}

syubhat pecinta doa bersama

Hasil gambar untuk berdoaDalil mereka :

ุนَู†ْ ุญَุจِูŠْุจِ ุจْู†ِ ู…َุณْู„َู…َุฉَ ุงู„ْูِู‡ْุฑِูŠِّ ูˆَูƒَุงู†َ ู…ُุฌَุงุจَ ุงู„ุฏَّุนْูˆَุฉِ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ ู‚َุงู„َ: ุณَู…ِุนْุชُ ุฑَุณُูˆْู„َ ุงู„ู„ู‡ِ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูŠَู‚ُูˆْู„ُ: ู„ุงَ ูŠَุฌْุชَู…ِุนُ ู‚َูˆْู…ٌ ู…ُุณْู„ِู…ُูˆْู†َ ูŠَุฏْุนُูˆْ ุจَุนْุถُู‡ُู…ْ ูˆَูŠُุคَู…ِّู†ُ ุจَุนْุถُู‡ُู…ْ ุฅِู„ุงَّ ุงุณْุชَุฌَุงุจَ ุงู„ู„ู‡ُ ุฏُุนَุงุกَู‡ُู…ْ. ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุทุจุฑุงู†ูŠ ููŠ ุงู„ูƒุจูŠุฑ ูˆ ุงู„ุญุงูƒู… ููŠ ุงู„ู…ุณุชุฏุฑูƒ

“Dari Habib bin Maslamah al-Fihri RA –beliau seorang yang dikabulkan doanya-, berkata: “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Tidak lah berkumpul suatu kaum Muslimin, lalu sebagian mereka berdoa, dan sebagian lainnya mengucapkan amin, kecuali Allah pasti mengabulkan doa mereka.” (HR. al-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Kabir, dan al-Hakim dalam al-Mustadrak. Al-Hakim berkata, hadits ini shahih sesuai persyaratan Muslim. Al-Hafizh al-Haitsami berkata dalam Majma’ al-Zawaid, para perawi hadits ini adalah para perawi hadits shahih, kecuali Ibn Lahi’ah, seorang yang haditsnya bernilai hasan.”
jawab : hadits ini dhoif lemah
ุฅุณู†ุงุฏ ุถุนูŠู ููŠู‡ ุนุจุฏ ุงู„ู„ู‡ ุจู† ู„ู‡ูŠุนุฉ ุงู„ุญุถุฑู…ูŠ ูˆู‡ูˆ ุถุนูŠู ุงู„ุญุฏูŠุซ
sanadnya lemah karena ada abdulloh ibn luhai'ah al hadromy,dia perowi lemah
abu isa at-tirmidzi berkata :
ุฐูƒุฑู‡ ููŠ ุงู„ุตุญูŠุญ ุงู„ุฌุงู…ุน ูˆู‚ุงู„ : ุถุนูŠู ุนู†ุฏ ุฃู‡ู„ ุงู„ุญุฏูŠุซ ุถุนูู‡ ูŠุญูŠู‰ ุจู† ุณุนูŠุฏ ู…ู† ู‚ุจู„ ุญูุธู‡
menyebutkannya dalam kitab as-shohih al jami' dan beliau berkata :dia perawi lemah menurut para ahli hadits,telah melemahkannya yahya ibn sa'id dari segi hafalannya
abu zur'ah berkata :
ุถุนูŠู ، ูˆุฃู…ุฑู‡ ู…ุถุทุฑุจ ูŠูƒุชุจ ุญุฏูŠุซู‡ ุนู„ู‰ ุงู„ุงุนุชุจุงุฑ
perawi lemah dan perkaranya muthtorib guncang,ditulis haditsnya hanya untuk i'tibar saja
ibnu hajar berkata :
ู‚ุงู„ ููŠ ุงู„ุชู‚ุฑูŠุจ : ุตุฏูˆู‚ ، ุฎู„ุท ุจุนุฏ ุงุญุชุฑุงู‚ ูƒุชุจู‡
beliau berkata dalam kitab at-taqrib : dia shoduq,ikhtilat setelah terbakar kitabnya
adz-dzahabi :
ุฐูƒุฑู‡ ููŠ ุงู„ูƒุงุดู ، ูˆู‚ุงู„ : ุงู„ุนู…ู„ ุนู„ู‰ ุชุถุนูŠู ุญุฏูŠุซู‡
menyebutkannya di kitab al kasyif dan beliau berkata :yang di amalkan adalah melemahkan haditsnya
selain itu syekh albani berkata :
ุฅู†ู‡ ู„ู… ูŠุฏุฑูƒ ุญุจูŠุจ
ุงุจู† ู…ุณู„ู…ุฉ ؛ ูุฅู†ู‡ ูˆู„ุฏ ุณู†ุฉ ( 41 ) ุณู†ุฉ ุงู„ุฌู…ุงุนุฉ ، ูˆุจุนุฏู‡ุง ุจุณู†ุฉ ู…ุงุช ุงุจู† ู…ุณู„ู…ุฉ ، ูุงู„ุฅุณู†ุงุฏ ู…ู†ู‚ุทุน ، ูู„ุนู„ู‡ ู„ุฐู„ูƒ ุณูƒุช ุนู†ู‡ ุงู„ุญุงูƒู… ูˆุงู„ุฐู‡ุจูŠ ، ูˆุงู„ู„ู‡ ุฃุนู„ู…
sesungguhnya ibnu luhai'ah tidak jumpa habib ibn maslamah karena dia di lahirkan tahun 41 H,dan setahun setelahnya ibn maslamah wafat,maka sanadnya terputus,mungkin karena inilah adzdzahabi dan al hakim mendiamkannya (silsilah hadits as-shohihah juz 12 hal 940)
2) ุนَู†ْ ูŠَุนْู„َู‰ ุจْู†ِ ุดَุฏَّุงุฏٍ ู‚َุงู„َ: ุญَุฏَّุซَู†ِูŠْ ุฃَุจِูŠْ ูˆَุนُุจَุงุฏَุฉُ ุจْู†ُ ุงู„ุตَّุงู…ِุชِ ุญَุงุถِุฑٌ ูŠُุตَุฏِّู‚ُู‡ُ ู‚َุงู„َ: ูƒُู†َّุง ุนِู†ْุฏَ ุงู„ู†َّุจِูŠِّ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูَู‚َุงู„َ: ู‡َู„ْ ูِูŠْูƒُู…ْ ุบَุฑِูŠْุจٌ؟ ูŠَุนْู†ِูŠْ ุฃَู‡ْู„َ ุงู„ْูƒِุชَุงุจِ، ูَู‚ُู„ْู†َุง: ู„ุงَ ูŠَุง ุฑَุณُูˆْู„َ ุงู„ู„ู‡ِ، ูَุฃَู…َุฑَ ุจِุบَู„ْู‚ِ ุงู„ْุจَุงุจِ ูˆَู‚َุงู„َ: ุงِุฑْูَุนُูˆْุง ุฃَูŠْุฏِูŠَูƒُู…ْ ูˆَู‚ُูˆْู„ُูˆْุง ู„ุงَ ุฅِู„ู‡َ ุฅِู„ุงَّ ุงู„ู„ู‡ُ، ูَุฑَูَุนْู†َุง ุฃَูŠْุฏِูŠَู†َุง ุณَุงุนَุฉً، ุซُู…َّ ู‚َุงู„َ: ุงَู„ู„ّู‡ُู…َّ ุฃَู†ْุชَ ุจَุนَุซْุชَู†ِูŠْ ุจِู‡َุฐِู‡ِ ุงู„ْูƒَู„ِู…َุฉِ ูˆَูˆَุนَุฏْุชَู†ِูŠْ ุนَู„َูŠْู‡َุง ุงู„ْุฌَู†َّุฉَ ูˆَุฃَู†ْุชَ ู„ุงَ ุชُุฎْู„ِูُ ุงู„ْู…ِูŠْุนَุงุฏَ، ุซُู…َّ ู‚َุงู„َ: ุฃَุจْุดِุฑُูˆْุง ูَู‚َุฏْ ุบُูِุฑَ ู„َูƒُู…ْ. ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุฅู…ุงู… ุฃุญู…ุฏ ุจุณู†ุฏ ุญุณู†ู‡ ุงู„ุญุงูุธ ุงู„ู…ู†ุฐุฑูŠ، ูˆุงู„ุทุจุฑุงู†ูŠ ููŠ ุงู„ูƒุจูŠุฑ ูˆุบูŠุฑู‡ู…ุง.

“Ya’la bin Syaddad berkata: “Ayahku bercerita kepadaku, sedangkan Ubadah bin al-Shamit hadir membenarkannya: “Suatu ketika kami bersama Nabi SAW. Beliau berkata: “Apakah di antara kamu ada orang asing? (Maksudnya ahlul-kitab).” Kami menjawab: “Tidak ada, ya Rasulullah.” Lalu Rasul SAW memerintahkan agar mengunci pintu. Kemudian bersabda: “Angkatlah tangan kalian dan ucapkan la ilaha illlallah.” Maka kami mengangkat tangan kami beberapa saat. Kemudian Rasul SAW berkata: “Ya Allah, Engkau telah mengutus aku membawa kalimat ini, dan Engkau janjukan surga padaku dengan kalimat tersebut, sedangkan Engkau tidak akan menyalahi janji.” Kemudian Rasul SAW bersabda: “Bergembiralah, karena Allah telah mengampuni kalian.” (HR. al-Imam Ahmad dengan sanad yang dinilai hasan oleh al-Hafizh al-Mundziri, al-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Kabir dan lain-lain.

jawab : hadits inipun lemah
ุฅุณู†ุงุฏ ุถุนูŠู ููŠู‡ ุฑุงุดุฏ ุจู† ุฏุงูˆุฏ ุงู„ุจุฑุณู…ูŠ ูˆู‡ูˆ ุถุนูŠู ุงู„ุญุฏูŠุซ
sanadnya lemah karena ada rosyid ibn daud perawi hadits yg lemah
ibnu hajar :
ู‚ุงู„ ููŠ ุงู„ุชู‚ุฑูŠุจ : ุตุฏูˆู‚ ู„ู‡ ุฃูˆู‡ุงู…
berkata dalam kitab taqrib : shoduq tapi banyak auham keraguan
imam daruqutni berkata :
ุถุนูŠู ู„ุง ูŠุนุชุจุฑ ุจู‡
perawi lemah tidak dijadikan i'tibar
dilemahkan syekh albani dalam dhoif targhib wa tarhib juz 1 hal 232
3) Allah SWT berfirman tentang kisah Nabi Musa :
ู‚َุงู„َ ู‚َุฏْ ุฃُุฌِูŠุจَุชْ ุฏَุนْูˆَุชُูƒُู…َุง ูَุงุณْุชَู‚ِูŠู…َุง. (ูŠูˆู†ุณ : ูจูฉ).

“Allah berfirman: “Sesungguhnya telah diperkenankan doa kamu berdua, oleh karena itu tetaplah kamu berdua pada jalan yang lurus.” (QS. Yunus : 89).

Dalam ayat di atas, al-Qur’an menegaskan tentang dikabulkannya doa Nabi Musa dan Nabi Harun. Padahal yang berdoa sebenarnya Nabi Musa, sedangkan Nabi Harun hanya mengucapkan amin, sebagaimana diterangkan oleh para ulama ahli tafsir.
jawab : memang sebagian ahli tafsir menyatakan nabi harun mengaminkan,tapi tidak ada yg menjadikannya dalil doa rutin berjamaah.bahkan sebagian ahli tafsir berkata :
ู„ุฐู„ูƒ ูู„ุง ูŠูˆุฌุฏ ู…ุง ูŠู…ู†ุน ุฃู† ู‡ุงุฑูˆู† ุณุงุนุฉ ุณู…ุน ุฃุฎุงู‡ ุฏุงุนูŠุงً ุจู…ุซู„ ู‡ุฐุง ุงู„ุฏุนุงุก ، ู‚ุฏ ุฏุนุง ู‡ูˆ ุฃูŠุถุงً ุจุงู„ุฏุนุงุก ู†ูุณู‡ ، ุฃูˆ ุฃู†ู‡ ุฃูŠ : ู‡ุงุฑูˆู† ู‚ุฏ ุฏุนุง ุจู‡ุฐุง ุงู„ุฏุนุงุก ุณِุฑّุงً
oleh karenanya tidak menutup kemungkinan bahwa nabi harun saat mendengar saudaranya berdoa seperti doanya ini,sedang dia sendiri berdoa dg doa itu juga atau beliau berdoa secara pelan(sir)(tafsir asysya'rowi juz 1 hal 4063 )
katakanlah benar nabi harun mengaminkannya,namun itu dalam syariat islam
diperinci :
Pertama: Hal tersebut dilakukan pada amalan yang memang disyariatkan doa bersama, maka berdoa bersama dalam keadaan seperti ini disyariatkan seperti di dalam shalat Al-Istisqa’ (minta hujan), dan Qunut.

Kedua: Hal tersebut dilakukan pada amalan yang tidak ada dalilnya dilakukan doa bersama di dalamnya, seperti berdoa bersama setelah shalat fardhu, setelah majelis ilmu, setelah membaca Al-Quran dll, maka ini boleh jika dilakukan kadang-kadang dan tanpa kesengajaan, namun kalau dilakukan terus-menerus maka menjadi bid’ah.

Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanya:
ูŠูƒุฑู‡ ุฃู† ูŠุฌุชู…ุน ุงู„ู‚ูˆู… ูŠุฏุนูˆู† ุงู„ู„ู‡ ุณุจุญุงู†ู‡ ูˆุชุนุงู„ู‰ ูˆูŠุฑูุนูˆู† ุฃูŠุฏูŠู‡ู…؟
“Apakah diperbolehkan sekelompok orang berkumpul, berdoa kepada Allah subhanahu wa ta’ala, dengan mengangkat tangan?”
Maka beliau mengatakan:
ู…ุง ุฃูƒุฑู‡ู‡ ู„ู„ุฅุฎูˆุงู† ุฅุฐุง ู„ู… ูŠุฌุชู…ุนูˆุง ุนู„ู‰ ุนู…ุฏ، ุฅู„ุง ุฃู† ูŠูƒุซุฑูˆุง
“Aku tidak melarangnya jika mereka tidak berkumpul dengan sengaja, kecuali kalau terlalu sering.” (Diriwayatkan oleh Al-Marwazy di dalam Masail Imam Ahmad bin Hambal wa Ishaq bin Rahuyah 9/4879)
Berkata Al-Marwazy:
ูˆุฅู†ู…ุง ู…ุนู†ู‰ ุฃู† ู„ุง ูŠูƒุซุฑูˆุง: ูŠู‚ูˆู„: ุฃู† ู„ุง ูŠุชุฎุฐูˆู†ู‡ุง ุนุงุฏุฉ ุญุชู‰ ูŠุนุฑููˆุง ุจู‡
“Dan makna “jangan terlalu sering” adalah jangan menjadikannya sebagai kebiasaan, sehingga dikenal oleh manusia dengan amalan tersebut.” (Masail Imam Ahmad bin hambal wa Ishaq bin Rahuyah 9/4879).
Beliau Syekh Ibnu Baz juga ditanya, ”Apa hukumnya berdoa secara jama’i (bersama-sama) di kuburan?"
Beliau menjawab, “Tidak mengapa, kalau salah seorang berdoa sementara lainnya mengamini, hal itu tidak mengapa, jika hal itu tidak direncanakan, akan tetapi ada sebagian mereka mendengarkan orang berdoa, lalu mereka mengamininya. Hal itu tidak dinamakan jama’i karena hal itu tidak direncanakan.” (Fatawa Syekh Ibn Baz, 13/340)
Tanya: Saya menyaksikan sebagian orang-orang yang shalat berjamaah seusai mereka shalat, mereka berdoa dengan bersama-sama, setiap kali mereka selesai shalat, apa hal ini dibolehkan? Berilah kami fatwa semoga Anda mendapat balasan di sisi-Nya.
Jawab: Berdoa setelah shalat, tidak mengapa. Akan tetapi setiap orang berdoa sendiri-sendiri. Berdoa untuk dirinya dan saudaranya sesama ummat Islam. Berdoa untuk kebaikan agama dan dunianya, sendiri-sendiri bukan bersama-sama.
Adapun berdoa bersama-sama setelah shalat, ini adalah bid’ah. Karena tidak ada keterangannya dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, tidak dari shahabatnya dan tidak dari kurun-kurun yang utama bahwa dahulu mereka berdoa secara bersama-sama, dimana sang imam mengangkat kedua tangannya, kemudian para makmum mengangkat tangan-tangan mereka, sang imam berdoa dan para makmum juga berdoa bersama-sama dengan imam. Ini termasuk perkara bid’ah.
Adapun setiap orang berdoa tanpa mengeraskan suara atau membuat kebisingan hal ini tidaklah mengapa, apakah sesudah shalat wajib atau sunnah.

Sumber :
Majmu’ Fatawa Asy-Syaikh Shalih Al Fauzan (2/680)(1417)
Share:

Tidak ada komentar:

CLICK TV DAN RADIO DAKWAH

Murottal Al-Qur'an

Listen to Quran

Jadwal Sholat

jadwal-sholat

Translate

INSAN TV

POPULAR

Arsip Blog

Cari