}

LAKNAT ALLAH KEPADA ORANG YANG MENYEMBUNYIKAN KEBENARAN

 Bismillahirrahmanirrahim ...
Menyingkap kebenaran yang tertutupi kabut kebathilan dan menyampaikannya kepada manusia bukanlah perkara mudah. Cibiran, sumpah serapah, hujatan sampai sikap permusuhan akan ditemui di setiap derap langkah dalam dakwah.

Tapi sungguh berat apabila sikap permusuhan yang ditunjukkan oleh para pengikut hawa nafsu menjadikan lemah tidak tahan menghadapi kecaman orang-orang yang memusuhinya. Ragu-ragu lalu berpikir untuk mundur bahkan lari dan bersembunyi serta menyembunyikan keterangan-keterangan yang seharusnya ditampakkan.

Allah ta’ala berfirman yang artinya :
“Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat melaknati, kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itu Aku menerima taubatnya dan Akulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang”.

[QS. Al-Baqarah : 159-160].

.Al-Qurthubiy rahimahullah berkata :
"Allah ta’ala telah mengkhabarkan orang yang menyembunyikan keterangan-keterangan yang jelas dan petunjuk yang diturunkan Allah termasuk orang yang terlaknat."

"Dikatakan juga bahwa yang dimaksud orang yang terlaknat tersebut adalah orang yang menyembunyikan kebenaran. Dan hal itu berlaku umum bagi setiap orang yang menyembunyikan ilmu agama Allah yang seharusnya disebarluaskan."

"Firman-Nya :
{mereka itu dilaknati Allah}, maksudnya, ”Allah berlepas diri dari mereka dan menjauhkan dari mereka pahala”, lalu Allah pun berfirman : ”Wajib atas kalian akan laknat-Ku”

sebagaimana firman Allah : ”sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu”. (QS. Shaad : 78). Dan asal kata dari laknat adalah menjauhi dan mengusir."

"Firman-Nya : ‘mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat melaknati’. Tentang ayat ini, Qataadah dan Ar-Rabii’ berkata : ‘Maksud dari kata al-laa’inuun adalah para malaikat dan orang-orang beriman. Ibnu ‘Athiyyah berkata : ‘Maknanya ini adalah jelas sesuai dengan maksud kalimat”.
[Al-Jaami’ li-Ahkaamil-Qur’aan, 2/479-483 tahqiq : Dr. ‘Abdullah bin ‘Abdil-Muhsin At-Turkiy; Muassasah Ar-Risalah, Cet. 1/1427 – dengan peringkasan].

Asy-Syaikh Ahmad Syaakir rahimahullah berkata :
"Dan dalam ayat ini (QS. Al-Baqarah : 159-160), juga diterangkan bahwasannya orang yang menyembunyikan ilmu akan dilaknat oleh Allah, para malaikat, dan seluruh manusia."

"Kemudian Allah ta’ala mengecualikan dari mereka siapa saja yang bertaubat kepada-Nya."

"Allah berfirman : “Kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran)”, yaitu mereka kembali pada kebenaran, memperbaiki amal-amal mereka, serta menerangkan kepada manusia tentang apa yang telah mereka sembunyikan sebelumnya."

"Maka terhadap mereka itu Aku menerima taubatnya dan Akulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang."

"Dan dalam ayat ini terdapat pentunjuk bahwa orang yang mengajak pada kekufuran dan kebid’ahan apabila bertaubat kepada Allah, maka Dia akan menerima taubatnya."
[‘Umdatut-Tafsiir, 1/279-280].

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

“Perumpamaan orang yang mempelajari ilmu kemudian tidak menyampaikannya adalah seperti orang yang menyimpan harta namun tidak menafkahkannya darinya”.

[Diriwayatkan oleh Ath-Thabaraniy dalam Al-Ausath no. 689; shahih – lihat Ash-Shahiihah no. 3479].

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda :

“Barangsiapa yang menyembunyikan ilmu, niscaya Allah akan mengikatnya dengan tali kekang dari api neraka di hari kiamat kelak”.

[Diriwayatkan oleh Ibnu Hibbaan no. 96, Al-Haakim 1/102, dan Al-Khathiib dalam Taariikh Baghdaad 5/38-39; hasan].

Sikap permusuhan yang ditunjukkan para pengusung kebathilan, sungguh sudah berlangsung sejak lama. Para Rasul dan wali-wali Allah tidak pernah sepi dari hinaan dan caci maki.
.
• JADILAH PENOLONG AGAMA ALLAH

Allah memerintahkan kita supaya menolong agama-Nya. ’Menolong Allah’ bukan berarti Allah lemah dan butuh pertolongan manusia.
Al Qurthubi mengatakan bahwa maknanya adalah orang yang menolong agama dan nabi-Nya. [al Jami’ li Ahkamil Qur’an juz XII hal 386]


Allah ta’ala berfirman yang artinya :
”Dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya. Padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha kuat lagi Maha Perkasa.”
[QS. Al Hadid : 25]

Tatkala berbicara tentang “Allah Maha kuat lagi Maha Perkasa.” Kemudian Allah melanjutkannya dengan menjelaskan makna pertolongan mereka kepada Allah dan Rasul-Nya adalah menolong manhaj dan da’wah-Nya, adapun Allah subhanahu wa ta’ala tidaklah membutuhkan pertolongan dari mereka. “Sesungguhnya Allah Maha kuat lagi Maha Perkasa.”
[Fii Zhilalil Qur’an juz VI hal 4395].

Allah ta’ala berfirman yang artinya :
“Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha kuat lagi Maha perkasa,”
[QS. Al Hajj : 40]

Sesungguhnya Allah tidaklah membutuhkan pertolongan sedikit pun dari hambanya. Karena Dia maha kuat. Akan tetapi Allah hendak menguji dari hambanya mana yang layak untuk mendapatkan pertolongannya.

Menolong agama Allah diantara maksudnya adalah, memurnikan risalah yang dibawa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dari para pelaku penyimpangan dan penyesat umat. Membela sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan menjauhkan umat dari kesyirikan, bid’ah, khurafat dan tradisi-tradisi nenek moyang (jahiliyah) yang tidak sesuai dengan syari’at Islam.

Memang sulit dan besar aral rintangan yang akan dihadapi para pengemban dakwah dalam menyampaikan kebenaran karena besarnya permusuhan, perlawanan dan kecaman dari mereka yang merasa terusik amalan-amalan dan kepercaya’an batilnya. Tapi sebagaimana Allah sebutkan bahwa Allah ta’ala akan memberikan pertolongan dan meneguhkan kedudukan orang-orang yang istiqomah dalam membela agama Allah.

Allah ta’ala berfirman yang artinya :

”Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”.
[QS. Muhammad : 7].

Wallaahu a'lam...

https://agussantosa39.wordpress.com

 

Share:

PENDAPAT ULAMA BUKAN DALIL


Khilaf Ulama Bukan Dalil, Jangan Salah Memahami! - ISLAM KAFAH

Imam Asy Syafi’i berkata,

🎀“Jika terdapat hadits yang shahih, maka lemparlah pendapatku ke dinding. Jika engkau melihat hujjah diletakkan di atas jalan, maka itulah pendapatku.(Majmu’ Al Fatawa, 20: 211.)

🎀Ar Rabie’ (murid Imam Syafi’i) bercerita, Ada seseorang yang bertanya kepada Imam Syafi’i tentang sebuah hadits, kemudian (setelah dijawab) orang itu bertanya, “Lalu bagaimana pendapatmu?”, maka gemetar dan beranglah Imam Syafi’i. Beliau berkata kepadanya,
أَيُّ سَمَاءٍ تُظِلُّنِي وَأَيُّ أَرْضٍ تُقِلُّنِي إِذَا رَوَيْتُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ  وَقُلْتُ بِغَيْرِهِ
“Langit mana yang akan menaungiku, dan bumi mana yang akan kupijak kalau sampai kuriwayatkan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian aku berpendapat lain…!?”(Hilyatul Auliya’, 9: 107.)

🎀Imam Syafi’i juga berkata,
إِذَا وَجَدْتُمْ فِي كِتَابِي خِلاَفَ سُنَّةِ رَسُولِ اللهِ  فَقُولُوا بِسُنَّةِ رَسُولِ اللهِ  وَدَعُوا مَا قُلْتُ -وفي رواية- فَاتَّبِعُوهَا وَلاَ تَلْتَفِتُوا إِلىَ قَوْلِ أَحَدٍ

“Jika kalian mendapati dalam kitabku sesuatu yang bertentangan dengan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka sampaikanlah sunnah tadi dan tinggalkanlah pendapatku –dan dalam riwayat lain Imam Syafi’i mengatakan– maka ikutilah sunnah tadi dan jangan pedulikan ucapan orang.”

(Al Majmu’ Syarh Al Muhadzdzab, 1: 63.)
كُلُّ حَدِيثٍ عَنِ النَّبِيِّ  فَهُوَ قَوْلِي وَإِنْ لَمْ تَسْمَعُوهُ مِنيِّ

🎀“Setiap hadits yang diucapkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka itulah pendapatku meski kalian tak mendengarnya dariku.”( Siyar A’laamin Nubala’, 10: 35.)
إِذَا صَحَّ الْحَدِيثُ فَهُوَ مَذْهَبِي وَإِذَا صَحَّ الْحَدِيْثُ فَاضْرِبُوا بِقَوْلِي الْحَائِطَ
🎀“Kalau ada hadits shahih, maka itulah mazhabku, dan kalau ada hadits shahih maka campakkanlah pendapatku ke (balik) tembok.”(Siyar A’laamin Nubala’, 10: 35.)

🎀“Kaum muslimin sepakat bahwa siapa saja yang telah jelas baginya sebuah sunnah (ajaran) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka tak halal baginya untuk meninggalkan sunnah itu karena mengikuti pendapat siapa pun.(I’lamul Muwaqi’in, 2: 282).

🎀 Al-Imam Malik Rahimahulloh (Madzhab Maliki) mengatakan:
إنما أنا بشر أخطئ وأصيب، فانظروا في رأيي؛ فكل ما وافق الكتاب والسنة فخذوه، وكل ما لم يوافق الكتاب والسنة فاتركوه
“Saya hanyalah manusia biasa, mungkin salah dan mungkin benar. Maka perhatikanlah pendapat saya, jika sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah maka ambillah. Apabila tidak sesuai dengan keduanya maka tinggalkanlah.”

🎀 Al-Imam Abu Hanifah Rahimahulloh (Madzhab Hanafi) mengatakan:
لا يحل لأحد أن يأخذ بقولنا ما لم يعلم من أين أخذناه
وفى رواية: «حرام على مَن لم يعرف دليلي أن يفتى بكلامي «فإننا بشر، نقول القول اليوم ونرجع عنه غدًا
“Tidak halal bagi siapa pun mengambil pendapat kami tanpa mengetahui dari mana kami mengambilnya.” Dalam riwayat lain, beliau mengatakan, “Haram bagi siapa pun yang tidak mengetahui dalil yang saya pakai untuk berfatwa dengan pendapat saya. Karena sesungguhnya kami adalah manusia, perkataan yang sekarang kami ucapkan, mungkin besok kami rujuk (kami tinggalkan).”

🎀Al-Imam Ahmad Bin Hambal Rahimahulloh (Madzab Hambali mengatakan) :
لا تقلدني، ولا تقليد مالكًا ولا الشافعي ولا الأوزاعي ولا الثوري، وخذ من حيث أخذوا
“Janganlah kalian taklid kepada saya dan jangan taklid kepada Malik, asy-Syafi’i, al-Auza’i, ataupun (Sufyan) ats-Tsauri. Tapi ambillah (dalil) dari mana mereka mengambilnya.”

Disusun oleh Humaira medina

Share:

TUMBAL DAN SESAJEN ADALAH PENYERAHAN UPETI SEBAGAI PENGABDIAN MANUSIA KEPADA JIN SETAN

Bismillahirrahmanirrahim
 
Jalan hidup beragama bagi manusia yang merdeka dan berakal sehat adalah Islam dengan manhaj salaf. Manhaj inilah yang berusaha membebaskan umat untuk merdeka dari jajahan takhyul, khurafat, syirik dan bid'ah dan membimbingnya untuk menjalankan Islam yang benar yaitu berakidah dan beribadah sesuai dengan Al Quran dan As Sunnah. Makanya dalam manhaj salaf tidak dipercaya yang namanya takhyul/khurafat, tidak dilakukan persembahan tumbal atau sesajen, dan tidak dilakukan amalan-amalan bid'ah yang  hanya membuang-buang waktu, tenaga,pikiran dan biaya, serta tidak berlaku istilah "bid'ah hasanah" untuk perkara agama.
       
Persembahan tumbal dan sesajen hanya berlaku dalam manhaj jahiliyah, yaitu manhaj yang mencampuradukkan antara ajaran Islam dengan tradisi budaya nenek moyang, yang mempersekutukan Allah dengan jin-jin setan yang menjajahnya tetapi tidak mau disebut musyrik. Manhaj yang senantiasa melakukan pengabdian kepada jin-jin setan tetapi tidak mau disebut berbuat syirik. Manhaj jahiliyah adalah jalan beragama orang-orang jahiliyah modern yang merupakan turunan Abu Lahab dan Abu Jahal.
Persembahan tumbal dan sesajen adalah bukti masih banyaknya umat Islam yang terperangkap ke dalam wilayah kekuasaan Iblis, entah disadari atau tidak. Kebodohan, taklid buta dan fanatisme budaya yang membuat manusia begitu mudah terseret ke dalam wilayah kekuasaan Iblis. Persembahan tumbal dan sesajen adalah salah satu bentuk pengabdian atau peribadatan kepada kerajaan Iblis. 
  
Sejak diusir dari surga dan mendapat laknak dari Allah. Iblis yang dulu bernama Azazil meninggalkan surga dengan penuh dendam terhadap manusia dan tekad untuk menyesatkan. Iblis turum dengan mengantongi  berbagai fasilitas dari Allah sebagai pendukung visi-misi penyesatannya terhadap manusia, antara lainnya:
 
1. Penangguhan hidup sampai kiamat (QS. Al Hijr:37).
2. Izin atau kekuasaan menyesatkan siapa saja yang mau disesatkan atau para pengikutnya (QS. QS. Al Isra:63-64).
3. Kemampuan untuk mewujudkan atau membuktikan persangkaan atau keyakinan msnusia yang tersesat (QS. Saba: 20).
  
Tetapi Allah memberi jaminan perlindungan dari tipu daya dan kekuasaan Iblis kepada hamba-hamba Allah yaitu yang ikhlas dan jujur beriman dan bertakwa (QS. Al Israa:65, Al Hijr:42). Dan Iblispun mengakui tidak sanggup menggoda dan menyesatkan hamba-hamba Allah yang ikhlas (QS. Al Hijr: 40). 
 
Untuk menjalankan visi-misi penyesatannya, maka Iblis membangun kerajaan besar di muka bumi ini, dan membangun Istana besar dan megah di tengah  samudera untuk mengendalikan pasukan-pasukannya dalam menyesatkan manusia (HR. Muslim). Seperti halnya bangsa manusia, Iblispun memiliki kerajaan-kerajaan bawahan di laut dan di darat. Iblis dalam upaya menyesatkan manusia memiliki misi andalan, yaitu:
 
1. Mendatangi manusia dari segala arah, dan segala cara menggodanya.
2. Bersekutu dengan manusia, antara lain bersekutu dengan duduk-dukun sebagai juru bicaranya kepada manusia, dan dengan tokoh-tokoh pembela maksiat, syirik dan bid'ah.
3. Berusaha mewujudkan impian manusia pengikutnya. Manusia yang mau kaya tapi malas berusaha maka diberi kekuasaan. Manusia yang mau hebat tapi takut mati maka dibuatnya kebal senjata.
4. Berusaha membuktikan seluruh persangkaan atau kepercayaan manusia awam. Bila manusia percaya ada hantu maka dibuatlah bermacam-macam hantu, seperti pocong, kuntilanak. Bila percaya bahwa pohon besar itu angker, maka dibuatnya menjadi angker. Bila percaya bahwa mengamalkan asma-ul husna atau solawatan ribuan kali bisa kebal senjata, maka dibuatnya kebal senjata.
 
Salah satu syariat Iblis beserta raja-raja jin bawahannya terhadap manusia yang telah terdaftar di data base sebagai warga jajahannya adalah melakukan:
 
1. Melakukan upacara penghormatan pada waktu dan tempat yang telah ditentukan yang dihadiri oleh manusia-manusia jajahannya.
2. Menyerahkan upeti atau pajak berupa tumbal  atau sesajen yang dilakukan pada waktu dan tempat yang telah ditentukan. 
  
Makanya pesta-pesta adat persembahan tumbal dan sesajen yang banyak dilakukan warga tempat dan waktunya selalu tetap. Dan untuk pesta besar biasanya dilakukan di pantai, karena pantai dekat dengan laut atau samudera, sedangkan istana Iblis ada di dalam samudera. Mengapa pesta adat tidak sekalian dilaksanakan di tengah samudera atau di Segitiga Bermuda kata orang?,  ini faktor keamanan dan trasfortasi, padahal Iblis menginginkan pengikut sebanyak-banyaknya. 
  
Tumbal dan sesajen adalah makanan favorit Iblis beserta para pembesarnya. Sejak dulu zaman Nabi Nuh, Iblis mensyariatkan para  pengikutnya untuk mempersembahkan tumbal dan sesajen, dan syariat ini dijaga dan dilestarikan terus dari zaman ke zaman, bahkan sampai ke kiamat. Karena sekutu- sekutu Iblis pada bangsa manusia pun juga bertambah dan turun temurun. Iblis mampu menempatkan sekutunya pada jabatan pemerintahan untuk menjaga dan melestarikan  tradisi persembahan tumbal dan sesajen. Iblis mampu mengkader manusia untuk menjadi pasukan pembela syirik, yang melakukan pembenaran terhadap ritual persembahan tumbal dan sesajen, memberinya nama yang islami, mengisinya amalan islami, supaya umat  lainnya menyangka benar dan mengikutinya. Saat Allah memiliki ulama yang mengajar tauhid dan sunnah. Iblispun membuat ulama tandingan untuk membela-bela syirik dan bid'ah. Karena takhyul, syirik dan bid'ah adalah ajaran andalan Iblis dalam menyesatkan manusia. 
  
Tumbal dan sesajen memiliki nilai tersendiri bagi bangsa jin yang hendak menjadi  raja yang bisa menguasai manusia atau mempertahankan kerajaannya, antara lain:
1. Tumbal dan sesajen adalah sumber kekuatan bangsa jin. Semakin besar tumbal atau sesajennya maka semakin kuat pula jin yang menikmatinya.
2. Tumbal dan sesajen adalah sumber kekebalan jin setan dalam menghadapi serangan musuh.
3. Tumbal dan sesajen adalah sumber kesaktian jin setan. Ilmu yang tinggi tanpa didukung oleh tumbal atau sesajen maka tiada artinya bagi bangsa jin setan.
 
Makanya jin setan berlomba-lomba berusaha mempengaruhi manusia agar mempersembahkan tumbal atau sesajen, atau berusaha menguasai tempat-tempat yang biasa dipakai manusia melakukan ritual persembahan tumbal atau sesajen walau harus berperang melawan jin yang telah menguasai tempat tersebut.
       
Sesuatu yang diberi tumbal atau sesajen selain Allah, atau sesuatu yang padanya dilakukan ritual penghormatan selalin yang disyariatkan Allah adalah berhala. Dan mereka tidak mempersembahkan kepada siapa-siapa kecuali kepada setan yang durhaka (simak QS. An Nisaa:117). Walau namanya sedekah atau maulid kalau mengandung peraembahan sesajen maka itu adalah syirik. Kami berlindung kepada Allah dengan kalimat- kalumat-Nya yang sempurna dari kejahanan makhluk-Nya

 
Sumber Group Kajian
Share:

Bila takut hanya kepada Allah maka tidak ada yang membahayakannya apapun

 ✍Amalan hati yang paling kuat mendorong seorang mukmin melakukan amal shalih dan yang bisa menumbuhkan rasa cinta kepada hari akhir, yang dapat menjauhkan dari perbuatan buruk dan bisa menimbulkan sikap zuhud terhadap dunia serta dapat mengekang hawa nafsu adalah khauf (rasa takut) dan raja’ (berharap) kepada Allah.

Takut kepada Allah akan mengendalikan hati menuju Allah Rabb yang satu. Pada saat kondisi hati berada dalam khauf kepada Allah, dia akan mendekati keagungan dan kemuliaan-Nya.

Takut merupakan tempat persinggahan yang amat penting dan paling bermanfaat. Hati akan menjadi tenang, tenteram, dan damai.

Allah berfirman: 

فَلَا تَخْشَوُا النَّاسَ وَاخْشَوْنِ وَلَا تَشْتَرُوا بِآيَاتِي ثَمَنًا قَلِيلًا 

"Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit." [A-Mâidah: 44]

Orang mukmin harus menempatkan takutnya hanya kepada Allah dengan seluruh anggota badannya. Tanda rasa takutnya kepada Allah tampak pada lidah yang mencegah berkata dusta,  menggunjing, memfitnah, menipu, dan perkataan yang tidak berguna. Sebaliknya, dia menyibukkan dengan zikir kepada Allah.

Hati orang yang takut kepada Allah akan jauh dari permusuhan, kedengkian, dan hasut. Perut orang yang takut kepada Allah tidak menampung makanan haram, sebab hal itu merupakan dosa besar.

Dan siapa pun yang takut kepada-Nya, akan menjadi sosok taat dan bertakwa. 

Dan orang yang memiliki rasa takut kepada Allah, dijanjikan oleh Allah ganjaran yang besar, yaitu surga.

وَلِمَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ جَنَّتَانِ ﴿٤٦﴾ فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ ﴿٤٧﴾ ذَوَاتَا أَفْنَانٍ.

"Orang yang takut pada Allâh akan mendapatkan dua surga. Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan? Kedua syurga itu mempunyai pohon-pohonan dan buah-buahan." [Ar-Rahmân: 46-48]

Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengungkapkan tentang besarnya pengaruh rasa takut kepada Allah yang menjadikan berubahnya secara total orientasi keinginan diri seseorang.

لَوْ يَعْلَمُ الْمُؤمِنُ مَا عِنْدَ الله مِنَ العُقُوبَةِ ، مَا طَمِعَ بِجَنَّتِهِ أَحَدٌ ، وَلَوْ يَعْلَمُ الكَافِرُ مَا عِنْدَ الله مِنَ الرَّحْمَةِ ، مَا قَنَطَ مِنْ جَنَّتِهِ أحَدٌ 

"Seandainya seorang Mukmin mengetahui adzab yang ada di sisi Allâh, niscaya tidak ada seorang pun yang akan terlalu berambisi untuk meraih surga-Nya. Dan seandainya orang kafir mengetahui kasih saying Allâh, niscaya tidak ada seorang pun yang akan berputus asa dari meraih surga-Nya." [HR. Muslim]

Selain kebaikan balasan diakherat, rasa takut kepada Allah juga memberikan dampak yang luar biasa kepada manusia didunianya.

قال الفضيل بن عياض رحمه الله: 

من خاف الله لم يضره أحد، ومن خاف غير الله لم ينفعه أحد.

(مدارج السالكين، ج. ٢ ص. ٢٤٩)


📚 درر من اقوال أئمة السلف (kalemtayeb.com)

Berkata Imam Fudhoil bin Iyadh رحمه الله,

Barangsiapa yang takut kepada Allah tidak akan ada yang memudharatkannya siapapun. Dan barangsiapa yang takut kepada selain Allah maka tidak ada yang bisa memberikan manfaat kepadanya siapapun.

(Madarijus Salikin, j. 2, h. 249)

📚 Duror min Aqwal Aimmah As-Salaf (kalemtayeb.com)

🍃Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc


          ✏📚✒.💦..

Share:

Penyesalan-penyesalan di hari kiamat

✍ Manusia yang paling beruntung dan bahagia adalah yang diselamatkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga..

كُلُّ نَفۡسࣲ ذَاۤىِٕقَةُ ٱلۡمَوۡتِۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوۡنَ أُجُورَكُمۡ یَوۡمَ ٱلۡقِیَـٰمَةِۖ فَمَن زُحۡزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدۡخِلَ ٱلۡجَنَّةَ فَقَدۡ فَازَۗ وَمَا ٱلۡحَیَوٰةُ ٱلدُّنۡیَاۤ إِلَّا مَتَـٰعُ ٱلۡغُرُورِ.

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan."

[Surat Ali 'Imran: 185]

Sedangkan manusia yang paling merugi adalah yang dimasukkan kedalam neraka.

Masuk neraka adalah kerugian yang sangat besar

Allah berfirman,

قُلۡ إِنَّ ٱلۡخَـٰسِرِینَ ٱلَّذِینَ خَسِرُوۤا۟ أَنفُسَهُمۡ وَأَهۡلِیهِمۡ یَوۡمَ ٱلۡقِیَـٰمَةِۗ أَلَا ذَ ٰ⁠لِكَ هُوَ ٱلۡخُسۡرَانُ ٱلۡمُبِینُ ۝  

لَهُم مِّن فَوۡقِهِمۡ ظُلَلࣱ مِّنَ ٱلنَّارِ وَمِن تَحۡتِهِمۡ ظُلَلࣱۚ ذَ ٰ⁠لِكَ یُخَوِّفُ ٱللَّهُ بِهِۦ عِبَادَهُۥۚ یَـٰعِبَادِ فَٱتَّقُونِ.

“Katakanlah, ‘Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat. Ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.

Bagi mereka lapisan-lapisan dari api di atas mereka dan di bawah merekapun lapisan-lapisan (dari api). Demikianlah Allah mempertakuti hamba-hamba-Nya dengan azab itu. Maka bertakwalah kepada-Ku hai hamba-hamba-Ku."

[Surat Az-Zumar : 15 - 16]

 Orang-orang yang dimasukkan ke dalam neraka dihinakan oleh Allah, sebagaimana pernyataan para Ulul Albab,

رَبَّنَا إِنَّكَ مَنْ تُدْخِلِ النَّارَ فَقَدْ أَخْزَيْتَهُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ

“Ya Rabb kami, sesungguhnya barang siapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang lalim seorang penolong pun” [Ali ‘Imran: 192].

Dan neraka merupakan tempat kembali yang terburuk.

Allah berfirman,

إنها سآءت مستقراً ومقاماً

“Sesungguhnya neraka Jahanam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman” [Al-Furqan: 66].

Sehingga wajar mereka sangat menyesali atas nasib mereka.

Allah mengungkapkan penyesalan-penyesalan mereka sebagai berikut:

1. Karena mereka dulunya berlaku dzalim.

قَالُوا۟ یَـٰوَیۡلَنَاۤ إِنَّا كُنَّا ظَـٰلِمِینَ.

"Mereka berkata: "Aduhai, celaka kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zaIim"."

[Surat Al-Anbiya' 14]

وَلَىِٕن مَّسَّتۡهُمۡ نَفۡحَةࣱ مِّنۡ عَذَابِ رَبِّكَ لَیَقُولُنَّ یَـٰوَیۡلَنَاۤ إِنَّا كُنَّا ظَـٰلِمِینَ.

"Dan sesungguhnya, jika mereka ditimpa sedikit saja dari azab Tuhan-mu, pastilah mereka berkata: "Aduhai, celakalah kami, bahwasanya kami adalah orang yang menganiaya diri sendiri"."

[Surat Al-Anbiya' 46]

2. Dulunya mereka melalaikan peringatan adanya hari kiamat.

وَٱقۡتَرَبَ ٱلۡوَعۡدُ ٱلۡحَقُّ فَإِذَا هِیَ شَـٰخِصَةٌ أَبۡصَـٰرُ ٱلَّذِینَ كَفَرُوا۟ یَـٰوَیۡلَنَا قَدۡ كُنَّا فِی غَفۡلَةࣲ مِّنۡ هَـٰذَا بَلۡ كُنَّا ظَـٰلِمِینَ.

"Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (hari berbangkit), maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Mereka berkata): "Aduhai, celakalah kami, sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang zalim"."

[Surat Al-Anbiya' 97]

3. Dulunya mereka tidak meyakini adanya hari kebangkitan.

قَالُوا۟ یَـٰوَیۡلَنَا مَنۢ بَعَثَنَا مِن مَّرۡقَدِنَاۜۗ هَـٰذَا مَا وَعَدَ ٱلرَّحۡمَـٰنُ وَصَدَقَ ٱلۡمُرۡسَلُونَ.

"Mereka berkata: "Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?". Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul(Nya)."

[Surat Ya-Sin 52]

4. Mereka mendustakan hari kiamat.

وَقَالُوا۟ یَـٰوَیۡلَنَا هَـٰذَا یَوۡمُ ٱلدِّینِ ۝  هَـٰذَا یَوۡمُ ٱلۡفَصۡلِ ٱلَّذِی كُنتُم بِهِۦ تُكَذِّبُونَ.

"Dan mereka berkata: "Aduhai celakalah kita!" Inilah hari pembalasan. Barisan-barisan (Aş-Şāffāt):21 - Inilah hari keputusan yang kamu selalu mendustakannya.

[Surat Ash-Shaffat 20 - 21]

5. Mereka telah melampaui batas

Penyesalan pemilik kebun yang dibinasakan oleh Allah.

قَالُوا۟ یَـٰوَیۡلَنَاۤ إِنَّا كُنَّا طَـٰغِینَ.

"Mereka berkata: "Aduhai celakalah kita; sesungguhnya kita ini adalah orang-orang yang melampaui batas"."

[Surat Al-Qalam 31]

6. Karena salah dalam mengambil teman dekat.

وَیَوۡمَ یَعَضُّ ٱلظَّالِمُ عَلَىٰ یَدَیۡهِ یَقُولُ یَـٰلَیۡتَنِی ٱتَّخَذۡتُ مَعَ ٱلرَّسُولِ سَبِیلࣰا ۝  یَـٰوَیۡلَتَىٰ لَیۡتَنِی لَمۡ أَتَّخِذۡ فُلَانًا خَلِیلࣰا

"Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: "Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul". Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab(ku)."

[Surat Al-Furqan 27 - 28]

7. Melihat banyaknya catatan dosanya

وَوُضِعَ ٱلۡكِتَـٰبُ فَتَرَى ٱلۡمُجۡرِمِینَ مُشۡفِقِینَ مِمَّا فِیهِ وَیَقُولُونَ یَـٰوَیۡلَتَنَا مَالِ هَـٰذَا ٱلۡكِتَـٰبِ لَا یُغَادِرُ صَغِیرَةࣰ وَلَا كَبِیرَةً إِلَّاۤ أَحۡصَىٰهَاۚ وَوَجَدُوا۟ مَا عَمِلُوا۟ حَاضِرࣰاۗ وَلَا یَظۡلِمُ رَبُّكَ أَحَدࣰا.

"Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: "Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun"."

[Surat Al-Kahfi 49]

9. Lebih mentaati pemimpinnya daripada ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.

یَوۡمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمۡ فِی ٱلنَّارِ یَقُولُونَ یَـٰلَیۡتَنَاۤ أَطَعۡنَا ٱللَّهَ وَأَطَعۡنَا ٱلرَّسُولَا۠ ۝  وَقَالُوا۟ رَبَّنَاۤ إِنَّاۤ أَطَعۡنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاۤءَنَا فَأَضَلُّونَا ٱلسَّبِیلَا۠.

"Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikan dalam neraka, mereka berkata: "Alangkah baiknya, andaikata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul".

Dan mereka berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mentaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar)."

[Surat Al-Ahzab 66 - 67]

10. Ketika diberi catatan amal dari arah kirinya karena banyaknya dosa.

وَأَمَّا مَنۡ أُوتِیَ كِتَـٰبَهُۥ بِشِمَالِهِۦ فَیَقُولُ یَـٰلَیۡتَنِی لَمۡ أُوتَ كِتَـٰبِیَهۡ ۝  وَلَمۡ أَدۡرِ مَا حِسَابِیَهۡ ۝  یَـٰلَیۡتَهَا كَانَتِ ٱلۡقَاضِیَةَ.

"Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata: "Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini). Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. Hari Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu."

[Surat Al-Haqqah 25 - 27]

📚Dinukil dari Fathurrahman Li Tholibi Ayatil Qur'an.


🍃Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc


        ✏📚✒.💦..

Share:

Manusia-manusia yang celaka menurut Al-Qur'an ...?

✍ Allah ketika menciptakan manusia telah melengkapi petunjuk dan memberi jalan kebebasan memilih, antara jalan keselamatan dengan keimanan atau jalan kebinasaan dengan pembangkangan dan kekafiran.

إِنَّا خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَـٰنَ مِن نُّطۡفَةٍ أَمۡشَاجࣲ نَّبۡتَلِیهِ فَجَعَلۡنَـٰهُ سَمِیعَۢا بَصِیرًا ۝  إِنَّا هَدَیۡنَـٰهُ ٱلسَّبِیلَ إِمَّا شَاكِرࣰا وَإِمَّا كَفُورًا.

"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat. Manusia Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir."

[Surat Al-Insan :  2 - 3]

Allah menyebutkan tipe-tipe manusia yang celaka sebagai berikut,

1. Orang yang mengaku-aku menulis ayat-ayat-Nya, padahal itu bukan.

فَوَیۡلࣱ لِّلَّذِینَ یَكۡتُبُونَ ٱلۡكِتَـٰبَ بِأَیۡدِیهِمۡ ثُمَّ یَقُولُونَ هَـٰذَا مِنۡ عِندِ ٱللَّهِ لِیَشۡتَرُوا۟ بِهِۦ ثَمَنࣰا قَلِیلࣰاۖ فَوَیۡلࣱ لَّهُم مِّمَّا كَتَبَتۡ أَیۡدِیهِمۡ وَوَیۡلࣱ لَّهُم مِّمَّا یَكۡسِبُونَ.

"Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan."

[Surat Al-Baqarah 79]

2. Orang yang kafir, yang lebih mengutamakan kehidupan dunia dibanding kehidupan akherat, dan menghalangi manusia dari jalan Allah.

ٱللَّهِ ٱلَّذِی لَهُۥ مَا فِی ٱلسَّمَـٰوَ ٰ⁠تِ وَمَا فِی ٱلۡأَرۡضِۗ وَوَیۡلࣱ لِّلۡكَـٰفِرِینَ مِنۡ عَذَابࣲ شَدِیدٍ.

ٱلَّذِینَ یَسۡتَحِبُّونَ ٱلۡحَیَوٰةَ ٱلدُّنۡیَا عَلَى ٱلۡـَٔاخِرَةِ وَیَصُدُّونَ عَن سَبِیلِ ٱللَّهِ وَیَبۡغُونَهَا عِوَجًاۚ أُو۟لَـٰۤىِٕكَ فِی ضَلَـٰلِۭ بَعِیدࣲ.

"Allah-lah yang memiliki segala apa yang di langit dan di bumi. Dan kecelakaanlah bagi orang-orang kafir karena siksaan yang sangat pedih, (yaitu) orang-orang yang lebih menyukai kehidupan dunia dari pada kehidupan akhirat, dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan Allah itu bengkok. Mereka itu berada dalam kesesatan yang jauh.

[Surat Ibrahim 2]

فَٱخۡتَلَفَ ٱلۡأَحۡزَابُ مِنۢ بَیۡنِهِمۡۖ فَوَیۡلࣱ لِّلَّذِینَ كَفَرُوا۟ مِن مَّشۡهَدِ یَوۡمٍ عَظِیمٍ

"Maka berselisihlah golongan-golongan (yang ada) di antara mereka. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang kafir pada waktu menyaksikan hari yang besar."

[Surat Maryam 37]

3. Orang yang membatu hatinya sehingga jauh dari dzikrullah.

أَفَمَن شَرَحَ ٱللَّهُ صَدۡرَهُۥ لِلۡإِسۡلَـٰمِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورࣲ مِّن رَّبِّهِۦۚ فَوَیۡلࣱ لِّلۡقَـٰسِیَةِ قُلُوبُهُم مِّن ذِكۡرِ ٱللَّهِۚ أُو۟لَـٰۤىِٕكَ فِی ضَلَـٰلࣲ مُّبِینٍ.

"Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata."

[Surat Az-Zumar 22]

4. Orang musyrik, orang yang tidak mau mengeluarkan zakat, dan yang mengingkari hari kiamat.

قُلۡ إِنَّمَاۤ أَنَا۠ بَشَرࣱ مِّثۡلُكُمۡ یُوحَىٰۤ إِلَیَّ أَنَّمَاۤ إِلَـٰهُكُمۡ إِلَـٰهࣱ وَ ٰ⁠حِدࣱ فَٱسۡتَقِیمُوۤا۟ إِلَیۡهِ وَٱسۡتَغۡفِرُوهُۗ وَوَیۡلࣱ لِّلۡمُشۡرِكِینَ.

ٱلَّذِینَ لَا یُؤۡتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَهُم بِٱلۡـَٔاخِرَةِ هُمۡ كَـٰفِرُونَ.

"Katakanlah: "Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha Esa, maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya. Dan kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-Nya.

Yang dijelaskan,

(yaitu) orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka kafir akan adanya (kehidupan) akhirat."

[Surat Fushilat 6]

5. Orang yang dzalim.

فَٱخۡتَلَفَ ٱلۡأَحۡزَابُ مِنۢ بَیۡنِهِمۡۖ فَوَیۡلࣱ لِّلَّذِینَ ظَلَمُوا۟ مِنۡ عَذَابِ یَوۡمٍ أَلِیمٍ.

"Maka berselisihlah golongan-golongan (yang terdapat) di antara mereka, lalu kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang zalim yakni siksaan hari yang pedih (kiamat)."

[Surat Az-Zukhruf 65]

6. Orang yang banyak berdusta dan banyak melakukan dosa.

وَیۡلࣱ لِّكُلِّ أَفَّاكٍ أَثِیمࣲ.

یَسۡمَعُ ءَایَـٰتِ ٱللَّهِ تُتۡلَىٰ عَلَیۡهِ ثُمَّ یُصِرُّ مُسۡتَكۡبِرࣰا كَأَن لَّمۡ یَسۡمَعۡهَاۖ فَبَشِّرۡهُ بِعَذَابٍ أَلِیمࣲ.

"Kecelakaan besarlah bagi tiap-tiap orang yang banyak berdusta lagi banyak berdosa, dia mendengar ayat-ayat Allah dibacakan kepadanya kemudian dia tetap menyombongkan diri seakan-akan dia tidak mendengarnya. Maka beri khabar gembiralah dia dengan azab yang pedih."

[Surat Al-Jatsiyah 7]

Orang yang mendustakan  kebenaran.

فَوَیۡلࣱ یَوۡمَىِٕذࣲ لِّلۡمُكَذِّبِینَ.

"Maka kecelakaan yang besarlah di hari itu bagi orang-orang yang mendustakan."

[Surat Ath-Thur 11]

7. Orang yang curang.

وَیۡلࣱ لِّلۡمُطَفِّفِینَ ۝  

ٱلَّذِینَ إِذَا ٱكۡتَالُوا۟ عَلَى ٱلنَّاسِ یَسۡتَوۡفُونَ.

"Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang.

(yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi."

[Surat Al-Muthaffifin 1 - 2]

8. Orang yang suka mencela.

وَیۡلࣱ لِّكُلِّ هُمَزَةࣲ لُّمَزَةٍ

"Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela,

[Surat Al-Humazah 1 - 2]

9. Orang yang melalaikan sholatnya.

فَوَیۡلࣱ لِّلۡمُصَلِّینَ ۝  ٱلَّذِینَ هُمۡ عَن صَلَاتِهِمۡ سَاهُونَ.

"Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya."

[Surat Al-Ma'un 4 - 5]

10. Orang yang men-sifati Allah dengan sifat yang tidak layak.

بَلۡ نَقۡذِفُ بِٱلۡحَقِّ عَلَى ٱلۡبَـٰطِلِ فَیَدۡمَغُهُۥ فَإِذَا هُوَ زَاهِقࣱۚ وَلَكُمُ ٱلۡوَیۡلُ مِمَّا تَصِفُونَ.

"Sebenarya Kami melontarkan yang hak kepada yang batil lalu yang hak itu menghancurkannya, maka dengan serta merta yang batil itu lenyap. Dan kecelakaanlah bagimu disebabkan kamu mensifati (Allah dengan sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya)."

[Surat Al-Anbiya' 18]


Wallahu a'lam.


📚Sumber: Fathurrahman Li Tholibi Ayatil Qur'an.


🍃 Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc


          ✏📚✒.💧..

Share:

Jalan mendapatkan Husnul khatimah

✍️ Mutiara nasehat para Ulama Salaf.

Husnul khotimah adalah sebuah akhir kehidupan yang baik. Dan inilah akhir yang harus dicita-citakan oleh setiap orang mukmin sebagaimana wasiat Allah,

یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ.

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, dan janganlah kalian mati melainkan dalam keadaan muslim (berserah diri) ”. [Ali-Imran: 102].

Diantara tanda Husnul khatimah adalah seseorang yang akhir ucapannya adalah kalimat tauhid. Sebagaimana sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم,

من كان آخرُ كلامهِ لا إلهَ إلَّا اللهُ دخل الجنَّةَ.

“Siapa yang di akhir hayatnya bisa mengucapkan لا إله إلا الله (tidak ada Tuhan selain Allah), maka ia masuk surga.” (HR Abu Daud, 3126 dishahihkan Al-Albany). 

Husnul khatimah tidak akan didapatkan secara otomatis begitu saja.

Husnul khatimah lahir dari amalan-amalan yang istiqamah. 

Tidak mungkin orang yang selama hidupnya ingkar kepada Allah, tiba-tiba saja menjelang meninggal lancar saja lidahnya mengucapkan la ilaha illalah. Orang yang bisa mengucapkan la ilaha illallah jelang meninggal adalah orang yang selama hidupnya memang istiqamah melafadzkan zikir-zikir itu dan mempraktekkannya dalam kehidupan kesehariannya dengan menjaga tauhid dan menjauhi syirik.

Untuk mencapai husnul khatimah, manusia harus istiqamah mengerjakan amal-amal kebaikan. Orang yang selama hidupnya istiqamah melakukan kebaikan, maka ia akan meninggal sebagai orang baik.

Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda :

يُبْعَثُ كُلُّ عَبْدٍ عَلَى مَا مَاتَ عَلَيْهِ.

“Setiap hamba akan dibangkitkan berdasarkan kondisi meninggalnya” (HR Muslim, 2878)

 أَيْ يَمُوْتُ عَلَى مَا عَاشَ عَلَيْهِ وَيُبْعَثُ عَلَى ذَلِكَ 

“Yaitu ia meninggal di atas kehidupan yang biasa ia jalani dan ia dibangkitkan di atas hal itu” (At-Taisiir bi Syarh Al-Jaami’ As-Shogiir, Al-Munawi: 2/859)

Diantara jalan mendapatkan Husnul khatimah juga adalah terus menjaga hati kepada sesama muslim dengan banyak berhusnuzd-dzan kepada mereka.

Berkata Imam Asy-Syafi'i رحمه الله,

من أحب أن يقضي له بالحسنى, فليحسن بالناس الظن.


📚مواعظ الامام الشافعي: ١/١٢ (saaid.net)

"Barangsiapa yang menginginkan husnul khatimah, hendaklah ia selalu berprasangka baik dengan manusia".

📚 Mawa'idz Imam Asy-Syafi'i, 1/12


🍃 Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc


            ✏️📚✒️...

Share:

Banyak murtad karena berdebat dalam agama ...!

✍ Mutiara nasehat para Ulama Salaf.

Debat dapat menjadi salah satu metode dakwah dalam Islam, namun seorang Muslim harus memahami jika perdebatan merupakan jalan terakhir yang bisa ditempuh dalam berdakwah, perdebatan bukan dilakukan untuk mengawali dakwah. Allah berfirman :

ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِیلِ رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِ ٱلۡحَسَنَةِۖ وَجَـٰدِلۡهُم بِٱلَّتِی هِیَ أَحۡسَنُۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِیلِهِۦ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِینَ.

“Serulah(manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.”

[An-Nahl : 125]

Debat hukumnya boleh apabila debat tersebut dilakukan dengan niat untuk mencari kebenaran. 

Namun meninggalkannya merupakan perkara yang sangat dicintai dalam Islam.

Rasulullah صلى الله عليه وسلم,

أَنَا زَعِيْمٌ بِبَيْتٍ فِيْ رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِيْ وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِيْ أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ. 

“Aku akan menjamin rumah di tepi surga bagi seseorang yang meninggalkan perdebatan meskipun benar. Aku juga menjamin rumah di tengah surga bagi seseorang yang meninggalkan kedustaan meskipun bersifat gurau. Dan aku juga menjamin rumah di surga yang paling tinggi bagi seseorang yang berakhlak baik.” (H.R. Abu Daud, 4167 dishahihkan Al-Albany).  

Debat harus dilakukan dalam hal-hal yang bisa diketahui kebenarannya melalui perdebatan, bukan tentang hal-hal gaib yang tidak bisa diketahui selain dengan menerima berita dari wahyu. Perdebatan bukan pula tentang hal-hal yang tidak perlu diperdebatkan.

Selain itu, perdebatan tersebut harus dilakukan dengan adab yang baik. 

Sehingga seorang muslim harus menjauhi perdebatan dalam agamanya untuk menghindari dirinya dari pengaruh bahaya perdebatan.

Allah sangat membenci perdebatan, sebagaimana sabda

Rasulullah صلى الله عليه وسلم,

إِنَّ أَبْغَضَ الرِّجَالِ إِلَى اللهِ الْأَلَدُّ الْخَصِمُ

“Orang yang paling sangat dibenci oleh Allah subhanahu wa ta’ala adalah seseorang yang sangat keras membantah (berdebat).” (HR. Al-Bukhari, 2277; Muslim, 4821)

Dampak yang paling membahayakan perdebatan adalah terjadinya kesesatan setelahnya. Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,

مَا ضَلَّ قَوْمٌ بَعْدَ هُدًى كَانُوا عَلَيْهِ إِلَّا أُوتُوا الْجَدَلَ ثُمَّ تَلَا هَذِهِ الْآيَةَ: بَلْ هُمْ قَوْمٌ خَصِمُونَ.

“Tidaklah satu kaum tersesat setelah mereka mendapatkan hidayah kecuali mereka diberikan ilmu debat. Kemudian beliau membacakan ayat, ‘Namun, mereka adalah kaum yang suka mendebat’.” (HR. Ibnu Majah, 47 dishahihkan Al-Albany)

قال عمر بن عبد العزيز رحمه الله:

من جعل دينه عرضة للخصومات أكثر التنقل.

(رواه الترمذي في مقدمة سننه: ج.٢، ص. ١٠٢)


📚 درر من اقوال أئمة السلف (kalemtayeb.com)

Berkata Amirul Mukminin Umar bin Abdul Aziz رحمه الله,

Barangsiapa yang menjadikan agamanya lahan untuk perdebatan akan menjadikan dia banyak keluar dari agamanya.

(Diriwayatkan Ad-Darimy dalam Muqoddimah sunnannya: j. 1, h. 102)

📚 Duror min Aqwal Aimmah As-Salaf (kalemtayeb.com)


🍃 Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc


          ✏📚✒.💦..

Share:

Binasa karena banyak berselisih

✍ Mutiara nasehat para sahabat Nabi.

Bersatu diatas Al-Haq adalah kewajiban sebagaimana yang Allah perintahkan,

وَاعْتَصِمُواْ بِحَبْلِ اللّهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُواْ وَاذْكُرُواْ نِعْمَةَ اللّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاء فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنتُمْ عَلَىَ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ [ آل عمران: 103] 

"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk."[Ali Imran: 103]

Berkata Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, 

Dan berpeganglah kamu sekalian dengan tali Allah, dan jangan kamu berpisah-pisah, dan ingatlah nikmat Allah atas kamu, tatkala kamu bermusuh-musuhan, lalu la jinakkan antara hati-hati kamu, lantas dengan nikmat Allah, kamu jadi bersaudaraan, padahal, dahuluya, kamu di pinggir lobang dari neraka, tetapi la selamatkan kamu daripadanya; begitulah Allah terangkan kepada kamu tanda-tanda-Nya supaya kamu dapat petunjuk.

(Tafsir Al-Wajiz, Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili)

Setiap Muslim wajib mengetahui bahwa bersatu diatas kebenaran dan menjauhi berbagai macam persepecahan atau perselisihan merupakan perintah Allah kepada kaum muslimin, dan itu adalah amalan yang diridhoi-Nya.

Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda,

إن الله يرضى لكم ثلاثا ويكره لكم ثلاثا فيرضى لكم أن تعبدوه ولا تشركوا به شيئا وأن تعتصموا بحبل الله جميعا ولا تفرقوا ويكره لكم ثلاثا : قيل وقال ، وكثرة السؤال وإضاعة المال.

رواه مسلم (1715)

"Sesungguhnya Allah ridha terhadap kalian pada tiga hal dan memurkai kalian karena tiga hal. Allah meridhai kalian jika kalian beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan sesuatu pun dengan-Nya, kalian semua berpegang teguh dengan tali Allah serta tidak berpecah belah, kalian saling memberi nasihat dengan orang yang Allah kuasakan padanya urusan kalian,

Allah akan memurkai kalian pada tiga hal, berkata-kata dengan berprasangka, banyak meminta-minta atau banyak bertanya-tanya

Membuang-buang harta.”

(HR. Muslim, 1715)

Allah telah memperingatkan kepada kaum muslimin, bahwa perpecahan itu menjadi sebab utama kelemahan mereka dan menjadi pemicu kebinasaan.

وَأَطِیعُوا۟ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَلَا تَنَـٰزَعُوا۟ فَتَفۡشَلُوا۟ وَتَذۡهَبَ رِیحُكُمۡۖ وَٱصۡبِرُوۤا۟ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّـٰبِرِینَ.

"Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."

[Surat Al-Anfal: 46]

Para Sahabat telah menjadi contoh konkrit, bagaimana kokohnya barisan mereka diatas Al-Haq sehingga mereka tampil menjadi sosok generasi yang mulia di permukaan bumi ini. Mereka adalah profil generasi yang paling baik dalam menjauhi berbagai macam perpecahan dan perselisihan.

قال عبد الله بن مسعود رضي الله عنه: 

لا تفترقوا فتهلكوا.

(تفسير الطبري : 4/ 22، (الشريعة, للآجري : 1/ 299)

📚درر من اقوال أئمة السلف (kalemtayeb.com)

Berkata sahabat Abdullah bin Mas'ud رضي الله عنه,

Janganlah kalian berselisih niscaya kalian akan binasa.

(Tafsir At-Tobary : 4/22; Asy-Syari'ah, Al-Ajury : 1/299)

📚 Duror min Aqwal Aimmah As-Salaf (kalemtayeb.com)


🍃 Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc


          ✏📚✒.💫..

Share:

Janganlah ujub, ketika Allah membukakan untukmu pintu amal ...!

✍Diantara bagian dari keadilan Allah, Allah membagi amal bagi para hamba-Nya, sesuai potensinya, sebagaimana Allah membagikan rezeki hamba-nya.

أَهُمۡ یَقۡسِمُونَ رَحۡمَتَ رَبِّكَۚ نَحۡنُ قَسَمۡنَا بَیۡنَهُم مَّعِیشَتَهُمۡ فِی ٱلۡحَیَوٰةِ ٱلدُّنۡیَاۚ وَرَفَعۡنَا بَعۡضَهُمۡ فَوۡقَ بَعۡضࣲ دَرَجَـٰتࣲ لِّیَتَّخِذَ بَعۡضُهُم بَعۡضࣰا سُخۡرِیࣰّاۗ وَرَحۡمَتُ رَبِّكَ خَیۡرࣱ مِّمَّا یَجۡمَعُونَ.

"Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan."

[Surat Az-Zukhruf: 32]

Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda, 

اعملوا فكل ميسر لما خلق له»د

"Beramal-lah, karena setiap jiwa itu dimudahkan sesuai tujuan penciptaannya." (HR. Bukhari, 4949; Muslim, 6903) 

Semua manusia diarahkan untuk beramal sesuai dengan ujung hidupnya. Orang yang mendapat kebahagiaan di ujung hidupnya, akan dimudahkan untuk melakukan amal yang mengantarkannya kepada kebahagiaan. Dan sebaliknya.

Imam Malik رحمه الله pernah mendapatkan sepucuk surat dari kawannya, Abdullah al-Umari, orang yang sangat rajin beribadah. Dalam surat itu, kawannnya mengajak Imam Malik agar jangan berlebihan duduk mengajar hadis di Madinah, tapi hendaknya menyendiri dalam rangka banyak beribadah. Kemudian Imam Malik memberikan jawaban dengan pernyataan yang cukup menekan,

"Sesungguhnya Allah telah membagi amal untuk para hamba-Nya, sebagaimana Allah membagi rizki. Ada banyak orang yang dimudahkan untuk melakukan amal shalat, namun dia tidak dimudahkan untuk puasa. Ada juga yang dimudahkan dalam bersedekah, namun tidak dimudahkan untuk amal puasa. Ada yang dimudahkan untuk jihad, namun tidak dimudahkan untuk shalat. Dan menyebarkan ilmu serta mengajarkannya, termasuk amal kebaikan yang paling afdhal.

Dan saya telah ridha dengan kemudahan amal yang diberikan oleh Allah kepadaku. Dan aku tidak menganggap bahwa amal yang saat ini saya tekuni, lebih rendah tingkatannya dibandingkan amal yang sedang kamu jalani. Dan saya berharap, masing-masing kita berada dalam kebaikan. Dan wajib bagi kita untuk ridha dengan pembagian amal yang telah ditetapkan oleh Allah. was salam" (At-Tamhid, Syarh Muwatha, 7/185)

Berkata Imam Ibnul Qayyim رحمه الله :


"إذا فتح الله عليك في باب قيام الليل ،فلا تنظر للنائمين نظرة ازدراء .

وإذا فتح الله عليك في باب الصيام ، فلا تنظر للمفطرين نظرة ازدراء.

وإذا فتح الله عليك في باب الجهاد ، فلا تنظر للقاعدين نظرة ازدراء .

فرب نائم ومفطر وقاعد أقرب إلى الله منك.

ثم قال : 

"وإنك أن تبيت نائماً وتصبح نادماً خير من أن تبيت قائماً وتُصبح معجباً ، 

فإنَّ المُعجَب لا يصعد له عمل".

 

📚مدارج السالكين (١٧٧/١)

Jika Allah membukakan untukmu pintu sholat malam, janganlah kau memandang orang yang tidur dengan pandangan merendahkan.

Jika Allah membukakan untukmu pintu puasa, jangan kau memandang orang yang tak berpuasa dengan pandangan merendahkan.

Jika Allah membukakan untukmu pintu jihad, jangan kau memandang orang yang tak berjihad dengan pandangan merendahkan.

Bisa saja orang yang tidur, yang tak berpuasa dan yang tak berjihad lebih dekat kepada Allah ketimbang dirimu."

Kemudian beliau melanjutkan,

Engkau berpagi hari bangun dari tidur lalu menyesal lebih baik dari pada berpagi hari dalam keadaan terjaga lalu berbangga. 

Karena orang yang sombong, amalannya tidak akan naik ke sisi Allah."


📚 Madarijus Salikin:1/177.(terjemah: salamdakwah.com)

🍃Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc


          ✏📚✒.💦..

Share:

Tidak ada yang sia-sia dari doa ...

✍Doa termasuk ibadah yang agung yang dicintai Allah.

Allah berfirman,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدۡعُونِیۤ أَسۡتَجِبۡ لَكُمۡۚ إِنَّ ٱلَّذِینَ یَسۡتَكۡبِرُونَ عَنۡ عِبَادَتِی سَیَدۡخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِینَ.

"Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina"."

[Surat Ghafir : 60]

Berkata Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi,

Ini termasuk kelembutan Allah kepada hamba-hamba-Nya dan nikmat-Nya yang besar, dimana Dia mengajak mereka kepada sesuatu yang di sana terdapat kebaikan bagi agama dan dunia mereka, serta memerintahkan mereka berdoa kepada-Nya dan menjanjikan akan mengabulkan doa mereka. 

Demikian pula Allah mengancam orang-orang yang sombong dari berdoa kepada-Nya. Yakni orang-orang yang tidak mau berdoa kepada-Ku. 

Mereka akan memperoleh azab dan kehinaan sebagai balasan terhadap kesombongan mereka.

(An-Nafahat Al-Makkiyah, Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi)

Doa adalah ibadah yang paling mulia di sisi Allah, sebagaimana sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم : 

ليسَ شيءٌ أكرمَ علَى اللهِ من الدُّعاءِ.

“Tidak ada sesuatu yang paling mulia di sisi Allah daripada doa”. (HR At- Timidzi, 3379; Ibnu Majah, 3828 dihasankan Al-Albany)

Nabi صلى الله عليه وسلم mengingatkan, bahwa orang yang paling lemah diantara ummat ini adalah orang yang tidak mampu berdoa padahal doa amalan ringan nan mudah yang mampu dilakukan oleh siapapun.

إنَّ أعجَزَ النَّاسِ مَن عجَز عَنِ الدُّعاءِ وأبخَلَ النَّاسِ مَن بخِل بالسَّلامِ.

“Orang yang lemah adalah orang yang meninggalkan berdoa dan orang yang paling bakhil adalah orang yang bakhil terhadap salam”. (HR Al-Haitsami, dalam Majma’ Az-Zawaid, dishahihkan Al-Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah: 2/152-153 No. 601].

Imam Al-Munawi رحمه الله berkata bahwa yang dimaksud dengan أعجز الناس adalah orang yang paling lemah akalnya dan paling buta penglihatan hatinya, dan yang dimaksud dengan من عجز عن الدعاء adalah lemah memohon kepada Allah terlebih pada saat kesusahan dan demikian itu bisa mendatangkan murka Allah karena dia meninggalkan perintah-Nya padahal berdoa adalah perkerjaan yang sangat ringan.[Faidhul Qadir 1/556].

Orang yang berdoa tidak akan merugi dan juga tidak pernah sia-sia doanya, karena semuanya pasti akan dikabulkan oleh Allah jika terpenuhi syarat-syaratnya.

Berkata Imam Ibnul Qayyim رحمه الله :

والدّعاء من أنفع الأدوية، وهو عدو البلاء، يدافعه ويعالجه، ويمنع نزوله، ويرفعه أو يخففه إذا نزل، وهو سلاح المؤمن.

📚الجواب الكافي : ١/٤

"Apakah anda merasa lemah, padahal anda mempunyai do'a. Do'a adalah obat yang paling bermanfaat dan merupakan lawannya musibah. Do'a tersebut akan menangkal, menyembuhkan dan juga akan mencegah turunnya musibah. Apabila musibah telah menimpa seseorang, maka doa bisa menghilangkan dan meringankannya. Ingat, do'a adalah senjatanya seorang mukmin."


📚 Al-Jawabul Kafi : 1/4


🍃 Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc


        ✏📚✒.🔥..

Share:

Penghancur peradaban itu dari wanitanya ...?

✍Islam sangat memuliakan dan mengangkat eksistensi atau keberadaan kaum perempuan di masyarakat. 

Allah menjadikan wanita sebagai ujian dan cobaan bagi para hamba-Nya. 

Allah berfirman,

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآب

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” [Ali ‘Imran: 14].

Wanita disebutkan lebih dulu daripada anak dan kenikmatan dunia lainnya, ini menunjukkan bahwa wanita itu pokoknya, godaan terbesar adalah dari wanita.

Allah memerintahkan Nabi-Nya agar memberikan peringatan dan pengarahan kepada ummatnya untuk mengerjakan hal-hal yang bisa menjaganya agar tidak terjatuh dalam fitnah wanita.

Allah berfirman,

إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْأَرْضِ زِينَةً لَهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا 

"Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk Kami menguji mereka, siapakah di antaranya yang terbaik perbuatannya." [al-Kahfi:7]. 

Seluruh kelezatan di dunia dan pemandangan nan indah, Allah jadikan sebagai cobaan dan ujian dari-Nya. 

Namun, Allah  juga memberikan kemampuan kepada para hamba-Nya untuk mengelola isi dunia, lalu Allah akan melihat bagaimana mereka berbuat ?

Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda,

 إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ وَإِنَّ اللَّهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا، فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُونَ، فَاتَّقُوا الدُّنْيَا، وَاتَّقُوا النِّسَاءَ، فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بْنِي إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِي النِّسَاء.

“Sesungguhnya dunia ini manis dan indah. Dan sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla menguasakan kepada kalian untuk mengelola apa yang ada di dalamnya, lalu Dia melihat bagaimana kalian berbuat. Oleh karena itu, berhati-hatilah terhadap dunia dan wanita, karena fitnah yang pertama kali terjadi pada Bani Israil adalah karena wanita.”

(HR  Muslim, 2742)

Dan Rasulullah صلى الله عليه وسلم memperingatkan besarnya fitnah wanita bagi kaum mukminin jika mereka tidak hati-hati dan waspada. Beliau bersabda, 

مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ

“Aku tidak meninggalkan satu fitnah pun yang lebih membahayakan para lelaki selain fitnah wanita.” (HR. Bukhari, 5096; Muslim, 2740)

Sebagaimana kehancuran ummat terdahulu, Bani Israil hancur dikarenakan wanita.

فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِى إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِى النِّسَاءِ

“Waspadalah dengan dunia, begitu pula dengan godaan wanita. Karena cobaan yang menimpa Bani Israil pertama kalinya adalah karena sebab godaan wanita.” (HR. Muslim , 2742).

Al-‘Allamah Muhammad bin ‘Utsaimin رحمه الله berkata,

ولهذا كان أعداؤنا- أعداء الإسلام- بل أعداء الله ورسوله من اليهود والنصارى والمشركين والشيوعيين وأشباههم وأذنابهم وأتباعهم كل هؤلاء - يحرصون غاية الحرص على أن يفتنوا المسلمين بالنساء، يدعون إلي التبرج، يدعون إلي اختلاط المرأة بالرجل، يدعون إلي التفسخ في الأخلاق، يدعون إلي ذلك بألسنتهم، وأقلامهم، وأعمالهم، - والعياذ بالله؛ لأنهم يعلمون أن الفتنة العظيمة التي ينسي بها الإنسان ربه ودينه إنما تكون في النساء.

📚شرح رياض الصالحين: ١/٩٥

Karena bahayanya godaan wanita maka musuh-musuh kita, yaitu musuh-musuh Islam, bahkan musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya dari kalangan Yahudi, Nasrani, Musyrikin, Komunis dan yang semisal dan semodel dengan mereka serta para pengikut mereka seluruhnya benar-benar bersemangat untuk menjerumuskan kaum muslimin dalam bencana dengan senjata wanita;

Mereka menyerukan kaum wanita agar menampakkan kecantikan (tabarruj),

Mengajak campur baur antara laki-laki dan wanita,

Mengajak kepada kerendahan akhlak (pergaulan bebas),

Mereka mengajak kepada itu semua dengan lisan, tulisan dan perbuatan –hanya kepada Allah kita mohon perlindungan-,

Karena mereka mengetahui bahwa godaan besar yang dapat membuat manusia lupa dengan Rabbnya dan agamanya, terdapat pada (godaan) kaum wanita.”


📚 Syarhu Riyadhis Shaalihin, 1/95

(Artikel taawundakwah.com)


🍃 Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc


        ✏📚✒.✨..

Share:

Manfaatkanlah waktu yang ada walau tinggal sisa-sisa umur kita ...!

✍Setiap orang telah ditetapkan umurnya masing-masing, ada yang panjang, ada yang tengah-tengah dan ada yang pendek umurnya. Namun, bukan ukuran masa lamanya yang menjadikan seseorang baik dan sukses bahagia dengan umurnya. Tetapi, bagaimana seseorang mampu mengelola kesempatan yang diberikan Allah berupa umur itu, untuk seoptimal mungkin menjalani ibadah juga mempersiapkan kematiannya yang menjadikan seorang beruntung dan berbahagia dengan umurnya.

Abi Bakroh رضي الله عنه berkata,

أَنَّ رَجُلاً قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ النَّاسِ خَيْرٌ قَالَ  مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ  قَالَ فَأَىُّ النَّاسِ شَرٌّ قَالَ  مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَسَاءَ عَمَلُهُ 

"Bahwa seorang laki-laki berkata, “Wahai Rasûlullâh, siapakah manusia yang terbaik?” Beliau menjawab, “Orang yang panjang umurnya dan baik amalnya”. Dia bertanya lagi, “Lalu siapakah orang yang terburuk?” Beliau menjawab, “Orang yang berumur panjang dan buruk amalnya”. [HR. Ahmad; At-Tirmidzi dishahihkan Al-Albany dalam Shahîh at-Targhîb wat Tarhîb, 3363)

Jika masa demi masa, dia lalui dengan menorehkan kebaikan dan selalu bersyukur atas segala nikmat yang ia peroleh maka berbahagialah dia dengan umurnya.

Bisa jadi ada seseorang yang hanya selisih sedikit saja dengan orang lain dalam umunya, namun ada banyak perbedaan tingkat derajat bagi keduanya karena maksimal dia memanfaatkan umurnya.

Sebagaimana diriwayatkan dari ‘Ubaidillah bin Khalid As-Sulami رضي الله عنه,

أخى رسول الله صلى الله عليه وسلم بين رجلين فقتل أحدهما ومات الأخر بعده بجمعة أو نحوها فصلينا عليه فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم ما قلتم فقلنا دعونا له و قلنا اللهم اغفرله وألحقه بصاحبه فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم فأين صلاته بعد صلاته وصومه بعد صومه إن بينهما كما بين السماء والأرض

"Rasulullah صلى الله عليه وسلم mempersaudarakan dua orang laki-laki. Lalu salah seorang di antara keduanya meninggal, kemudian yang satunya meninggal juga sepekan setelah itu. Kami menshalatinya, lalu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda : ”Apa yang kalian ucapkan?”. Mereka menjawab : “Kami berdoa untuknya, kami katakan,”Ya Allah, ampunilah dia dan pertemukanlah dia dengan saudaranya”. Maka Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Dimana (pahala) shalat orang ini setelah shalatnya (orang yang meninggal lebih dahulu)? Dimana (pahala) puasa orang ini setelah puasanya (orang ini)? Jarak antara kedua shahabat ini seperti jarak langit dan bumi” (HR. Abu Dawud, 2524 dishahihkan Al-Albany).

Hal itu terjadi, karena termasuk keadaan seseorang adalah bertambah dan meningkat dari satu kedudukan menuju kedudukan (di atasnya) sehingga mencapai kedudukan kedekatan (kepada Allâh), maka seorang Mukmin yang berusaha mencari bekal untuk akhirat dan berusaha menambah amal shalih tidak layak menginginkan berhentinya dari apa yang dia inginkan itu dengan mengharapkan kematian.(Faidhul Qadîr, 3/480, Al-Munawi)

Oleh karena itu seorang Mukmin jangan sampai menyia-nyiakan umur dan waktunya. Hendaklah dia selalu waspada terhadap kehidupannya, umur yang masih ada hendaklah diisi dengan amal sholih secara maksimal. Jika tidak, maka kerugian yang akan didapatkan.


🍃 Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc


          ✏📚✒.💧..

Share:

Cermin kaca taubat

✍ Mutiara nasehat para Ulama Salaf.

Perbuatan durhaka atau maksiat kepada Allah menjadikan rusaknya masa depan seseorang,  yang berupa kekekalan di dalam neraka. Inilah hukuman yang berat menunjukan bahayanya perbuatan maksiyat. 

Allah berfirman,

 وَمَنْ يَعْصِ اللهَ وَرَسُولَهُ وَيَتَعَدَّ حُدُودَهُ يُدْخِلْهُ نَارًا خَالِدًا فِيهَا وَلَهُ عَذَابٌ مُهِينٌ 

“Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.” [An-Nisa:14].

Perbuatan dosa dan maksiat memberi pengaruh yang besar serta efek yang sangat berbahaya bagi masyarakat dan individu. Allah telah menerangkan dengan sejelas-jelasnya pengaruh perbuatan ini sejak perbuatan maksiat dilakukan pertama kali. 

Allah berfirman, 

وَعَصَى ءَادَمُ رَبَّهُ فَغَوَى . ثُمَّ اجْتَبَاهُ رَبُّهُ فَتَابَ عَلَيْهِ وَهَدَى . قَالَ اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيعًا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلاَ يَضِلُّ وَلاَ يَشْقَى . وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى . قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنتُ بَصِيرًا . قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ ءَايَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنسَى . وَكَذَلِكَ نَجْزِي مَنْ أَسْرَفَ وَلَمْ يُؤْمِن بِئَايَاتِ رَبِّهِ وَلَعَذَابُ اْلأَخِرَةِ أَشَدُّ وَأَبْقَى. 

"Dan Adam pun mendurhakai Rabb-nya, maka ia sesat. Kemudian Rabb-nya (Adam) memilihnya, maka Dia menerima taubatnya dan memberi Adam petunjuk. Allah berfirman, “Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk dariKu, lalu barangsiapa yang mengikuti petunjukKu, ia tidak akan seat dan ia tidak akan celaka. Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatanKu, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”. Berkatalah ia:”Ya, Rabb-ku, mengapa Engkau menghimpun aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya seorang yang bisa melihat”. Allah berfirman:”Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari inipun kamu dilupakan”. Dan demikanlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya terhadap ayat-ayat Rabb-nya. Dan sesungguhnya adzab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal". [Thaha :121-127]. 

Beberapa efek negatif yang ditimbulkan karena perbuatan maksiat sebagaimana yang Allah jelaskan dalam ayat ini, bahwa akibat yang ditimbulkan karena perbuatan maksiat adalah kesesatan yang merupakan sebuah kerusakan. 

Seakan-akan Allah berfirman,

“Barangsiapa mendurhakai Allah, maka Allah akan merusak kehidupannya di dunia.”

(Artikel Syaikh Raid bin Shabri Abu ‘Ulfah,

majalah As-Sunnah Edisi 06/Tahun VIII/1425H/2004M)

Dan dampak jeleknya lebih gamblang lagi disaat orang tersebut bertaubat dari maksiyatnya. Karena disaat taubat itu, Allah akan membimbing hambanya untuk merubah dirinya menuju kebaikan dan menjadikan dia merasa jijik saat melihat kubangan dosa dan maksiyatnya.

قال إبراهيم بن أدهم رحمه الله: 

إنك إن أدمنت النظر في مرآة التوبة بان لك قبيح شر المعصية.

(التوبة لابن أبي الدنيا، ص : ٦٤)

📚 درر من اقوال أئمة السلف (kalemtayeb.com)

Berkata Imam Ibrohim bin Adham رحمه الله,

Sesungguhnya jika kamu memusatkan perhatian dicermin kaca taubat maka akan nampak gamblang bagimu jeleknya kerusakan maksiyat.

(At-Taubah, Ibnu Abid Dunya : h. 64)

📚Duror min Aqwal Aimmah As-Salaf (kalemtayeb.com)


🍃 Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc

Share:

Jangan berhenti memperbaiki diri ...!

Amal kebaikan seorang Muslim tidak bileh berhenti begitu saja setelah selesai melakukannya.

Tapi akan bertambah baik lagi amalannya setelah itu

Alloh memerintahkan setiap Muslim untuk selalu bersiap dengan tugas kebaikan berikutnya.

فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ * وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَارْغَبْ

"Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,

dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap."

[Al-Insyirah 7 - 8]

Diantara tanda diterimanya amal kebaikan seseorang menjadikan seseorang lebih baik daripada sebelumnya.

Sehingga amal kebaikan itu akan melahirkan amal baik yang berikutnya.

(Lathoiful Ma'arif, Ibnu Rojab Al-Hambaly)

Allah telah menetapkan aturan kauny di alam semesta ini, yang tidak akan berganti dan tidak akan berubah hukumnya itu.

فجزاء العامل من جنس عمله إن خيرا فخير، وإن شرا فشر: 

Yaitu balasaan perbuatan itu akan sebanding perbuatan itu pula. Jika berupa kebaikan maka balasannyapun kebaikan pula, adapun kejelekan maka balasannya setimpal dengan kejelekan yang serupa.

Sebagaimana firman Allah,

جَزَاءً وِفَاقاً.

"Sebagai pambalasan yang setimpal." [An-Naba': 26]

Seperti kita Memberikan manfaat kepada orang lain, maka manfaatnya akan kembali untuk kebaikan diri kita sendiri dan juga sebaliknya. 

Tatkala seorang muslim mengetahui hukum kauny ini, menjadikan dia harus lebih bersemangat lagi untuk melakukan kebaikan dan terus menerus memperbaiki amal kebaikannya.

Karena setiap perbuatan akan kembali kepada orang yang berbuat. 

Baik itu perbuatan baik atau jelek.

Allah  berfirman:

إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ

“Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri” (Al-Isra: 7)

Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengajarkan sebuah doa yang maknanya bagaimana kita harus selalu menyandarkan diri kepada Allah, memohon bantuan-Nya agar Allah selalu memberikan pertongannya dalam memperbaiki diri kapanpun.

يا حي يا قيوم برحمتك أستغيث ، أصلح لي شأني كله ، ولا تكلني إلى نفسي طرفة عين

Ya Hayyu, Ya Qoyyum dengan rohmat-Mu aku meminta pertolongan, perbaikilah semua urusanku,

Maka janganlah Engkau serahkan diriku kepada diriku sendiri, walaupun hanya sekejap mata”. (HR. An-Nasai di Sunan Al-Kubro (6/147) dihasankan Al-Albany dalam Silsilah Ash-Shohihah, 227)

Dan doa diakhir sholat,

Dari Mu’adz رضي الله عنه berkata: bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم memegang tangannya dan berkata, 

 ((يَا مُعَاذُ ، وَاللهِ إنِّي لَأُحِبُّكَ )) فَقَالَ : (( أُوصِيْكَ يَا مُعَاذُ لاَ تَدَعَنَّ في دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ تَقُوْلُ : اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ ، وَشُكْرِكَ، وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ ))

“Wahai Mu’adz, demi Allah, aku mencintaimu.” Lalu beliau berkata, “Aku wasiatkan kepadamu, wahai Mu’adz, janganlah engkau sekali-kali meninggalkan doa ini di akhir setiap shalat, ‘ALLOOHUMMA A’INNII ‘ALAA DZIKRIKA WA SYUKRIKA WA HUSNI ‘IBAADATIK'

(Ya Allah, tolonglah aku dalam berdzikir, bersyukur, dan beribadah yang baik kepada-Mu)."(HR. Abu Daud, no. 1522; An-Nasa’i, no. 1304 dishahihkan Al-Albany

Banyak orang yang lalai di masa ketika sudah selesai mengerjakan amal kebaikan dan berpuas diri.

Padahal, seorang muslim tidak boleh berhenti dari amal kebaikannya sampai datangnya keyakinan yaitu.kenatian.

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ

“Dan sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu al yaqin (yakni ajal).” [Al Hijr: 99].

Imam Al-Ghazali رحمه الله berkata, "Kesempatan waktu adalah kehidupan. Karena itu, Islam menjadikan kepiawaian dalam memanfaatkan waktu (untuk memperbaiki diri) termasuk di antara indikasi keimanan dan tanda-tanda ketakwaan. Orang yang mengetahui dan menyadari akan pentingnya kesempatan berarti memahami pula nilai hidup dan kebahagiaan.

Membiarkan kesempatan terbuang sia-sia merupakan salah satu tanda tidak memahami pentingnya kesempatan, padahal ia tidak pernah datang untuk kedua kalinya atau tidak pernah terulang. Dalam pepatah Arab disebutkan ”Tidak akan kembali hari-hari yang telah lampau.”(Khuluqul muslim, Imam Al-Ghozali)


📌Mari kita perbaiki diri kita untuk yang lebih baik lagi ..!

🍃Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc


      ✏📚✒.🌴..

Share:

Terlalu ambisi menjadikan tamaknya hati

 ✍ Mutiara nasehat para Ulama Salaf.

Orang yang tamak, akan dikuasai nafsunya. Pada gilirannya, itu akan menghancurkan dirinya. Ia mengatakan, jika sifat tamak dibiarkan lepas kendali maka ia akan membuat seseorang dikuasai nafsu untuk sepuas-puasnya. Sifat ini menuntut terpenuhinya banyak hal yang menjerumuskan seseorang ke liang kehancuran.

(Ath-Thibb ar-Ruhani,Ibnul Jauzy)

Orang yang tamak sebagai budak yang terborgol, sehingga tidak bisa berbuat apa-apa; ia tidak punya kemerdekaan sama sekali seperti halnya orang yang qanaah. Ia mengata kan, seorang hamba akan merasa merdeka selagi ia qanaah, dan orang merdeka akan menjadi budak selagi ia tamak.

(Tazkiyah an-Nafs, Ibnu Taimiyah)

Ketamakan membelenggu leher dan memborgol kaki. Jika belenggu hilang maka borgol pun akan hilang dari kaki. Sifat tamak amat berbahaya tidak hanya bagi diri yang bersangkutan tetapi juga bagi orang lain.

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

مَا ذِئْبَانِ جَائِعَانِ أُرْسِلَا فِي غَنَمٍ بِأَفْسَدَ لَهَا مِنْ حِرْصِ الرَّجُلِ عَلَى الْمَالِ وَالشَّرَفِ لِدِينِهِ

“Tidaklah dua ekor serigala lapar yang dilepaskan dalam sekawanan kambing lebih merusak terhadapnya daripada merusaknya ambisi seseorang terhadap harta dan kedudukan terhadap agamanya.” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi, 2376 dishahihkan Al-Albany)

Ini sebuah perumpamaan yang agung sekali. Nabi صلى الله عليه وسلم sebutkan sebagai perumpamaan rusaknya agama seorang muslim karena ambisinya terhadap harta dan kedudukan di dunia. Juga bahwa rusaknya agama karena hal tersebut tidak lebih ringan dari hancurnya sekawanan kambing karena serangan dua ekor serigala pemangsa yang lapar di malam hari saat penggembala tidak menjaganya. Kedua serigala itu memangsa kambing tersebut dan memakannya. Seperti diketahui, tidak akan ada yang selamat dari sergapan serigala tersebut dalam kondisi seperti ini kecuali sedikit. Nabi pun memberitakan bahwa ambisi seseorang terhadap harta dan kedudukan merusak agamanya di mana ini tidak lebih ringan dari perusakan serigala tersebut terhadap sekawanan kambing itu, bahkan mungkin sama atau lebih parah. Beliau ingin mengisyaratkan bahwa agama seorang muslim tidak akan selamat bila dia berambisi terhadap harta dan kedudukan di dunia ini kecuali sedikit (dari agamanya), sebagaimana kambing-kambing tersebut tidak selamat dari sergapan serigala melainkan sedikit. Dengan demikian, perumpamaan ini mengandung peringatan keras dari kejahatan ambisi terhadap harta dan kedudukan di dunia.

(Syarh 'ilal At-Turmudzy, Ibnu Rajab Al-Hambali)

قال إبراهيم بن أدهم رحمه الله: 

قلة الحرص والطمع تورث الصدق والورع، وكثرة الحرص والطمع تورث كثرة الغم والجزع.

(حلية الأولياء وطبقات الأصفياء، لأبي نعيم الأصبهاني : ص. ١٧)

📚 درر من اقوال أئمة السلف (kalemtayeb.com)


Berkata Imam Ibrohim bin Adham رحمه الله,

Sedikitnya ambisi dan ketamakan akan mewariskan (pada jiwa) kejujuran dan wara' (penjagaan diri), sedangkan banyaknya ambisi dan ketamakan akan mewariskan  kegundahan dan keguncangan (dalam jiwa).

(Hilyah Al-Auliya'wa Thabaqathul Asfhiya', Abu Nu'aim Al-Asbahany: h. 17)


📚 Duror min Aqwal Aimmah As-Salaf (kalemtayeb.com)


🍃 Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc


          ✏📚✒.🎗..

Share:

Biar selamat dari lisan manusia dan dicintai oleh mereka ...?

✍ Mutiara nasehat para Ulama Salaf.

Fitrah manusia yang lurus itu mencintai kelembutan dan kedamaian. 

Sikap santun dalam menyampaikan pesan, berlemah lembut dalam berbicara dan juga dalam berdialog merupakan metode yang benar yang bisa menarik hati banyak orang, bisa mengembalikan hati-hati yang telah menjauh dari Islam ataupun pendapat-pendapat yang telah berubah. Allah berpesan kepada Nabi Musa dan Harun عليهما السلام tatkala diperintahkan untuk mendakwahi Fir'aun, raja yang lalim dan kejam : 

فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَىٰ 

Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir’aun) dengan kata-kata yang lemah lembut! Mudah-mudahan ia menjadi sadar atau takut [Thaha: 44] 

Sedangkan Fir’aun saat itu merupakan sosok manusia yang berada pada puncak pembangkangan, keangkuhan dan kesombongan, sementara Musa adalah manusia terbaik pilihan Allah saat itu, namun demikian Allah memerintahkannya untuk tidak berbicara dengan Fir’aun kecuali dengan perkataan yang santun dan lemah lembut.

(Tafsir Ibnu Katsir)

Sehingga, sungguh wajar jika Allah memerintahkan Rasul-Nya dan para pengikutnya untuk memiliki sifat yang mulia ini.

Allah berfirman,

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ الله لِنتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظّاً غَلِيظَ القلب لاَنْفَضُّواْ مِنْ حَوْلِكَ.

“ Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” [Ali Imron: 159]. 

Nabi صلى الله عليه وسلم memuji orang-orang yang memiliki sifat yang lemah lembut, dan hal ini tanda budi pekerti baiknya orang itu.

 إِنَّ الرِّفْقَ لاَيَكُونُ فِي شَيْءٍ إِلاَّ زَانَهُ وَلاَ يُنْزَ عُ مِنْ شَيءٍ إِلاَّ شَانَهُ 

“Sungguh, segala sesuatu yang dihiasi kelembutan akan nampak indah. Sebaliknya, tanpa kelembutan segala sesuatu akan nampak jelek”

(HR. Muslim, 2594)

Sebaliknya, Rasulullah صلى الله عليه وسلم memperingatkan dari sifat suka mencaci maki, mencela dan melaknat, bahwa itu bukan hiasan akhlaknya seorang mukmin.

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,

لَيْسَ الْمُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ وَلَا اللَّعَّانِ وَلَا الْفَاحِشِ وَلَا الْبَذِيءِ.

“Seorang mukmin bukanlah orang yang banyak mencela, bukan orang yang banyak melaknat, bukan pula orang yang keji (buruk akhlaqnya), dan bukan orang yang jorok omongannya” (HR. At-Tirmidzi, 1977 dishahihkan Al-Albany)

Seseorang yang bersifat lemah lembut tidak pantas untuk suka mencela, dan menjauhi sifat suka mencela menjadikan seseorang selamat dalam hidup bermasyarakat.

قال سفيان الثوري رحمه الله:

لا تكن طعاناً تنجُ من ألسنة الناس وكن رحيماً محبباً إلى الناس.

(حلية الأولياء، ٧/٨٥)

📚 درر من اقوال أئمة السلف (kalemtayeb.com)

Berkata Imam Sufyan Ats-Tsaury رحمه الله,

Janganlah kalian menjadi orang yang suka mencela niscaya kalian akan selamat dari gangguan lisan-lisan manusia, dan jadilah orang yang lemah lembut niscaya kalian dicintai oleh manusia.

(Hilyah Al-Auliya', 7/85)

📚 Duror min Aqwal Aimmah As-Salaf (kalemtayeb.com)


🍃Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc


           ✏📚✒.💧..

Share:

CLICK TV DAN RADIO DAKWAH

Murottal Al-Qur'an

Listen to Quran

Jadwal Sholat

jadwal-sholat

Translate

INSAN TV

POPULAR

Arsip Blog

Cari