}

Memperbaiki diri setelah bertaubat

✍Allah mengajarkan agar seseorang yang bertaubat, mengiringi taubatnya dengan berbuat ishlah (mengadakan perbaikan).

Allah berfirman,

إِلَّا الَّذِينَ تَابُوا مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ وَأَصْلَحُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

“Kecuali orang-orang yang taubat, sesudah (kafir) itu dan mengadakan perbaikan. Karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [Ali Imran: 89].

Berkata Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi, 

Ayat sebelumnya, Allah mengancam orang-orang yang berbalik kepada kekufuran dengan azab yang pedih karena besarnya kemurkaan-Nya kepada mereka.

Kemudian Allah membuat pengecualian dari ancaman tersebut, yaitu orang-orang yang bertaubat dari kekufuran dan dosa-dosa mereka lalu mereka memperbaiki kekurangan-kekurangan mereka itu; maka Allah mengampuni mereka dari apa yang telah mereka lakukan dan memaafkan mereka dari segala hal yang telah lalu. Akan tetapi bagi mereka yang kufur dan tetap memilih kekufuran bertambah hingga ia meninggal dalalm kekufurannya tersebut, maka mereka itulah orang-orang yang tersesat dari jalan petunjuk dan mereka menempuh jalan kesengsaraan, dan dengan demikian mereka telah berhak mendapatkan siksaan yang pedih, dan mereka tidak memiliki penolong dari siksaan Allah walaupun mereka mengerahkan segala isi bumi berupa emas agar dapat menebus diri mereka darinya itu, tidak akan berguna bagi mereka sama sekali. Kepada Allah kita berlindung dari kekufuran dan segala macam bentuknya.

(An-Nafahat Al-Makkiyah, Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi)

Mengadakan perbaikan berarti berbuat baik untuk menghilangkan akibat jelek dari kesalahan yang pernah dilakukan.

Taubat untuk kemaksiatan adalah dengan menyesal dan merasa rugi atas perbuatannya itu, dan dengan mengukur kadar kebesaran dan masa yang telah ia lakukan, kemudian ia melakukan bagi setiap kemaksiatan itu suatu kebaikan yang setarap dengannya. Dan ia melakukan kebaikan itu sesuai dengan jumlah kemaksiatan yang telah ia lakukan sehingga akan semakin jauh dan tertutupi nilai kemaksiatan itu. Dan akan terbentuk mental yang baru untuk bersemangat dalam kebaikan.

Hal ini nampak dalam hikmah sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم kepada sahabat Abu Dzar رضي الله عنه،

اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ.

"Bertaqwalah kepada Allah di manapun engkau berada, dan ikutilah perbuatan buruk (dosa) dengan perbuatan yang baik niscaya ia akan menghapusnya" [HR At-Tirmizi, 1987 dishahihkan Al-Albany]

Didalam ayat yang lain, Allah mengingatkan untuk menghapus kejelekan dengan tutupan amalan kebaikan sehingga terlepas bekas noda itu dari jiwa seseorang yang telah terjerumus dalam dosa dan kemaksiatan,

إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ

"Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa)perbuatan-perbuatan yang buruk"[Hud: 114.].

Allah juga berfirman,

إِلَّا الَّذِينَ تَابُوا مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ وَأَصْلَحُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

“Kecuali orang-orang yang bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”[An-Nur: 5].

Dan diantara tanda diterimanya amal seseorang adalah adanya amal soleh setelahnya.

Hasan al-Bashri رحمه الله mengatakan,

إن من جزاء الحسنة الحسنة بعدها

“Bagian dari balasan kebaikan adalah kebaikan setelahnya.”

(Lathoiful Ma'arif, Ibnu Rojab Al-Hanbaly)

Demikian pula amalan taubat, ketika orang yang telah bertaubat, dia semakin dekat dengan syariat, hal ini menjadi tanda taubatnya diterima oleh Allah.


Wallahu a'lam


🍃Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc


      ✏📚✒💧....

Share:

Tidak ada komentar:

CLICK TV DAN RADIO DAKWAH

Murottal Al-Qur'an

Listen to Quran

Jadwal Sholat

jadwal-sholat

Translate

INSAN TV

POPULAR

Arsip Blog

Cari