Dalam kehidupan umat manusia sepanjang sejarah hingga hari ini dan
bisa jadi sampai kiamat nanti, ada saja orang-orang yang menempuh jalan
yang tidak benar, mereka memilih kesesatan daripada petunjuk Allah swt,
bahkan mereka menukar petunjuk dengan kesesatan.
Orang seperti ini akan merasakan akibatnya cepat atau lambat, Allah
swt berfirman: Dan tak ada suatu ayat pun dari ayat-ayat Tuhan sampai
kepada mereka, melainkan mereka selalu berpaling daripadanya
(mendustakannya). Sesungguhnya mereka telah mendustakan yang hak (Al
Qur’an) tatkala sampai kepada mereka, maka kelak akan sampai kepada
mereka (kenyataan dari) berita-berita yang selalu mereka perolok-olokkan
(QS 6 : 4-5)
.
Dari ayat di atas, dapat kita pahami bahwa orang-orang yang
menempuh jalan kesesatan menunjukkan tiga sikap yang negatif terhadap
Al-Qur’an.
1. Enggan Dan Berpaling.
Setiap muslim diwajibkan untuk menyampaikan dan mendakwahkan Islam
kepada orang lain meskipun hanya satu ayat. Karena itu, ayat-ayat Allah
disampaikan oleh berbagai pihak dari kaum muslimin sehingga hal ini
menjadi salah satu faktor kelestarian ayat-ayat Al-Qur’an, namun
orang-orang yang lebih cenderung kepada kesesatan tidak mau mendengar
dan menerima ayat itu.
Ibarat makanan yang lezat, meskipun sebenarnya mereka dalam keadaan
lapar ternyata mereka tidak berselera untuk mengambil apalagi
menyantapnya, bahkan mereka sampai berpaling, seperti menghadapi makanan
yang menjijikkan. Yang lebih memprihatinkan lagi, diantara mereka ada
yang tetap bersikukuh dengan petunjuk dari nenek moyang mereka, meskipun
nenek moyang mereka sebenarnya tidak tahu apa-apa, Allah swt
menginformasikan kepada kita dalam firman-Nya: Dan apabila dikatakan
kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka
menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami
dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan
mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu
apa pun, dan tidak mendapat petunjuk?" (QS 2:170).
Keengganan mereka membuat mereka tetap saja berpaling dan tidak mau
menerima wahyu, mereka bersikukuh untuk mengikuti nenek moyang mereka
meskipun syaitan telah menyesatkannya, Allah swt berfirman: Dan apabila
dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang diturunkan Allah". Mereka
menjawab: "(Tidak), tapi kami (hanya) mengikuti apa yang kami dapati
bapak-bapak kami mengerjakannya". Dan apakah mereka (akan mengikuti
bapak-bapak mereka) walaupun setan itu menyeru mereka ke dalam siksa api
yang menyala-nyala (neraka)? (QS 31:21).
Manusia tidak mau menerima petunjuk yang datang dari Allah swt
disebabkan hati mereka yang sudah terkunci rapat, ibarat ruangan yang
tertutup rapat sehingga tidak bisa dimasuki oleh angin yang berhembus
sejuk dari luar, ini membuat ruang hatinya menjadi sumpek kecuali bila
mereka mau membukanya lagi meskipun sedikit, Allah swt berfirman:
Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri
peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman.
Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan
mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat. (QS 2:6-7).
Disamping itu, manusia tidak mau menerima ayat-ayat Allah juga karena
hati mereka terserang penyakit yang sangat parah, bagaikan orang yang
menderita penyakit jasmani yang tidak berselera untuk makan meskipun
yang dihidangkannya amat lezat, Allah swt berfirman: Dalam hati mereka
ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa
yang pedih, disebabkan mereka berdusta. (QS 2:10).
2. Mendustakan
Sesudah enggan dan berpaling, orang yang menempuh jalan sesat
mendustakan kebenaran yang terdapat di dalam ayat-ayat Allah swt, karena
itu mereka berusaha memut abalikkan Al-Qur’an sehingga orang-orang yang
jauh dari Al-Qur’an menjadi tertipu, mereka mengungkapkan sesuatu yang
bukan Al-Qur’an dengan mengatakan ini Al-Qur’an atau menyimpangkan
maksud ayat Al-Qur’an menurut hawa nafsu mereka, mereka sendiri tahu
bahwa ini bukan dari Allah swt sebagaimana Allah swt berfirman:
Sesungguhnya di antara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya
membaca Al Kitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagian
dari Al Kitab, padahal ia bukan dari Al Kitab dan mereka mengatakan: "Ia
(yang dibaca itu datang) dari sisi Allah", padahal ia bukan dari sisi
Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah, sedang mereka mengetahui (QS
3:78).
Akibat dari sikap dan tindakanya itu, maka mereka melakukan
kebathilan atau kemunkaran dan mereka merasa benar, bahkan
menyombongkan diri karena merasa benar dan ini membuat semakin banyak
dosa atau kemasiatan yang mereka lakukan yang membuat mereka semakin
sulit bahkan tidak mungkin untuk bisa masuk ke dalam surga, Allah swt
berfirman: Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan
menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi
mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga
unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada
orang-orang yang berbuat kejahatan. (QS 7:40).
Meskipun sudah pasti orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah
masuk ke dalam neraka, tapi tetap saja mereka merasa heran bisa
dimasukkan ke tempat yang menyengsarakan itu, apalagi mereka semua dalam
keadaan bermata buta, hal ini dinyatakan dalam firman Allah swt: Dan
barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya
penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat
dalam keadaan buta".Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau
menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah
seorang yang melihat?". Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang
kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada
hari ini kamu pun dilupakan". (QS 20:124-126).
3. Menolak dan Mengolok-Olok.
Tahap yang sangat berat dan membuat manusia semakin sesat dalam
hidupnya adalah ketika ia tidak hanya berpaling dan mendustakan
ayat-ayat Allah, tapi juga menolak atau mengingkari dan
mengolok-oloknya, ini merupakan upaya aktif yang mereka lakukan dan bisa
jadi merekapun melibatkan orang lain sehingga mereka tidak mau sesat
sendirian, Allah swt berfirman: Dan sungguh Allah telah menurunkan
kepada kamu di dalam Al Qur’an bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat
Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka
janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki
pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat
demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan
mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam
Jahanam, (QS 4:140).
Sebagai orang yang memiliki komitmen kepada Al-Qur’an dan berusaha
semaksimal mungkin untuk mendakwahkannya kepada orang lain, menghadapi
orang yang sesat dengan sikapnya yang amat buruk kepada ayat-ayat Allah
swt kadangkala membuat kita menjadi amat kecewa, namun Allah swt sendiri
mengingatkan bahwa tugas kita adalah mendakwahkan, diterima atau tidak
itu urusan mereka, karenanya Nabi Muhammad saw diingatkan dalam
firman-Nya: Maka boleh jadi kamu hendak meninggalkan sebahagian dari apa
yang diwahyukan kepadamu dan sempit karenanya dadamu, karena khawatir
bahwa mereka akan mengatakan: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya
perbendaharaan (kekayaan) atau datang bersama-sama dengan dia seorang
malaikat?" Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan dan
Allah Pemelihara segala sesuatu (QS 11:12).
Akhirnya, meskipun banyak orang yang tidak suka, menentang dan
mendustakan ayat-ayat Allah swt, tapi tetap ada saja orang yang
mengimani, berusaha memahami hingga mengamalkannya dan orang semacam ini
semakin lama semakin banyak, lamban tapi pasti sehingga orang-orang
kafir sangat khawatir dengan perkembangan Islam yang sedemikian pesat.
Drs. H. Ahmad Yani
Email: ayani_ku@yahoo.co.id
Email: ayani_ku@yahoo.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar