Shalat yang lima waktu merupakan kewajiban bagi seluruh kaum muslimin dan muslimat yang tidak bisa ditinggalkan dalam keadaan apapun, baik dalam perjalanan atau pun dalam keadaan sakit.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di tanya oleh sahabat ‘Imran bin Hushain radhiyallahu ‘anhu tentang shalat orang yang sakit, maka Beliau menjawabnya :
صَلِّ قَائِمًا فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقَاعِدًا فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَعَلَى جَنْبٍ (رواه الترمذي و ابن ماجة و ابو داود و أحمد و غير ذلك. قال شعيب الأرنؤوط : إسناده صحيح على شرط الشيخين قال الشيخ الألباني : صحيح).
Shalatlah sambil berdiri, jika tidak mampu, shalatlah sambil duduk, jika tidak mampu, shalatlah sambil berbaring. (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Abu Daud, Ahmad dan yang lainnya. Berkata Syekh Syu’aib Al Arnuth: Isnadnya shahih atas syarat Bukhari Muslim. Berkata Syekh Al Albani : Hadits Shahih).
Diantara bahaya meninggalkan shalat adalah:
Pertama, Bisa Jatuh Kepada Kekafiran.
Pembeda antara keimanan dengan kekufuran dan kesyirikan adalah shalatnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ الْعَهْدَ الَّذِي بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمِ الصَّلاَةُ ، فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ. (رواه النسائي و ابن حبان قال الشيخ الألباني : صحيح).
Sesungguhnya perjanjian antara kami dan mereka adalah shalatnya. Maka barangsiapa meninggalkannya maka sungguh dia telah kafir. (HR. An Nasai dan Ibnu Hiban dari Abdullah bin Burdah radhiyallahu ‘anhu. Berkata Syekh Al Albani : Hadtis Shahih).
Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
لَيْسَ بَيْنَ الْعَبْدِ وَالشِّرْكِ إِلاَّ تَرْكُ الصَّلاَةِ ، فَإِذَا تَرَكَهَا فَقَدْ أَشْرَك (رواه ابن ماجة. قال الشيخ الألباني : صحيح).
Tidaklah (pembeda) antara seorang hamba dan kesyirikan adalah meninggalkan shalat. Maka apabila ia meninggalkan shalat, maka sungguh dia telah berbuat kesyirikan. (HR. Ibnu Majah dari Anas bin Malik radhi-yallahu ‘anhu. Berkata Syekh Al Albani : Hadtis Shahih).
Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكَ الصَّلاَةِ ». (رواه مسلم).
Sesungguhnya (pembeda) antara seorang laki-laki dengan kesyrikan dan kekafiran adalah meninggalkan shalat. (HR.Muslim dari Abu Sufyan radhiyallahu ‘anhu).
Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
بَيْنَ الْعَبْدِ وَبَيْنَ الْكُفْرِ تَرْكُ الصَّلاَةِ ». ( رواه الترمذي و ابو داود و ابن ماجة. قال الشيخ الألباني : صحيح لغيره).
(Pembeda) antara seorang hamba dan kekafiran adalah meninggalkan shalat. (HR. Tirmidzi, Abu Daud dan Ibnu Majah dari Jabir radhiyallahu ‘anhu. Berkata Syekh Al Albani : Hadits Shahih li Ghairihi).
Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
بَيْنَ الكُفْرِ وَالإِيمَانِ تَرْكُ الصَّلاَةِ. (رواه الترمذي قال الشيخ الألباني: صحيح).
(Pembeda) antara kekafiran dan keimanan adalah meninggalkan shalat. (HR. Tirmidzi dari Jabir radhiyallahu ‘anhu. Berkata Syekh Al Albani : Hadits Shahih).
Para ulama menyikapi hadits-hadits ini terjadi perbe-daan pendapat.
Pertama, Orang yang meninggalkan shalat karena berkeyakinan bahwa shalat itu bukan suatu kewajiban, maka para ulama sepakat akan kafirnya orang tersebut.
Kedua, Orang yang meninggalkan shalat karena malas dan masih menyakini akan wajibnya shalat yang lima waktu, maka ulama terbagi menjadi 2 pendapat.
Pendapat yang pertama, hukumnya kafir berdasarkan dalil-dalil di atas.
Pendapat yang kedua, hukumnya tidak kafir, tapi dosa yang sangat besar, dosa terbesar setelah kesyirikan. Menurut para ulama, dosanya lebih besar dari pada berzina, minum khamar, berjudi, membunuh dan lain sebagainya.
Berkata Ibnu Qayyim Al Jauziyah rahimahullah :
لا يختلف المسلمون أن ترك الصلاة المفروضة عمداً من أعظم الذنوب وأكبر الكبائر، وأن إثمه عند الله أعظم من إثم قتل النفس وأخذ الأموال ومن إثم الزنا والسرقة وشرب الخمر، وأنه متعرض لعقوبة الله وسخطه وخزيه في الدنيا والآخرة
”Kaum muslimin tidaklah berselisih pendapat (artinya mereka sepakat) bahwa meninggalkan shalat wajib (shalat lima waktu) dengan sengaja adalah dosa besar yang paling besar dan dosanya lebih besar dari dosa membunuh, merampas harta orang lain, berzina, mencuri, dan minum minuman keras. Orang yang meninggalkannya akan mendapat hukuman dan kemurkaan Allah serta mendapatkan kehinaan di dunia dan akhirat.” (Ash Sholah wa Hukmu Tarikiha, hal. 7).
Kedua, Di Hukum Mati Oleh Pemerintah.
Di pemerintahan islam, orang yang tidak shalat diperangi. Sebagaimana Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq radhiyallahu ‘anhu memerangi dan membunuh orang-orang yang tidak mau membayar zakat.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه قَالَ : لَمَّا تُوُفِّيَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ارْتَدَّتِ الْعَرَبُ قَالَ عُمَرُ : يَا أَبَا بَكْرٍ كَيْفَ تُقَاتِلُ الْعَرَبَ ، فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ : إِنَّمَا قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَقُولُوا : لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنِّي رَسُولُ اللهِ ، وَيُقِيمُوا الصَّلاَةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ..... (النسائي. قال الشيخ الألباني : حسن صحيح ).
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu dia berkata: Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah wafat, sebagian orang Arab murtad. Berkata ‘Umar : Ya Abu Bakar, bagaimana kamu memerangi orang Arab?” Berkata Abu Bakar : “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Aku diperintah untuk memerangi manusia sampai manusia tersebut bersaksi tidak ada ilah (yang berhak) disembah kecuali Allah, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat..(HR. An Nasai. Berkata Syekh Al Albani : Hadits Shahih).
Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ وَيُقِيمُوا الصَّلاَةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلاَّ بِحَقِّ الإِسْلاَمِ وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللهِ. (رواه البخاري).
Aku diperintah untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi tidak ada ilah (sesembahan) yang haq kecuali Allah dan Muhammad rasulullah, mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Apabila telah melakukan yang demikian itu, maka darah dan harta mereka terlindungi dariku, kecuali dengan hak islam dan perhitungan atas mereka diserahkan kepada Allah. (HR. Bukhari Muslim dari Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma).
Berkata Imam Ahmad (Hanabillah) : Yang meninggalkan shalat dia kafir, murtad dari islam. Hukumannya di bunuh. Mayatnya tidak dimandikan, tidak di kafani dan tidak dikubur dikuburan kaum muslimin. Kitab Ahkamul ‘Ibadah Syekh Salqini).
Berkata Imam Syafi’i dan Imam Maliki (Syafi’iyyah dan Malikiyyah) : Sesungguhnya dia disuruh bertaubat, jika dia tidak bertaubat, dia dibunuh sebagai hukuman, dan bukan kafir. (Kitab Ahkamul ‘Ibadah Syekh Salqini).
Dalam Matan al Ghayah wa at Taqrib, Kitab Hudud disebutkan :
وتارك الصلاة على ضربين : أحدهما أن يتركها غير معتقد لوجوبها فحكمه حكم المرتد ، و الثاني أن يتركها كسلا معتقدا لوجوبها فيستتاب فإن تاب وصلى و إلا قتل حدا و كان حكم المسلمين .
Orang yang meninggalkan shalat ada dua macam : Pertama, orang yang meninggalkannya karena mengingkari kewajibannya. Hukumannya sama dengan orang yang murtad. Kedua, orang yang meninggalkan shalat karena malas, tetapi masih meyakini kewajibannya. Ia harus diminta bertobat. Jika ia bertobat dan melaksanakan sholat, ia tidak dijatuhi hukuman. Namun, jika tidak mau bertobat, ia dibunuh sebagai hukuman baginya. Setelah dibunuh, kedudukannya sama dengan orang Islam. (Matn al Ghayah wa at Taqrib, Kitab Hudud)
Ketiga, Pada Hari Kiamat Dikumpulkan Dengan Tokoh-Tokoh Kekafiran.
Orang yang tidak menjaga shalatnya pada hari kiamat dikumpulkan dengan tokoh-tokoh kekafiran. Seperti Firaun, Qorun, Hamam dan lain sebagainya.
Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُورًا وَ بُرْهَانًا وَنَجَاةً مِنَ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَا لَمْ تَكُنْ لَهُ نُورًا ، وَلاَ بُرْهَانًا ، وَلاَ نَجَاةً ، وَكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُونَ ،وَفِرْعَوْنَ ، وَهَامَانَ ، وَأُبَيِّ بْنِ خَلَفٍ.(رواه الإمام أحمد. قال الشيخ شعيب الأرنؤوط: إسناده صحيح).
Barangsiapa yang menjaga shalatnya, dia akan mendapatkan cahaya, petunjuk dan keselamatan dari neraka pada hari kiamat. Dan barangsiapa tidak menjaga shalatnya, dia tidak mendapatkan cahaya, petunjuk dan keselamatan serta pada hari kiamat nanti akan dikumpulkan dengan Qorun, Fir’aun, Haman, dan Ubai bin Khalaf. (HR. Imam Ahmad dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu. Berkata Syekh Syuaib Al Arnuth : Isnad shahih).
Keempat, Dihapuskan Pahala Amal Ibadahnya.
Orang yang meninggalkan shalat, misalkan shalat ashar, maka amal-amal kebaikan yang lain terhapuskan. Apalagi meninggalkan keseluruhannya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ تَرَكَ صَلاَةَ الْعَصْرِ حَبِطَ عَمَلُهُ. (رواه البخاري).
Barangsiapa yang meninggalkan shalat ashar, amalnya terhapuskan. (HR. Bukhari dari Burdah al Aslamiyyi radhiyallahu ‘anhu).
Kelima, Dimasukkan ke Neraka Saqar.
Orang yang malas shalat akan dilemparkan ke dalam neraka saqar.
Allah Ta’ala berfirman :
مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرَ. قَالُوا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَ
"Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?" Mereka menjawab: "Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan salat, (Al Mudatsir : 42-43).
Itulah sebagian dari ancaman meninggalkan shalat. Mudah-mudahan kita senantiasa menjaganya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di tanya oleh sahabat ‘Imran bin Hushain radhiyallahu ‘anhu tentang shalat orang yang sakit, maka Beliau menjawabnya :
صَلِّ قَائِمًا فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقَاعِدًا فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَعَلَى جَنْبٍ (رواه الترمذي و ابن ماجة و ابو داود و أحمد و غير ذلك. قال شعيب الأرنؤوط : إسناده صحيح على شرط الشيخين قال الشيخ الألباني : صحيح).
Shalatlah sambil berdiri, jika tidak mampu, shalatlah sambil duduk, jika tidak mampu, shalatlah sambil berbaring. (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Abu Daud, Ahmad dan yang lainnya. Berkata Syekh Syu’aib Al Arnuth: Isnadnya shahih atas syarat Bukhari Muslim. Berkata Syekh Al Albani : Hadits Shahih).
Diantara bahaya meninggalkan shalat adalah:
Pertama, Bisa Jatuh Kepada Kekafiran.
Pembeda antara keimanan dengan kekufuran dan kesyirikan adalah shalatnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ الْعَهْدَ الَّذِي بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمِ الصَّلاَةُ ، فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ. (رواه النسائي و ابن حبان قال الشيخ الألباني : صحيح).
Sesungguhnya perjanjian antara kami dan mereka adalah shalatnya. Maka barangsiapa meninggalkannya maka sungguh dia telah kafir. (HR. An Nasai dan Ibnu Hiban dari Abdullah bin Burdah radhiyallahu ‘anhu. Berkata Syekh Al Albani : Hadtis Shahih).
Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
لَيْسَ بَيْنَ الْعَبْدِ وَالشِّرْكِ إِلاَّ تَرْكُ الصَّلاَةِ ، فَإِذَا تَرَكَهَا فَقَدْ أَشْرَك (رواه ابن ماجة. قال الشيخ الألباني : صحيح).
Tidaklah (pembeda) antara seorang hamba dan kesyirikan adalah meninggalkan shalat. Maka apabila ia meninggalkan shalat, maka sungguh dia telah berbuat kesyirikan. (HR. Ibnu Majah dari Anas bin Malik radhi-yallahu ‘anhu. Berkata Syekh Al Albani : Hadtis Shahih).
Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكَ الصَّلاَةِ ». (رواه مسلم).
Sesungguhnya (pembeda) antara seorang laki-laki dengan kesyrikan dan kekafiran adalah meninggalkan shalat. (HR.Muslim dari Abu Sufyan radhiyallahu ‘anhu).
Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
بَيْنَ الْعَبْدِ وَبَيْنَ الْكُفْرِ تَرْكُ الصَّلاَةِ ». ( رواه الترمذي و ابو داود و ابن ماجة. قال الشيخ الألباني : صحيح لغيره).
(Pembeda) antara seorang hamba dan kekafiran adalah meninggalkan shalat. (HR. Tirmidzi, Abu Daud dan Ibnu Majah dari Jabir radhiyallahu ‘anhu. Berkata Syekh Al Albani : Hadits Shahih li Ghairihi).
Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
بَيْنَ الكُفْرِ وَالإِيمَانِ تَرْكُ الصَّلاَةِ. (رواه الترمذي قال الشيخ الألباني: صحيح).
(Pembeda) antara kekafiran dan keimanan adalah meninggalkan shalat. (HR. Tirmidzi dari Jabir radhiyallahu ‘anhu. Berkata Syekh Al Albani : Hadits Shahih).
Para ulama menyikapi hadits-hadits ini terjadi perbe-daan pendapat.
Pertama, Orang yang meninggalkan shalat karena berkeyakinan bahwa shalat itu bukan suatu kewajiban, maka para ulama sepakat akan kafirnya orang tersebut.
Kedua, Orang yang meninggalkan shalat karena malas dan masih menyakini akan wajibnya shalat yang lima waktu, maka ulama terbagi menjadi 2 pendapat.
Pendapat yang pertama, hukumnya kafir berdasarkan dalil-dalil di atas.
Pendapat yang kedua, hukumnya tidak kafir, tapi dosa yang sangat besar, dosa terbesar setelah kesyirikan. Menurut para ulama, dosanya lebih besar dari pada berzina, minum khamar, berjudi, membunuh dan lain sebagainya.
Berkata Ibnu Qayyim Al Jauziyah rahimahullah :
لا يختلف المسلمون أن ترك الصلاة المفروضة عمداً من أعظم الذنوب وأكبر الكبائر، وأن إثمه عند الله أعظم من إثم قتل النفس وأخذ الأموال ومن إثم الزنا والسرقة وشرب الخمر، وأنه متعرض لعقوبة الله وسخطه وخزيه في الدنيا والآخرة
”Kaum muslimin tidaklah berselisih pendapat (artinya mereka sepakat) bahwa meninggalkan shalat wajib (shalat lima waktu) dengan sengaja adalah dosa besar yang paling besar dan dosanya lebih besar dari dosa membunuh, merampas harta orang lain, berzina, mencuri, dan minum minuman keras. Orang yang meninggalkannya akan mendapat hukuman dan kemurkaan Allah serta mendapatkan kehinaan di dunia dan akhirat.” (Ash Sholah wa Hukmu Tarikiha, hal. 7).
Kedua, Di Hukum Mati Oleh Pemerintah.
Di pemerintahan islam, orang yang tidak shalat diperangi. Sebagaimana Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq radhiyallahu ‘anhu memerangi dan membunuh orang-orang yang tidak mau membayar zakat.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه قَالَ : لَمَّا تُوُفِّيَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ارْتَدَّتِ الْعَرَبُ قَالَ عُمَرُ : يَا أَبَا بَكْرٍ كَيْفَ تُقَاتِلُ الْعَرَبَ ، فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ : إِنَّمَا قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَقُولُوا : لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنِّي رَسُولُ اللهِ ، وَيُقِيمُوا الصَّلاَةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ..... (النسائي. قال الشيخ الألباني : حسن صحيح ).
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu dia berkata: Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah wafat, sebagian orang Arab murtad. Berkata ‘Umar : Ya Abu Bakar, bagaimana kamu memerangi orang Arab?” Berkata Abu Bakar : “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Aku diperintah untuk memerangi manusia sampai manusia tersebut bersaksi tidak ada ilah (yang berhak) disembah kecuali Allah, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat..(HR. An Nasai. Berkata Syekh Al Albani : Hadits Shahih).
Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ وَيُقِيمُوا الصَّلاَةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلاَّ بِحَقِّ الإِسْلاَمِ وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللهِ. (رواه البخاري).
Aku diperintah untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi tidak ada ilah (sesembahan) yang haq kecuali Allah dan Muhammad rasulullah, mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Apabila telah melakukan yang demikian itu, maka darah dan harta mereka terlindungi dariku, kecuali dengan hak islam dan perhitungan atas mereka diserahkan kepada Allah. (HR. Bukhari Muslim dari Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma).
Berkata Imam Ahmad (Hanabillah) : Yang meninggalkan shalat dia kafir, murtad dari islam. Hukumannya di bunuh. Mayatnya tidak dimandikan, tidak di kafani dan tidak dikubur dikuburan kaum muslimin. Kitab Ahkamul ‘Ibadah Syekh Salqini).
Berkata Imam Syafi’i dan Imam Maliki (Syafi’iyyah dan Malikiyyah) : Sesungguhnya dia disuruh bertaubat, jika dia tidak bertaubat, dia dibunuh sebagai hukuman, dan bukan kafir. (Kitab Ahkamul ‘Ibadah Syekh Salqini).
Dalam Matan al Ghayah wa at Taqrib, Kitab Hudud disebutkan :
وتارك الصلاة على ضربين : أحدهما أن يتركها غير معتقد لوجوبها فحكمه حكم المرتد ، و الثاني أن يتركها كسلا معتقدا لوجوبها فيستتاب فإن تاب وصلى و إلا قتل حدا و كان حكم المسلمين .
Orang yang meninggalkan shalat ada dua macam : Pertama, orang yang meninggalkannya karena mengingkari kewajibannya. Hukumannya sama dengan orang yang murtad. Kedua, orang yang meninggalkan shalat karena malas, tetapi masih meyakini kewajibannya. Ia harus diminta bertobat. Jika ia bertobat dan melaksanakan sholat, ia tidak dijatuhi hukuman. Namun, jika tidak mau bertobat, ia dibunuh sebagai hukuman baginya. Setelah dibunuh, kedudukannya sama dengan orang Islam. (Matn al Ghayah wa at Taqrib, Kitab Hudud)
Ketiga, Pada Hari Kiamat Dikumpulkan Dengan Tokoh-Tokoh Kekafiran.
Orang yang tidak menjaga shalatnya pada hari kiamat dikumpulkan dengan tokoh-tokoh kekafiran. Seperti Firaun, Qorun, Hamam dan lain sebagainya.
Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُورًا وَ بُرْهَانًا وَنَجَاةً مِنَ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَا لَمْ تَكُنْ لَهُ نُورًا ، وَلاَ بُرْهَانًا ، وَلاَ نَجَاةً ، وَكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُونَ ،وَفِرْعَوْنَ ، وَهَامَانَ ، وَأُبَيِّ بْنِ خَلَفٍ.(رواه الإمام أحمد. قال الشيخ شعيب الأرنؤوط: إسناده صحيح).
Barangsiapa yang menjaga shalatnya, dia akan mendapatkan cahaya, petunjuk dan keselamatan dari neraka pada hari kiamat. Dan barangsiapa tidak menjaga shalatnya, dia tidak mendapatkan cahaya, petunjuk dan keselamatan serta pada hari kiamat nanti akan dikumpulkan dengan Qorun, Fir’aun, Haman, dan Ubai bin Khalaf. (HR. Imam Ahmad dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu. Berkata Syekh Syuaib Al Arnuth : Isnad shahih).
Keempat, Dihapuskan Pahala Amal Ibadahnya.
Orang yang meninggalkan shalat, misalkan shalat ashar, maka amal-amal kebaikan yang lain terhapuskan. Apalagi meninggalkan keseluruhannya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ تَرَكَ صَلاَةَ الْعَصْرِ حَبِطَ عَمَلُهُ. (رواه البخاري).
Barangsiapa yang meninggalkan shalat ashar, amalnya terhapuskan. (HR. Bukhari dari Burdah al Aslamiyyi radhiyallahu ‘anhu).
Kelima, Dimasukkan ke Neraka Saqar.
Orang yang malas shalat akan dilemparkan ke dalam neraka saqar.
Allah Ta’ala berfirman :
مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرَ. قَالُوا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَ
"Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?" Mereka menjawab: "Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan salat, (Al Mudatsir : 42-43).
Itulah sebagian dari ancaman meninggalkan shalat. Mudah-mudahan kita senantiasa menjaganya
______________
oleh : Abu Fadhel Majalengka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar