَى اْلهُدَى اْلمُسْتَقِيْمِ (إعلام الموقعين 4/139)
"Barangsiapa yang mengikuti seseorang hendaklah ia mengikuti para sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam karena sesungguhnya hati mereka adalah sebaik-baik hati manusia. Ilmu mereka adalah sedalam-dalam ilmu manusia. Mereka paling sedikit bebannya (tidak mengadakan urusan-urusan yang memberatkan diri), paling lurus jalan (hidup)nya dan paling baik keadaan akhlaknya. Suatu kaum yang dipilih oleh Allah untuk menjadi sahabat Nabi-Nya dan menegakkan agama-Nya, maka ketahuilah keutamaan mereka dan ikutilah atsar-atsarnya (jejak langkahnya) karena sesungguhnya mereka berada di atas jalan yang lurus." (I'lamul Muwaqi'in 4/139)
Siapa yang tidak menempuh jalannya sahabat, dia berjalan di atas bid'ah yang sesat.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah juga berkata:
من ظن أنه يأخذ من الكتاب والسنة بدون أن يقتدي بالصحابة ويتبع غير سبيلهم، فهو من أهل البدع.
“Siapa yang menyangka bahwa dia cukup mengambil al-Qur’an dan as-Sunnah tanpa perlu meneladani para Shahabat dan dia mengikuti selain jalan yang mereka tempuh, maka dia termasuk ahli bid’ah.” (Mukhtashar al-Fatawa al-Mishriyyah, hlm. 556)
Betulkah Salafy Yang Paling Benar Dan Dijamin Masuk Surga?
Perkataan ini juga sering kita dengar, bahwa salafy merasa paling benar sendiri, merasa golongan yang selamat dan golongan yang ada jaminan masuk surga dan lain sebagainya.
Hal tersebut benar adanya. Salafy memang manhaj yang benar dan ada jaminan surga kalau memang betul-betul mengikuti cara berislamnya para sahabat radhiyallahu anhum dengan baik, kalau hanya pengakuan, ya tidak ada jaminan keselamatan dan tidak ada jaminan surga.
Berkata Syeikhul islam ibnu Taimiyyah rahimahullah :
لا عيب على من أظهر مذهب السلف وانتسب إليه واعتزى إليه بل يجب قبول ذلك منه بالإتفاق فإن مذهب السلف لا يكون ألا حقا
"Bukan suatu aib bagi seseorang untuk menampakkan madzhab salaf, menisbatkan diri dan bersandar kepadanya bahkan wajib menerimanya dengan menurut kesepakatan para ulama' karena sesungguhnya madzhab salafus shalih itu tiada lain hanyalah kebenaran." (Al-Fatawa, IV: 149).
Berkata Asy Syeikh Sholih Al Fauzan hafidzahullah:
منهج السلف علم نافع وعمل صالح وأخوة في دين الله وتعاون على البر والتقوى هذا منهج السلف الصالح الذي من تمسك به نجا من الفتن والشرور وانحاز إلى رضى الله سبحانه وتعالى (رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأَنْهَارُ)، كل يريد الجنات التي تجري تحتها الأنهار، كل لا يريد النار ولا يريد العذاب، لكن الكلام على اتخاذ الأسباب التي توصل إلى الجنة وتنجي من النار، ما فيه أسباب إلا التزام منهج السلف الصالح، قال الإمام مالك رحمه الله: (لا يصلح آخر هذه الأمة إلا ما أصلح أولها)
Manhaj salaf adalah ilmu yang bermanfaat amalan sholih. Ukhuwwah (persaudaraan) didalam agama Allah. Ta'awun diatas kebaikan dan ketakwaan. inilah manhaj salafus sholih yang barang siapa berpegang dengannya akan selamat dari fitnah, kejelekan, dan dia akan meraih keridhoan Allah Subahanahu Wa Ta'ala.
{رضي الله عنهم و رضوا عنه و أعد لهم جنات تجري تحتها الأنهار}
"Allah ridho atas mereka, dan mereka ridho kepada Allah, dan Allah sediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai" Semua menginginkan surga-surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, semua tidak menginginkan neraka, semua tidak menginginkan adzab, tetapi permasalahannya bagaimana mengambil sebab untuk bisa sampai kedalam jannah dan menyelamatkan dari neraka. Tidak ada sebab lain kecuali berpegang dengan manhaj salafush sholeh. http://www.alfawzan.af.org.sa/node/14381
Syaikh Abdul Aziz bin Baz ditanya tentang Firqah Najiyah (golongan yang selamat) beliau menjawab:
"هم السلفيون وكل من مشى على طريقة السلف الصالح"
“Mereka adalah Salafiyyun, dan seluruh orang yang berjalan di atas jalan As Salafush Shalih.” Majmu’ Rasail Li Islahil Fardi wal Mujtami’, hal.162).
Allah Ta'ala berfirman:
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. QS. At Taubah 100.
Apakah Salafy Maksum?
Tidak ada di dunia ini yang maksum. Tidak ada di alam semesta ini yang terhindar dari dosa dan kesalahan kecuali Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Namun salafy adalah pemikul sunnah, pemikul kebenaran dan sebaik-baik makhluk dalam segala hal.
Berkata Al Imam Rabi' Bin Hadiy Al Madkholi hafidzahullah:
"إن السلفيين ليسوا بالمعصومين ولكنهم هم أهل الحق وأهل السنة وهم خير الناس عقيدةً ومنهجاً وديناً وأخلاقاً وأدباً وعلماً". المجموع - (115
Sesungguhnya salafi itu bukanlah orang-orang yang maksum, akan tetapi mereka adalah para pemikul kebenaran dan pemikul sunnah. Mereka adalah manusia terbaik dalam akidah, manhaj, agama, akhlak, adab, dan ilmu. al-Majmu-10/115
Siapa Salafy?
Semua orang, semua golongan, semua jamaah dan siapa saja bisa mengklaim dirinya atau kelompoknya adalah salafy.
Boleh-boleh saja dan sah-sah saja menyatakan dirinya atau kelompoknya salafy, karena yang dilihat adalah amal nyatanya. Bukti dalam praktek kesehariannya, baik akidah, ibadah, akhlak, muamalah dan lain sebagainya. Betulkah dalam beragama mereka berpedoman pada al quran dan as sunnah dengan pemahaman salaf. Benarkah mengikuti dengan baik para sahabat radhiyallahu anhum, kalau tidak, ya hanya pengakuan saja, hanya lipstik penghias bibir belaka.
Berkata Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah :
"كل مَن كان على منهاج الصحابة والتابعين وتابعيهم بإحسان ؛ فهو سَلَفي ، وإنْ كان في عصرنا هذا" . نور على الدرب (٣٥/١)
"Setiap orang yang di atas (mengikuti) manhaj para sahabat dan para tabi'in dan mengikuti mereka dengan baik ; Maka dia adalah SALAFY , walaupun dia berada di zaman kita ini " Fatawa nurur a'la darb (1/35) .
Berkata Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah:
" فأهل السنة و الجماعة هم السلف معتقداً ، حتى المتأخر إلى يوم القيامة إذا كان على طريقة النبي صلى الله عليه و سلم و أصحابه فإنه سلفي "
“Ahlus sunnah wal jama’ah mereka adalah (kaum) salaf dalam aqidah sampai yang datang belakangan (setelah mereka) sampai hari kiamat, jika berada di atas jalannya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya maka ia adalah Salafiy.” (Syarah Al Aqidah Al Washithiyyah: 1/54).
Berkata Al-'Allamah Shaleh al-Fauzan hafizhahullah :
"السلفية طائفة على مذهب السلف، وعلى ما كان عليه الرسول صلى الله عليه وسلم وأصحابه.". الأجوبة المفيدة - س ١١١
As-Salafiyah adalah golongan yang berada di atas madzhab salaf dan apa yang Rasulullah shallallahu 'alaihi was salam dan para shahabatnya berada di atasnya. al-Ajwibah al-Mufidah - pertanyaan 111.
Berkata Asy syaih Ahmad bin Yahya An Najmy rohimahullohu Ta'ala :
والسلف هم أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم والتابعون لهم بإحسان من أهل القرون الثلاثة المفضلة فمن بعدهم . هذه هي السلفية ، والانتماء إليها معناه هو الانتماء إلى ما كان عليه أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم وإلى طريقة أهل الحديث ،
Dan As salaf mereka adalah para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik baik dari tiga kurun yang utama maupun yang setelahnya, maka ini adalah salafiyah. Adapun menyandarkan diri kepada mereka maknanya adalah menyandarkan diri kepada apa-apa yang ada padanya para sahabat Rosulullohi shalollohu 'alaihi wasalam dan kepada jalannya ahlul hadits.
Al Fataawaa al jaliyah.
Bolehkah Kita Mengatakan Saya Salafy?
Menyatakan diri saya salafy, itu tidak masalah. Sama halnya dengan mengatakan saya muslim, walaupun keislamannya tidak sesuai dengan islam itu sendiri. Banyak ajaran islam yang belum dia amalkan. Masih banyak praktek bid'ah dia kerjakan. Masih banyak perkara haram yang dia langgar.
Begitu pula orang yang mengatakan saya salafy, mungkin praktek amal nyata dilapangan jauh dari amalnya para salaf. Yang tidak boleh adalah untuk pensucian diri, merasa diri suci dan terlepas dari kesalahan. Penyematan kata salaf adalah memberikan dorongan dan motivasi agar benar-benar mengikuti salaf dengan baik.
Allah Ta'ala berfirman:
فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ ۖ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَىٰ
Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa. QS. An Najm 32.
Syaikh ‘Allamah bin Baz rahimahullah pernah ditanya:
" ما تقول فيمن تسمى بالسلفيِّ و الأثريِّ هَل هِيَ تزكية "
“Apa pendapat anda tentang orang yang menamakan dirinya dengan Salafiy dan Atsariy, apakah hal tersebut merupakan Tazkiyah?”
Beliau menjawab:
" إذا كان صادقاً أنه أثري أو أنه سلفي لا بأس، مثل ما كان السلف يقول: فلان سلفي، فلان أثري، تزكية لا بد منها، تزكية واجبة "
“Apabila benar ia adalah Atsariy atau Salafiy maka tidak mengapa, seperti dulu kaum salaf berkata: ‘Fulan seorang salafi atau fulan seorang atsari, ini sebuah tazkiyah yang harus, merupakan tazkiyah yang Wajib.” Al Arba’una Haditsan An Nabawiyah Fi Minhajid Da’watis Salafiyah: 23).
Berkata Al ‘Allamah As Syaikh Shalih Fauzan hafidzahullah:
"التسمِّي بالسلفية إذا كان حقيقة : فلا بأس به ، أما إذا كان دعوى : فلا يجوز له أن يتسمَّى بالسلفية وهو على غير منهج السلف"
“Menamakan diri dengan Salafiyah apabila benar maka tidak mengapa, adapun apabila hanya sekedar klaim, maka tidak boleh baginya menamakan dirinya dengan Salafiyah padahal ia tidak berada di atas manhaj Salaf.” (Al Ajwibah Al Mufidah ‘Alal As’ilatil Manahijil Jadidah :13).
Mengapa Harus Mengatakan Salafy, Apa Tidak Cukup Dengan Mengatakan Saya Muslim Mengikuti AlQuran dan AsSunnah
Mengatakan saya muslim, dizaman Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya itu sudah cukup. Karena di zaman itu hanya ada orang kafir dan munafik. Namun ketika banyaknya bermunculan kelompok-kelompok sesat, tumbuh suburnya jamaah menyimpang yang mengatas namakan islam, maka para pendahulu kita memunculkan nama salafy ahlussunnah waljamaah untuk membedakan dengan aliran-aliran dan kelompok-kelompok sesat yang ada.
Syeikh Muhammad Nashiruddin Al Albani ditanya: Mengapa label Salafiyyah? Apakah ini dakwah partisan atau doktrinal? Atau
sebuah sekte baru dalam Islam?
Beliau rahimahullah menjawab:
الجواب . قال : إن كلمة السلف معروفة في لغة العرب وفي لغة الشرع ؛ وما يهمنا هنا هو بحثها من الناحية الشرعية :
فقد صح عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال في مرض موته للسيدة فاطمة رضي الله عنها : "فاتقي الله واصبري ، ونعم السلف أنا لك " .
ويكثر استعمال العلماء لكلمة السلف ، وهذا أكثر من أن يعد ويحصى ، وحسبنا مثالاً واحداً وهو ما يحتجون به في محاربة البدع :
وكل خير في اتباع من سلف وكل شر في ابتداع من خلف
ولكن هناك من مدعي العلم من ينكر هذه النسبة زاعماً أن لا أصل لها! فيقول : (لايجوز للمسلم أن يقول : أنا سلفي ) وكأنه يقول : (لا يجوز أن يقول مسلم : أنا متبع للسلف الصالح فيما كانوا عليه من عقيدة وعبادة وسلوك) .
لا شك أن مثل هذا الإنكار ـ لو كان يعنيه ـ يلزم منه التبرؤ من الإسلام الصحيح الذي كان عليه سلفنا الصالح ، وعلى رأسهم النبي صلى الله عليه وسلم كما يشير الحديث المتواتر الذي في الصحيحين وغيرهما عنه صلى الله عليه وسلم : "خير الناس قرني ، ثم الذين يلونهم ، ثم الذين يلونهم " .
فلا يجوز لمسلم أن يتبرأ من الانتساب إلى السلف الصالح ، بينما لو تبرأ من أية نسبة أخرى لم يمكن لأحد من أهل العلم أن ينسبه إلى كفر أو فسوق .
والذي ينكر هذه التسمية نفسه ، ترى ألا ينتسب إلى مذهب من المذاهب ؟! سواء أكان هذا المذهب متعلقاً بالعقيدة أو بالفقه ؟
فهو إما أن يكون أشعرياً أو ماتريدياً ، وإما أن يكون من أهل الحديث أو حنفياً أو شافعياً أو مالكياً أو حنبلياً ؛ مما يدخل في مسمى أهل السنة والجماعة ، مع أن الذي ينتسب إلى المذهب الأشعري أو المذاهب الأربعة ، فهو ينتسب إلى أشخاص غير معصومين بلا شك ، وإن كان منهم العلماء الذين يصيبون ، فليت شعري هلا أنكر مثل هذه الانتسابات إلى الأفراد غير المعصومين ؟
وأما الذي ينتسب إلى السلف الصالح ، فإنه ينتسب إلى العصمة ـ على وجه العموم ـ وقد ذكر النبي صلى الله عليه وسلم من علامات الفرقة الناجية أنها تتمسك بما كان عليه رسول الله صلى الله عليه وسلم وما كان عليه أصحابه .
فمن تمسك به كان يقيناً على هدى من ربه . . . ولا شك أن التسمية الواضحة الجلية المميزة البينة هي أن نقول : أنا مسلم على الكتاب والسنة وعلى منهج سلفنا الصالح ، وهي أن تقول باختصار : (أنا سلفي) " .[مجلة الأصالة العدد التاسع ص 86 ـ90 ] (التحفة المهدية ص 34) .:
Sesungguhnya kata “as salaf” telah dikenal didalam bahasa arab dan juga didalam
bahasa istilah syariat. Adapun pembahasan kita sekarang adalah dari sisi syariat.
Maka telah shahih dari nabi shallallahu 'alaihi wasalam bahwa beliau berkata ketika sakit sebelum meninggal kepada sayidah fathimah radhiyallahu 'anha :”bertaqwalah engkau kepada Allah dan bersabarlah, dan sesungguhnya sebaik-baik salaf (pendahulu) bagi engkau adalah aku.”
Dan sangat banyak dari para ulama yang menggunakan kata assalaf, dan tidak mampu untuk dihitung banyaknya, dan cukup satu contoh disini yang mana para ulama biasa menyebutkannya untuk menghadapi kebid’ahan: Dan setiap kebaikan dengan mengikuti salaf. Dan setiap kejelekan dari kebid’ahan orang belakangan.
Maka tidak boleh untuk seorang muslim menolak untuk dikatakan sebagai pengikut salafus sholeh….
Adapun orang yang menyandarkan diri kepada salafus sholeh, maka sesungguhnya dia menyandarkan dirinya kepada sesuatu yang tidak akan salah (ma’shum) –secara umum-. Dan Nabi shalollohu 'alaihi wasalam telah menyebutkan diantara tanda-tanda kelompok yang selamat (firqoh an najiyah) adalah berpegangnya dia dengan apa-apa yang ada padanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam dan para sahabatnya. Barang siapa yang berpegang dengannya maka sudah pasti akan diatas petunjuk dari
Rabbnya (Alloh Ta’ala).
Dan dia adalah penyandaran yang menjadi mulia orang yang mau bersandar dengannya, dan akan mudah bagi dia untuk menempuh jalannya kelompok yang selamat, dan tidaklah yang demikian ini didapatkan oleh orang-orang yang bersandar kepada yang lainnya.
Karena (kelompok-kelompok yang bersandar kepada selain salafus sholeh) tidak akan lepas dari dua perkara, yang pertama : mungkin bersandar kepada seseorang yang bukan ma’shum (terlindungi dari kesalahan), atau mungkin bersandar kepada orang-orang yang mengikuti metode/manhaj orang yang tidak ma’shum.
Dan hendaknya untuk menisbahkan (menyandarkan diri) kepada sesuatu yang membedakan dengan yang lain di zaman ini, maka tidaklah cukup untuk mengatakan “saya muslim” saja, atau “madzhabku islam”. Setiap kelompok mengatakan yang demikian juga, seperti rofidhoh, ibadhiyah, qodiyaniy, dan selainnya dari kelompok-kelompok. Maka apa yang bisa membedakan engkau dengan mereka?
Kalau sekiranya engkau mengatakan “saya muslim diatas kitab dan sunnah”, maka yang demikian tidak cukup juga, karena kelompok-kelompok seperti asyaa’iroh, maturidiyah dan hizbiyin/ golongan-golongan, mereka semua mengaku juga sebagai pengikut dua landasan yang asli ini juga.
Dan tidak ada keraguan bahwa penamaan yang jelas yang mampu membedakan dengan gamblang adalah dengan kita mengatakan : “saya muslim berpedoman dengan kitab dan sunnah diatas manhaj/metode salaf kami yang sholeh”, yang mana cukup untuk kita mengatakan dengan ringkas :” saya salafy”. (Majalah al-asholah 86-90).
Asy-Syaikh Muhammad bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah ditanya:
هذا يقول نُشهِد اللهَ على حبِّكم – أقول: أحبَّك الله الذي أحببتنا فيه -يقول: هل إذا قال الإنسان أنا سلفي يُعتبر هذا زكَّى نفسه؟
Penanya mengatakan bahwa Allah menjadi saksi bahwa kami mencintai anda wahai Syaikh ; maka aku katakan : Semoga Allah mencintai anda sebagaimana anda mencintai kami karena-Nya.
Jika seseorang mengatakan: Saya adalah seorang salafy ; apakah hal itu dikategorikan sebagai tazkiyah terhadap dirinya sendiri?
Beliau hafidzahullah menjawab:
وإنما هو إخبار عن نفسه بأنه على عقيدة السَّلف والحمد لله قد أفتاهُ في هذا من هو أعلم منَّا وخيرٌ منَّا وأفضلُ منَّا وأتقى لله فيما نحسبه عند الله منَّا ألا وهو شيخُ الإسلام ابن تيمية – رحمه الله – حيثُ قال :
“لا عيبَ على من أظهر مذهب السلف وانتسبَ إليه أو اعتزى إليهِ بل يجبُ قبولُ ذلك منه بالاتفاق، فإنَّ مذهب السلف لا يكون إلا حقًّا”
وإنما يريد بهذا الإخبار أنّه على العقيدة الصحيحة التي هي ليست بعقائد أهل الكلام ولا عقائد أهل الزيغ والبِدَع.
Yang demikian tidaklah dinamakan tazkiyah kepada dirinya, itu adalah sebuah pengabaran bahwa dirinya berada di atas aqidah salaf.
Alhamdulillah permasalahan ini telah difatwakan oleh seorang yang lebih berilmu dan lebih utama serta lebih bertakwa kepada Allah yang kita ketahui yaitu Syaikhul Islam Ibnu Taymiyah Rahimahullah, ketika beliau mengatakan:
“Tidak ada celaan bagi orang yang menampakkan madzhab salaf, menisbahkan diri kepadanya ataupun berafiliasi kepada madzhab (salaf). Yang demikian karena tidaklah madzhab yang dipegang oleh para salaf melainkan adalah kebenaran.
Sebenarnya hal itu adalah penjelasan tentang dirinya bahwa ia berada di atas akidah yang benar dan akidah itu bukanlah akidah ahli kalam, bukanpula akidah orang-orang yang sesat dan menyimpang”. http://ar.miraath.net/fatwah/4701.
Yang Mencela dan Memusuhi Salaf Adalah Ahlul Bid'ah Dan Kelompok Menyimpang.
Setiap pembawa panji kebenaran, pasti memilki musuh yang sangat membenci dan memusuhi. Begitu pula salafy, kelompok-kelompok menyimpang dari kalangan ahlul bid'ah, ahlul hawa, ahlul syirik dan lain-lain sangat memusuhi dan membencinya. Karena hanya dengan manhaj salaf, terungkap dan tersingkap kesesatan-kesesatan dan penyimpangan kelompok-kelompok tersebut.
Sehingga para tokoh jamaah menyimpang tersebut berusaha keras untuk memperingatkan jamaahnya, agar hati-hati dengan manhaj salaf dan orang salaf, jangan sekali-sekali mendengar dan mengikuti kajian salaf..
Kenapa mereka berbuat demikian, karena mereka takut kalau jamaahnya berbondong-bondong pada keluar, pada murtad dari jamaahnya, ini nyata dan sudah terbukti, betapa banyaknya yang sekarang aktif mengaji salaf atau yang sudah menjadi ustadz salaf adalah mantan-mantan jamaah-jamaah tersebut.
Berkata asy Syaikh Shalih bin Fauzan al Fauzan hafidzahullah :
"من علامة الفرقة المنحرفة : أنها تبغض السلف وتبغض منهج السلف وتحذر منه.". الأجوبة المفيدة ١٣٦
Diantara ciri kelompok yang menyimpang, bahwasanya mereka: Membenci salaf,membenci manhaj salaf dan memperingatkan darinya. al Ajwibah al Mufidah (136)
Berkata Imam Muslim rahimahullah:
“دعوا حديث عمرو بن ثايت فإنه كان يسبّ السلف”
“Tinggalkanlah haditsnya ‘Amr bin Tsabit karena ia mencela SALAF” (Muqoddimah Shahih Muslim Hal 16).
Bersyukurlah bagi orang yang sekarang menempuh manhaj salaf dan terus berdoa untuk tetap ditetapkan dalam islam yang berpegang teguh dengan al quran dan as sunnah dengan pemahaman salaf, karena tidak sedikit yang tadinya salafy menjadi hizby, yang tadinya salafy menjadi haroky, yang tadinya salafy menjadi shufy dan yang tadinya salafy menjadi mubtady.
Siapa Salafy Sejati?
Salafy sejati adalah yang mengikuti dan menteladani cara beragamanya sahabat dengan totalitas, tidak sebagian-sebagian. Bukan yang mengikuti sebagian yang disukai dan mencampakkan sebagian yang tidak disukai.
Berkata syaikh Muhammad Bin Umar Bazmul hafidzahullah :
المنهج السلفي يستوجب ويستلزم اتباع ما كان عليه الصحابة -رضوان الله عليهم– والاقتداء بهم أي تجعلهم قدوة لك ومرجعا لك في أمور دينك وفي منهجك وفي كل ذلك، لا أن تتبعهم فيما تُحب ويوافق هواك وتخالفهم فيما لا يوافق هواك، ↫بيّن البربهاري -رحمه الله تعالى- وهذا ما عليه أهل العلم:"أن السلفي والسني لا يسمى بذلك حتى تجتمع فيه خصال السنة"، أما أن يأتي في باب يوافق فيه المنهج السلفي، ويخالفهم في باب أو أبواب أخرى، فهذا ليس بسلفي فلو مثلا وافق السلفيين في الرد على بعض أهل البدع فإنه بهذا لا يعني أنه سلفي حتى ننظر في بقية الأبواب، هل هو يسير على منهج السلف في ذلك أم لا؟ فكم من شخصٍ متصدر في الدعوة إلى الله -عز وجل- ينتسب إلى المنهج السلفي بل ويقول أنا سلفي، لكن تأتي وتنظر إلى حاله فتجد أنه في وادٍ والسلفية في واد.
Manhaj salaf mengharuskan seseorang yang menisbahkan diri kepadanya untuk mengikuti apa yang dipegangi oleh para shahabat dan meneladani mereka yakni engkau menjadikan mereka sebagai teladan dan rujukan bagimu pada perkara-perkara agamamu, manhajmu dan pada semua itu, bukan dengan mengikuti mereka pada apa yang engkau sukai dan sesuai dengan hawa nafsumu dan engkau meyelisihi mereka pada perkara-perkara yang tidak sesuai degan hawa nafsumu.
Al Barbahary menjelaskan bahwa seorang salafy dan sunny tidaklahlah disebut dengan sebutan tersebut sampai terkumpul padanya prinsip-prinsip sunnah dan ini adalah kaedah yang dipegangi oleh para ulama.
Adapun seseorang yang menyepakati manhaj salaf pada satu bab dan menyelisihi mereka pada bab atau bab-bab yang lain maka ia bukan salafy.
Misalnya apabila ia menyepakati Salafiyyin pada bab bantahan terhadap sebagian ahlul bida'h maka ini tidak menunjukkan ia seorang salafy hingga kita melihat sikapnya pada bab-bab yang lain, apakah ia berjalan di atas manhaj salaf dalam bab-bab tersebut ataukah tidak ?
Maka betapa banyak seseorang yang tampil dalam dakwah kepada Allah Azza Wa Jalla atau menisbatkan dirinya kepada manhaj salaf bahkan ia mengatakan "saya salafy" namun tatkala engkau melihat keadaannya maka engkau dapati ia berada di suatu lembah dan dakwah salafiyyah berada di lembah yang lain. http://miraath.net/articles.php?cat=11&id=1475
Semoga bermanfaat.
Abu Fadhel Aljatiwangi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar