Kelak di akhir zaman akan datang suatu peristiwa yang telah Allah subhanahu wa ta‘ala janjikan yaitu hari kiamat. Orang-orang yang senantiasa melakukan kebaikan dan amal shaleh semata-mata hanya karena mengharapkan keridhoan Allah subhanahu wa tata‘ala akan diberikan keistimewaan khusus kepada mereka.
Imam an-Nawawi mengatakan pada hari kiamat nanti di saat semua orang berdiri di padang mahsyar untuk menghadap Allah subhanahu wa ta‘ala untuk mempertanggungjawabkan segala amal perbuatannya selama di dunia. Di saat itu matahari akan berada sangat dekat di atas kepala, panasnya sangat menyengat dan tidak ada naungan lagi kecuali naungan dari Allah subhanahu wa ta‘ala. Tapi ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan dimana tidak ada lagi naungan kecuali naungan-Nya. Siapa tujuh golongan manusia yang mendapat keistimewaan tersebut? Mari kita simak hadits berikut.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ الْإِمَامُ الْعَادِلُ وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
“Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya.(1) Pemimpin yang adil, (2) Seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan ibadah kepada Rabbnya, (3) Seorang yang hatinya selalu terikat pada masjid, (4) Dua orang yang saling mencintai karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, berkumpul dan berpisah karena Allah pula, (5) Seorang lelaki yang di ajak zina oleh wanita yang kaya dan cantik tapi ia menolaknya seraya berkata ‘Aku takut kepada Allah’, (6) Seseorang yang bersedekah dengan menyembuyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dinfaqkan oleh tangan kanannya, serta (7) Seorang yang berdzikir kepada Allah di kala sendiri hingga kedua matanya basah karena menangis.” (HR. Bukhari Hadits no 620)
1. Pemimpin yang adil. Pemimpin di sini bukan hanya kepala negara saja, tapi mencakup banyak orang. Karena setiap orang adalah pemimpin, ayah pemimpin terhadap keluarganya, ibu pemimpin terhadap anak-anaknya, atasan pemimpin terhadap bawahannya, guru pemimpin terhadap muridnya, imam pemimpin terhadap jamaahnya dan para pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpinnya.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ عَلَيْهِمْ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Ketahuilah bahwa setiap dari kalian adalah pemimpin dan setiap dari kalian akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya, seorang pemimpin umat manusia adalah pemimpin bagi mereka dan ia bertanggung jawab dengan kepemimpinannya atas mereka, seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya dan ia bertanggung jawab atas mereka, seorang wanita adalah pemimpin bagi rumah suaminya dan anaknya, dan ia bertanggung jawab atas mereka. Seorang budak adalah pemimpin bagi harta tuannya, dan ia bertanggung jawab atasnya. Maka setiap dari kalian adalah adalah pemimpin yang bertanggung jawab atas kepemimpinannya.” (HR. Bukhari-Muslim)
2. Pemuda yang selalu tumbuh dalam ketaatan kepada Allah. Masa muda adalah masa dimana jiwa dan emosi sedang labil sulit untuk mengendalikan diri sehingga mudah terjerumus dalam kemaksiatan. Para pemuda yang mampu mengisi hari-harinya dengan ketaatan kepada Allah akan selamat di akhirat, seperti kisah para pemuda Ashabul Kahfi.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
لَا تَزُولُ قَدَمُ ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَ أَفْنَاهُ وَعَنْ شَبَابِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ وَمَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ وَمَاذَا عَمِلَ فِيمَا عَلِمَ
“Kaki Anak Adam tidaklah bergeser pada hari Kiamat dari sisi Rabbnya sehingga ditanya tentang lima hal; tentang umurnya untuk apa dia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa dia pergunakan, tentang hartanya dari mana dia peroleh dan kemana dia infakkan dan tentang apa yang telah dia lakukan dengan ilmunya.” (HR. Tirmidzi)
3. Seorang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid. Selalu shalat berjama'ah di masjid, menghadiri majlis ilmu, menjadi aktifis masjid hingga aktif di berbagai kegiatan di masjid.
Allah subhanahu wa ta‘ala berfirman:
إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ ۖ فَعَسَىٰ أُولَٰئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ
“Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) melaksanakan shalat, menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada apa pun) kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. At Taubah : 18)
4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah, berkumpul dan berpisah karena Allah. Mereka saling mencintai bukan karena hanya menginginkan harta dan kedudukan tapi ikhlas karena Allah Ta'alla dan saat mereka berpisah pun karena untuk kebaikan keduanya bukan karena adanya kebencian.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ يَقُولُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَيْنَ الْمُتَحَابُّونَ بِجَلَالِي الْيَوْمَ أُظِلُّهُمْ فِي ظِلِّي يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلِّي
“Sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman pada hari kiamat kelak: ‘Mana orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Hari ini kunaungi mereka, di mana tidak ada naungan pada hari ini selain naungan-Ku.’” (HR. Muslim)
5. Seorang lelaki yang diajak berzina oleh wanita cantik dan kaya tapi ia menolak karena takut kepada Allah. Seperti kisah Nabi Yusuf yang digoda Zulaikha tapi ia menolak dan lebih memilih untuk di penjara daripada harus terjerumus dalam kemaksiatan. Pemuda seperti ini sudah sangat jarang kita temukan dan sangat dirindukan keberadaannya.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya kepala yang ditusuk dengan besi itu lebih baik daripada menyentuh kaum yang bukan sejenis yang tidak halal baginya.” (HR. Thabrani dan al-Baihaqi)
6. Seseorang yang bersedekah kemudian menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahuinya. Beramal dengan disertai keikhlasan adalah salah satu syarat diterimanya sebuah amal oleh Allah subhanahu wa ta‘ala, dan ikhlas adalah suatu hal yang sulit dilakukan bagi sebagian orang.
Allah subhanahu wa ta‘ala berfirman:
إِنْ تُبْدُوا الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ ۖ وَإِنْ تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا الْفُقَرَاءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۚ وَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِنْ سَيِّئَاتِكُمْ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“Jika kamu menampakkan sedekah-sedekahmu, maka itu baik. Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu dan Allah akan menghapus sebagian kesalahan-kesalahanmu. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Baqarah : 271)
7. Seorang yang berdzikir kepada Allah dikala sendiri hingga kedua matanya basah karena menangis. Berdzikir mengingat Allah dalam kesunyian hingga meneteskan air mata adalah sesuatu yang sangat sulit, kecuali bagi orang yang hatinya telah penuh dengan keimanan. Sebagaimana ciri-ciri orang beriman yang disebutkan di dalam Al-Qur'an:
ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨُﻮﻥَ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺇِﺫَﺍ ﺫُﻛِﺮَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻭَﺟِﻠَﺖْ ﻗُﻠُﻮﺑُﻬُﻢْ ﻭَﺇِﺫَﺍ ﺗُﻠِﻴَﺖْ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﺁَﻳَﺎﺗُﻪُ ﺯَﺍﺩَﺗْﻬُﻢْ ﺇِﻳﻤَﺎﻧًﺎ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺭَﺑِّﻬِﻢْ ﻳَﺘَﻮَﻛَّﻠُﻮﻥَ
“Orang-orang yang beriman itu adalah orang-orang yang apabila disebutkan nama Allah maka bergetarlah hati mereka. Apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya maka bertambahlah keimanan mereka. Dan mereka hanya bertawakal kepada Rabb mereka.” (QS. Al Anfal : 2)
Subhanallah, begitu beruntungnya mereka yang mendapat keistimewaan dari Allah tersebut, dan apakah kita sudah termasuk ke dalam salah satu golongan di atas? Marilah kita tanyakan pada diri kita masing-masing. Dan semoga kita bisa menjadi salah seorang yang mendapatkan naungan Allah pada hari kiamat kelak, dimana tidak ada naungan lain selain naungan-Nya, aamiin.....
★ KATA MUTIARA ★
Hidup bukan hanya untuk hari ini, bukan pula esok ataupun lusa, tapi hidup juga untuk menuju kehidupan kekal yakni kehidupan akhirat. Maka dari itu mulai sekarang tanamkanlah kebaikan sekecil apapun di dalam diri kita. Mungkin kita tidak merasakan hasilnya sekarang tapi percayalah di akhirat kelak kita akan merasakan hasilnya.
Allah subhanahu wa ta‘ala berfirman:
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (QS. Az Zalzalah : 7)
Barakallahu fiikum....
Wassalamu‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh....
sumber:http://jakaadhitea.blogspot.co.id/2017/03/tujuh-golongan-manusia-yang-mendapatkan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar