✍ Mutiara nasehat para Ulama Salaf.
Debat dapat menjadi salah satu metode dakwah dalam Islam, namun seorang Muslim harus memahami jika perdebatan merupakan jalan terakhir yang bisa ditempuh dalam berdakwah, perdebatan bukan dilakukan untuk mengawali dakwah. Allah berfirman :
ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِیلِ رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِ ٱلۡحَسَنَةِۖ وَجَـٰدِلۡهُم بِٱلَّتِی هِیَ أَحۡسَنُۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِیلِهِۦ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِینَ.
“Serulah(manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.”
[An-Nahl : 125]
Debat hukumnya boleh apabila debat tersebut dilakukan dengan niat untuk mencari kebenaran.
Namun meninggalkannya merupakan perkara yang sangat dicintai dalam Islam.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم,
أَنَا زَعِيْمٌ بِبَيْتٍ فِيْ رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِيْ وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِيْ أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ.
“Aku akan menjamin rumah di tepi surga bagi seseorang yang meninggalkan perdebatan meskipun benar. Aku juga menjamin rumah di tengah surga bagi seseorang yang meninggalkan kedustaan meskipun bersifat gurau. Dan aku juga menjamin rumah di surga yang paling tinggi bagi seseorang yang berakhlak baik.” (H.R. Abu Daud, 4167 dishahihkan Al-Albany).
Debat harus dilakukan dalam hal-hal yang bisa diketahui kebenarannya melalui perdebatan, bukan tentang hal-hal gaib yang tidak bisa diketahui selain dengan menerima berita dari wahyu. Perdebatan bukan pula tentang hal-hal yang tidak perlu diperdebatkan.
Selain itu, perdebatan tersebut harus dilakukan dengan adab yang baik.
Sehingga seorang muslim harus menjauhi perdebatan dalam agamanya untuk menghindari dirinya dari pengaruh bahaya perdebatan.
Allah sangat membenci perdebatan, sebagaimana sabda
Rasulullah صلى الله عليه وسلم,
إِنَّ أَبْغَضَ الرِّجَالِ إِلَى اللهِ الْأَلَدُّ الْخَصِمُ
“Orang yang paling sangat dibenci oleh Allah subhanahu wa ta’ala adalah seseorang yang sangat keras membantah (berdebat).” (HR. Al-Bukhari, 2277; Muslim, 4821)
Dampak yang paling membahayakan perdebatan adalah terjadinya kesesatan setelahnya. Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,
مَا ضَلَّ قَوْمٌ بَعْدَ هُدًى كَانُوا عَلَيْهِ إِلَّا أُوتُوا الْجَدَلَ ثُمَّ تَلَا هَذِهِ الْآيَةَ: بَلْ هُمْ قَوْمٌ خَصِمُونَ.
“Tidaklah satu kaum tersesat setelah mereka mendapatkan hidayah kecuali mereka diberikan ilmu debat. Kemudian beliau membacakan ayat, ‘Namun, mereka adalah kaum yang suka mendebat’.” (HR. Ibnu Majah, 47 dishahihkan Al-Albany)
قال عمر بن عبد العزيز رحمه الله:
من جعل دينه عرضة للخصومات أكثر التنقل.
(رواه الترمذي في مقدمة سننه: ج.٢، ص. ١٠٢)
📚 درر من اقوال أئمة السلف (kalemtayeb.com)
Berkata Amirul Mukminin Umar bin Abdul Aziz رحمه الله,
Barangsiapa yang menjadikan agamanya lahan untuk perdebatan akan menjadikan dia banyak keluar dari agamanya.
(Diriwayatkan Ad-Darimy dalam Muqoddimah sunnannya: j. 1, h. 102)
📚 Duror min Aqwal Aimmah As-Salaf (kalemtayeb.com)
🍃 Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc
✏📚✒.💦..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar