}

Mereka yang Dijuluki Salafy Wahabi Ternyata Sangat Taat kepada Pemerintah

Hasil gambar untuk dakwah tauhid
DATARIAU.COM - Fitnah yang diberikan kaum penentang dakwah tauhid kepada para umat Islam terdahulu (salaf) sangat keji. Berbagai hujatan dan celaan dibuat mereka agar manusia jauh dari mentauhidkan Allah.

Dakwah para Nabi dan para salafus shalih yakni umat Islam terdahulu adalah dakwah tauhid, meng-Esa-kan Allah Subahanahu wa Ta'ala dan menjunjung tinggi sunnah-sunnah Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam sebagai Nabi akhir zaman.

Berusaha beribadah hanya ditujukan kepada Allah saja secara ikhlas dan juga beribadah menurut apa yang diajarkan Nabi Muhammad Shallahu 'alaihi wasallam tanpa ditambah dan dikurang-kuranginya. Dengan demikian, umat Islam senantiasa mempelajari kisah-kisah Nabi dan cara Nabi beribadah melalui hadits shahih.

Namun, kaum tradisionalis, kaum yang beragama dengan berdalil kepada nenek moyang mereka, tanpa menela'ah apakah ajaran yang dibawakan sebagian nenek moyang mereka sesuai dengan Al Qur'an dan Sunnah, dari dulu sudah gencar agar dakwah tauhid diruntuhkan. Karena sebagian besar ajaran sebagian nenek moyang mereka masih mengagungkan makhluk dan mengagungkan sebagian kuburan orang-orang yang mereka nilai 'alim.

Kondisi ini ternyata sudah diceritakan Allah Subahanahu wa Ta'ala di dalam Kitab Al Qur'an. Sangat banyak sekali ayat yang menjelaskan tentang orang-orang yang beragama dengan agama sebagian nenek moyang mereka yang rusak aqidahnya, seperti di antaranya:

QS. Al-Baqarah [2] : 170

ูˆَุฅِุฐَุง ู‚ِูŠู„َ ู„َู‡ُู…ُ ูฑุชَّุจِุนُูˆุง۟ ู…َุงٓ ุฃَู†ุฒَู„َ ูฑู„ู„َّู‡ُ ู‚َุงู„ُูˆุง۟ ุจَู„ْ ู†َุชَّุจِุนُ ู…َุงٓ ุฃَู„ْูَูŠْู†َุง ุนَู„َูŠْู‡ِ ุกَุงุจَุงุٓกَู†َุงٓ ۗ ุฃَูˆَู„َูˆْ ูƒَุงู†َ ุกَุงุจَุงุٓคُู‡ُู…ْ ู„َุง ูŠَุนْู‚ِู„ُูˆู†َ ุดَูŠْู€ًุٔง ูˆَู„َุง ูŠَู‡ْุชَุฏُูˆู†َ

"Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?".

QS. Al-Ma'idah [5] : 104

ูˆَุฅِุฐَุง ู‚ِูŠู„َ ู„َู‡ُู…ْ ุชَุนَุงู„َูˆْุง۟ ุฅِู„َู‰ٰ ู…َุงٓ ุฃَู†ุฒَู„َ ูฑู„ู„َّู‡ُ ูˆَุฅِู„َู‰ ูฑู„ุฑَّุณُูˆู„ِ ู‚َุงู„ُูˆุง۟ ุญَุณْุจُู†َุง ู…َุง ูˆَุฌَุฏْู†َุง ุนَู„َูŠْู‡ِ ุกَุงุจَุงุٓกَู†َุงٓ ۚ ุฃَูˆَู„َูˆْ ูƒَุงู†َ ุกَุงุจَุงุٓคُู‡ُู…ْ ู„َุง ูŠَุนْู„َู…ُูˆู†َ ุดَูŠْู€ًุٔง ูˆَู„َุง ูŠَู‡ْุชَุฏُูˆู†َ

Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul". Mereka menjawab: "Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya". Dan apakah mereka itu akan mengikuti nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk?.

QS. Al-'A'raf [7] : 28

ูˆَุฅِุฐَุง ูَุนَู„ُูˆุง۟ ูَٰุญِุดَุฉً ู‚َุงู„ُูˆุง۟ ูˆَุฌَุฏْู†َุง ุนَู„َูŠْู‡َุงٓ ุกَุงุจَุงุٓกَู†َุง ูˆَูฑู„ู„َّู‡ُ ุฃَู…َุฑَู†َุง ุจِู‡َุง ۗ ู‚ُู„ْ ุฅِู†َّ ูฑู„ู„َّู‡َ ู„َุง ูŠَุฃْู…ُุฑُ ุจِูฑู„ْูَุญْุดَุงุٓกِ ۖ ุฃَุชَู‚ُูˆู„ُูˆู†َ ุนَู„َู‰ ูฑู„ู„َّู‡ِ ู…َุง ู„َุง ุชَุนْู„َู…ُูˆู†َ

Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata: "Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh kami mengerjakannya". Katakanlah: "Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji". Mengapa kamu mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?

Banyak lagi ayat yang berbunyi demikian, seperti QS. Al-'A'raf [7] : 70, QS. Yunus [10] : 78, QS. Hud [11] : 62, 87, 109, QS. 'Ibrahim [14] : 10, QS. Al-'Anbya' [21] : 51, 52, 53, 54, QS. As-Saffat [37] : 68, 69, 70, QS. Az-Zukhruf [43] : 22, 23, 24.

Salah satu fitnah yang dilontarkan kaum penentang dakwah tauhid kepada umat Islam yang benar-benar mengikuti cara beragama orang terdahulu yang mereka sebut dengan sebutan Salafy Wahabi, yakni tidak maunya Salafy Wahabi mengikut aturan pemerintah. Ternyata fitnah ini sangat bertentangan dengan fakta yang ada dalam ajaran Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wasallam yang diikuti oleh umat Islam.

Dalil-dalil yang menunjukkan wajibnya taat kepada pemerintah di antaranya,

Nash Al-Quran

Allah berfirman dalam surat An-Nisaa: 59:

ูŠَุงุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุขู…َู†ُูˆุง ุฃَุทِูŠุนُูˆุงุงู„ู„َّู‡َ ูˆَุฃَุทِูŠุนُูˆุง ุงู„ุฑَّุณُูˆู„َ ูˆَุฃُูˆู„ِูŠุงู„ْุฃَู…ْุฑِ ู…ِู†ْูƒُู…ْ

“Hai orang-orang yang beriman taatlah kalian kepada Allah dan taatlah kalian kepada rasul dan ulil amri kalian.”

Allah berfirman dalam surat Al-Anfal: 46:

ูˆَุฃَุทِูŠุนُูˆุง ุงู„ู„َّู‡َ ูˆَุฑَุณُูˆู„َู‡ُ ูˆَู„َุง ุชَู†َุงุฒَุนُูˆุง ูَุชَูْุดَู„ُูˆุง ูˆَุชَุฐْู‡َุจَ ุฑِูŠุญُูƒُู…ْ ูˆَุงุตْุจِุฑُูˆุง ุฅِู†َّ ุงู„ู„َّู‡َ ู…َุนَ ุงู„ุตَّุงุจِุฑِูŠู†َ

“Dan taatlah kalian kepada Allah dan janganlah kalian saling berselisih, karena akan menyebabkan kalian akan menjadi lemah dan hilang kekuatan, dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”

Firman Allah dalam surat Al’imran: 103:

ูˆَุงุนْุชَุตِู…ُูˆุง ุจِุญَุจْู„ِ ุงู„ู„َّู‡ِ ุฌَู…ِูŠุนًุง ูˆَู„َุง ุชَูَุฑَّู‚ُูˆุง

“Dan berpegang teguhlah kalian semua pada tali agama Allah dan janganlah kalian berpecah belah.”

Hadist Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam:

Disebutkan dalam Shahih Bukhri dan Muslim dari ‘Ubadah bin Shamit radhiyallahu ‘anhu, dia berkata:

ุจุงูŠุนู†ุง ุฑَุณُูˆู„َ ุงู„ู„َّู‡ِ – ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… – ูู‚ุงู„ ููŠู…ุง ุฃุฎุฐ ุนู„ูŠู†ุง ุฃู† ุจุงูŠุนู†ุง ุนู„ู‰ ุงู„ุณู…ุน ูˆุงู„ุทุงุนุฉ ููŠ ู…ู†ุดุทู†ุง ูˆู…ูƒุฑู‡ู†ุง ูˆุนุณุฑู†ุง ูˆูŠุณุฑู†ุง ูˆุฃุซุฑุฉ ุนู„ูŠู†ุง ูˆุฃู† ู„ุง ู†ู†ุงุฒุน ุงู„ุฃู…ุฑ ุฃู‡ู„ู‡ ุฅู„ุง ุฃู† ุชุฑูˆุง ูƒูุฑุง ุจูˆุงุญุง ุนู†ุฏูƒู… ู…ู† ุงู„ู„ู‡ ููŠู‡ ุจุฑู‡ุงู†

“Kami berbai’at kepada Rasulullah untuk senantiasa mau mendengar dan taat kepada beliau dalam semua perkara, baik yang kami senangi ataupun yang kami benci, baik dalam keadaan susah atau dalam keadaan senang, dan lebih mendahulukan beliau atas diri-diri kami dan supaya kami menyerahkan setiap perkara-perkara itu kepada ahlinya. Beliau kemudian bersabda, ‘Kecuali jika kalian melihat kekafiran yang nyata dan bisa kau jadikan hujjah dihadapan Allah.’”

Beliau juga bersabda,

ู…َู†ْ ุฑَุฃَู‰ ู…ِู†ْ ุฃَู…ِูŠุฑِู‡ِ ุดَูŠْุฆًุง ูŠَูƒْุฑَู‡ُู‡ُ ูَู„ْูŠَุตْุจِุฑْ ุนَู„َูŠْู‡ِ ، ูَุฅِู†َّู‡ُ ู…َู†ْ ูَุงุฑَู‚َ ุงู„ْุฌَู…َุงุนَุฉَ ุดِุจْุฑًุง ูَู…َุงุชَ ، ุฅِู„ุงَّ ู…َุงุชَ ู…ِูŠุชَุฉً ุฌَุงู‡ِู„ِูŠَّุฉً

“Barang siapa yang melihat pada pemimpinnya suatu perkara ( yang dia benci ), maka hendaknya dia bersabar, karena sesungguhnya barangsiapa yang memisahkan diri dari jama’ah satu jengkal saja kemudian dia mati,maka dia mati dalam keadaan jahiliyyah.” (HR. Bukhari)

Beliau juga bersabda,

ู…ู† ุฎู„ุน ูŠุฏุง ู…ู† ุทุงุนุฉ ู„ู‚ูŠ ุงู„ู„ู‡ ูŠูˆู… ุงู„ู‚ูŠุงู…ุฉ ู„ุง ุญุฌุฉ ู„ู‡

“Barang siapa yang melepaskan tangannya bai’atnya (memberontak) hingga tidak taat (kepada pemimpin) dia akan mememui Allah dalam keadaan tidak berhujjah apa-apa.” (HR. Muslim)

Beliau juga bersabda,

ุงุณْู…َุนُูˆุง ูˆَุฃَุทِูŠุนُูˆุง ูˆَุฅِู†ِ ุงุณْุชُุนْู…ِู„َ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ุนَุจْุฏٌ ุญَุจَุดِู‰ٌّ

“Dengar dan taatlah kalian kepada pemimpin kalian, walaupun dia seorang budak Habsy.” (HR. Bukhari)

Beliau juga bersabda,

ุนู„ู‰ ุงู„ู…ุฑุก ุงู„ู…ุณู„ู… ุงู„ุณู…ุน ูˆุงู„ุทุงุนุฉ ููŠู…ุง ุฃุญุจ ูˆูƒุฑู‡ ุฅู„ุง ุฃู† ูŠุคู…ุฑ ุจู…ุนุตูŠุฉ ูุฅู† ุฃู…ุฑ ุจู…ุนุตูŠุฉ ูู„ุง ุณู…ุน ูˆู„ุง ุทุงุนุฉ

“ Wajib atas seorang muslim untuk mendengar dan taat (kepada pemimpin –ed.-) baik dalam perkara yang ia sukai atau dia benci, kecuali dalam kemaksiatan. Apabila dia diperintah untuk maksiat, tidak boleh mendengar dan taat.” ¹

Perkataan Para Ulama.

Al Hafizh Ibnu Hajar Rahimahullah berkata, “Para fuqaha bersepakat atas wajibnya taat kepada imam yang mutaghallib (berkuasa melalui perang , kudeta, atau cara represif lainnya, Pent.)

Imam Al-Qadhi ‘Ali bin ‘Ali bin muhammad bin Abi al-Izz ad-Dimasqy rahimahullah (terkenal dengan ibnu Abil ‘Izz wafat th. 792 H), berkata : Hukum mentaati ulil Amri adalah wajib (selama tidak dalam kemaksiatan) meskipun mereka berbuat zhalim, karena kalau keluar dari ketaatan kepada mereka akan menimbulkan kerusakan yang berlipat ganda dibanding dengan kezhaliman penguasa itu sendiri. Bahkan bersabar terhadap kezhaliman mereka dapat melebur dosa-dosa dan dapat melipat gandakan pahala. Karena Allah ’azza wajalla tidak akan menguasakan mereka atas diri kita melainkan disebabkan kerusakan amal perbuatan kita juga. Ganjaran itu tergantung amal perbuatan. Maka hendaklah kita bersungguh-sungguh memohon ampun, bertaubat dan memperbaiki amal perbuatan.

Imam Al-Barbahari rahimahullah (wafat tahun 329 H) dalam kitabnya Syarhus Sunnah berkata, “Jika engkau melihat seseorang mendo’akan keburukan kepada pemimpin, ketahuilah bahwa ia termasuk salah satu pengikut hawa nafsu, namun jika engkau melihat seseorang mendoakan kebaikan kepada seorang pemimpin, ketahuilah bahwa ia termasuk Ahlus Sunnah, insya Allah.”

Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata: “Jika aku mempunyai do’a yang baik yang akan dikabulkan, maka semuanya akan aku tujukan bagi para pemimpin.” ia ditanya: “Wahai Abu ‘Ali jelaskan maksud ucapan tersebut?” Beliau berkata: “Apabila do’a itu hanya aku tujukan untuk diriku sendiri, tidak lebih hanya bermanfaat bagi diriku, namun apabila aku tujukan kepada pemimpin dan para pemimpin berubah menjadi baik, maka semua orang dan negara akan merasakan manfaat dan kebaikannya.”

Kita memohon ampunan kepada Allah Ta’ala untuk seluruh kaum muslimin dan menjadikan kita rakyat yang selalu bertakwa kepada-Nya dan taat kepada pemimpin. Kita juga memohon kepada Allah Ta’ala agar menjadikan para pemimin kaum muslimin senantiasa berada dalam ketakwaan dan diberi kekuatan untuk memimpin negara dengan adil, terutama untuk presiden kita. Amin yaa mujiba saailiin.

Jadi, terungkaplah bahwa fitnah yang dilontarkan kaum penentang dakwah tauhid tidak terbukti, ternyata orang yang mereka sebut Salafy Wahabi sangat taat kepada pemerintah, tertib berlalu lintas karena bagian dari ketaatan kepada pemerintah, dakwahnya hanya meng-Esa-kan Allah dan mempelajari Al Qur'an dan Sunnah.

Dakwah tauhid ini pun sudah berkembang pesat di Kota Pekanbaru dan Riau secara umum dengan banyaknya masyarakat yang dulunya menuntut ilmu ke Madinah setelah tamat kemudian kembali ke kampungnya untuk meluruskan ajaran Islam yang selama ini banyak ditambah dan dikurang-kurangi agar menjadi murni kembali seperti yang dibawa Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam.
Share:

Tidak ada komentar:

CLICK TV DAN RADIO DAKWAH

Murottal Al-Qur'an

Listen to Quran

Jadwal Sholat

jadwal-sholat

Translate

INSAN TV

POPULAR

Arsip Blog

Cari