Semoga kita yang masih hidup selalu mengingat akan kematian. Bukan mengkonang-konang hari lahir. Kenapa?
● Pertama :
Mengingat mati adalah ibadah yang sangat dianjurkan.
Mengingat mati adalah ibadah yang sangat dianjurkan.
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah ๏ทบ bersabda :
“Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan”, yaitu kematian”.
(HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Tirmidzi).
(HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Tirmidzi).
● Kedua :
Maut kapan saja bisa menghampiri dan tidak akan pernah keliru dalam hitungannya, maka jauhilah perbuatan dosa dari kesyirikan, bid’ah dan maksiat lainnya.
Maut kapan saja bisa menghampiri dan tidak akan pernah keliru dalam hitungannya, maka jauhilah perbuatan dosa dari kesyirikan, bid’ah dan maksiat lainnya.
{َُِِّูููู ุฃُู
َّุฉٍ ุฃَุฌٌَู َูุฅِุฐَุง ุฌَุงุกَ ุฃَุฌَُُููู
ْ َูุง َูุณْุชَุฃْุฎِุฑَُูู ุณَุงุนَุฉً ََููุง َูุณْุชَْูุฏِู
َُูู}
“Tiap-tiap ummat mempunyai batas waktu; maka apabila telah
datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan
tidak dapat (pula) memajukannya.”
(QS. Al A’raf : 34).
(QS. Al A’raf : 34).
{ََْููู ُูุคَุฎِّุฑَ ุงَُّููู َْููุณًุง ุฅِุฐَุง ุฌَุงุกَ ุฃَุฌََُููุง} [ุงูู
ูุงูููู : 11]
“Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian)
seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan”
(QS. Al Munafiqun : 11).
(QS. Al Munafiqun : 11).
》Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata :
“Renungkanlah wahai manusia, (sebenarnya) kamu akan dapati dirimu dalam bahaya, karena kematian tidak ada batas waktu yang kita ketahui, terkadang seorang manusia keluar dari rumahnya dan tidak kembali kepadanya (karena mati), terkadang manusia duduk di atas kursi kantornya dan tidak bisa bangun lagi (karena mati), terkadang seorang manusia tidur di atas kasurnya, akan tetapi dia malah dibawa dari kasurnya ke tempat pemandian mayatnya (karena mati).
“Renungkanlah wahai manusia, (sebenarnya) kamu akan dapati dirimu dalam bahaya, karena kematian tidak ada batas waktu yang kita ketahui, terkadang seorang manusia keluar dari rumahnya dan tidak kembali kepadanya (karena mati), terkadang manusia duduk di atas kursi kantornya dan tidak bisa bangun lagi (karena mati), terkadang seorang manusia tidur di atas kasurnya, akan tetapi dia malah dibawa dari kasurnya ke tempat pemandian mayatnya (karena mati).
Hal ini merupakan sebuah perkara yang mewajibkan kita untuk
menggunakan sebaiknya kesempatan umur, dengan taubat kepada Allah Azza
wa Jalla.
Dan sudah sepantasnya manusia selalu merasa dirinya
bertaubat, kembali, menghadap kepada Allah, sehingga datang ajalnya dan
dia dalam sebaik-baiknya keadaan yang diinginkan.”
(Lihat Majmu’ fatawa wa Rasa-il Ibnu Utsaimin, 8/474).
(Lihat Majmu’ fatawa wa Rasa-il Ibnu Utsaimin, 8/474).
● Ketiga :
Maut tidak ada yang mengetahui kapan datangnya melainkan Allah Ta’ala semata, tetapi dia pasti mendatangi setiap yang bernyawa, maka jauhilah hal-hal yang tidak bermanfaat selama hidup.
Maut tidak ada yang mengetahui kapan datangnya melainkan Allah Ta’ala semata, tetapi dia pasti mendatangi setiap yang bernyawa, maka jauhilah hal-hal yang tidak bermanfaat selama hidup.
( ُُّูู َْููุณٍ ุฐَุขุฆَِูุฉُ ุงْูู
َْูุชِ َูุฅَِّูู
َุง ุชَََُّْูููู
ุฃُุฌُูุฑَُูู
ْ َْููู
َ ุงَِْูููุงู
َุฉِ َูู
َู ุฒُุญْุฒِุญَ ุนَِู ุงَّููุงุฑِ َูุฃُุฏْุฎَِู
ุงْูุฌََّูุฉَ ََููุฏْ َูุงุฒَ َูู
ุง ุงْูุญََูุงุฉُ ุงูุฏَُّْููุง ุฅِูุงَّ ู
َุชَุงุนُ
ุงْูุบُุฑُูุฑِ) [ุขู ุนู
ุฑุงู : 185]
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan
sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang
siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh
ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan
yang memperdayakan.”
(QS. Ali Imran : 185).
(QS. Ali Imran : 185).
● Keempat :
Siapa yang mati, mulai saat itulah kiamatnya, tidak ada lagi waktu untuk beramal.
Siapa yang mati, mulai saat itulah kiamatnya, tidak ada lagi waktu untuk beramal.
Ummul mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata :
“Orang-orang kampung Arab jika datang menemui Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam, mereka bertanya tentang hari kiamat, kapan
datangnya, lalu Nabi Muhammad ๏ทบ melihat kepada seorang yang paling
muda dari mereka, kemudian beliau bersabda : “Jika hidup pemuda ini dan
tidak mendapati kematian, maka mulai saat itulah kiamat kalian datang.”
(HR. Muslim).
(HR. Muslim).
● Kelima :
Dengan mengingat mati melapangkan dada, menambah ketinggian frekuensi ibadah
Dengan mengingat mati melapangkan dada, menambah ketinggian frekuensi ibadah
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah ๏ทบ bersabda :
“Perbanyaklah mengingat pemutuskan kelezatan, yaitu
kematian, karena sesungguhnya tidaklah seseorang mengingatnya ketika
dalam keadaan kesempitan hidup, melainkan dia akan melapangkannya, dan
tidaklah seseorang mengingatnya ketika dalam keadaan lapang, melainkan
dia akan menyempitkannya.”
(HR. Ibnu Hibban dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’).
(HR. Ibnu Hibban dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’).
● Keenam :
Dengan mengingat mati seseorang akan menjadi mukmin yang cerdas berakal.
Dengan mengingat mati seseorang akan menjadi mukmin yang cerdas berakal.
Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma bercerita :
“Aku pernah bersama Rasulullah ๏ทบ , lalu datang seorang
lelaki dari kaum Anshar mengucapkan salam kepada Nabi Muhammad ๏ทบ lalu
bertanya : “Wahai Rasulullah, orang beriman manakah yang paling
terbaik?”, beliau menjawab : “Yang paling baik akhlaknya”, orang ini
bertanya lagi : “Lalu orang beriman manakah yang paling berakal
(cerdas)?”, beliau menjawab : “Yang paling banyak mengingat kematian dan
paling baik persiapannya setelah kematian, merekalah yang berakal”.
(HR. Ibnu Majah dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Ibnu Majah).
(HR. Ibnu Majah dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Ibnu Majah).
● Ketujuh :
Hari ini yang ada hanya beramal tidak hitungan, besok sebaliknya.
Hari ini yang ada hanya beramal tidak hitungan, besok sebaliknya.
Ali bin Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata,
"Dunia sudah pergi meninggalkan, dan akhirat datang menghampiri, dan setiap dari keduanya ada pengekornya, maka jadilah kalian dari orang-orang yang mendambakan kehidupan akhirat dan jangan kalian menjadi orang-orang yang mendambakan dunia, karena sesungguhnya hari ini (di dunia) yang ada hanya amal perbuatan dan tidak ada hitungan dan besok (di akhirat) yang ada hanya hitungan tidak ada amal.”
(Lihat kitab Shahih Bukhari).
"Dunia sudah pergi meninggalkan, dan akhirat datang menghampiri, dan setiap dari keduanya ada pengekornya, maka jadilah kalian dari orang-orang yang mendambakan kehidupan akhirat dan jangan kalian menjadi orang-orang yang mendambakan dunia, karena sesungguhnya hari ini (di dunia) yang ada hanya amal perbuatan dan tidak ada hitungan dan besok (di akhirat) yang ada hanya hitungan tidak ada amal.”
(Lihat kitab Shahih Bukhari).
(Oleh Ustadz Ahmad Zainuddin, Lc)
Disunting Dari Artikel www.muslim.or.id
Disunting Dari Artikel www.muslim.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar